⛔:TYPO BERTEBARAN
Velisa adalah gadis berusia 22 tahun.Setelah lulus kuliah Velisa di jodohkan oleh ayahnya dengan anak dari sahabatnya. Dengan ikhlas Veli menerima permintaan Ayahnya. Namun selama pernikahannya Veli tidak pernah di anggap oleh suaminya sendiri.
Dewanga Raharja adalah seorang CEO dengan kepribadian yang dingin, cuek dan ketus, suami dari Velisa.
*******
"Veli....!!".Suara teriakan dari Dewa yang baru pulang dari Kantornya mengema di Ruang tamu.
"Kenapa mas?" jawab Veli dengan setengah berteriak dari Dapur berjalan terburu buru menghampiri suaminya."Mas sudah pulang.Mau makan, aku siapin sekarang ya" ucap Veli dengan suara lembutnya dan senyum manis yang menghiasi wajahnya.
"Nggak perlu!" jawab Dewa dengan ketus."Nanti malam Mama sama Papa mau kesini," lanjutnya seraya berlalu menuju kamarnya dilantai atas.
"Sebegitu sulitkah kamu menerimaku dihidupmu, sudah 7 Bulan lebih kita menikah. Tapi sikapmu selalu dingin dan acuh dengan keberadaanku." Lirih ve
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alfiatus.s, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Sinar matahari pagi menerobos masuk dari celah jendela yang terasa hangat. Mengusik tidur nyenyak seorang laki-laki tampan, yang tengah berbaring diatas ranjang. Ia membuka matanya secara perlahan, mengerjap beberapa kali menyesuaikan penglihatanya.
Ia menoleh kesamping, saat merasakan pergerakan kecil sosok bidadari cantik yang masih setia memejamkan matanya itu.
Dewa tersenyum, sembari tanganya terulur menyibak helaian rambut yang menutupi wajah cantik istrinya itu. Ia menatap dalam wajah istrinya dengan sorot penuh cinta, lalu ia merasakan jantungnya berdetak tak karuan. Setiap kali memandangi wajah cantik istrinya, dan kini Dewa mengakui, bahwa dia benar-benar tidak bisa mengelak lagi tentang perasaanya terhadap istrinya itu.
Ia benar-benar sudah sangat jatuh cinta kepada wanita cantik bernama Velisa itu, yang tak lain adalah istrinya sendiri.
**Baguslah yang penting bukan istrinya orang😁
cup**
"Pagi sayang," ucapnya dengan sura serak, seraya mencium bibir istrinya. Saat melihat Veli mulai membuka matanya.
"Pagi juga Mas"wanita itu tampak sedikit malu-malu, saat suaminya mencium bibirnya.
Veli hendak bangkit dari tidurnya, saat melihat jam yang menunjukkan pukul 05.45 pagi. Tetapi tiba-tiba pinggangnya di tarik oleh tangan kekar suaminya sehingga dirinya terbaring kembali di pelukan Dewa.
"Mau kemana? ini masih, pagi" Dewa merengkuh dengan erat tubuh istrinya, dengan membenamkan wajahnya di ceruk leher Veli. Menghirup aroma bunga melati, yang menyeruak di tubuh istrinya.
"Aku, mau buat sarapan untukmu Mas, lepasin!" ucapnya seraya berusaha terlepas dari dekapan Dewa, merasa geli karena Dewa mendusel di ceruk lehernya.
"Kamu nggak kerja?"
Semalam Dewa, telah meminta istrinya untuk menceritakan bagaimana dia bisa menjadi model. Dan ia merasa sangat menyesal setelah mendengar cerita istrinya.
Dewa telah meminta Veli untuk berhenti saja, tetapi Veli menolak karena dia sudah terikat kontra.
"Enggak, lagi libur." wanita itu segera bangkit dari ranjang, saat Dewa melepas pelukanya. Ia berjalan ke dalam kamar mandi, untuk mencuci wajahnya dan menggosok gigi, dia akan mandi setelah memasak biar tidak bau lagi.
Selang beberapa menit, Veli keluar dari kamar mandi dengan wajah yang terlihat segar. Melihat suaminya yang masih di atas ranjang, duduk menyendiri di kepala ranjang dengan ponsel di tanganya.
"Udah?" tanya Dewa saat melihat istrinya sudah berdiri sambil menatapnya, lalu dia turun dari ranjang setelah meletakkan ponselnya.
"Aku mandi dulu sayang," ujarnya tersenyum, seraya mencuri cuman di pipi Veli, sebelum akhirnya masuk kedalaman kamar mandi.
Blusss
Seketika pipinya bersemu merah, dan senyum mengenang di wajahnya. Dia tersenyum manis seraya berlalu keluar menuju dapur.
Kini Veli terlihat tengah menata makanan di meja makan setelah selesai memasak, di bantu oleh pelayan. Jika Veli akan bekerja, maka dia tidak akan sempat untuk memasak, tapi sekarang dia sedang libur jadi dia ada waktu untuk membuat sarapan.
Saat sedang menata makanan, Veli di kejutkan dengan suara teriakkan dari lantai atas. Begitupun juga para pelayan yang juga tampak kaget.
"SAYANGGG.....!" teriakan Dewa begitu sangat kencang, memanggil istrinya dari atas tangga dengan hanya memakai bathrobe.
