NovelToon NovelToon
Batalyon Pulau Karang

Batalyon Pulau Karang

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan / Pengawal
Popularitas:28.3k
Nilai: 5
Nama Author: Bojone_Batman

Berawal dari pertemuan tidak sengaja dengan seorang gadis yang disangka adalah seorang wanita malam malah membuat Letnan Rico semakin terjebak masalah karena ternyata gadis tersebut adalah anak gadis seorang Panglima hingga membuat Panglima marah karena pengaduan fiktif sang putri.

Panglima memutasi Letnan Rico ke sebuah pelosok negeri sebagai hukumannya setelah menikahkan sang putri dengan Letnan Rico namun tidak ada yang mengira putri Panglima masih menjalin hubungan dengan kekasihnya yang notebene adalah sahabat Letnan Rico.

Mampukah Letnan Rico mendidik sang istri yang masih sangat labil. Bagaimana nasih sahabat Letnan Rico selanjutnya??? Apakah hatinya sanggup merelakan sang kekasih?? Siapakah dia??

Konflik, Skip jika tidak sanggup..!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone_Batman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26. Perkenalan di Kompi.

Bang Danar berlari cepat di koridor menuju kamar hotel. Jika biasanya dirinya tidak pernah takut akan hal apapun tapi kini kemarahan Nindy membuatnya begitu cemas dan takut setengah mati.

"Bismillah..!!" Gumamnya sambil mengatur nafas.

cckkllkk..

"Assalamu'alaikum..!!" Ucapnya lirih sambil melangkah masuk dan menyalakan lampu kecil di kamar.

'Masya Allah.'

Desir denyut nadi Bang Danar terasa adem dan ringan melihat istrinya tengah bertasbih dan berdo'a. Seketika Bang Danar terdiam dan tidak berani melangkah. Hanya berdiri saja bagai anak sekolah yang mendapatkan hukuman karena ketahuan membolos dan melewati pagar sekolah.

"Wa'alaikumsalam." Jawab Nindy kemudian menghentikan kegiatannya dan meletakan tasbihnya.

Sungguh situasi ini lebih menakutkan dari apapun bagi Bang Danar.

"Kalau tidak bisa angkat panggilan telepon, apa tidak bisa juga memberi kabar lewat pesan singkat??? Bagaimana kalau tadi Nindy keguguran?? Atau mungkin Nindy terjebak kesulitan." Kata Nindy.

"Ma_af..!!"

"Tidak di beri maaf pun sudah terjadi. Sekarang ambil wudhu, cepat dzikir..!!" Pinta Nindy.

Tanpa banyak bicara, Bang Danar menurut dan segera mengambil air wudhu.

~

Mendengar suara lirih suaminya, Nindy pun merasa mengantuk lalu merebahkan diri, meringkuk di atas paha sambil memeluk Bang Danar hingga lama kelamaan Nindy tertidur.

Di balik dzikirnya, Bang Danar tersenyum. Ia melanjutkan dzikirnya dan mengusap perut sang istri dengan lembut.

'Jadi anak Sholeh dan Sholehahnya Papa ya nak..!! Jangan buat Mama susah. Kasihan Mama sudah lelah menjagamu di perut. Main sama Papa saja, jangan ganggu Mama..!!'

Hingga malam semakin larut, Bang Danar memindahkan Nindy ke atas tempat tidur. Bang Danar menatap wajah ayu sang istri kemudian mengecupnya. Kelak, 'tutuplah' dirimu seperti ini, Abang tidak rela ada pria lain yang menatapmu dengan tidak hormat. Hanya Abang saja yang boleh menatapmu..!!" Perlahan Bang Danar melepas mukena milik Nindy dan melipatnya.

***

Nindy menatap dirinya di cermin. Sepertinya ia seakan mendengar suara Bang Danar agar menutup tubuh indahnya meskipun dirinya pun tidak yakin.

Tiba-tiba Bang Danar memeluknya dari belakang. "Abang minta maaf, semalam pulang telat. Lain kali Abang akan memberimu kabar, sekecil apapun itu." Janji Bang Danar.

