Sejak awal pernikahan,kehadiran Deandra tak pernah di anggap oleh suaminya, bagi athar dia hanyalah istri di atas kertas, terlebih statusnya hanya sebagai "pengganti" kakaknya yang seharusnya menikah dengan athar namun menghilang di hari pernikahan dan Dea lah yang akhirnya menjadi istrinya athar.
Berbagai usaha telah Deandra lakukan untuk meluluhkan hati sang suami, namun tak pernah terlihat sama sekali di mata athar.
Hingga akhirnya kesabaran Deandra mulai terkikis dan dia memilih untuk menyerah lalu mulai merubah sikapnya sama seperti sikap athar padanya, hal itu membuat athar merasa kehilangan, seperti ada sesuatu yang kurang yang selalu mengisi kesehariannya.
Perlahan sikap athar mulai berubah untuk meluluhkan sikap deandra kembali, di tambah persaingan cinta yang tanpa diduga muncul, membuat keduanya mulai menyadari perasaan masing-masing, lalu bagaimana kah akhirnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22
"Selamat Dea kamu akhirnya di terima! "
Deandra seolah tak percaya, apa yang barusan di katakan thalita sungguh mengejutkan hatinya dan itu sama sekali tak terduga.
"Aku di terima? " pekik Dea saking tak percaya nya, sebelumnya Dea memang sudah menaruh dokumen lamarannya di hotel milik suami thalita, meski kesannya melalui orang dalam karena dirinya bisa melamar melalui thalita yang bicara langsung pada suaminya, bukan berarti Dea tak berusaha, dia tetap menjalani serangkaian tes dan wawancara.
Untungnya ada thalita yang membantunya ketika dalam kesulitan dalam masa- masa wawancara itu.
"Iya dan kamu bisa bekerja mulai besok. "
Mengetahui info menggembirakan itu seketika Dea terjingkrak senang, ia menarik lengan Thalita dan mereka saling berpelukan untuk mengekspresikan rasa bahagia dan syukur itu.
"Terimakasih thalita, aku tak akan menyia- nyiakan nya, aku pasti akan bersungguh-sungguh dalam bekerja."
Thalita mengangguk antusias. "Hum, aku percaya pada kemampuan mu, semangat!"
Setelah mendapatkan kabar jika ia di terima dalam pekerjaan nya, Dea dan thalita merayakannya dengan makan di restoran seafood tempat langganan mereka dulu.
Dan setelahnya Dea kembali ke rumah, gadis berambut ikal mayang itu baru tiba di rumah pukul delapan malam.
Ketika ia hendak menutup gerbang rumahnya, seseorang datang dan berdiri tepat di hadapannya.
Saat Dea mendongak, di situlah tatapannya langsung bertemu dengan kedua mata tajam yang tengah menatapnya.
"Pak kevin?" serunya menyadari pria tinggi di hadapannya ini adalah teman athar yang mengetahui tempat tinggalnya saat ini.
"Maaf deandra aku menemui mu malam- malam begini, tapi bisakah kita berbicara sebentar? "
Dea manatap ragu, sebenarnya meskipun tahu kevin adalah pria yang baik karena buktinya pria itulah yang mengantarnya hingga kesini dan bahkan dia tetap menjaga rahasia nya untuk tidak memberitahu kan keberadaannya pada athar, tapi tetap saja saat ini hanya ada mereka berdua di rumah ini, andai saja kevin adalah wanita sudah tentu Dea akan senang hati untuk mempersilahkan nya untuk masuk.
"Kau jangan berfikir yang aneh- aneh. " seperti bisa membaca isi pikirannya, kevin berucap demikian, kadang Dea mempertanyakan mungkinkah kevin memang bisa membaca pikiran seseorang, karena dia selalu bisa menebak apa yang dia pikirkan.
Seulas senyum tipis muncul di wajah tampan itu. "Aku tahu sekarang kau pasti sedang bertanya- tanya kenapa aku selalu bisa menebak isi pikiran mu. "
Tuhkan! pria ini memang seorang cenayang, pikir Dea yang mulai waspada.
