Sejak awal pernikahan,kehadiran Deandra tak pernah di anggap oleh suaminya, bagi athar dia hanyalah istri di atas kertas, terlebih statusnya hanya sebagai "pengganti" kakaknya yang seharusnya menikah dengan athar namun menghilang di hari pernikahan dan Dea lah yang akhirnya menjadi istrinya athar.
Berbagai usaha telah Deandra lakukan untuk meluluhkan hati sang suami, namun tak pernah terlihat sama sekali di mata athar.
Hingga akhirnya kesabaran Deandra mulai terkikis dan dia memilih untuk menyerah lalu mulai merubah sikapnya sama seperti sikap athar padanya, hal itu membuat athar merasa kehilangan, seperti ada sesuatu yang kurang yang selalu mengisi kesehariannya.
Perlahan sikap athar mulai berubah untuk meluluhkan sikap deandra kembali, di tambah persaingan cinta yang tanpa diduga muncul, membuat keduanya mulai menyadari perasaan masing-masing, lalu bagaimana kah akhirnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22 (revisi)
Malam itu setelah mereka berpisah, deandra pulang dengan pikiran dan harapan baru. Di dalam hati dia bertekad untuk melakukan yang terbaik dalam persiapan lamaran kerja du hotel. Dia menyimpan semua kekhawatiran dan kegaluan, dan menggantinya dengan semangat untuk bangkit.
Hari demi hari berlalu, deandra fokus pada langkah- langkah kecil. Dia melakukan revisi pada CV-nya dan berlatih menjawab pertanyaan wawancara di depan cermin. Setiap malam dia menjadikan momen itu sebagai waktu untuk menghargai diri sendiri. Menggambarkan cita- cita dan harapan di atas kertas.
Di hari wawancara, deandra mengenakan blazer terbaru yang di pinjamkan oleh Thalita. Dia merasa sangat percaya diri, dan meskipun degup jantung nya kencang, dia berusaha untuk tetap tenang dan fokus pada tujuan.
Setelah melewati sesi wawancara yang tegang namun sangat konstruktif, Deandra keluar dari hotel dengan perasaan campur aduk. Dia merasa sudah memberikan yang terbaik, tetapi juga tidak bisa menghindari rasa khawatir tentang keputusan yang akan di ambil manajer.
Beberapa hari kemudiankemudian, saat deandra tengah duduk di taman yang sama, ponselnya bergetar. Dengan jantung berdebar dia melihat nama Thalita muncul di layar. Dia mengangkat telepon, mengucapkan salam dengan optimistis.
"Thal, ada kabar baik? " tanyanya penuh harap.
"Dengarkan de! suami aku baru saja menelpon dan dia bilang kamu di terima kerja di hotel! " suara Thalita penuh kegembiraan.
Sekejap deandra terdiam, tidak percaya dengan apa yang baru saja di dengarnya. Kemudian suara Thalita membuatnya terbangun dari lamunan. "De? apakah kamu masih di sana? "
Deandra terlonjak, dari mulutnya keluar sebuah teriakan penuh sukacita. "Aku diterima? aku benar-benar di terima? oh Tuhan ini benar-benar nyata! " air mata bahagia mengalir di pipi nya.
"Ya, ya! sekarang kamu sudah resmi menjadi bagian dari tim kami! Selamat ya, aku bangga padamu De! Ini adalah langkah besar pertama untuk mu! " Thalita bersorak.
Deandra tidak bisa menahan dir., dia mulai menangis, tetapi kali ini bukan karena kesedihan, melainkan karena kebahagiaan dan kegembiraan yang meluap. "Terimakasih ya thal, terimakasih sudah membantu ku selama ini. "
"Tidak, aku hanya membantu sedikit, ini semua karena tekad mu yang kuat! "
Setelah menutup telepon, dea merasa segudang harapan baru kembali bergelora di dalam hatinya. Hari ini bukan hanya tentang pekerjaan tetapi juga penemuan jati diri dan keberanian untuk melangkah maju. Dia akan menghadapi tantangan dengan berani, dan siap untuk menikmati setiap keajaiban yang akan datang dalam hidupnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Esoknya dea dan Thalita merayakan keberhasilan dea diterima kerja, mereka ke kedai seafood langganan sejak zaman kuliah dulu, membicarakan banyak hal dan cita-cita, dea juga memberikan alamat rumah lamanya yang sekarang menjadi tempat tinggalnya, dia bersyukur Thalita selalu mensupport nya dalam hal apapun dan dalam kondisi terpuruk sekali pun, dia amat bersyukur mempunyai sahabat seperti Thalita.
Dea baru kembali ke rumah pukul tujuh malam, dan saat wanita berambut ikal mayang itu berjalan ke rumahnya ia melihat sosok tinggi berada di depan rumah nya.
"Kevin?" gumamnya pelan, laki-laki itu menoleh seolah sudah menunggu kedatangan nya.
"Maaf deandra, aku menemui mu malam- malam begini, bisakah kita berbicara sebentar? "
Dea agak ragu sebenarnya, tetapi mengingat kembali kebaikan kevin selama ini padanya bahkan pria itu tidak membocorkan tempat tinggal nya pada athar meskipun dia bisa, membuat Dea cukup mempercayai nya.
"Baiklah tapi tidak di sini, " pinta Dea.
Kevin mengangguk. "oke, aku akan menunggu mu di depan minimarket simpang jalan. " ekor matanya mengarah ke simpang jalan depan rumah Dea yang memang terdapat sebuah minimarket."
