seorang dokter yang terkesan cuek dan dingin di jodoh kan dengan calon dokter yang cantik dan ceria, bagai mana kiasah mereka selanjutnya????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aily sauri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 24
Setelah membersihkan diri atar pun turun ke bawah, Atar celinga celinguk mencari sang istri namun tak ia lihat Atar hanya melihat kakak iparnya sayang sedang bermain game.
"Baru bangun" ucap arka yang tengah sibuk bermain PS.
"Ehh gak kok bang" jawab nya.
"Yah wajar sih, selow aja kali" jawab nya santai membuat Atar bingung.
"Kia kemana bang?" Tanya nya.
"Tadi keluar, paling bentar lagi juga balik" jawab nya.
"Udah sini gak usah di tungguan mending kita main PS aja" ajak arka.
"Yaudah" Atar langsung duduk di sebelah kakak ipar nya itu, gak ada salah nya sambil menunggu sang istri kembali fikir nya.
"Akhhh gue kalah" keluh arka saat Atar dapat mengalah kan permainan nya.
"Latihan lagi bang" jawab nya dengan sombong.
"Santai baru juga bababk pertama wajar jika kalah, dimana mana pahlawan nagakah duluan" jawab nya tak kalah dari Atar, Atar hanya mangut bangun mereka pun kembali bermain.
"Akhhh sial sial.." kesal arka karan babak kedua pun ia kalah dari Atar.
"Udah terima aja bang"
"Ngeselin Lo" Atar hanya tertawa melihat ABNG ipar nya yang marah marah.
"Assalamualaikum" ucap Kia saat masuk ke dalam rumah.
"Walaikumsalam salam"
"Wih lagi pada ngapain ni" tanya Kia.
"Biasa main PS" jawab arka.
"Terus siapa yang menang" tanya Kia.
"Jelas suami kamu ini lah yang memang" jawab nya dengan sombong.
"Sombong banget Lo" kesal arka, membuat Atar terkekeh.
"Bawa apa dek" tanya arka.
"Ada deh, udah ah Kia mau mandi dulu"
"Ya ampun dek ini udah jam berapa kamu belum mandi"
"Lagi mager bang"
"Jorok Lo dek"
"Bodo, wlee" ucap Kia sambil menjulur kan lidah nya lalu berlari menaiki tangga menuju kamar.
"Dasar bocil" ucap arak sambil mengelus dada, sedang kan Atar hanya tersenyum.
"Kita santai santai dulu lah di taman belakang ada umi di sana" ajak arka.
"Main lagi gak bang"
"Males lah"
"Payah Lo bang" ucap Atar sambil terkekeh lalu menyusul arka melangkah ke taman belakang.
Mereka pun duduk di taman belakang rumah Kia sambil bersantai dan meminum teh, tiba tiba Kia datang ingin mengagetkan Atar.
"DOR" teriak Kia sambil menepuk pundak belakang suami nya, tapi sayang respon Atar biasa saja tidak seperti yang Kia harapan kan.
"Iss kok mas gak kaget sih" kesal nya.
"Kaget tapi waktu nya gak tepat" jawab nya santai.
"Tau ah" jawab nya lalu duduk di sebelah atar.
"Mas belum sarapan ya, ini udah waktunya sarapan loh" tanya Kia.
"Ya terus" jawab Atar dingin.
"Ya sarapan lah"
"Ayok" ajak Atar sambil mengulurkan kan tangan nya.
"Kemana???"
"Sarapan, kamu juga belum sarapan kan " ucap nya, Kia tersenyum lalu menerima uluran tangan Atar.
"Loh mas kok ke kamar sih kita kan mau sarapan bukan nya ke meja makan" protes Kiara saat bara menggandeng nya ke kamar.
"Mas mau ambil kunci mobil dulu"
"Kita mau pulang sekarang mas" tanya nya.
"Kita sarapan di luar"
"Mas kalau cuma mau ambil kunci mobil gak usah ajak Kia ke kamar kan Kia bisa nunggu di bawah, mas yang Abil sendiri" gerutu nya.
"Olah raga Kia"
",olah raga apaan" cibir nya.
"Lumayan kan naik turun tangga itu juga termasuk oleh raga dari pada gak"
"Tau akhh"
"Udah jangan ngambek yuk berangkat " ucap Atar sambil menoel hidung Kia.
"Gak mau ni" ucap Atar saat Kia masih duduk diam di pinggir ranjang.
"Atau mau mas Gendong aja"
"Gak usah " jawab nya lalu bangkit.
"Mau mas Gendong atau gandeng Kia" tanya Atar.
Kia diam karna malu, ia ingin melangkah lebih dulu namun Atar menghentikan nya.