"Tidak kah kau tahu dengan hanya melihat raut wajahmu saja orang lain bisa menebak apa yang kau pikirkan. "
"Eeeh?! " pekik Dea, sontak saja dia meraba- raba wajahnya, perasaan tak ada yang aneh?
Melihat tingkah laku dea membuat kevin geleng-geleng kepala. "lupakan itu. Ada sesuatu yang penting yang harus ku bicarakan dengan mu, jika kau takut di curigai warga kita bisa mengobrol di sana. "
Kevin menunjuk sebuah bangku panjang yang ada di minimarket tak jauh dari rumah Dea. Melihat kesungguhannya Dea akhirnya mengangguk.
"Baiklah, kau boleh kesana dulu, aku akan menyusul, " ucap Dea yang mendapat anggukan kevin.
"Oke.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
" Kita sudah ada di sini, jadi apa yang ingin kau bicarakan? "
Mereka berdua duduk dengan jarak yang cukup berjauhan.
"Tidak bisakah kau memberikan kesempatan untuk athar? " ucap Kevin begitu to the point membuat Dea tersentak untuk sesaat.
"Apa dia yang menyuruh mu untuk membujuk ku?"
"Jujur saja, tidak. Akulah yang berinisiatif sendiri untuk menemui mu."
Dea menghela nafas panjang. "Jadi seperti itu. Maka jawaban ku adalah tidak. "
Dea terdiam sejenak, menikmati angin malam yang menerpa kulit putihnya. "Bahkan aku berencana untuk segera mengajukan surat cerai ke pengadilan. "
Mendengar nya sontak membuat mata kevin membeliak kaget pria itu sontak menoleh menatap Dea.
"Tidak kah berfikir dua kali sebelum mengambil keputusan mu ini?"
"Aku bahkan sudah berfikir ribuan kali sebelum memutuskan nya dan hasilnya tetap sama. "
Wajah kevin perlahan meredup mendengar rentetan perkataan yang di ucapkan Dea, pria itu menghela nafas pelan.
"Andai kau tahu Dea, betapa terpuruk nya athar saat ini, bahkan selama aku mengenalnya baru kali ini aku melihatnya begitu frustasi, dia seperti kehilangan cahaya hidupnya, yaitu kamu, " ucap kevin sambil menoleh menatap Dea.
Meski mendengar kata- kata demikian, Dea seolah tak gentar, dia tak ingin hatinya terluka lagi.
"Apapun yang ku ucapkan itu tak akan merubah keputusan ku. "
Kevin mengangguk, memang salahnya terlalu ikut campur seperti ini, tapi dia juga tak tega terus menerus melihat athar yang tak memiliki kehidupan setiap harinya.
"Cobalah pikirkan lagi. " hanya itulah yang di katakan kevin lalu setelahnya pria itu bangkit.
"Kau tahu sejak awal, Ranty bukan wanita yang baik untuk athar. apa kau rela athar akhirnya bersama wanita seperti itu karena desakan dari ibunya? hidup athar hanya akan semakin menderita. "
Lalu kevin sedikit merunduk untuk menatap wajah Dea yang kini juga menatap nya.
"Apa kau rela pria yang kau cintai berakhir dengan wanita seperti ranty? "
Deg!
Sontak hati Dea merasa seperti tercabik- cabik, mungkinkah kevin bisa melihat cintanya untuk athar?
Kevin tersenyum, lagi- lagi dia seolah bisa mendengar suara hati Dea.
"Melihat bagaimana perjuangan mu, orang awam pun bisa melihat ketulusan dan cinta mu untuk athar. "
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Ranty menggeram jengkel, bagaimana tidak di ruang tamu kini terpanjang bingkai besar foto pernikahan athar dan Dea, dan yang memasang nya sendiri adalah athar.
