Dibesarkan dalam sebuah organisasi rahasia, membuat dua orang gadis dan dua orang pemuda tumbuh menjadi pembunuh berdarah dingin, masing-masing memiliki kemampuan yang berbeda.
Chu Haitang adalah seorang dokter ajaib, dia menguasai berbagai macam pengobatan modern maupun tradisional.
Bao Yunceng adalah seorang ahli penempaan senjata, dia sangat lihai dalam membuat berbagai macam benda yang mematikan.
Liu Jinhong adalah seorang ahli strategi sekaligus ahli pedang, jurus-jurusnya terlihat sangat lembut, namun mematikan.
Rong Siyue adalah seorang ahli menundukkan binatang, dia sangat pandai dalam mata-mata dan menyusup.
Keempat orang tersebut dipertemukan pada saat berusia 5 tahun, mereka hidup sebagai saudara dan saling melindungi satu sama lain. Bekerja di bawah naungan seorang tuan yang misterius sekaligus kejam, membuat mental dan pemikirannya berbeda.
Bagaimana jika keempat orang tersebut mengalami perpindahan waktu? Masih bisakah mereka menjadi saudara yang rukun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KEBAHAGIAAN PARA MERTUA
Melihat antusias warga yang lain, orang-orang yang sebelumnya merasa ragu akhirnya memiliki keputusan yang tepat. Mereka juga akan menjual seluruh lahan miliknya, kemudian bekerja di bawah naungan keluarga Chu. Dengan demikian, mereka akan memiliki pendapatan setiap bulannya.
Kepala desa tersenyum manis, dia juga mendapatkan pencerahan dari keluarga Fang Yin. Dia memiliki jumlah anggota keluarga yang cukup banyak, 17 orang diantaranya dalam usia produktif dan bisa bekerja keras.
Lahan pertanian tidak selamanya menghasilkan, terkadang mereka juga merugi, dari 100 mu tanah, kadang-kadang mereka hanya menghasilkan 100 hingga 200 kati padi atau biji-bijian, padahal benih yang mereka semai hampir mencapai 80 kati.
Warga desa bersorak, mereka berlari menuju rumah masing-masing untuk mengambil akta, harga yang ditawarkan juga cukup baik, 18 tael perak untuk lahan subur dan 15 tael perak untuk lahan kering.
Harga pasaran saat ini untuk tanah subur hanya 15 tael perak per mu, sedangkan tanah kering 10 perak per mu. Keluarga Chu memberikan harga terbaik sekaligus membantu mensejahterakan seluruh warga desa.
Dalam waktu 2 jam, akta sudah menumpuk, kepala desa telah membeli 700 mu tanah subur dan 300 mu tanah kering.
Setelah menyelesaikan transaksi dengan warga desa, Li Meng kembali mengunjungi kediaman keluarga Chu sambil membawa akta dan menyerahkan sisa uang yang sebelumnya diberikan oleh Chu Haitang, sekaligus menyampaikan permintaan seluruh warga desa, agar keluarga Chu memperhatikan mereka terlebih dahulu, jika ingin merekrut pekerja.
Chu Haitang terlihat senang, dia segera berbicara dengan yakin. "Kakek kepala desa bisa yakin, keluargaku tidak mungkin bersikap tidak adil terhadap warga desa. Aku juga ingin menyusahkan kakek kembali untuk mencari para pengrajin untuk membangun pabrik, 300 orang tidak apa-apa, aku ingin pembangunan selesai kurang dari 2 bulan."
Kepala desa langsung menyanggupi, "Seberapa besar pabrik yang ingin dibangun oleh nona Chu?"
Chu Haitang tersenyum tipis, "Aku ingin membangun 5 pabrik besar, 300 mu tanah cukup untuk menampung semuanya. Aku juga membutuhkan wisma dengan 200 kamar, khusus untuk menampung pekerja dari desa lain."
