PELANGI SEHABIS BADAI
Itulah nama yang cocok untuk Liu Ryu. Seorang Anak desa yang mencari keberuntungan di dunia Kultivator.
Masalah demi masalah yang selalu menimpa dirinya justru membawa Ryu mencapai kesuksesan hingga dia tau latar belakangnya yang berasal dari sebuah Klan besar di dunia Abadi.
Saat itulah Ryu berniat untuk membalaskan dendam kepada kelima Sosok Misterius yang telah membantai anggota Klan Liu sejak jutaan tahun yang lalu.
Mampukah Liu Ryu menggapai mimpinya dan membalaskan dendam kepada kelima sosok yang membunuh anggota Klan Liu sejak jutaan tahun yang lalu???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CH 20. PERNIKAHAN
" Ka Ryu.... Sepertinya Naga itu mulai kehabisan Tenaga." Xin Chie dengan nada pelan.
" Sepertinya Semua Mayat Siluman tadi ulah dari Naga itu." Ryu sedikit menyelidik.
" Tidak lama lagi mereka kehabisan tenaga. Saat itulah kita akan mengambil Keuntungan." Ryu senyum Licik.
Setelah menunggu beberapa saat, para Siluman tersebut sudah tidak memiliki tenaga lagi.
''Slaaash...Slaaash" Ryu dan Xin Chie menebas Keenam Siluman tersebut hingga meninggalkan banyak luka
" BRRRUUUUG" Keenam Siluman Mati.
Saat Ryu ingin mengambil Inti Roh Naga, dia dikejutkan dengan benda dibalik sebuah Tanduk.
" Apel Petir? " Ryu kesenangan lalu melanjutkan Aktifitasnya mengambil Inti Roh yang lain.
" Chie'er... " Ryu menunjukkan Apel apel Petir kepada Xin Chie.
" Benda Apa itu?' Xin Chie menyelidik.
" Ini Buah Apel Petir. Bisa menambah 5 Tingkat Level Para Kultivator atau menambah 1 Tingkat untuk Siluman. Namun hanya bisa digunakan sekali saja. Setelah itu, tidak ada memberikan Efek lagi." Jelas Ryu.
" Apa bisa kita budidayakan?" Tanya Xin Chie.
"Apel Petir hanya bisa tumbuh di tempat yang memiliki Energi Alam yang sangat padat. Sayangnya di Benua ini Sepertinya tidak cocok." jawab Ryu.
" Kira-kira darimana Apel itu Berasal?" Xin Chie memegang dagu.
" Kurasa dibalik Gunung Sana masih banyak menyimpan hal Misterius" Ryu memandang Ketiga Gunung Misterius dari kejauhan.
" Chie'er..." Ryu memberikan Apel tersebut kepada Xin Chie.
" Ka Ryu... Kurasa Kaka lebih membutuhkan Sumber Daya itu dari pada Aku." Xin Chie menolak secara Halus mengingat Level Ryu masih rendah darinya.
"Baiklah." Ryu menyimpan kembali Apel Petir tersebut.
"Sepertinya kita sudah aman melanjutkan perjalanan... Jinying" Xin Chie mengeluarkan Elang Cakar Emas.
"Tapi sepertinya kita harus mencari tempat yang lebih aman terlebih dulu. Aku ingin Menyerap Inti Roh Kelelawar Iblis dan Kelelawar Bermata tiga ini terlebih dulu." Ryu memegang 6 Inti Roh Siluman.
" Baiklah" Xin Chie naik ke Punggung Jinying yang diikuti Ryu.
Setelah Terbang beberapa Jam, mereka kembali mendarat ke sebuah bukit yang terlihat Lapang dimana tempat yang menurut mereka cukup aman.
Ryu pun langsung duduk bersila untuk menyerap Inti Roh Kelelawar Iblis dan Inti Roh Kelelawar Bermata Tiga, dimana Keduanya Berusia Ribuan Tahun Tingkat Surgawi.
Setelah memakan waktu 2 Hari, Ryu telah berhasil menyerap kedua inti Roh Siluman tersebut.
" Sekarang aku coba yang ini." Ryu mengambil Apel Petir untuk meningkatkan Level Kultivasinya.
Lima Hari kemudian, Ryu berhasil menembus Level 40 berkat Apel Petir yang dia serap.
" Ka Ryu... Selamat" Xin Chie terlihat Senang.
" Terimakasih Chie'er." Ryu tersenyum puas atas pencapaiannya.
" Ka Ryu... Sepertinya kamu sudah bisa menyerap inti Roh Lebah Bumi, Inti Roh Kalajengking Berekor Tiga dan inti Roh Laba-laba Jarum. Karena mereka sudah berusia Ribuan Tahun Tingkat Surgawi mengingat Tingkat Kultivasimu sekarang sudah Level 40." Xin Chie menebak.
