Revan Alfredo harus menikah dengan Bella Amanda, gadis yang di pilihkan oleh keluarganya agar mendapatkan warisan.
Demi menutupi hubungan Revan dengan kekasihnya di depan semua orang, Revan terpaksa menyetujui perjodohan itu dan menjadikannya Bella sebagai tamengnya.
Sehari setelah pernikahan, Revan melemparkan kontrak pada Bella.
"Oke, aku setuju dengan persyaratan itu, tapi aku juga memiliki persyaratan!" ucap Bella
"Apa?" tanya Revan.
"Aku minta kamu tf ke rekeningku 1 triliun diluar dari nafkah yang seharusnya kamu berikan, deal, aku akan tanda tangan!" tantang Bella, tentu dia tidak akan membuat kekasih gelap Revan bersenang-senang dengan uang suaminya.
Apakah Revan akan memberikan apa yang di minta Bella?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Navizaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Godaan Pelakor
Happy Reading.
Ting tong!
Ting ting!
Tiba-tiba bel berbunyi, Bella berdiri untuk melihat siapa tamu yang pagi-pagi begini datang ke rumah nya
"Mau kemana?" tanya Revan.
"Apa kamu gak denger dari radi bel pintu depan berbunyi? aku akan buka dulu!" jawab Bella yang kemudian keluar dari dalam kamar untuk membukakan pintu rumah.
Mereka memang hanya hidup berdua di rumah itu. Revan dan Bella tidak menyewa asisten rumah tangga karena memang Bella tidak mau ada orang lain yang mengetahui tentang sandiwara pernikahan mereka.
Bella berjalan menuruni tangga dan segera membuka pintu depan karena sejak tadi tamunya tidak berhenti-henti menekan tombol bel.
Ceklek!!
Bella melihat siapa tamunya yang datang, matanya menatap seorang wanita cantik dan seksi dengan memakai pakaian kurang bahan sedang berada di depan rumah mereka.
'Cih, kenapa wanita ini sudah berdiri di depan rumah, padahal tadi malam baru saja datang ke sini!'
"Apa Revan masih di dalam rumah? Kenapa dia tidak berangkat ke kantor dan tidak menghubungi ku?" tanya wanita yang tidak lain adalah Viona.
Viona memang sering ke kantor Revan sebagai tamu penting, tapi semua karyawan nya tidak ada yang tahu apa hubungan atasan mereka dengan wanita itu.
"Hei, kenapa diam saja? apa Revan masih di rumah??"
"Dasar pelakor tidak tahu malu!" gerutu Bella jengah melihat wanita itu.
"Apa? Kamu tadi bilang apa?" tanya Viona yang memang tidak begitu mendengar apa yang diucapkan Bella.
"Aku gak ngomong apa-apa, kalau kamu mau ketemu sama Revan, dia ada di atas, di kamarku, dia sedang demam jadi tolong jaga dia, kalau sudah ada kamu, aku akan pergi ke butik," ucap Bella berjalan meninggalkan Viona.
Viona mengekor di belakang Bella yang masuk ke dalam kamarnya.
"Siapa yang datang, Bell?" Tanya Revan yang sudah tidur tengkurap, menghirup aroma yang tertinggal di sprei.
"Sayang, kamu sakit, ya? Pantesan tidak berangkat kerja!" seru Viona langsung memeluk tubuh Revan dari belakang.
Deg!
Viona kenapa harus datang di saat seperti ini, sih!! Batin Revan.
Bella memutar bola matanya malas, melihat adegan sepasang manusia di dalam kamarnya ini benar-benar sungguh sangat menjijikkan.
"Viona kenapa kamu ke sini?" Revan langsung menyingkirkan tubuh Viona dan berdiri dari atas ranjang itu.
"Aku khawatir sama kamu, dengan kamu nggak balas chat aku semalaman!"
Bella menatap tajam ke arah dua manusia di hadapannya itu, benar-benar merasa kesal karena manusia itu berdebat di area pribadinya.
"Revan!! kalau mau bermesraan dengan kekasihmu jangan di kamar ku, sana kembali ke kamarmu!" Seru Bella mengusir suami dan kekasih dan suami nya itu.