Beberapa saat kemudian setelah Dea sudah membersihkan diri dan berganti pakaian santai dia langsung menyusul kevin yang sudah menunggu di bangku panjang.
"Apa yang ingin kau bicara kan? "
Mereka duduk dengan jarak yang cukup jauh.
"Tidak bisakah kau memberikan kesempatan pada athar? " ujar kevin setelah sebelumnya pria itu bergeming untuk menyusun kata- kata di dalam kepalanya.
"Apa dia menyuruh mu untuk membujuk ku?" timpal Dea dengan suara getir.
"Jujur saja tidak. Akulah yang berinisiatif sendiri untuk menemui mu. Aku hanya iba, athar perlahan-lahan sudah kehilangan kewarasannya setelah kau pergi meninggalkan nya."
Dea menghela nafas panjang. "Begitu rupanya. Maka jawaban ku adalah tidak. "
Dea terdiam sejenak menikmati angin malam yang menerpa kulitnya. " Bahkan aki berencana untuk segera mengajukan surat cerai ke pengadilan. "
Kevin terkesiap, lantas ia membuang nafas kasar. "Aku tidak berusaha untuk ikut campur, tapi pikirkan lagi Dea. Teman ku memang breng sek tapi dia sangat terpuruk karena kehilangan mu, dan dia bisa belajar dari kesalahan nya. "
"Kau tidak tahu seberapa besar rasa sakit yang dia torehkan selama ini, jadi apapun kata- kata yang kau ucapkan tidak akan merubah keputusan ku! " ucap Dea dengan suara tegas dan dingin.
Kevin tak berbicara lagi, dia kesini memang murni karena ingin melihat athar seperti dulu lagi, tidak seperti sekarang tapi jika itu yang di ucapkan Dea, dia tidak bisa berkutik.
"Cobalah pikirkan lagi Dea. " Kevin bangkit. "Saat ini ranty sedang berusaha untuk masuk ke dalam kehidupan athar kembali, kau yang paling tahu bagaimana ranty dan pengkhianatan nya pada athar. Apa kau rela wanita yang seperti itu yang akan bersama athar nantinya? "
Kini giliran Dea yang terdiam, dia tercekat memikirkan setiap kata yang baru saja di ucapkan kevin.
"Kau yang paling tahu tentang hati mu tapi aku bisa menebak jauh di dalamnya kau masih menyimpan kepedulian pada athar. "
...----------------...
Ranty menggeram jengkel, bagaimana tidak di ruang tamu kini terpanjang bingkai besar foto pernikahan athar dan Dea, dan yang memasang nya sendiri adalah athar.
"Athar benar-benar sudah gila setelah di tinggal si pengganti itu! " geramnya semakin menjadi- jadi. "Argghhh aku benci melihat foto ini! "
"Ekhem, kenapa mak Lampir? kesel ya karena bang athar akhirnya pamer foto pernikahan nya di ruang tamu?! " bella seolah menyiram bensin pada hatinya yang kini sudah membara.
"Ngapain aku kesal. " Ranty tertawa berusaha tidak menunjukkan kedongkolan hatinya. "Lihat saja nanti juga foto jelek ini akan berganti dengan fotoku bersama athar! "
Bella tertawa sarkastik. "Kenapa? kau cemburu ya pada kak Dea yang akhirnya berhasil mendapatkan hati bang athar?"
"Cemburu? " ranty tersenyum sinis. "Untuk apa aku cemburu pada wanita yang sudah pergi? Dea sudah memilih jalan hidup nya dan itu tidak ada hubungannya dengan ku! "
"Segala berkilah, jika memang iya katakan saja, atau kau memang tidak cemburu karena sebenarnya kau tidak tulus mencintai bang athar dan hanya menginginkan sesuatu dari nya saja?! "
Ucapan bella membuat emosi ranty tersulut. "Sialan kau! " dia mendorong bella hingga terjungkal tapi saat itu juga athar datang.
"Ada apa ini? " ucap athar dengan dingin.
Ranty yang memanfaatkan kesempatan itu untuk menarik simpati athar, malah berlagak seperti korban, dia meringis seolah sedang mendapatkan penindasan.
"Tidak apa- apa kok athar tapi seperti nya adik mu tidak menyukai kehadiran ku, " ucapnya dengan mendayu- dayu.
"Ck, wanita ini suka sekali mendrama!" ucap Bella dalam hatinya.
"Aku tak peduli, tapi kalau sampai kau menyakiti Bella, silahkan segera angkat kaki dari sini, " ucap athar dengan dingin.
Ranty yang semula sudah sangat percaya diri akan di bela oleh athar sontak terkejut mendengar ucapan terlontar dari pria itu.
Sementara Bella nampak cekikikan mengejek kepedean ranty.
"Tapi athar--"
Sebelum ranty bisa bicara athar segera mengangkat tangan.
"Selama ini aku selalu menahan diri karena ibuku terus membela mu, tapi sekarang tidak lagi. Aku tak ingin setelah Dea kembali, isteriku itu akan semakin salah paham dengan keberadaan mu di sini. jadi mau tak mau, suka tak suka besok kau harus segera mengemasi barang- barang mu! "
Setelah memberikan perintah itu athar pergi meninggalkan ranty yang melongo dan Bella yang tersenyum penuh kemenangan.
*
*
*
bersambung
semua hal2 baiknya..