William Jhonson Pria berusia 35 Tahun yang telah menikah dan memiliki seorang anak yang sama sekali tidak di yakininya adalah darah dagingnya sendiri.
Tidak ingin terus memikirkan wanita yang berstatus istrinya, Dia lebih memilih menghabiskan banyak waktu bersama para wanita bayaran setiap malamnya.
Sampai suatu malam, Dia yang tengah berada di club' langganannya mendapatkan sebuah tawaran yang cukup fantastis.
Seorang gadis berusia 18 tahun ingin menjual keperawanannya senilai 500 juta.
Olivia Dakota ingin menjual keperawanannya pada pria yang bahkan tidak berani di tatapnya saat itu.
Akan kah Olive yang biasa di sapa itu mendapatkan uangnya untuk perobatan sang ayah ?
Tapi bukannya lepas dari pria yang jauh lebih tua darinya, Malah semakin terjerat dengan pria yang telah memiliki keluarga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kisah Lalu
William terus-terusan mengumpat anak buahnya yang tidak bisa menemukan keberadaan Olive terhitung sudah seminggu ini.
Tidak ada kabar yang di dapatnya hingga saat ini dan itu membuatnya kesal dan marah.
" Seharusnya kalian bisa mencari keberadaannya. Aku tidak ingin tau berapa banyak uang yang kalian habiskan untuk mencari wanita itu. Yang pasti temukan wanita itu secepat mungkin. Kerahkan semuanya. " William tidak habis pikir bagaimana bisa mereka tidak menemukan Olive dalam waktu seminggu.
Dia tidak akan membiarkan Olive pergi begitu saja meninggalkannya.
Apalagi sudah seminggu ini dia seperti di hantui tangisan seseorang yang membuat tidurnya tidak nyaman.
Bukan hanya itu saja, Setiap hari dia juga selalu di desak untuk pulang ke rumah oleh ayahnya.
Pria yang sangat di bencinya hingga saat ini.
" Pergi dan cari dia ! Kejar dia walau sampai harus membongkar seluruh isi dunia ini !" Titah William pada anak buahnya.
Sementara Derry, Dia hanya bisa menatap datar saja pada William yang tidak pernah sampai segila ini mencari seseorang.
Walau statusnya tentang dendam, Tidak sampai seperti ini.
Baru saja William menyandarkan punggungnya di kursi kerjanya, Ponselnya sudah kembali berdering dan itu dari Amber istrinya.
Panggilan pertama di abaikannya, ke-dua juga begitu hingga panggilan ke-tiga barulah William mengangkatnya.
" Apa lagi ? Berhenti menghubungi ku !" Sentak William langsung pada pada Amber yang terus saja menghubunginya sejak tadi.
" Ayah mu kembali masuk rumah sakit dan keadaannya semakin memburuk. Dia terus saja memanggil nama mu. "
" Urus saja dia ! Katakan padanya untuk tidak menganggu ku dengan segala rencana jahatnya. "
" Tapi Ayah kamu sekarat William. " Terdengar William menghembuskan nafasnya kasar.
" Katakan padanya aku akan berkunjung besok dan jangan pernah menghubungi ku lagi !"
Prak n..William melemparkan ponselnya begitu saja di meja kerjanya.
Dia memijat pangkal hidungnya karena merasa kepalanya berdenyut sakit karena memikirkan begitu banyaknya pekerjaan dan belum lagi masalah Olive.
Baru saja dia tenang, Amber menghubunginya lagi soal pria tua itu.
Ini sungguh sangat menyebalkan sekali baginya.
" Anda bunuh sesuatu Tuan ? " William menatap Derry sejenak lalu menggelengkan kepalanya.
Derry pun pamit pergi setelah memastikan bahwa William tidak membutuhkan apa pun lagi.
Dia mencoba memejamkan matanya, Namun baru saja dia memejamkan matanya dan terlelap, Bayangan Olive kembali menghantuinya.
Dalam bayangan itu, Dia melihat Olive ya g tersenyum begitu indah dengan seekor kuda.
Di bayangannya itu pula dia melihat siluet Olive yang terlibat begitu cantik dengan wajahnya yang menggemaskan dan bibir mungilnya.