"Tapi aku gak mau Bell, aku ingin di sini saja," jawab Revan berjalan mendekati istrinya.
Viona merasa tidak suka dengan penolakan dari Revan. "Sayang, ayo kita ke kamarmu saja, ya? aku akan mengobatimu di sana," bujuk Viona.
Revan benar-benar geram dengan tingkah wanita yang masih berstatus sebagai kekasihnya ini, semakin lama dia semakin ilfil dengan Viona.
"Viona, sebaiknya kamu pulang, aku hari ini lagi gak mood sama kamu, aku cuma ingin bersama istriku saja," jawab Revan merangkul Bella.
Membuat Viona semakin kebakaran jenggot.
"Sayang! kenapa sikap kamu berubah, sih? aku ini kekasihmu, lho!" seru Viona tidak terima saat Revan menyuruhnya pulang, apalagi melihat Revan begitu mudah memeluk Bella membuat nya dibakar api cemburu.
"Tapi aku mau bersama istriku, jadi sebaiknya kamu pulang dulu, nanti aku akan menelepon mu," ucap Revan dengan malas dan agar kekasihnya itu segera pergi dari rumahnya.
Bella melepaskan tangan Revan yang masih bertengger di bahunya, membuat Revan merasa tidak senang.
"Revan! sebaiknya kamu kembali ke kamarmu, aku tidak mau kalian berada di dalam kamarku!" Bella kali ini benar-benar emosi, "aku akan pergi ke butik sekarang, jadi kamar ini akan aku kunci!" ucap Bella tegas sambil menunjuk ke arah pintu keluar kamar.
"Tapi…" perkataan Revan langsung disela oleh Bella.
"Sudah sana cepat kalian keluar!!" Seru Bella mengusir dua orang itu dari kamarnya.
Bahkan sampai mendorong punggung Revan agar mereka segera keluar dari dalam kamarnya.
Akhirnya Revan keluar dari dalam kamar Bella meskipun dengan terpaksa dan diikuti oleh Viona.
"Sayang," ucap Viona menggandeng lengan Revan.
Pria itu menepis tangan Viona, "Viona, aku akan beristirahat di kamar, kamu kembalilah ke rumah mu, kalau kamu masih di sini aku yang yang akan pergi!" ucap Revan yang berusaha mengusir wanita yang sudah tidak dicintainya lagi, karena kini ia telah jatuh cinta pada Bella, istri kontraknya.
"Tidak Revan, aku mau merawat mu di sini!" Jawab Viona yang membantah dan tidak mengindahkan perkataan Revan.
Revan tidak peduli dengan wanita itu kemudian dia langsung masuk ke dalam kamar mengunci pintunya.
Sedangkan Bella sudah keluar dari rumah itu dan pergi menuju butiknya, dia tidak memperdulikan tentang Revan dan kekasihnya, karena hanya itulah jalan satu-satunya agar hatinya baik-baik saja.
Padahal tadi dia sempat terbuai akan sikap rekan yang semakin melunak.
Revan merasa tidak suka dengan sikap Bella yang terlihat mengacuhkannya, apalagi melihat ekspresi Bella yang biasa saja saja melihat kedatangan Viona.
"Apa kamu tidak merasa cemburu, Bella?" Batin Revan melihat kepergian Bella dari jendela kamarnya dengan raut yang tidak bisa dibaca.
Bella sendiri mulai sadar bahwa selama ini Revan memang tidak mencintainya, semua sikap Revan hanyalah bentuk dari rasa penasaran akan dirinya, atau karena pria itu sedang sakit.
Bella harus tetap sadar diri bahwa dia hanyalah istri kontrak dari pria itu. Buktinya sampai sekarang Revan masih menjalin kasih dengan Viona.
"Ya, aku seharusnya tahu diri kalau aku hanya istri di atas kertas, dan Revan sudah memiliki wanita yang dia cintai, ayo Bella semangat! perjanjian ini hanya tinggal empat bulan lagi, setelah itu kamu akan terbebas dari Revan," ucap Bella menyemangati dirinya sendiri, sembari menekan dadanya kuat-kuat karena terasa sesak.
Bersambung.
aku mau baca thour