Nindy yang kalem hanya meliriknya, tanda Nindy sedang marah. Tapi seperti biasa, amarah wanita yang lembut membuat Bang Danar merasa gemas.

"Sama siapa semalam?" Pertanyaan khas seorang wanita.

"Sama Rico, ada Prasa juga. Letting Abang yang pindah menggantikan Abang di Batalyon." Jawab Bang Danar jujur dengan nada yang tenang.

"Ada perempuan di sana?" Selidik Nindy.

"Nggak ada. Urusan laki-laki saja, tidak ada perempuan. Rico sudah cerai, kami hanya menemaninya sebentar saja."

Nindy menoleh seakan tidak percaya tapi jika suaminya sudah angkat bicara berarti semua benar adanya.

"Apakah Bang Rico baik-baik saja??" Tanya Nindy.

"Kemarin sempat nge_drop, tapi Alhamdulillah semalam sudah membaik. Cerai bukan hanya sekedar putus cinta biasa, hancurnya menghantam segalanya. Halal tapi di benci Allah. Mudah-mudahan kita kuat menjalani ujian pernikahan seberapapun beratnya." Bang Danar mengecup puncak kepala istri tersayangnya. "Ayo berangkat sekarang..!!" Ajak Bang Danar.

...

Di area asrama kompi, para anggota menyambut Danton baru mereka dengan baik tak terkecuali Nindy dalam gandengan tangan Bang Danar. Pertemuan mereka lumayan singkat namun padat.

Orientasi ringan dengan lingkungan kerja Bang Danar sedangkan Nindy kemudian ikut bersama beberapa ibu pengurus ranting.

"Ijin ibu, kegiatan terbesar kami disini masih seputar ketahanan pangan sesuai instruksi. Lahan di sini ditanami aneka sayur mayur dan apotek hidup yang bisa di ambil kapan saja oleh anggota yang membutuhkan." Kata salah seorang istri anggota yang ikut dalam bidang kepengurusan.

Ibu pengurus meminta Nindy menghandle pusat utama kepengurusan ranting karena Danki mereka masih melajang dan karena Bang Danar akan menjabat sebagai Danki selanjutnya maka ibu pengurus ranting menyerahkan tanggung jawab tersebut pada 'Ibu Danar'.

"Bagus, Bu. Apa Kompi ini memelihara ternak yang nantinya bisa di manfaatkan?" Tanya Nindy.

"Ijin.. belum ada, ibu."

"Begitu ya, nanti saya bantu bicara dengan Abang agar bisa di sampaikan pada Danki. Kita sangat jauh dari kota. Saya lihat banyak sekali anak-anak kecil. Gizi juga tidak hanya berasal dari sayuran saja." Jawab Nindy dengan mulai berpikir untuk kesejahteraan kompinya nanti.

Ibu pengurus ranting tersenyum. Banyak berita miring tentang ibu Danton tapi nyatanya Ibu Danton adalah sosok wanita yang begitu lembut.

"Ijin ibu, apakah berkenan meninjau lapangan volly kami. Barangkali ibu bersedia ikut main volly?? Pagi ini kami sedang ada kegiatan olahraga." Kata salah seorang ibu anggota lain menawari Nindy.

Rasa 'gatal' ingin bermain volly pun tak terhindarkan. "Boleh, Bu."

:

Sambutan hangat di area lapangan karena selama ini tidak pernah ada sosok ibu Danki menemani.

Ibu-ibu meminta Nindy masuk ke dalam lapangan. Saat itu Nindy sungguh bingung, calon bayinya masih sangat kecil, ia takut mempublikasikan kehamilannya karena sempat terjadi kekisruhan dalam status pernikahannya tapi menolak di hari pertama pertemuan juga tidak mungkin.

Terpaksa saat itu Nindy masuk ke area lapangan di iringi sorak sorai ibu-ibu yang lain. Nindy memukul bola pertama kali ke arah kubu lawan. Di arah pukulan ke tiga, bola mengarah pada Nindy dengan smash keras.