Kepala desa terlihat mengerutkan dahi, awalnya dia merasa sangat optimis, bahwa Chu Haitang akan mempekerjakan seluruh warga desa. Namun kali ini hatinya sedikit terusik, karena ucapan gadis kecil itu. Mungkinkah dia berpikir untuk merekrut pekerja dari desa lain juga?
"Kakek kepala desa tidak perlu terlalu banyak berpikir, setelah kelima pabrik itu selesai di bangun, aku membutuhkan lebih dari 5.000 orang untuk bekerja, ini masalah besar, jumlah warga desa Gujia saja tidak cukup untuk mengelola semuanya," ucap Chu Haitang, sepertinya dia mengerti apa yang dikhawatirkan oleh pria tua itu.
Saat ini dia harus membangun kekuatan, rekan-rekannya berasal dari keluarga besar, bahkan Bao Yuncheng merupakan pangeran kesembilan dari kekaisaran Qianfeng. Mereka memiliki musuh yang tangguh, dia harus segera berdiri tegak untuk melindungi keluarga dan teman-temannya.
Kepala desa memukul pahanya dengan keras, dia segera berdiri sambil tertawa puas, kemudian kembali ke aula leluhur untuk menabuh gong dan memberitahukan hasil pembicaraannya dengan Chu Haitang.
Warga desa yang hadir juga terlihat setuju dengan hasil akhir ini, mereka bersiap memberi tahu keluarga gadisnya untuk ikut bekerja. Kali ini desa Gujia tidak akan menjadi desa kecil lagi, ke depannya pasti akan jauh lebih maju di bandingkan kota kekaisaran.
"Ibu mertua, aku ingin meminta izin untuk mengunjungi orang tuaku. Aku ingin berbagi kebahagiaan dengan mereka."
"Suami, bisakah kau membiarkanku pergi untuk bertemu keluargaku? Masalah ini sangat penting, mereka harus segera mengetahuinya."
"Ibu, bisakah aku memberitahukan kabar baik ini pada calon suami dan mertuaku? Aku ingin mereka juga mendapatkan kehidupan yang lebih baik di masa depan."
"Ibu, bolehkah aku membawa bibi ke desa? Dia menanggung banyak kesulitan selama ini, aku ingin dia juga menjadi bagian dari kebahagiaan kita,"
Banyak menantu perempuan bahkan para gadis yang merengek pada orang tua dan mertuanya, mereka ingin membantu perekonomian keluarga asal ataupun calon keluarganya. Para wanita tua terlihat sangat bijaksana, mereka tidak hanya memberikan izin, namun membawakan beberapa hadiah, seperti telur, sayuran, biji-bijian ataupun gula merah.
Di masa depan, keluarga mereka akan hidup makmur, tidak masalah jika mengundang besan menikmati kesejahteraan yang sama.
"Pergi! Kau juga bisa mengajak adik-adikmu untuk bekerja nanti!"
"Ambil uang ini, kau bisa menyewa gerobak sapi untuk mengunjungi keluargamu!"
"Menantu yang lain sudah pergi, kenapa kau masih berdiri di sini? Ayo pergi! Beri tahu keluargamu juga!"
"Kau bisa tinggal 1 atau dua hari di sana, beritahu orang tuamu dengan baik, mereka juga pasti makmur jika bekerja di desa kita,"
"Apa yang kau lakukan? Ambil ini, beli pakaian yang lebih baik jika ingin mengunjungi keluargamu. Bawa lebih banyak hadiah!"
"Jangan gunakan pakaian lusuh itu, cepat ganti! Jangan mempermalukan keluarga kami! Kau terlalu banyak berhemat!"
Para mertua yang biasanya pelit tiba-tiba saja berubah menjadi sangat murah hati, terlebih lagi mereka harus pamer di depan besannya. Jangan sampai keluarga besan tidak mengetahui kabar gembira, mereka harus datang untuk bekerja dan meningkatkan taraf hidup bersama-sama.
