NovelToon NovelToon
Takdir Di Balik Duka

Takdir Di Balik Duka

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / CEO / One Night Stand / Ibu Pengganti / Diam-Diam Cinta / Menikah Karena Anak
Popularitas:95.7k
Nilai: 5
Nama Author: Mommy Ghina

“Silakan pergi dari mansion ini jika itu keputusanmu, tapi jangan membawa Aqila.” ~ Wira Hadinata Brawijaya.

***

Chaca Ayunda, usia 21 tahun, baru saja selesai masa iddahnya di mana suaminya meninggal dunia karena kecelakaan. Kini, ia dihadapi dengan permintaan mertuanya untuk menikah dengan Wira Hadinata Brawijaya, usia 35 tahun, kakak iparnya yang sudah lama menikah dengan ancaman Aqila—anaknya yang baru menginjak usia dua tahun akan diambil hak asuhnya oleh keluarga Brawijaya, jika Chaca menolak menjadi istri kedua Wira.

“Chaca, tolong menikahlah dengan suamiku, aku ikhlas kamu maduku. Dan ... berikanlah satu anak kandung dari suamiku untuk kami. Kamu tahukan kalau rahimku bermasalah. Sudah tujuh tahun kami menikah, tapi aku tak kunjung hamil,” pinta Adelia, istri Wira.

Duka belum usai Chaca rasakan, tapi Chaca dihadapi lagi dengan kenyataan baru, kalau anaknya adalah ....



Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9. Hati Yang Dilema

Mama Maryam sontak saja menolehkan wajahnya, sementara itu Adelia yang terkejut meneguk air putihnya seakan sedang kehausan.

“So-Sore ini? Secepat ini ... bukankah minggu depan?” tanya Mama Maryam tak percaya.

“Mmm, iya Mah, saya sudah koordinasi dengan Dzaki untuk menyiapkannya. Lagi pula hanya acara akad nikah, tidak ada pesta apa pun, serta tidak mengundang orang lain. Hanya orang-orang dari KUA saja,” balas Wira terdengar santai dan tenang.

Hati Adelia terasa sesak, meski ia menyetujui pernikahan kedua suaminya. Nyatanya begitu suaminya memutuskan, hatinya bagai dihantam godam.

“Kamu harus kuat, Adelia. Pernikahan suamimu hanya sebentar, begitu dia hamil dan melahirkan langsung  diceraikan sama Mas Wira, tidak untuk selamanya,” batin Adelia berusaha menenangkan dirinya sendiri.

Bik Rahma yang kebetulan ada di sana pun terkesiap. “Menikah! Chaca akan menikah dengan Tuan Wira. Astagfirullah, nasibmu yo kok kayak begini sih, Nduk.” Memelas batin Bik Rahma.

***

Bik Rahma tidak bisa berbuat apa pun atau berusaha menentang rencana keluarga Brawijaya. Wira kembali memperingatinya dengan ancaman yang tadi pagi ia ucapkan pada Chaca. Keadaan ini amat dilema bagi Bik Rahma, mana mau ia melihat keponakannya mendekam di penjara. Namun, yang ia sesali mengapa keponakannya harus jatuh kembali dalam kubangan yang sama. Menikah tanpa cinta dan terpaksa.

Siang ini, mansion Brawijaya tampak sibuk. Beberapa orang dari toko bunga yang dihubungi oleh Dzaki tampak mendekorasi taman belakang dengan beberapa rangkaian bunga mawar putih, sesuai dengan permintaan Wira. Tenda dalam ukuran kecil pun sudah terpasang dengan cepat. Adelia tertegun melihatnya, pasalnya suaminya bilang hanya acara ijab kabul tapi mengapa pasang tenda dan ada dekorasi bunga di tempat ijab kabul tersebut. Menurutnya agak berlebihan. Padahal cukup acaranya di ruang tengah atau di ruang utama, kelar, tidak perlu ribet.

Belum lagi ada karyawan butik mengantarkan jas pengantin dan gaun pengantin dengan model sederhana tapi amat indah dilihatnya.

“Mas Wira, kayaknya ini terlalu berlebihan. Bukannya hanya acara ijab kabul saja. Kenapa jadi ada jas dan gaun pengantin segala?” tanya Adelia dengan rasa kecewanya.