"Astaga...kenapa tu orang?" tanya Veli, sambil mengelus dadanya karena terkejut mendengar teriakan cempreng Dewa.
"Sudah non, biar ini saya yang teruskan. Non Veli samperin tuan saja,"ucap seorang pelayan dengan sopan. Veli menolak saat dipangil dengan sebutan nyonya, jadi para pelayan memanggilnya Nona.
"Ya udah bik, aku kertas dulu ya." lalu Veli bergegas menghampiri suaminya yang mendadak rempong, teriak-teriak pagi-pagi.
Sedangkan di lantai atas, Dewa tampak cemberut menunggu istrinya yang tak kunjung menampakan batang hidungnya.
Tiba-tiba, seorang wanita cantik yang terlihat sudah rapih, tampak keluar dari kamarnya dengan wajah jengkel.
"Ngapainsih teriak-teriak? kalau mau terika-terik noh di hutan!" ucapnya dengan ketus, seraya menghampiri kakaknya itu.
"Kamu pikir aku tarzan!" sewot Dewa, dengan menatap sinis Dewi yang berdiri di sampingnya.
"Lagian ngapainsih? pagi-pagi teriak-teriak nggak jelas, masih pakek bathrobe lagi, aneh banget!"
"Bukan urusanmu!" ketusnya, tak lama orang yang tengah di caranya tampak sudah datang menghampirinya.
"Kenapa sih? Eh... kamu kok belum ganti baju?" wanita itu mengerutkan alisnya, saat melihat suaminya yang masih memakai bathrobe.
"Tautuh. Aneh banget suami kak Veli, kesurupan kalik!"celetuk Dewi, sambil berlalu dari hadapan Dewa dan Veli.
Dewa sama sekali tidak menggubrisnya, dia langsung saja menarik tangan istrinya kedalam kamar.
"Kenapa sih Mas? kamu aneh banget, teriak-teriak gak jelas!" tanya Veli heran, setelah mereka sampai di dalam kamar.
Dewa malah mendudukan tubuhanya di ranjang, dengan memasang muka cemberut, menetap istrinya.
"Gak peka benget sih!" ketusnya.
"Ya, apa? kenapa? lagian ini sudah jam berapa kamu kok belum ganti baju sih?!" Veli mulai kesal dengan tingkah suaminya itu.
"Haisss... aku dari tadi itu nungguin kamu. Kamunya aja yang gak datang-datang ke kamar!" ujar Dewa kesal, istrinya itu kenapa jadi tidak peka sih?
"Nungguin aku, ngapain?"tanyanya heran.
"Ck...ya siapin baju kerja aku lah, gitu aja nggak paham!"Sewotnya, dulu Veli sering kali menyiapkan baju kerjanya walaupun tidak pernah ia pakai, dan akhir-akhir ini istrinya tidak pernah menyiapkan baju nya lagi. Mungkin Veli udah muak Dewa makanya ogah nyiapin bajumu lagi.
mendengar itu membuat Veli tersenyum kecut, aneh sekali dulu saja dia selalu menghina selera Veli kampungan.
"Kamu yahkin? bukanya seleraku itu kampungan. Kenapa kamu malah memintaku menyiapkan baju kerjamu, apa kamu gak akan malu nantinya?" tanya Veli santai, yang malah menohok hati Dewa.
Laki-laki tampan itu merasa tertampar mendengar ucapan istrinya. sungguh dia sangat menyesal dengan ucapanya dulu.
Dewa sadar, bahwa selama ini banyak sekali kesalahan yang dia perbuat. Namun,sekarang dirinya berjanji, akan memperbaiki semuanya, dirinya akan berusaha membahagiakan wanita yang di cintainya itu.
"Maaf...sekarang aku janji akan lebih menghargai dan mempedulikan kamu sebagai istriku!" ujarnya bersungguh-sungguh. Lalu tiba-tiba, laki-laki itu berlari menubruk tubuh istrinya dan mendekapnya erat.
Veli hampir saja terjerambah, saat tiba-tiba Dewa menubruk tubuhnya, untungnya Dewa merengkuhnya dengan erat.
"Udah gak usah tebar-tebar janji, yang aku butuhkan itu pembuktian. Bukan janji-janji yang hanya ucapan belaka!" Veli melepas pelukanyan dengan sedikit paksa yang membuat Dewa tampak mencebikan bibirnya. Lalu berjalan menuju walk in closet, untuk mengambilkan baju kerja suaminya.
"Galaknya istriku,"gumam Dewa sambil menatap punggung Veli, lalu dirinya kembali duduk di ranjang.
Selang beberapa menit, Veli tampak keluar dengan membawa pakaian kerja yang di rasa cocok untuk suaminya.
"Nih...cepet pakai,"titahnya, sambil menyodorkan baju kepada Dewa.
Dewa lantas berdiri menghampiri istrinya dengan tersenyum manis.
"Makasih, istriku,"ucap Dewa menerima bajunya sambil mengecup pipi Veli, Veli hanya tersenyum tipis dengan malu-malu. Sudah dua kali suaminya itu mencuri ciuman di pipinya.
"Udah sana ganti baju...aku keluar dulu." Veli bergegas keluar untuk menyembunyikan wajah malu-malunya. Tanpa menghiraukan teriakan dari Dewa yang meminta dirinya tetap di dalam kanar.
**Jangan lupa beri like comment and vote Love yo'll 😁
TBC**.