"Hahaha... Aku sudah 30 tahun jadi seorang ibu mertua, akhirnya memiliki kesempatan untuk pamer!"
"Kau benar, besanku terlalu menyebalkan, kali ini dia harus membuka matanya dengan baik, jangan sampai biji matanya jatuh karena terkejut."
"Ya, putraku juga sering mengeluh tentang adik iparnya, mari kita lihat, apakah mereka masih ingin meremehkan keluarga kami?"
"Di masa lalu, putra keduaku di tolak karena miskin, kali ini keluarga itu pasti akan menyesal."
"Ya, pertunangan putriku juga di putuskan, hanya karena kami tidak memiliki banyak uang. Sebentar lagi keluarga kami akan makmur."
Wanita-wanita tua yang biasanya selalu memarahi menantu perempuan mereka yang gemar bergosip, berkumpul di bawah pohon besar, ada senyum kepuasan di wajah masing-masing. Di masa lalu, mereka terlalu sering disepelekan oleh warga desa lain, namun kali ini mereka memiliki kesempatan untuk menampar wajah orang-orang itu dengan kesuksesan.
Lima ribu pekerja pabrik? Jelas jumlah itu tidak akan cukup jika hanya mengandalkan warga desa Gujia. Tapi mereka tidak perlu merekrut, orang-orang yang membutuhkan pekerjaan pasti tahu kemana mereka harus pergi.
"Tuan muda Chu!" wanita-wanita tua terlihat sangat senang ketika Chu Wentian muncul, mereka yakin jika pemuda itu juga memiliki bisnis besar, apalagi sering keluar dengan membawa kereta kuda yang mewah.
Chu Wentian tersenyum tipis, sambil menyapa mereka dengan ramah. Sejak keluarga Chu pindah ke desa Gujia, mereka menikmati kebaikan para penduduk desa. Saat melewati ladang, kadang mereka di panggil dan di beri beberapa sayuran segar.
"Tuan muda Chu, apakah anda juga pergi berbisnis?" tanya salah seorang wanita tua, dia menatap pakaian yang digunakan oleh pemuda itu.
Chu Wentian mengangguk, "Aku berpikir untuk membeli beberapa toko besar. Adik-adiku ingin berbisnis, tapi belum mendapatkan tempat yang cocok,"
Mata wanita-wanita tua itu langsung berbinar, Chu Wentian adalah kandidat menantu terbaik untuk mereka, tidak hanya tampan, tapi juga rajin, baik hati dan sangat menyayangi adik-adiknya.
"Toko seperti apa yang tuan muda cari? Putraku bekerja di kota, aku akan meminta dia untuk menanyakannya untukmu," ucap salah seorang wanita, dia terlihat sangat senang karena memiliki bahan pembicaraan dengan pemuda itu.
"Junhong ingin membuat kantor biro pengawalan, itu membutuhkan tempat yang sangat luas, memiliki halaman besar untuk berlatih dan juga tempat istirahat yang nyaman untuk mereka. Adiku Yunling ingin membuka toko kecantikan, dia membutuhkan toko yang berada di jantung kota, luas dan mudah di jangkau. Yuncheng ingin membuka toko perhiasan, membutuhkan tempat yang lebih baik lagi di bandingkan toko lainnya." ucap Chu Wentian menjelaskan.
Wanita-wanita tua itu mengangguk-anggukan kepala, seperti burung yang mematuk biji-bijian di tanah. "Apakah tuan muda Chu tidak ingin membuka toko?"
Chu Wentian menggelengkan kepala, "Aku tidak berminat untuk membuka toko. Aku dan adikku Haitang akan bekerjasama dan membuka pabrik kertas serta kain, ini lebih nyaman karena tidak perlu terlalu sering keluar masuk desa,"
"Nona Chu juga membuka pabrik yang sama?"
Chu Wentian menggelengkan kepala, "Haitang ingin membuka pabrik anggur, peralatan kecantikan dan pakaian, ini sedikit lebih sibuk di bandingkan denganku."