Nindy mulai bingung menangani, ia tidak mungkin berlari ataupun melompat.

buugghh..

Di saat yang tepat, Bang Danar menepis bola dengan satu tangan. Tanpa hambatan sedikit pun. Sebelah tangannya lagi mendekap Nindy untuk melindunginya dalam pelukan kecil.

"Apa-apaan kamu, dek..!!! Nggak ingat yang di perut??????" Nada keras Bang Danar menghentikan suara riuh di lapangan.

Nindy gemetar hingga meremas perutnya. Tak ingin banyak berdebat, Bang Danar mengajak Nindy duduk di sisi lapangan.

"Danton, ijin.. biar ibu minum dulu." Kata seorang anggota memberikan sebotol air mineral untuk Nindy.

"Terima kasih..!!" Bang Danar menerimanya tapi wajahnya masih masam dan terlihat marah.

"Siap..!!"

Bang Danar membuka tutup botol tersebut lalu membantu Nindy untuk minum. Tatap mata itu masih begitu tajam membunuh.

Setelah Nindy mulai tenang, Bang Danar kembali meluapkan kesalnya.

"Nggak sekalian main sepak bola sama Om-om????? Apa kamu nggak bilang kalau 'isi'???" Tegur Bang Danar.

Nindy menggeleng kemudian melihat banyaknya orang yang mencemaskan dirinya lalu kembali menatap wajah Bang Danar. "Nggak, nanti ketahuan donk, Bang."

"Ya biar saja ketahuan. Memangnya kenapa??? Memang Abang yang buat kamu hamil, Abang bapaknya si cimol. Kalau ada apa-apa sama kamu, Abang yang nyesel. Ono wae ngunduh molo." Ujar Bang Danar.

"Maaf..!!"

"Hhhhhhhh..!!!!" Tangan Bang Danar sudah melayang menyiapkan jitakannya tapi kemudian tangan itu mengusap ubun-ubun kepala Nindy. "Jangan di ulangi..!!" ucapnya lembut kemudian mengecup puncak kepala itu.

.

.

.

.

1
Alfiah Hasanah
semoga saja cepat kembali lagi danar
Igo Wardana
tu kan bang Danar kemana.. kasihan nindy
dyah EkaPratiwi
ya Allah semoga bang danar cepat ketemu
Rini Haryas Sulistyo
kereeeennn
dyah EkaPratiwi
semoga tidak terjadi apa2 sama bang danar
putri
gagah namanya 👍👍👍👍👍👍
Mika Saja
betul yg dikata bang ruco bang danar,,,,,fokus selesaikan dengan rapih pulang.....
putri
🥰🥰🥰🥰🥰🥰
putri
semangaaaaat mbak naraaaaa nulisnyaaaaa🥰🥰🥰🥰
cipa
semoga ga ada tragedi besar bng danar celaka di misi perdamaian....


hayo kak remake tokoh²nya
sri wulandari
duh bertugas apalagi bang danar smg baik2 sj.. kok firasatku jelek y.. hmmm
Septi Astuti
aku deg2an... semoga bang Danar baik2 aj
dyah EkaPratiwi
semoga tidak terjadi apa2 sama bang danar
Mika Saja
🤭🤭🤭kirain ada hubungannya dengan bang Dallas,,
Mika Saja
untung macan tutulnya nurut,akhirnya kesampan ngidamnya,sampai dibela2in dr jau dr pulau karang....mba nara semangatttt
Mika Saja
ko ucapanmu menyedihkqn sekali bang danar
Rini Haryas Sulistyo
Smangat menulis kak Nara, hasil karyamu sll sy ikuti, krn ceritanya sll menarik, terima kasih utk up nya🙏🏼♥️
Nabil Abshor
Recomend bgt buat dibaca, selalu suka sama critanya mbak nara,,,, semangat ya,,,, succes sehat² sll,,,, lopeyu,,, 🥰🥰🥰
sri wulandari
semangat kak
dyah EkaPratiwi
seluruh cerita kakak bagus banget, semangat kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!