" Sepertinya Pemahanmu sudah meningkat." Ryu mengambil 3 Inti Roh tersebut lalu berkonsentrasi untuk menyerapnya.
Tiga Hari kemudian, Ryu juga telah berhasil menyerap ketiga Inti Roh Siluman tersebut Langsung melompat kedepan.
" Wuush" Tekanan udara bercampur Petir yang sangat kuat membuat beberapa Pohon di bawahnya langsung Tumbang akibat Aliran Qi yang dikeluarkan.
" Wuush" Ryu perlahan turun dari udara membuat Tanah yang berada dibawah kakinya terangkat.
Xin Chie yang melihat kejadian itu terlihat sangat kagum, jika dilihat dari Qi yang dikeluarka Ryu lebih padat daripada miliknya yang sudah mencapai Level 42.
" Lumayan" Ryu berjalan kembali ke arah Xin Chie.
" Ka Ryu... apakah semua sudah selesai?" tanya Xin Chie.
" Awalnya aku ingin menyempurnakan Pedang Naga Pembelah Gunung dengan Inti Roh naga yang kita dapat, tapi aku masih belum tau cara menggabungkan mereka. Yang kutakutkan malah Gagal. Mengingat Inti Roh Naga sangatlah sulit untuk dicari." ucap Ryu.
" hhhhmmm.... Benar juga." Xin Chie memegang dagunya.
" Lebih baik Kita Lanjutkan Perjalanan. mengingat kita sudah Hampir Setahun berada di Hutan ini, Seakan Tanpa Ujung." Ucap Ryu.
" Kwwwaaakkk" Xin Chie mengeluarkan Hewan Kontrak miliknya.
" Jinying... kita berangkat sekarang" Perintah Xin Chie saat mereka sudah di punggung Jinying.
" Wuush" Jinying melesat ke Udara.
......................
Tepat 1, 5 Tahun saat Pertama kali perjalanan melewati Hutan, kini Ryu dan Xin Chie Telah berada di di Desa Lembah Hitam dimana tempat Kediaman Liu Meng ayah Ryu.
Walaupun Perkiraan mereka hanya beberapa bulan saja bahkan Paling Lambat 1 Tahun. Namun Karena berbagai macam kendala, Baik Ryu sendiri yang meminta untuk menandai beberapa tempat dan memasukan ke dalam Peta maupun mengalami Cuaca buruk Alam yang terpaksa mereka Harus menghentikan Perjalanan.
" Ayah..." Ryu menyapa dari kejauhan.
" Salam Paman." Xin Chie menundukkan kepala.
" Ryu'er... Chie'er... Syukurlah Kalian tidak apa-apa." Liu Meng terlihat bahagia.
Ryu'er... Chie'er...mana Yue'er?" Liu Meng menyelidik.
" Ayah tenang saja... Yue'er Baik-baik saja." ucap Ryu meski terlihat Khawatir.
" AH... Syukurlah. Silahkan Masuk" Liu Meng membawa mereka masuk ke Rumah.
Di dalam Rumah, Ryu menceritakan perjalanan mereka selama ini. Namun ada beberapa hal yang tidak diceritakan.
Percakapan itu pun terus berlanjut hingga tengah malam, mengingat mereka baru saja melewati Perjalanan yang Jauh. Liu Meng pun meminta mereka untuk Beristirahat.
Pada Esok Pagi, Ryu seakan Buru-buru keluar Rumah langsung menuju Hutan Bagian Timur Desa Lembah Hitam.
Xin Chie yang baru saja mau keluar ingin mengejar Ryu, Seketika seakan terhenti dengan sendirinya.
'Ka Ryu... Sepertinya Hatimu telah terisi Adik Yue.' batin Xin Chie.
" Chie'er... kamu sudah Bangun?" terdengar Suara Liu Meng.
" Ah... Selamat Pagi Paman" Xin Chie tersadar dari Lamunannya.
" Dimana Ryu'er? Apa dia belum bangun?" tanya Liu Meng.
" Sepertinya dia Sedang buru-buru Paman" Jawab Xin Chie
" Ah... anak itu... Selalu saja begitu. dari saat Dia berusia 9 Tahun, Setiap ada waktu selalu saja Pergi ke Hutan Bagian Timur Desa Ini... Haahhh..." Liu Meng Hela nafas panjang.
'Seoertinya mereka sudah saling mengenal begitu lama' Xin Chie kembali Termenung.
" Chie'er... ada apa denganmu? Apa kamu Sakit?" Liu Meng menatap wajahnya terlihat murung.
" AH... tidak Paman... aku hanya merindukan keluargaku." Xin Chie mengelak.