"Athar benar-benar sudah gila setelah di tinggal si pengganti itu! " geramnya semakin menjadi- jadi. "Argghhh aku benci melihat foto ini! "
"Ekhem, kenapa mak Lampir? kesel ya karena bang athar akhirnya pamer foto pernikahan nya di ruang tamu?! " bella seolah menyiram bensin pada hatinya yang kini sudah membara.
Tak ingin rasa dongkolnya terlihat, ranty berpura-pura tersenyum. "Heh! lihat saja nanti juga foto jelek ini akan berganti dengan foto pernikahan ku bersama athar. " tukasnya dengan percaya diri.
Bella geleng-geleng kepala menyaksikan kehaluan wanita itu. "Sudahlah kak Ranty apa kau tidak malu terus terusan berhalusinasi seperti itu? terlebih lagi, kau tidak tahu malu terus berada di sini seperti benalu?! "
"Apa, beraninya kau berkata seperti itu! " ranty mendelik tajam sebelumnya dia masih bisa sabar, sekarang emosinya sedang meluap- luap hingga rasanya dia ingin mencakar wajah gadis di depannya ini.
Sret! terbawa emosi yang meledak- ledak ranty akhirnya menarik rambut Bella hingga terjadi lah perkelahian itu.
"Rasakan ini wanita jallang, sialaan! " geram ranty.
"Heh kau pikir aku takut pada mu hah! " balas Bella tak kalah sengit.
Baik ranty dan Bella sama-sama tak mau kalah mereka saling menarik dan mencakar satu sama lain.
Sampai tiba-tiba ranty terjungkal ke lantai dan kebetulan saat itu athar lewat.
Ranty yang melihat pria itu pertama kali dia langsung merubah ekpresinya meringis seperti sedang di rundung. sementara Bella yang belum tahu keberadaan abangnya di buat kebingungan dengan sikap wanita itu.
"Bella jika kamu tidak suka sama kakak katakan saja, jangan menyerang kakak seperti ini, " ucap ranty sangat berbeda dengan sikapnya sebelumnya.
Hingga akhirnya Bella menyadari kehadiran athar barulah dia engeh jika wanita itu sedang akting seolah sedang berada di dalam sebuah drama.
"Ada apa ini? " ucap athar dengan dingin.
Ranty bangkit dan bergelayut manja di lengan athar tapi dengan cepat athar menyentakknya.
Menyadari itu ranty mencebikkan bibir, semakin dongkol saja dia setelah mendapatkan penolakan athar.
"Tidak apa- apa kok athar tapi seperti nya adik mu tidak menyukai kehadiran ku, " ucapnya dengan mendayu- dayu.
"Ck, wanita ini suka sekali mendrama!" ucap Bella dalam hatinya.
"Aku tak peduli, tapi kalau sampai kau menyakiti Bella, silahkan segera angkat kaki dari sini, " ucap athar dengan dingin.
Ranty yang semula sudah sangat percaya diri akan di bela oleh athar sontak terkejut mendengar ucapan terlontar dari pria itu.
Sementara Bella nampak cekikikan mengejek kepedean ranty.
"Tapi athar--"
Sebelum ranty bisa bicara athar segera mengangkat tangan.
"Selama ini aku selalu menahan diri karena ibuku terus membela mu, tapi sekarang tidak lagi. Aku tak ingin setelah Dea kembali, isteriku itu akan semakin salah paham dengan keberadaan mu di sini. jadi mau tak mau, suka tak suka besok kau harus segera mengemasi barang- barang mu! "
Setelah memberikan perintah itu athar pergi meninggalkan ranty yang melongo dan Bella yang tersenyum penuh kemenangan.
*
*
*
bersambung
hrse athar bisa buat rumah sendiri kan masak gk punya duit, pa lagi nnti athar sibuk kerja tinggal nunggu hancurnya rumah tangga dea dan athar saja sih ini. kn athar tau ibunya gk ska ma Dhea mlh di ajak serumah, aneh. lbih baik tinggal di rumah sederhana drpd tinggal di rumah megah tp bnyak racun di dalamnya.