"Apa lagi sih mas"
"Mau di gandeng atau di gendong "
Kia tak menjawab ia kembali ingin melanjut kan Langkan nya karna mentahan malu.
Saat Kia mulai melangkah sekarang giliran Atar yang diam.
"Ayo dong mas jadi gak sih "
"Jawab dulu"
"Apa??"
"Mau di gandeng apa di gendong"
Kia langsung melingkar tangan nya di tangan Atar " udah kan gak usah di jawab"
"Hmm" dehema nya dengan wajah dingin.
"Sekali nyebelin tetap nyebelin" gumam Kia.
"Mas denger loh "
"Ya bagus"
Atar diam mereka lalu melanjut kan Langkan nya menuruni tangga.
Di bawah mereka berpapasan dengan umi.
"Loh kalian mau ke mana?? Mau pulang??" Tanya umi Kia.
"Kaku umi kita mau keluar sebentar cari sarapan" jawab Atar.
"Oh ya sudah kalau begitu hati-hati ya" ucap umi Kia kemudian berlalu meninggalkan Atar dan Kia.
"Kita mau sarapan di mana sih mas??" Tanya Kia saat mereka sudah naik mobil.
"Ada deh"
"Ishh kamu mah, padahal mending sarapan di rumah aja mas biar nggak buang-buang waktu katanya kita mau pulang pagi" ucap Kia pada suaminya.
"Tadinya sih iya tapi kita pulang nanti sore aja lah"
"Loh kenapa mas??" Ucap Kia kaget tapi sekaligus bingung karena ia akan lebih lama di rumah uminya.
"Mas lihat kayaknya kamu masih betah di rumah umi jadi mas putuskan untuk pulang sore nanti"
"Makasih mas" Jawab ya sambil tersenyum manis, ataupun membalas senyuman sang istri dan menganggukkan kepalanya.
"Kita makan di pinggir jalan bukan di restoran nggak papa ya Kia" ucap Atar sambil menengok ke arah Kia.
"Kia mah di mana aja nggak masalah mas" jawab Kia membuat Atar tersenyum.
"Sudah sampai" ucap Atar langsung terun dari mobil nya dan membuka kan pintu untuk Kia kalau menggenggam tangan istrinnya.
"Pagi mang" sapa Atar pada pedagang pinggir jalan tersebut.
"Pagi, ohh alah mas Atar to" ucap pria paruh baya tersebut.
"Gimana kabarnya mang sehat??" Tanya Atar.
"Alhamdulillah mas Atar, kenapa baru ke sini mas??"
"Biasa ngomong lagi sibuk-sibuknya"
"Pacar sama siapa?? Kok diem aja sih dari" ucap nya sambil melihat ke arah kia.
"Oh ini Kia mang istri Atar Alhamdulillah"
"Kia pak" ucap ya sambil menangkupkan kedua tangannya.
"Nggak usah panggil pak atuh neng panggil mang aja kayak mas" ucap nya sambil terkekeh, Kia pun ikutan terkekeh.
"Ya udah kalian berdua duduk aja dulu amang akan buatkan ketupat sayur yang paling spesial untuk kalian" ucapnya Kia dan Atar pun mencari tempat duduk yang menurut mereka nyaman.
"Mas sering makan di sini??" Tanya Kia saat mereka sudah duduk saling berhadapan.
"Sering banget dari zaman sekolah dulu mas hampir tiap hari sarapan di sini"
"Mas sama siapa ke sini??" Tanya Kia.
"Paling sering sih sama Ardi, Amira dan Aldo" jawab nya.
"Hmm mas temen nya banyak juga ya "
"Iya lah selain ganteng mas juga sangat populer " jawab nya dengan bangga, membuat Kia tertawa namun tawa Kia seperti ledekan buat Atar.
"Gak sopan ya kamu ngetawain suami" ucap Atar sambil mencubit hidung Kia.
"Awhh sakit" keluh Kia sambil memegangi hidung nya.
"Suruh siapa gak sopan"
"Suruh siapa jadi orang percaya diri banget" jawab Kia dengan santai.
"Ini mas ,neng ketupat sayur nya" ucap mamang nya mengantarkan pesanan mereka.
"Kemarin juga mas Ardi sama neng Amira mah kesini, mereka yang paling sering kesini "
"Wah parah mang mereka gak ngajak ngaak Atar" jawab nya sambil terkekeh.
"Mas Aldo juga gak di ajak mas"
"Kalau Aldo udah si paling sibuk dia mah mang"
"Tapi yang paling jarang kesini teh mas Atar sama neng alisya atah" ucap nya namun tiba tiba ia menutup mulut nya sambil melirik ke arah kia merasa sudah salah bicara.
