NovelToon NovelToon
Nikah Paksa Dengan CEO Kejam

Nikah Paksa Dengan CEO Kejam

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Penyesalan Suami
Popularitas:2.6M
Nilai: 4.7
Nama Author: Delis Misroroh

Dijual oleh Ibu dan Kakak tirinya pada seorang CEO dingin demi untuk menebus rumah yang digadaikan oleh Ibu tirinya dan juga melunasi hutang judi Kakak tirinya. Diandra terpaksa menikah dengan laki-laki kejam bernama Erlangga.

CEO yang begitu terkenal dengan prestasi dan begitu diidamkan banyak wanita itu, selalu berlaku semena-mena pada Diandra, terutama saat diatas ranjang.

Diandra terpaksa bertahan, tetapi bukan karena mencintai Erlan, melainkan karena keluarga barunya yang begitu menyambut baik kedatangan Diandra sebagai menantu. Ditambah lagi, dia tidak punya tempat berteduh kecuali rumah suami kejamnya itu.

Akankah Erlan luluh dan mencintai istrinya Diandra saat kekasih Erlangga yang sesungguhnya datang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Delis Misroroh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rasa Yang Ditahan

Diandra segera masuk ke dalam rumah tanpa mempedulikan Erlan yang masih berada di belakangnya. Hatinya benar-benar sakit saat mengingat setiap kata yang terlontar dari mulut Cherin. "Hah! Lima tahun memang bukan waktu yang singkat. Apa kira-kira aku bisa bertahan lebih dari hubungan mereka berdua? Oh, Diandra ... sungguh malang nasibmu ini. Setelah diajak terbang melayang, kini kamu dihempaskan dengan sangat kasar," gumam Diandra segera menuju wastafel untuk mencuci tangannya.

Rasa sakit dan perih di tangan itu tidak seberapa dibandingkan dengan rasa sakit di dadanya. Erlan akhirnya bisa menyusul Diandra walaupun dengan nafas tersengal-sengal. "Sayang!" panggil Erlan lirih kemudian melangkah perlahan mendekati Diandra yang masih mencuci tangannya.

"Hm," jawab Diandra singkat dan mencoba bersikap biasa saja. Dia tentu tidak mau jika Erlan menganggap dirinya sedang cemburu.

"Tolong ... kamu jangan ...."

"Jangan apa, Mas? Jangan marah? Jangan cemburu? Jangan salah paham? Jangan diambil hati? Hm. Aku bukan sedang ada di semua kata 'jangan' kamu itu. Aku lari karena tanganku sangat perih. Sampai-sampai rasanya ingin aku amputasi saja tanganku ini karena tidak tahan sama perihnya,"

"Sayang, aku ... aku minta maaf. Sumpah demi apa pun, Sayang. Bahkan aku bersumpah demi nyawaku sendiri kalau aku ben-"

"Sudahlah, Mas!" Diandra berbalik badan dan menatap Erlan. "Benar-benar wajah yang pandai berakting," batin Diandra menatap lekat Erlan yang terlihat penuh penyesalan. "Aku nggak mau bahas apa pun tentang kekasih kamu itu. Kamu berhak melakukan semau kamu, Mas." Diandra pun beralih ke dapur. Segera Erlan mengikuti Diandra dan menarik pinggangnya agar tubuh Diandra berada dalam pelukannya.

"Aku sungguh-sungguh mencintaimu. Sumpah! Aku sudah berjanji untuk membuktikan dan menunggumu mencintaiku. Sayang ... aku udah mengakhiri semuanya dengan wanita tadi. Sungguh, aku menganggap kamu itu istriku, bukan mainan ku," kata Erlan semakin mengeratkan pelukannya.

"Iya. Aku percaya. Lepaskan aku karena aku kesulitan untuk bernafas," ucap Diandra tanpa ekspresi apa pun. Segera Erlan melepaskan pelukannya.

"Maaf," kata Erlan lirih. "Aku nggak sengaja. Tolong jangan marah," lanjutnya.

Mang Soleh pun datang dari pasar. Waktu yang sangat tepat untuk Diandra menghindar. "Eh, Mang, udah pulang? Pesenan aku ada?" Diandra segera menghampiri Mang Soleh.

"Semuanya ada, Nyonya," jawab Mang Soleh membawa belanjaannya ke dapur. Diandra pun mengekor. Begitu juga dengan Erlan yang masih merasa jika Diandra itu sedang menghindarinya.

Diandra fokus dengan belanjaan yang dibawa Mang Soleh bahkan sesekali berbasa-basi tanpa mempedulikan Erlan yang terus ingin di dekatnya. "Wah, buburnya masih anget, Mang. Terima kasih ya?" kata Diandra yang memisahkan beberapa sayur juga buah dari kantong belanjaan agar Mang Soleh menyusun di kulkas dengan mudah.

