Author update hari, SELASA dan KAMIS
Reyna Maureen Alexandria seorang gadis dingin tak tersentuh. dia juga seorang ketua Geng motor Black Rose.
Reyhan Saputra Smith adalah ketua OSIS sekaligus kapten basket disekolah TUNAS BANGSA. Reyhan adalah cowok dingin dan cuek dia terkenal di sekolah Tunas bangsa disebut Ketos kutub karena sifatnya yang dingin sama orang lain.
Reyhan juga adalah siswa paling pintar disekola Tunas bangsa. Setelah kedatangan siswi baru yang bernama Reyna, Reyhan menjadi pribadi banyak bicara.
Apakah mereka akan tumbuh benih-benih cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chinta Maulana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7
Brak
Salma menggebrak meja, mengejutkan ketiga pria itu, tetapi tidak dengan Reyna.
"Ngapain sih deket-deket sama Kak Reyhan?" Salma geram sambil nunjuk Reyna.
Reyna tidak menghiraukan perkataan Salma, dia terus menikmati baksonya.
"Lo denger nggak sih apa yang gue katakan?" Salma geram, merasa diabaikan. Salma mengambil jus buah Reyna yang ada di meja dan menyiramkannya Ke wajah Reyna.
Gen centil menertawakan Reyna. "Mampus lo." Ucap sahabat Salma, Ririn.
Reyna menyeka wajahnya dengan tisu yang ada di depannya. dia menatap tajam Salma yang membuat Salma sedikit takut. Namun, Salma berusaha menyembunyikan rasa takutnya.
Reyna berdiri pergi begitu saja. karena dia malas meladeni Salma dengan antek-anteknya. Tapi, Salma menghalangi dengan mencekram tangannya.
"Mau ke mana? Gue belum selesai bicara." Salma mencengkram tangan Reyna. Reyna menoleh menatap tajam ke arah Salma. "Lepaskan."
"Gue tidak mau, mau apa lo?" Tantang Salma.
Reyna memelintir tangan Salma, sehingga tangannya berada di belakang punggungnya. "Ini akibatnya berani mengganggu gue." Ia semakin menekan tangan Salma yang membuatnya meringis Kesakitan.
"Auuuhh sakit, lepaskan." Ucap Salma yang air matanya sudah membasahi pipinya.
Kedua sahabat Salma maju untuk menyerang Reyna. Namun, Reyna dengan cepat menendang keduanya hingga terbanting ke tembok sekolah.
Saat Reyna hendak memukul wajah Salma, tangannya ditahan oleh Reyhan.
"STOP, kalian semua ikut keruang BK." Ucap Reyhan masih memegang tangan Reyna. Reyna menyentakkan tangannya dengan keras agar pegangan Reyhan terlepas.
"Gue bisa jalan sendiri tanpa lo pegang." Ucap Reyna ketus.
Reyhan menghela nafas panjang. Dia harus memperbanyak stok sabar menghadapi tingkah Reyna.
"Kalian juga bertiga ikut keruang BK." Kata Reyhan dengan menunjuk geng centil yang sudah babak belur.
"Kak Rey, kenapa kita juga harus ikut. kita ini korban." Salma tidak Terima jika harus ikut keruang Bk.
"Ikut, tidak usah banyak bertingkah." Ucap Rayhan datar.
Mereka berempat sudah berada diruang BK.
"Baru 2 hari masuk sekolah sudah buat onar." Ucap Pak Sopyan, guru BK. Sementara yang ditanya hanya duduk diam dan memainkan kuku-kukunya.
"Kamu dengar apa yang aku katakan, Reyna?" bentak Pak Sopyan sambil memukul-mukul mejanya.
"Dengar." Jawabnya cuek.
"Ini surat buat orang tuamu, suruh mereka datang ke sekolah besok." Ucap Pak Sopyan sambil menyerahkan surat itu dan Reyna menerima surat itu lalu meninggalkan ruang BK tanpa berkata sepatah kata pun.
"Reyna... Bapak belum selesai bicara." Teriak Pak sopyan, Namun Reyna tetap berjalan tanpa menghiraukan teriakan Pak Sopyan.
Pak sopyan hanya menghela nafas panjang. Lalu menatap geng centil yang masih ada diruangan BK.
"Ini surat orang tua kalian bertiga." Ujar Pak sopyan lagi dan menyerahkan surat panggilan untuk orang tua mereka bertiga.
"Pak, kok kita juga kena, kita kan korban. Pak, lihat muka kita yang sudah babak belur dihajar mahasiswa baru itu." Protes Salma.
"kalian keluar, Bikin pusing Kepala bapak saja." Ucap Pak sopyan mengusir geng centil.
Geng centil meninggalkan ruangan Pak Sopyan dengan menghentakkan kakinya kesal. sedangkan Pak Sopyan hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan geng centil.
Pelajaran pun dimulai lagi, semua murid masuk ke dalam kelas kecuali Reyna.
Reyna berjalan ke atas atap tanpa ia sadari Reyhan mengikutinya dari belakang.
Ceklek
pintu Rooftop terbuka, Reyna langsung membaringkan badangnya disofa.
Sementara itu, Reyhan menghampiri Reyna yang memejamkan matanya.
Reyhan membuka kotak obat yang dibawanya. Ia duduk di samping Reyna dan mengobati pipi Reyna yang lebam.
"Apa yang Lo lakukan?" Reyna berkata singkat, mau bangun, tetapi Reyhan menghentikannya.
"Biar gue obati pipi Lo dulu."
"Tidak perlu, Gue bisa mengobati diriku sendiri dan sudah berapa kali gue katakan pada Lo untuk tidak pernah menyentuh gue." Jawab Reyna dan mendorong Reyhan agar tidak menghalangi jalannya.
"Please, biar gue obati luka lo dulu, setelah itu lo bisa pergi."
"Baiklah" Pasrah Reyna.
Reyhan pun kembali mengobati pipi Reyna yang memar sehingga tatapan mereka bertemu.
"Cantik" Ucap Reyhan dalam hati.
Reyna pun segera memalingkan wajahnya ke arah lain.
"Ayo gue antar lo kekelas." Ajak Reyhan pada Reyna.
"Gue bisa sendiri." Ucapnya ketus.
"Lo mau dihukum sama guru yang mengajar dikelas lo."
Reyna menghela nafas. "Baiklah" Ucapnya pasrah.
Di depan kelas XI IPA 1
Tok tok tok
"ada apa Rey?" Tanya guru yang mengajar dikelas Reyna.
Reyna hanya diam saja dan langsung melewati guru yang sedang berbicara dengan Reyhan. Dia langsung duduk di kursinya.
"Maaf, tadi Reyna dari UKS." Bohong Reyhan.