" Aahhhkkk ! Kenapa kau selalu menghantui ku ? Kenapa ? "
Pyaar...
William melemparkan vas bunga di meja kerjanya ke dinding.
Dia marah dan kesal saat bayangan Olive terus saja menghantuinya.
Sudah beberapa hari ini Olive terus saja menganggu dirinya setiap malam. Jika bukan karena suara tangisannya, Maka William akan di hantui bayangan Olive yang tersenyum.
William hanya sekali melihat Olive yang tersenyum lepas saat berada di taman rumah pribadinya waktu itu.
Bukan di Mansion miliknya tempat di mana dia mengurung Olive waktu itu hingga berakhir dengan di apartemen dan rumah sakit.
William terus saja terbayang wajah Olive yang terus saja tersenyum membuat William semakin emosi karena tidak bisa tenang sejak Olive pergi meninggalkannya.
" Kau akan ku dapatkan kembali Olivia. Kau telah membuat tidur ku tidak nyaman karena mu, Maka kau yang harus bertanggung jawab dengan semua ini. " Tangan William terkepal erat karena di selimuti amarah karena dendamnya
Entah dendam apa yang menyelimutinya hingga dia begitu benci dan marah pada Olive.
Sementara di sebuah rumah di tempat dimana Olive tinggal saat ini, Dia mendapatkan kehidupan barunya di sini bersama Nyonya Matilda.
Dia bahagia hidup bersama Nyonya Matilda di tempat sederhana seperti ini.
Seperti saat ini, Dia tengah memasak menu makan siang untuknya dan Nyonya Matilda.
Olive begitu bahagia bisa memasak dan Nyonya Matilda menyukainya.
Itu membuat Olive benar-benar menemukan hidupnya kembali setelah apa yang dia lewati beberapa waktu yang lalu.
" Semoga ibu suka masakan ku. " Ucapnya penuh kebahagiaan sambil memindahkan masakan yang di masaknya ke dalam wadah.
Dengan perasaan bahagia Olive membawa masakannya ke kebun tempat di mana Nyonya Matilda berada.
" Ibu, Makan siangnya sudah si-ap. " Ucapnya terbata saat melihat ibunya tengah berbicara dengan seseorang.
Dan saat pria tersebut berbalik arah, Tatapan mereka bertemu dan pria tersebut tersenyum padanya dengan sangat indah.
" Olive, Kenalkan ini Tuan Autin, Beliau yang akan membeli sayuran seminggu sekali. Beliau membeli sayuran kita karena sayuran kita organik. Jadi kita tidak perlu lagi menjualnya ke pasar. " Olive mengangguk.
Dia memberanikan diri untuk mendekat para Nyonya Matilda dan Pria bernama Aston tadi
" Austin. "
" O-olivia.." Tangannya bergetar saat menjabat tangan Aston dan Olive langsung melepaskan tangannya.
Dia belum terbiasa dengan pria lain, Dia masih merasa trauma dengan pria.
Terutama perlakuan dari William yang di terimanya membuat bekas yang membuat Olive tidak nyaman berada di dekat laki-laki lain.
Nyonya Matilda mengerti akan ketakutan yang di rasakan Olive karena dia juga pernah merasakan bagaimana rasanya di posisi Olive dulu.
" Maaf Tuan Austin, Anak saya tidak terbiasa dengan orang lain karena hanya kami berdua yang tinggal di rumah ini. " Olive bisa bernafas lega karena Nyonya Matilda mengerti akan ketakutannya terhadap pria.
" Saya mengerti Nyonya, Dan seminggu lagi saya akan datang untuk mengambil sayuran. " Aston memakluminya, Dia pun pamit undur diri karena tidak ingin membuat Olive semakin tidak nyaman akan kehadirannya.
" Baik lah. " Jawab Nyonya Matilda pada Austin.
Setelah kepergian Austin, Olive baru bisa bernafas lega dan bersikap biasa saja.
" Tenangkan diri kamu, Tidak semua pria itu jahat. Walau kebanyakan dari mereka memang seperti itu. Kendalikan diri kamu. "
...💦💦💦...