"Mang, minta paernya satu," ucap Erlan menyodorkan tangannya pada Mang Soleh dan seketika satu buah pear berpindah ke tangannya. "Sayang, mau aku kupasin buah pear korea ini, nggak? Buah ini manis banget loh," kata Erlan basa-basi dan masih berusaha untuk tetap berdiri bersanding dengan istrinya.

"Nggak! Aku lebih suka buah kedondong. Mulus di luar dan renyah di dalam," jawab Diandra dengan santainya.

"Kamu pikir kedondong itu wafer rasanya renyah? Kamu lucu banget sih," jawab Erlan dengan rayuan garing nya.

"Suka-suka aku," kata Diandra kini dengan nada sinis dan membawa buburnya ke meja makan. "Wah ... kayaknya ini enak banget," gumam Diandra seraya mencium aroma khas jahe di dalam bubur. Erlan pun kembali mengekor dan menarik kursi agar bisa duduk bersebelahan dengan Diandra.

"Sayang, aku juga mau dong disuapin," pinta Erlan dengan gaya manisnya.

"Itu masih sisa satu, kamu ambil sendiri aja ya, Mas. Aku udah laper banget," jawab Diandra tanpa menoleh dan menatap Erlan sama sekali karena fokus dengan bubur yang akan dia makan.

Erlan tidak merespon dan hanya menatap Diandra yang lahab memakan sarapannya. Sebenarnya Diandra sangat risih dengan tatapan Erlan, tetapi dia tahan karena malas berdebat dengan suaminya itu. Sampai bubur yang dimakan Diandra habis, Erlan masih menatap Diandra bahkan mengekor kemanapun langkah kaki istrinya pergi.

"Sayang, sebaiknya kita obati dulu tangan kamu. Takut infeksi nanti," Erlan menahan tangan Diandra yang akan memotong daging untuk di masak rendang.

"Nggak usah! Sakitnya nggak seberapa dari pada sakitnya hatiku," jawab Diandra tanpa sadar. Namun Erlan khawatir dengan luka di telapak tangan Diandra dan segera menarik tangannya agar mau duduk di sofa. "Nggak usah apanya? Kalau tangan kamu sakit, gimana kamu masak? Luka sekecil apa pun kalau kenal garam pasti sangat perih," ucap Erlan sedikit meninggikan suaranya karena kesal Diandra benar-benar terlihat cuek.

Padahal baru satu hari Erlan dan Diandra bersenang-senang. Harusnya dia memikirkan tentang Cherin yang dia belikan Villa di dekat Villa miliknya. Erlan terlalu bahagia bisa jalan-jalan dengan Diandra tanpa memikirkan hal tersebut. Benar-benar nasib yang sial.

Diandra hanya diam pasrah dengan perlakuan Erlan yang sedang mengoles tangannya dengan obat merah. Luka itu tidaklah besar, tetapi cukup banyak karena baru kecil-kecil yang menancap di tangannya.

Erlan heran kenapa Diandra tidak merintih sama sekali. Padahal dia mau bersikap romantis kalau Diandra merintih kesakitan. "Sepertinya sakit dihatinya itu yang membuat sakit ditangannya ini tidak dia rasakan sama sekali," batin Erlan kemudian meniup tangan Diandra yang telah selesai di olesi obat merah.

"Makasih. Aku mau masak dulu," kata Diandra hendak beranjak dari tempat duduknya.

"Nggak usah. Biar Mang Soleh aja yang masak. Tangan kamu nanti kenal garam atau cabe bisa sakit banget, Sayang." Cegah Erlan menahan tangan Diandra agar tetap duduk.

"Masak rendang udah ada bumbu praktisnya, Mas. Jadi nggak perlu kamu sekhawatir itu karena aku yang punya luka, bukan kamu, Mas!" jawab Diandra ingin menepis tangan Erlan.

"Aku tahu kamu marah dan kecewa sama aku. Kamu boleh dan berhak melakukan itu, Sayang. Tapi aku mohon, jangan lama-lama. Katakanlah apa pun yang bisa membuatmu nggak marah lagi. Kamu mau pukul aku? Silahkan. Pukul bagian mana saja yang kamu mau, Sayang. Tapi sungguh, bersikaplah seperti sebelum kamu bertemu dengan Cherin. Aku mohon!"

Diandra diam. Perasaan pun goyah. Ada rasa lega karena perkataan Erlan itu. Namun saat mengingat perkataan Cherin, dia benar-benar ingin muntah di depan Erlan. Diamnya Diandra membuat Erlan menarik lagi tubuh Diandra untuk dia peluk dengan penuh cinta. Namun lagi dan lagi, Diandra tidak merespon. Hati Erlan benar-benar dengan perubahan sikap Diandra yang tadinya sudah menerima kehadirannya. Erlan tidak tahu lgi harus bagaimana selain memeluk Diandra.

........