"Alisya???" Ucap Kia penasaran.
"Eh mangga di makan " titah nya lalu pergi kembali ke belakang.
"Mas" ucap Kia sambil menggenggam tangan Kia.
"Mas jangan diam aja makan, kok malah melamun" ucap Kia saat melihat suami nya malah diam.
"Ehh iya Kia" jawab Atar gugup.
Kia menikmati ketupat sayur nya dengan santai sedang kan Atar malah diam sambil terus mengaduk ngaduk makanannya tanpa dinmakan sedikit pun dan itu membuat Kia bingung dengan perubahan sikap suami nya.
"Niat sarapan gak sih" tanya Kia dengan kesal lalu mereka makanan Atar dan itu membuat Atar terkejut.
"Buka mulut nya aaaa" titah kia berniat menyuapi Atar.
"Gak usah mas bisa makan sendiri" ucap nya dingin.
"Kalau bisa makan sendiri , ini makan pasti sudah abis dari tadi bukan nya di aduk aduk doang " jawab Kia kesal.
"Cepetan buka mulut nya " ucap Kia sambil menatap Atar dengan tajam dan akhir nya Atar pun membuka mulut.
"Kamu juga makan " ucap Atar.
" Aku udah makan tadi tiga suap"
"Cuma tiga suap, makan lagi kia nanti kamu....."
"Udah mas dulu aja yang makan, aku mah gampan" ucap Kia memotong perkataan Atar.
Kia dengan telaten menyuapi Atar hingga tak terasa makan Atar pun habis.
"Ye Alhamdulillah habis juga" ucap Kia dengan senang.
"Hmm" d Hem Atar seketika keceriaan di wajah Kia luntur.
"Yuk pulang" ajak Kia dengan datar lalu bangkit dari duduk nya, saat Kia ingin melangkah dengan cepat Atar memegang tangan Kia dan menyuruh nya untuk duduk kembali.
"Duduk lagi kia" titah nya.
"Ayo pulang aja, tugas skripsi Kia menunggu di rumah" ucap nya tanpa menolak pada Atar.
"Kamu sarapan dulu ya" ucap Atar dengan lembut.
"Kia udah sarapan " jawab nya acuh.
"Baru tiga suap"
"Sini mas suapin ya, buka mulut nya" titah Atar.
"Kia makan sendiri aja " jawab nya berusaha merebut makanan tersebut dari atar.
"Mas yang suapin, ayo buka mulut nya" ucap Atar sambil mentapa tajam ke arah kia, Kia pun akhir nya menurut.
"Udah ya mas Kia kenyang" ucap Kia sambil menampilkan deretan gigi putih nya.
"Beneran kenyang??" Tanya Atar dengan curiga.
"Iya beneran Kia kenyang banget"
"Yaudah yuk pulang" ajak Atar.
"Mang kita pamit ya" ucap Atar sambil membayar pesanan nya.
"Iya mas sering sering kesini atuh"
"Insya Allah mang" jawab Atar.
"Mangga mang" ucap Kia.
"Hati hati neng kia" Kia hanya tersenyum sambil mengangguk kan kepala.
Sepanjang perjalanan tidak ada percakapan sama sekali hingga Kia membuka percakapan terlebih dahulu.
"Mas???"
"Hmmm" Atar hanya beedehem membuat Kia ragu untuk bertanya.
"Emmm......" Kia ragu ragu.
"Ada apa Kia" tanya Atar dengan lembut, membuat Kia tersenyum.
"Alisya siapa??" Tanya nya dengan yakin, membuat Atar terkejut.
"Teman" jawab Atar tanpa menoleh ke arah Kia.
"Oh pas nikahan kita dia nggak datang ya mas" tanya Kia.
"Gak, dia sibuk" jawab antar masih dengan ekspresi datarnya tanpa menoleh ke arah Kia sama sekali, iya pun diam dan tidak bertanya lagi walaupun sebenarnya ia masih sangat penasaran.
"Kamu buat aku bimbang mas" batin nya.
***
Kia dan Atar sudah sampai kembali di rumah umi, awalnya mereka Tengah duduk bersantai di ruang keluarga namun siapa mit untuk masuk ke dalam kamar.
"Meski aku kamar dulu ya" pamit nya.
"Mau apa??"
"Ngerjain skripsi"
"Ya udah ayo mas juga ikut"
"Eh nggak usah Kia sendiri aja" ucap Kia namun Atar tidak menjawab ia malah menarik pergelangan tangan Kia dan melangkah menuju kamar.