Wira yang sedang mengecek gaun yang akan dikenakan Chaca, menolehkan wajahnya

“Adelia, bukankah wajar jika ada jas dan gaun untuk kami kenakan saat menikah? Ini hanyalah pakaian saja, dan menurutku tidak berlebihan,” jawab Wira dengan santainya, kemudian kembali menatap karyawan butik ternama dan memberikan perintah untuk menunggu MUA sebelum menemui calon pengantin wanitanya.

Adelia menarik napas kecewanya, lalu menjatuhkan bobot tubuhnya di sofa.

“Aku pikir akan kuat, melihat persiapannya saja sudah buat—“ Adelia tidak sanggup melanjutkan ucapannya. Hal yang wajar, jika seorang istri yang sudah lama hidup bersama-sama melihat suaminya akan menikah lagi. Butuh keluasan hati, meski berat. Dan ternyata ya, memang amat berat. Andaikan rahimnya tidak bermasalah kemungkinan hal ini tidak akan pernah terjadi dalam cerita hidup Adelia.

Wira kembali menatap istrinya yang tampak lesu, ia menengadahkan wajahnya ke langit-langit seraya menarik napasnya panjangnya. Kemudian barulah duduk di samping istrinya.

Pria itu mengecup punggung tangan Adelia, lalu menggenggamnya, seakan sedang menyalurkan perasaan tenang untuk istrinya. “Maafkan aku, Adel. Pasti kamu merasa berat dan kecewa. Tapi bukan hanya kamu saja, aku pun juga begitu,” ungkap Wira sangat meyakinkan.

Mata Adelia berkaca-kaca saat menatap suaminya. “Mas Wira mencintaiku, ‘kan?” tanya Adelia dengan suaranya yang bergetar.

Pria itu mengulum senyum hangatnya. “Sangat mencintaimu, Adelia. Pernikahanku ini, aku melakukannya untuk kita.”

Adelia melipat bibirnya, tak sanggup untuk tersenyum. Tangannya lantas mengusap pipi suaminya yang begitu tampan, hatinya bergejolak dan ingin berteriak ‘aku tak sanggup melihatmu menikah lagi, Mas Wira.’ Sayangnya, hanya bisa tertahan hatinya saja, Adelia sadar diri atas kekurangan pada dirinya.

“Jangan berbagi hati ya, Mas, kepada siapa pun? Hati Mas hanya untukku seorang. Dan, jangan pernah menyentuh Chaca, ingat pembicaraan kita. Prosesnya lewat inseminasi atau bayi tabung,” pinta Adelia dengan linangan air mata yang mulai luruh.

“Mmm.” Pria itu hanya bergumam, lalu memeluk istrinya. Dan membiarkan Adelia menangis dalam pelukannya.

***

Setengah jam kemudian, pintu kamar Chaca terbuka. Chaca yang sejak tadi berbaring di atas ranjang bergegas bangkit dan berlarian menuju pintu. Ia ingin keluar. Namun ....

“Mama,” sapa Chaca begitu pelan.

Wanita paruh baya itu tersenyum, ia datang tidak seorang diri tapi ada beberapa orang yang tidak ia kenal membawa koper dan gaun pengantin. Jantung Chaca mulai berdegup tak menentu.

“Kamu sekarang bersiap-siap ya. Sebelumnya Mama sangat berterima kasih sama kamu,” ujar Mama Maryam sembari mengusap lembut punggung menantunya.

“Mah, jangan katakan ini?” Chaca sudah bisa menebak arah pembicaraan mama mertuanya.

Mama Maryam mengangguk, seakan tahu pikiran Chaca. Bibir Chaca bergetar, tungkai kakinya terasa lemas bagaikan jeli, lantas salah satu tangannya bertopang di tepi sofa.

“Demi kebaikan Aqila,” ujar Mama Maryam sangat lembut, tapi penuh penekanan.

“Kenapa membawa-bawa Aqila, Mah? Aku masih bisa menghidupinya sendiri, aku sanggup! Aku tidak mau menikah lagi! Terutama dengan Pak Wira, aku tak mau,” tolak Chaca dengan suaranya yang bertahan.