"Paman... Pagi aku akan pergi Ke Tempat Keluargaku aku sudah lama meninggalkan mereka." ucap Xin Chie.
" Chie'er... Aku tau Perasaanmu...Tapi... Apa tidak menunggu Ryu'er dulu agar bisa mengantarmu?" Tanya Liu Meng.
" Tidak Perlu Paman... Aku Buru-buru takut keluargaku mencariku." ucap Xin Chie.
" Baiklah... aku tidak bisa mencegah mu." Liu Meng menghela napas.
" Paman Sampaikan Salamku pada Ka Ryu... Aku Pamit." Xin Chie melangkahkan kakinya keluar Rumah.
......................
Di Hutan Bagian Timur Desa Lembah Hitam:
Di sebuah Goa terlihat Sosok sedang duduk melamun, Tidak Jauh di Belakangnya Dimana Kin Ryu Sedang berada.
" Yue'er..." Suara Lembut dari Ryu terdengar.
" Ka Ryu...?" Huli Yue memalingkan wajahnya sambil menatap Ryu dengan Penuh Haru.
Huli Yue pun langsung bangkit dari tempat duduknya berlari ke arah Ryu lalu memeluknya dengan Erat.
Merasakan Pelukan Huli Yue, Kini Ryu merasakan Perasaan yang begitu hangat secara Perlahan memeluk tubuh Huli Yue penuh Haru.
" Ka Ryu... Aku Kira kamu tidak datang lagi." Huli Yue terus memeluk Tubuh Ryu, seakan tidak ingin melepaskan.
" Yue'er... aku sudah berjanji Padamu. Dan itu Harus Kutepati." Ryu pun seakan telah hanyut dengan Perasaannya sekarang.
Setelah Berpelukan cukup lama, Ryu pun melepas pelukannya secara Perlahan kemudian mengusap air Mata Huli Yue dibalik Kulit Halusnya.
" Ka Ryu... Mana Ka Chie?" Huli Yue tersadar perlahan melepaskan pelukannya.
" Chie'er... kurasa dia masih dirumah." ucap Ryu.
" Ka Ryu... sepertinya kamu sudah banyak kemajuan." Huli Yue merasakan Tinggal Kultivasi Ryu sudah berada di Level 40.
" Begtulah... Tapi semua butuh Perjuangan yang sangat Berat." Ryu mengingat beberapa kejadian.
" Yue'er... Bagaimana denganmu sendiri?" Tanya Ryu.
" Karena aku memakai cara Kultivator pada umumnya, jadi begini hasilnya. Walaupun lebih sulit dua kali lipat hanya mampu mencapai Level 37. " Ucap Huli Yue.
" Apa kamu menggunakan Inti Roh juga?" Ryu menyelidik.
" Sedikit lebih Aneh sih... Tapi..." Huli Yue terlihat ragu.
" Aneh bagaimana? Katakan saja padaku! Siapa tau bisa membantu" Ryu penasaran.
" Kata Ayah, untuk sekarang aku Harus Menyerap Energi Pada Manusia saja untuk meningkatkan Kultivasi ku dengan bantuan ini." Huli Yue menunjukkan sebuah Mahkota.
" Ka Ryu... kamu tenang saja. aku janji hanya melakukan itu kepada Orang yang jahat saja." lanjut Huli Yue.
" Tidak Buruk... Jika aku jadi kamu, aku juga akan melakukan Hal yang sama." ucap Ryu.
" Yue'er... Jika sudah waktunya nanti, Apa kamu mau Menikah denganku" Ryu terlihat serius sambil memegang tangan Huli Yue.
" Ka Ryu... Aku juga sangat mencintaimu. Tapi... Apa Kaka mau memiliki Anak Seekor Rubah?" Tanya Huli Yue.
" Seekor Rubah?" Ryu mundur selangkah.
Mendengar ucapan itu, Ryu sedikit Ragu untuk sesaat kemudian menguatkan Hatinya mengingat di dalam Hatinya hanya ada Huli Yue.
" Yue'er... Apapun yang akan terjadi kelak, Kita akan lewati bersama. " ucap Ryu.
" Ka Ryu... Sejujurnya aku juga menginginkan Hal itu. Namun aku juga sadar, Aku hanya Seekor Siluman Rubah dan selamanya seperti ini. " Huli Yue meneteskan air matanya.
Dalam Hati di ingin Terus bersama Orang yang dia Cintai. Namun disisi lain, Hubungan tersebut sangatlah tabu.
Huli Yue pun secara perlahan berjalan ke arah batu besar tempat menyandarkan kepalanya merenung Takdir yang harus Dia jalani.
Tetesan Air matanya pun seakan tidak membanjiri Pipinya yang lembut.
Ryu yang merasa tidak enak berjalan mendekati Huli Yue dan mengusap pundaknya.