"Mas istirahat aja" ucap Kia, Atar pun langsung melangkah ke arah tempat tidur dan duduk bersandar di sana sambil memainkan ponselnya, sedangkan dia melangkah menuju meja belajar dan mulai membuka laptopnya.
"Kia barang-barang kamu yang mau dibawa nanti biar bodyguard mas aja ya yang ambil" ucap Atar.
"Mas punya bodyguard" tanya Kia langsung menoleh ke arah suaminya.
"Ada, bodyguard suruhan ayah sih tepatnya"
"Jadi ayah selalu menjaga emas melalui bodyguard itu" tanya nya.
"Hmm"
"Udah sana kerjain lagi skripsinya mas mau istirahat" ucap atau lalu membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur dan mulai memejamkan mata.
Sia pun kembali fokus mengerjakan skripsinya, tak terasa sudah hampir Dzuhur dan Kia mengakhiri tugasnya, yang menutup laptopnya dan melihat ke arah sang suami yang masuk memejamkan mata, ia pun membangunkan Atar.
"Mas bangun udah mau dzuhur" ucap kia sambil membelai lembut rambut Atar.
"Hmmm" antar hanya bergumam tapi masih meminjamkan matanya.
"Mas ayo bangun siap-siap sholat dzuhur dulu" ucap nya lagi, Atar pun mulai membuka matanya kalau tersenyum pada Kia.
"Ayo buruan bangun mas bukannya malah senyum-senyum" ucap Kia yang menarik tangan Atar agar duduk.
"Mas cepetan dong jangan bandel deh" kesal Kia karena akar tak bergerak sama sekali, atau hanya tertutup melihat sikap istrinya itu.
"Iya Kia" ucap Atar sambil menarik tangan kia tersentak lalu jatuh di atas tubuh antar.
"Mas ngapain sih" kesel Kia berusaha bangun dari tubuh atar, namun tak bisa karena Atar malah memeluknya dengan.
"Udah halal ini, ada yang lihat pun nggak masalah kan" jawab Atar membuat Kia terdiam.
"Iya tapi kita harus siap-siap buat salat dulu mas" ucapnya, akhirnya Atar pun mengangguk.
Kedua nya pun melakukan kewajibanl mereka, setelah selesai Kia dan Atar memilih untuk bersantai di dalam kamar.
"Kia kita pulang abis ashar ya" ajak Atar.
" Iya mas"
"Barang barang kamu udah siap semua??" Tanya Atar.
"Udah mas tinggal angkut" jawab nya.
"Mas Kia bosen kita turun ke bawah yuk" ajak nya.
"Turun sekalian pulang aja mau"
"Is katanya tadi bilangnya abis ashar kok jadi sekarang sih mas" protes Kia.
"Bercanda sayang" ucap Atar dengan lembut, membuat pipi Kia bersemu merah.
"Yaudah yuk turun" ucap Atar sambil menggenggam tangan Kia, tapi dia hanya diam tak meresponnya sama sekali hingga Atar pun menarik tangan dia untuk keluar dari kamar.
Sampai di bawah keadaan rumah terlihat sangat sepi mungkin umi dan abang-abangnya masih berada dalam kamar untuk beristirahat.
"Mau apa hmm" tanya Atar saat melihat kia hanya diam.
"Mau eskrim boleh" tanya Kia dengan mata berbinar.
"Boleh dong, bentar ya mas Abil dulu konci mobil nya" siapa mengangguk dengan senang.
"Ayok" ajak Atar setelah sesaat mengambil kunci.
"Yuk" jawab Kia dengan girang.
"Mau beli Diaman??" Tanya Atar saat mereka sudah masuk ke dalam mobil.
"Deket Time zone mas biar nanti bisa sekalian ke sana" ajak Kia.
"Ok"
Tak lama mereka sampai di tempat tujuan...
"Kamu duduk sini ya biar mas yang beli" ucap nya.
"Ok mas"
Cup
Sebelum pergi Atar mengecup kening kia sekilas, membuat Kia terkejut dan malu karna mereka berada di tempat umum, ingin protes namun sayang Atar sudah pergi.
"Tarraaaa" tak lama Atar datang sambil membawa eskrim.
"Makasih mas tapi kok cuma satu sih" tanya Kia.
"Memang nya kamu mau berapa??" Tanya Atar.
"Maksudnya aku satu kamu satu mas ihh"
"Berdua aja biar so sweet"
"Mas ihh malu tau" jawab Kia, Atar hanya terkekeh.
"Mas bercanda Kia" ucap nya sambil memb lai kepala Kia.
"Gak bercanda juga gak papa kok mas" jawab Kia membuat Atar terkejut.
"Nih"