NovelToon NovelToon
Pengkhianatan Di Malam Pertama

Pengkhianatan Di Malam Pertama

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama
Popularitas:46.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Kolom langit

Embun tak pernah menyangka bahwa kejutan makan malam romantis yang dipersembahkan oleh sang suami di malam pertama pernikahan, akan menjadi kejutan paling menyakitkan sepanjang hidupnya.

Di restoran mewah nan romantis itu, Aby mengutarakan keinginannya untuk bercerai sekaligus mengenalkan kekasih lamanya.

"Aku terpaksa menerima permintaan ayah menggantikan Kak Galang menikahi kamu demi menjaga nama baik keluarga." -Aby

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33 : Memperbaiki Segalanya

Mama Rima dapat bernapas lega setelah mendengar penjelasan Aby. Sisa air mata yang membasahi pipi ia seka dengan jari.

Aby masih menundukkan kepala. Ia juga belum berani berpindah dan belum berani menatap sang mertua.

"Aku benar-benar minta maaf, Mah," ujarnya, mencium punggung tangan Mama Rima.

Wanita itu mengusap bahu menantunya. "Kalau memang kamu mau berusaha memperbaiki semuanya, mama akan mendukung keputusan kamu."

Aby masih bergeming. Bukannya merasa lega, ia justru merasa semakin sesak. Rasa bersalah itu terasa semakin kuat. Mama begitu mudah memaafkan, bahkan seperti tidak memiliki amarah dan dendam. Padahal ia sudah membuatnya begitu kecewa.

"Sekarang aku harus bagaimana, Mah? Embun mungkin nggak mau memaafkan aku." Tiba-tiba, Aby teringat kejadian beberapa Minggu lalu. Pertama kalinya Aby berkunjung ke rumah itu, Embun mengungkapkan keinginannya untuk bercerai lebih awal. "Embun juga pernah bilang akan menggugat cerai."

Mama Rima kembali mengusap bahunya. "Kamu harus banyak sabar dan menyikapi setiap masalah tidak hanya dari satu sisi. Rumah tangga itu seperti sebuah rumah dan kamu adalah tiangnya. Kalau kamu tidak kuat, bagaimana rumah itu akan bertahan dari badai?"

Aby hanya dapat mengangguk. Tanpa kata.

"Nanti mama yang akan bicara dan membujuk Embun. Mungkin, Embun butuh waktu untuk memikirkan semua."

"Embun pasti sakit hati sama aku."

"Semua masih bisa diperbaiki. Tidak akan kata terlambat. Sekarang, kamu pulang saja dulu dan bicarakan dengan orang tua dan kakak kamu."

Lagi-lagi Aby hanya menyahut dengan anggukan kepala. Setidaknya, ia sudah cukup tenang. Karena mama memberinya kesempatan untuk memperbaiki rumah tangganya.

"Kalau begitu aku pulang dulu, Mah. Aku titip Embun."

Mama Rima mengangguk seraya memulas senyum tipis

.

.

.

Sementara itu di sebuah kafe ....

Dewa menyeruput secangkir kopi yang baru saja dibawakan seorang waiters. Kemudian menghela napas panjang, menatap gadis seusia Embun yang duduk menemaninya.

"Bagaimana keadaan Embun?" tanya Mega.

"Nggak kenapa-kenapa, aku meninggalkan dia berdua dengan Aby."

"Terus?"

"Aku cuma bilang sama Aby, kalau dia masih menyakiti Embun, aku akan rebut Embun dari dia bagaimanapun caranya." Jawaban santai dari Dewa itu berhasil memancing amarah gadis di hadapannya.

"Kamu ngapain pakai mengancam segala?" tanyanya dengan mata melotot. "Apa kamu benar-benar akan berusaha merebut Embun dari suaminya?"

Dewa hanya terkekeh. "Aku nggak segila itu. Siapa juga yang mau jadi pebinor."

Mega mendengkus sebal. Botol air mineral di hadapannya pasti sudah melayang ke tubuh Dewa, jika tidak mengingat mereka tengah berada di tempat umum.

"Oh ... syukurlah. Tapi ngomong-ngomong, perasaan kamu ke Embun sebenarnya bagaimana?"

Pertanyaan itu membuat Dewa seketika membungkam. Jika ditanya perasaan, tentu saja sepenuh hati ia menginginkan Embun. Sangat! Tetapi, akal sehatnya masih mendominasi.

Apa kata ayah dan bunda kalau anaknya jadi pebinor?

"Kamu tahu aku sudah lama. Seharusnya kamu tahu seperti apa perasaanku untuk Embun."

Seketika raut wajah wanita itu berubah. Dewa memang benar, Mega pasti paham dan tahu bagaimana perasaan Dewa terhadap Embun.

"Kamu nggak ada rencana untuk cari yang lain?"

"Untuk sekarang nggak dulu. Tergantung nanti. Siapa tahu, Embun dan Aby jadi cerai," ujarnya kembali terkekeh.

Lalu, menyeruput secangkir kopi tanpa memerdulikan ekspresi gadis di hadapannya.

.

.

.

Di rumah ....

