Jendral yang membawa kemenangan dalam perang, satu-satunya sword master kekaisaran itulah Duke Killian Fredrick, .
Namun, satu hal yang membuat dirinya gemetar. Hal yang tidak terjadi bahkan dalam perang berdarah sekalipun.
"Frederic, sudah saatnya mengakhiri segalanya." Itulah yang diucapkan Duchess Grisela Fredrik.
Tangan Killian mengepal, pernikahan yang terjadi di usia 9 tahun saat dirinya sakit-sakitan dan tidak memiliki kekuasaan di keluarganya. Dan sekarang setelah keadaan baik-baik saja, perceraian?
"Apa kamu fikir dapat keluar dari kekaisaran dengan mudah? Bukankah kamu berjanji untuk menemaniku selama-lamanya." Tanya Killian.
Hal yang membuat Grisela menarik tangannya. Wanita yang benar-benar mengetahui dirinya tidak akan hidup dalam waktu lama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dalam Sepotong Kue
Perpustakaan yang luas, hanya dua orang anak yang duduk berdampingan. Pupil mata merah, seindah batu Ruby dengan pandangan yang tidak bisa lepas menatap ke arah gadis kecil yang menjadi istrinya.
"Rasa kehilangan akan membuat penyihir menjadi semakin kuat. Jadi mana-mu mulai tidak stabil setelah kematian Duchess sebelumnya (ibu kandung Killian)?" Tanya Grisela mengambil kesimpulan.
"Seperti itulah, kesimpulan yang diambil orang-orang." Killian menghela napas, sedikit melirik buku yang hendak dibaca oleh Grisela. Sebuah buku tentang bagaimana mengendalikan mana, apa anak perempuan ini peduli padanya?
Grisela cemas padanya? Hal yang membuat wajah Killian sedikit memerah. Berusaha keras tidak tersenyum, berusaha memperlihatkan raut wajah datar.
"Apa begitu sakit? Maksudku ledakan mana?" Tanya Grisela ragu, ingin bertanya lebih banyak.
"Terkadang seperti api yang membakar seluruh tubuh, seperti seluruh tubuhku akan meleleh. Kemarin seperti ditusuk ribuan pedang, dingin dan menyakitkan." Jawaban jujur darinya penuh senyuman."Tapi saat Grisela memegang tanganku, aku merasa akan baik-baik saja, aku... ingin hidup."
Apa ini wujud seorang villain? Tokoh antagonis yang tersenyum membunuh ribuan prajurit menggunakan sihirnya. Bahkan tidak ragu mengayunkan pedang membunuh prajurit kekaisaran.
Bagaimana anak semanis ini menjadi... monster, yang membenci sosok saintess?
"Benar! Kamu harus hidup, dan tumbuh dewasa. Menjadi pria baik, lembut dan sehat." Grisela menangis, jiwa galau anak-anaknya tidak sejalan dengan otaknya.
Killian memberikan sapu tangan padanya, untuk menyeka air mata.
Tapi.
Prrtttt...
Grisela malah menggunakan sapu tangan Killian untuk mengeluarkan ingus.
"Akan aku kembalikan setelah aku cuci." Ucap Grisela, memasukkan sapu tangan ke dalam sakunya."Killian, kamu tau? Saat besar nanti kamu pasti akan tumbuh menjadi pria paling tampan..."
Pujian yang membuat anak laki-laki itu salah tingkah. Sejak usia 4 tahun, tidak pernah ada anak lain yang bergaul dengannya. Dirinya hanya terkurung di kastil, mengingat penyakitnya yang sering kambuh.
"Kamu jelek! Ra... rambutmu seperti mawar merah layu!" Killian segera bangkit, bahkan hingga bagian telinganya sedikitpun memerah. Berjalan keluar dari perpustakaan.
Apa yang terjadi dengannya? Tapi Grisela memang teman pertamanya, begitu cantik di matanya seperti peri musim semi.
***
"Dasar anak aneh..." Grisela menghela napas tidak dapat berkata-kata. Rambutnya seperti bunga mawar merah yang layu, mawar akan kecoklatan, bukan hitam kemerahan. "Dasar tidak dapat membedakan warna."
Tapi rambutnya memang tidak secantik rambut para tokoh utama di novel ini. Sarah, sang saintess, memiliki rambut pirang yang indah, berwarna keemasan bagaikan ladang gandum di masa panen. Kaisar, mungkin saat ini berstatus sebagai putra mahkota, memiliki rambut hitam seindah langit malam, dengan mata bagian batu Ruby biru.
Pemilik menara sihir, dan paladin yang juga mencintai saintess, sudah pasti tidak kalah tampannya. Novel ini memang dipenuhi dengan pria tampan, dimana perhatian mereka hanya tertuju pada sang saintess yang diberkati oleh sang Dewi dengan kemampuan penyembuh.
Menghela napas benar-benar novel yang bagus, jika dirinya terlahir kembali sebagai saintess. Tapi sayangnya terlahir kembali sebagai istri tokoh antagonis, yang bahkan berakhir mati.
Astaga! Dirinya tidak dapat tinggal hingga usia dewasa di tempat ini. Killian mungkin akan membunuhnya ketika dewasa nanti, kemudian menjadikan tubuhnya sebagai bahan percobaan.