Wanita paruh baya itu meraih tangan menantunya lalu menggenggamnya dengan erat. “Chaca pernahkah kamu berpikir, seorang anak itu bukan hanya butuh seorang ibu, tapi juga butuh seorang ayah. Mungkin saja saat ini kamu mengatakan mampu dan bisa merawat Aqila seorang diri. Tapi, nyatanya dalam tumbuh kembang anak membutuhkan perhatian seorang ayah. Wira adalah kakak papanya, bukan orang lain. Dan Wira selama ini sangat menyayangi Aqila, dia  yang menangani kamu saat melahirkan Aqila. Dia yang mengazani Aqila, dia pula yang turut merawat Aqila setelah dilahirkan. Tolong ingat hal itu, kamu jangan egois. Atau kamu mau mencari pria lain di luar sana yang bisa sayang dengan tulus pada Aqila seperti ?” tanya Mama Maryam tanpa meninggikan suaranya.

Chaca tertegun. Apa yang dikatakan mama Maryam semuanya benar. Wira sebagai dokter bedah, ia'lah yang melakukan operasi caecar, pria itulah yang terlibat mengurus Aqila selama dua bulan penuh, ketimbang Ezzar yang tidak terlalu peduli menyambut anaknya. Miris bukan!

Mama Maryam menyentuh kedua bahu Chaca.

“Jangan egois, dengan kamu menikah dengan Wira, Aqila akan mendapat kasih sayang dari seorang papa. Sekarang bersiaplah. Mama juga mau bersiap,” pinta Mama Maryam sembari mendorong bahu Chaca agar segera ke meja rias. MUA dan karyawan butik siap make over calon pengantin wanita.

“Mengapa semuanya menjadi dilema untukku, Ya Allah? Apakah memang tidak ada kebahagiaan untukku barang sejenak saja?” batin Chaca mengeluh.

Baru saja masa iddahnya selesai, kini datang takdir yang tak pernah ia impikan sama sekali.

 

Bersambung ... ✍️

1
Mulaini
Katanya mau bersikap adil sama kedua istri tapi baru mamanya ngomong dan Adelia minta di perhatiin malah kamu Wira memilih kabur hehehe...
Mulaini
Wira akhirnya keluar juga rasa cemburu mu melihat Chaca di dekati pria hehehe...
Mulaini
Adelia bukan Chaca yang menyuruh Wira datang ke mansion tapi Wira sendiri tuh yang datang.
N Wage
karya2 mommy ghina selalu👍👍👍👍👍❤❤❤❤❤
Mulaini
Semangat 💪💪 author.
Mulaini
Semangat 💪💪 Wira yang lagi menikmati perannya sebagai papa untuk Aqila.
Mulianti Mulianti
swmangat up
mur:ciyuah
ih gemezzzzzz mom ghina nakal....caca di gantung di pohon. toge...lama x up nya...aku makin penasaran mom....lanjut...
Ila Lee
kn mereka sudah halal Adelia
宣宣
jangan jerit2 terus ondel2, nanti hipertensi loh.....
Herman Lim
lebay bgt sih yg jls ga nafsu sama bini ya lah wira dpt perawan chaca dah pasti buat on terus klo dkt sama pawang nya 🤣🤣🤣
Widia Sari
ais si adel ganggu aja masukin karung aja tu si adel biar gk ada pengganggu lagi hahhahaha
ve spa
Chaca seakan mengingat kembali adegan yang sama 😔
ve spa
Wira nii sebenarnya cembokur, tapi nggak ngaku, hadihh 😁
Yuni Say
😀😀😀
boma
masih terasa ya ca
hasatsk
duh akhirnya mulai terkuak...ternyata yang memperkosa itu......
Naufal Affiq
bilang aja wira kalau kamu yang sudah perkosa chaca,maka nya gak bisa lihat chaca sama lelaki lain,kamu itu cinta,tapi selalu memungkirinya,
@arieyy
aduhhhhh...hampir aja😩...adel ganggu ihhhh🤣🤣
Kimmy Doankz
salah si adel sendiri,dri awalkn udah di peringati sama chaca,,dan selalu chaca yg salah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!