Pembicaraan Galang dan kedua orang tuanya masih berlanjut dan belum ada titik temu. Galang masih bersikeras akan meminta Aby untuk mengembalikan Embun kepadanya. Tetapi, baik ayah maupun Bunda sama sekali tidak mendukung keinginannya.

"Galang, Aby dan Embun sudah menikah. Mereka sudah sah di mata agama dan hukum. Aby berhak sepenuhnya atas Embun. Mungkin, sudah jodohnya seperti itu."

Galang menundukkan kepala. Sorot matanya hanya tertuju ke lantai. Gumpalan penyesalan memenuhi hatinya. Jika saja malam itu ia tidak pergi ke sebuah kelab malam dan mabuk, insiden penyekapan atas dirinya mungkin tidak akan pernah terjadi.

Ia bahkan tidak ingat kejadian persisnya. Galang hanya ingat sedang minum dan tidur, lalu kemudian terbangun dalam keadaan tubuhnya terikat di sebuah tempat asing.

"Tapi, Bunda ...." Galang belum menyelesaikan kalimatnya, sudah dipotong lebih dulu oleh sang ayah.

"Kamu harus ikhlas. Itu artinya, Embun bukan jodoh kamu. Lagi pula Embun bukan satu-satunya wanita di dunia ini. Kamu bisa mendapatkan jodoh yang lain. Soal Embun dan Aby, apapun masalah mereka, biarkan mereka sendiri yang selesaikan. Kita tidak bisa ikut campur, apalagi meminta mereka berpisah."

Akhirnya, Galang mengangguk pasrah. Terlebih, Aby sudah menegaskan tidak akan pernah melepaskan Embun.

"Aku minta maaf, Bunda."

Bunda mengusap punggung putra sulungnya itu. "Kamu tidak salah, Nak. Hanya saja keadaannya memang seperti ini."

"Benar, Galang. Masa depan kamu masih panjang. Kamu bisa melanjutkan hidup dan membiarkan Aby dan Embun menyelesaikan masalah mereka sendiri," sambung ayah. "Sekarang yang harus kita lakukan adalah melaporkan pelaku penyekapan kamu."

"Aku nggak tahu siapa orangnya, Yah."

"Kita harus tetap melapor. Kamu masih ingat lokasi tempat mereka menyekap kamu, kan?"

Galang menggelengkan kepala. Sebab ia sama sekali tidak tahu tempat di mana dirinya disekap. Bisa melarikan diri pun sudah untung.

.

.

.

Aby menghempas tubuh lelahnya ke atas ranjangnya empuk. Kejadian dua hari ini benar-benar menguras tenaga dan pikiran. Bermula dari hilangnya Embun yang membuat jantungnya terasa akan berhenti berdetak. Pencarian menguras tenaga, dan malam penuh ketakutan karena Embun mengalami hipotermia di perkemahan.

Hingga akhirnya kedatangan Galang yang menambah deretan masalah dalam rumah tangganya. Aby menghembuskan napas panjang, menatap langit-langit kamar.

Tak berapa lama, ia bangkit dan duduk di tepi ranjang. Membuka laci meja dan mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna navy dari sana.

Aby hampir saja melupakan benda itu. Cincin pernikahannya dengan Embun yang hanya ia gunakan di hari pertama pernikahan, dan kemudian ia lepas atas permintaan Vania.

"Maafin aku, Mbun." Ia memasang lagi benda itu di jari manis tangan kanan.

Aby meletakkan kembali kotak cincin ke dalam laci, namun sesuatu menarik perhatiannya. Sebuah kartu ATM ada di dalam laci dalam keadaan patah menjadi dua bagian.

"Ini kan kartu ATM yang pernah aku kasih ke Embun. Jadi selama ini Embun pakai uang dari mana untuk beli keperluannya?"

...........

1
Julia Vanka
Luar biasa
Julia Vanka
Lumayan
Kasih Bonda
Luar biasa
Jolanda Lengkey
mulai ada benih2 pelakort
Dini Dadi
Luar biasa
Bang Ipul
ah bagus mbun terus aja deket ama dewa gmn sakit hati kan lo aby begitulah embun yg kau perlakukan lebih dari itu
Bang Ipul
baru nyadar lo by klu hubungan kalian gak sehat
Bang Ipul
tuh dengerin kata embun jgn merengek
filis 12
Luar biasa
Bang Ipul
monster jadi jadian
Bang Ipul
naru nyadar lo aby klu pacar lo cuman manfaatin lo aja buat jadi sopir
Bang Ipul
abi mah blm nyadar klu lo udah rasa ama si mbun dasar bodo
Bang Ipul
kerren mbun aku dukung km jgn mau di injek injek harga dirimu ini bagus perempuan kudu tegas jgn lembek
Bang Ipul
udah embun mending ama dewa aja
Bang Ipul
iya ngapain laki" gak punya pendirian kayak mau di perebutkan bodoh
Bang Ipul
wah mantap mbun
Bang Ipul
jgn mau di zholimin km mbun
bunda
Luar biasa
Aira Azzahra Humaira
huh embun bagus jadi istri jgn bisanya nangis tunjukin klu km kuat
Aira Azzahra Humaira
dasar laki-laki gak tegas
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!