1
Mu'rifatul Laili
Luar biasa
Heny
Knp jd horor y
Heny
Bkn perusahaan paman sam bangkrut biar tua diri dasar tamak
Heny
Kasian sherin jd budak napsu anes
Heny
Jng percaya palingan yg mandul istri nya anes
Heny
Jng dong diandra entar km yg rugi
𝐝𝐞𝐰𝐢
𝐚𝐧𝐞𝐬𝐭𝐞𝐬𝐢 𝐤𝐚𝐤 𝐨𝐭𝐡𝐨𝐫 𝐛𝐤𝐧 𝐚𝐦𝐧𝐞𝐬𝐭𝐢.... 😊😊

𝐤𝐥𝐨 𝐚𝐪 𝐝𝐥𝐮 𝐡𝐛𝐬 𝐤𝐮𝐫𝐞𝐭 𝐭𝐝𝐤 𝐛𝐨𝐥𝐞𝐡 𝐡𝐦𝐥 𝐦𝐢𝐧𝐢𝐦𝐚𝐥 𝟑𝐛𝐥𝐧 𝐬𝐚𝐣𝐚
𝐝𝐞𝐰𝐢: 🤣🤣🤣🤭𝐡𝐚𝐡𝐡𝐚𝐡𝐚 𝐨𝐤 𝐤𝐚𝐤 𝐨𝐭𝐡𝐨𝐫
delissaa: typo 😆
total 2 replies
Heny
Si cherin gktau diri
Heny
Baru aja datang sdh bilang hamil anak siapa tu ayooo
𝐝𝐞𝐰𝐢
𝐚𝐪 𝐤𝐮𝐫𝐚𝐭𝐬𝐞 𝟑𝐱 𝐭𝐡𝐨𝐫 😭😭😭

𝐲𝐠 𝐩𝐫𝐭𝐦𝐚 𝐤𝐫𝐧 𝐤𝐞𝐥𝐞𝐥𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐚𝐪 𝐠𝐤 𝐧𝐠𝐫𝐭𝐢 𝐤𝐥𝐨 𝐡𝐦𝐥 𝐦𝐮𝐝𝐚 𝐭𝐮 𝐠𝐤 𝐛𝐥𝐡 𝐤𝐞𝐜𝐚𝐩𝐞𝐚𝐧 𝐚𝐩𝐚𝐥𝐠𝐢 𝐮𝐬𝐢𝐪𝐮 𝐣𝐠 𝐦𝐬𝐡 𝐦𝐮𝐝𝐚
𝐲𝐠 𝐤𝐞 𝟐 𝐚𝐝𝐚 𝐦𝐢𝐨𝐦𝐚 𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐞𝐣𝐞𝐧𝐢𝐬 𝐤𝐢𝐬𝐭𝐚

𝐲𝐠 𝐤𝐞 𝟑 𝐛𝐥𝐢𝐧𝐝 𝐨𝐯𝐮𝐦 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐣𝐚𝐧𝐢𝐧 𝐭𝐝𝐤 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐞𝐦𝐛𝐚𝐧𝐠 𝐣𝐝 𝐝𝐢 𝐫𝐚𝐡𝐢𝐦 𝐪𝐮 𝐡𝐧𝐲 𝐚𝐝𝐚 𝐤𝐧𝐭𝐨𝐧𝐠 𝐛𝐚𝐲𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐚𝐢𝐫 𝐤𝐞𝐭𝐮𝐛𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐣𝐚
𝐝𝐞𝐰𝐢: 𝐚𝐦𝐢𝐢𝐧 𝐲𝐚 𝐚𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐲𝐚 𝐫𝐨𝐛𝐛𝐚𝐥 𝐚𝐥𝐚𝐦𝐢𝐧 𝐦𝐤𝐬𝐡 𝐝𝐨'𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐤𝐚𝐤 𝐨𝐭𝐡𝐨𝐭, 𝐝𝐨𝐚 𝐲𝐠 𝐬𝐦 𝐛𝐮𝐚𝐭𝐦𝐮
delissaa: masyaallah kak sehat selalu ya kak Dewi dan keluarga aamiin 🤲
total 4 replies
Khanza Safira
aku mampir disini mau mampir juga di judul itu 🥰
𝐝𝐞𝐰𝐢
𝐢𝐭𝐮 𝐬𝐢𝐠𝐧𝐚𝐥 𝐩𝐞𝐧𝐲𝐚𝐤𝐢𝐭 𝐝𝐢𝐚𝐧.... 𝐚𝐲𝐨𝐤 𝐩𝐫𝐢𝐤𝐬𝐚𝐢𝐧
watashi tantides
Diandra🥺❤️
watashi tantides
Astaga senjata si Erlan gampangan banget sih
Anonymous
🙏🙏🙏👍👍👍❤️❤️❤️
febby fadila
lucu/gemes dee ni bocil
febby fadila
alhmdllah satu persatu masalah sdah terselesaikan .. lanjut thor.. sukses selalu
febby fadila
cobaan emang berat
ira
knp ya kira² itu nya diandra
febby fadila
semoga cherin baik2 sj
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!