" Yue'er... Aku tau hal ini sangat sulit untuk kita. Tapi aku yakin jika kita menjalaninya bersama, akan terasa tidak begitu sulit." Ryu menghiburnya.
" Ka Ryu... " Huli Yue memeluk Tubuh Penuh Kasih sayang.
" Yue'er... tekadku sudah bulat. Aku akan tinggal disini bersamamu sampai Akhir Hayatku." Ryu membalas pelukan penuh perhatian.
Siang telah berlalu kini berganti malam, Huli Yue secara perlahan mulai membaik berkat keteguhan dan perhatian Ryu.
Huli Yue yang hatinya telah melunak menatap Sosok yang ada di Sampingnya kini seakan mendapatkan Harapan baru.
" Ka Ryu... untuk beberapa hari kedepan, Kuharap kamu tetap seperti ini untuk menemaniku?" Huli Yue memeluk Ryu dengan penuh Cinta.
" Ryu'er... Jika itu yang kamu inginkan aku akan menurutinya." Ryu mengusap Rambut Huli Yue.
Sentuhan lembut dari Ryu membuat Hati Huli Yue kini merasa tenang dan merasakan ada hal yang terasa hangat membuatnya tertidur dengan senyuman yang manis.
Melihat Huli Yue yang telah tertidur dengan lelap, Ryu membaringkan Tubuh Huli Yue ke tempat tidurnya lalu berniat untuk melepaskan pelukan tersebut.
Namun saat dia ingin melepaskan, Tangan Huli Yue seakan menolak dan membuat Ryu ikut berbaring disampingnya.
Sesekali Ryu memandang Wajah Cantik yang tidur di sampingnya, secara spontan tangan Ryu membelai Rambut Huli Yue.
Setelah hampir Semalaman menemani Huli Yue, kini Ryu merasakan bahwa matanya juga tidak mampu lagi menahan rasa kantuk hingga membuatnya ikut tertidur dengan tangan terus membelai Rambut Huli Yue.
Menjelang Pagi Huli Yue yang terbangun dari tidur. Kini menatap wajah sosok yang dia cintai dengan senyuman hangat sambil mengusap Pipi Ryu dengan lembut.
Matahari sudah terlihat dengan jelas Ryu mulai terbangun merasakan Sentuhan Lembut di Pipinya, Membuka mata secara perlahan.
" Yue'er... kamu sudah bangun" Suara Ryu menyadarkan Huli Yue.
" Ka Ryu..." Sambut Huli Yue terus mengusap Pipi Ryu tanpa rasa canggung.
" Yue'er... " Ryu pun membalas dengan membelai Rambut Huli Yue juga tanpa rasa canggung.
" Ka Ryu... terimakasih telah menjagaku." suara lembut Huli Yue.
Tatapan mata kedua Sejoli itu terus berlanjut menandakan bahwa mereka tidak ingin pergi dari tempat tidur.
" Yue'er... apa kamu ingin mengingat kembali kejadian waktu dulu?" Ryo seakan memberi sebuah Isyarat.
Sontak Huli Yue Kaget membulatkan mata indahnya mengingat kejadian saat Ryu melakukan itu dalam keadaan mabuk.
" Mmmm" Huli Yue seakan setuju.
......................
Hari sudah Siang, Kini Ryu dan Huli Yue Keluar dari dalam Goa menuju ke Desa Lembah Hitam tempat kediaman Liu Meng untuk meminta Restu.
" Ayah... " Ryu membungkuk
" Salam Paman." Huli Yue membungkuk.
" Hehehee... Silahkan masuk" Liu Meng membawa mereka masuk ke Rumah.
" Ayah... Mana Chie'er?" Tanya Ryu.
" Katanya dia ingin bertemu Keluarganya. Kemaren dia Pergi setelah kamu Pergi Ke Hutan Bagian Timur" Jawab Huli Yue.
" Pergi...? Sepertinya ada hal yang tidak beres" Gumam Ryu.
" Ka Ryu... Sepertinya Ka Chie akan mendapatkan masalah?" Ucap Huli Yue.
Tidak ingin membahas terlalu panjang lebar, kini, Ryu dan Huli Yue langsung mengutarakan keinginan mereka untuk menjalin ikatan dengan Sebuah pernikahan.
Liu Meng tentu saja Setuju, mengingat mereka sudah saling kenal sudah lama dan untuk menghindar Hal buruk dimana Hubungan mereka terlihat sangat intim.
Namun yang membuat Liu Meng merasa Aneh yaitu hanya menyatukan darah mereka ke dalam sebuah Botol Giok. Pada Akhirnya Liu Meng hanya mengikuti Keinginan Huli Yue yang dia Fikir hal itu mungkin dari Adat dan Tradisi turun temurun dari Huli Yue.