"Tapi, nasib akhir Grisela dalam novel memang tidak jelas. Lebih banyak membahas tokoh utama, tentang saintess dan haremnya. Serta Killian yang ingin menghancurkan kekaisaran. Apa Killian sebegitu nya ingin menjadi kaisar?" Gumam Grisela, menatap ke arah jendela, dimana salju masih turun.
Wilayah Utara yang tandus dan dingin. Salju turun tanpa henti, penduduknya sendiri mengandalkan pangan dari wilayah lain, dengan menjual beberapa bahan tambang. Wilayah ini juga terkenal dengan pandai besinya. Tambang batu sihir, perkembangan teknologi, tambang emas. Pantas saja wilayah Utara menjadi wilayah yang kaya, walaupun begitu tandus, ditambah dengan begitu banyak terjadi insiden penyerangan monster.
Bahkan alasan dirinya menikah ke tempat ini juga karena keuangan keluarganya benar-benar hancur. Memerlukan pernikahan politik untuk bertahan. Tidak ada bangsawan manapun yang ingin putri mereka menikah dengan Duke muda Killian Fredrick, yang diperkirakan umurnya tidak akan mencapai usia dewasa.
Menghela napas kasar."Apa ketika dewasa nanti Killian akan membunuhku?" gumamnya.
Dengan cepat Grisela menggeleng."Tidak! Cukup menjadi teman yang baik. Ketika sudah saatnya cerita novel sebenarnya dimulai, maka tinggal mengemasi koper, pergi sejauh-jauhnya." Ucap anak bersemangat itu penuh tekad.
"Nona, Duchess memanggil anda." Ucap seorang pelayan memasuki area perpustakaan.
Grisela bangkit perlahan, kini saatnya dirinya mengetahui, mengapa Duchess saat ini, menginginkan kematian Killian. Padahal Duchess sendiri tidak memiliki keturunan bukan? Jika Killian tidak ada, maka pewaris kemungkinan besar akan diambil dari keluarga pengikut. Lebih tepatnya sepupu Killian.
***
Gazebo yang berada di rumah kaca tempat mereka berada saat ini. Seperti biasa Duchess Matilda Frederick terlihat begitu anggun, menggunakan gaun yang begitu mengembang. Meminum teh di hadapannya penuh etika.
Perlahan dirinya duduk di hadapannya. Dessert di tempat ini begitu menggoda, menelan ludah, berusaha menahan keinginannya sebagai anak berusia 9 tahun yang mencintai makanan manis.
"Makanlah...jangan ragu, jangan juga menggunakan terlalu banyak etika. Anggap aku seperti ibumu." Duchess tersenyum ramah. Tapi di setiap keramahan pasti ada perangkap bukan.
"Ma ... maaf Duchess, apa ada cemilan yang terbuat dari kacang almond. A...aku alergi." Ucap Grisela tergagap, menunduk bagaikan anak yang manis.
Penciumannya tidak salah. Ini aroma kacang almond, menyembunyikan segalanya. Orang ini begitu berbahaya, apa mungkin dirinya akan disingkirkan karena lebih memilih berpihak pada Killian?
"Tidak ada, kamu boleh mencoba makanan manapun." Ucapnya tersenyum lembut.
Hal yang membuat kecurigaan Grisela semakin besar. Tidak ada kacang almond tapi ada aromanya? Mungkin beberapa jenis racun ada yang sama dengan dunia tempatnya sebelumnya tinggal.
Lebih baik berhati-hati, apa ada sianida di tempat ini, mengingat bau khas almond?
"Baik!" Grisela memilih, sedikit berusaha menajamkan penciumannya. Menikmati cup cake yang dianggap aman baginya.
"Makan yang lainnya juga. Kamu terlihat manis." Matilda mengelus pucuk kepalanya, mengambilkan potongan cake dengan aroma almond yang paling melekat.
"Dasar nenek-nenek kejam. Hanya karena aku menepis tanganmu dan menemani Killian semalaman kamu ingin membunuhku agar Killian tidak mempunyai pendukung untuk tetap hidup?" Batin Grisela masih mengeluarkan pose anak imut. Tapi hati murka bagaikan ingin menelan Duchess bulat-bulat.
"Apa kamu begitu menyukai Killian? Aku juga sangat menyayanginya walaupun dia bukan anak yang lahir dariku. Killian sebenarnya begitu baik dan manis, dia menyukai Rose Cake, jadi kamu harus mencobanya juga." Matilda tersenyum, tinggal menggantikan anak ini dengan pengantin lain yang lebih penurut.
"Duchess, dengan segala hormat. Aku benar-benar menyukai rose cake, tapi jika memakannya sendiri tidak terlalu baik, sebelum Duchess yang menikmatinya lebih dulu." Grisela tersenyum, etika yang sempurna sebagai putri bangsawan polos. Tapi hatinya ingin berteriak bagian preman.
makanya killian menghancurkan istana kerajaan.
lugunya annete sampai tdk mengetahui adiknya sendiri serakah sejak kecil dari pertama muncul digubuk bertemu grisella dan killian