"Kamu harus!" Perintah Mama Angel.
"Dengar, itu!" bentak Clara.
Plak!
Suara tamparan terdengar di kamar itu.
Ya, Papa Jordan menampar anak pertamanya, Sandra.
"Setuju atau tidak bukan pilihanmu, aku yang menentukan!" Suara keras Papa Jordan disana.
"Ganti bajumu, malam ini harus berjalan lancar," lanjutnya dengan suara yang masih tinggi.
Setelah kepergian semuanya dari kamarnya. Langsung mengunci dan tangis air matanya mengalir deras, sakit di wajahnya bukan seberapa. Tapi paksaan yang selalu di berikan oleh kedua orang tuanya. Inilah batasannya.
Apakah Sandra mampu bertahan? Kehidupannya akankan berakhir bahagia???
Simak kisahnya, jangan lupa tanda jempol kalian guys.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23
Sandra terus berfikir, pasti saat ini sudah pagi hari. Suara yang sangat berisik sudah mulai hilang perlahan. Semakin terdengar deburan ombak, ini di pelabuhan.
Aku hanya bisa bergantung pada diri sendiri!
"Jam berapa sekarang?" Tanya Sandra.
Tapi tidak ada jawaban dari orang orang yang menjaganya, sudah dua kali orangnya berganti dari sejak dirinya sadar.
Hingga William sudah kembali masuk dengan beberapa wanita seksi dan juga minuman.
"Kalian keluar dan berjaga di depan," perintah William. Lalu ke 7 orang itu langsung keluar sesuai yang di perintahkan.
"So! Kita mulai pestanya, puncaknya tunggu giliran." perintah William.
Dengan aksi 3 wanita tadi satu persatu melucuti pakaian yang di kenakannya, hingga polos hanya William yang mengenakan boxer saja. Aksi 3 wanita itu bermaian untuk memuaskan William, ada yang berciuman, ada yang di bagian bawah William memuaskan disana dengan mulutnya, satu lagi bermain dengan dadanya.
"Menjijikan!" muntah Sandra melihat tontonan live nya itu, dengan di tambah obat perangsang ke tiganya di buat sampai bermain gila, 3 wanita memuaskan 1 lelaki, tingkah mesum dan kegiatan mesum tampak jelas di lihatnya.
"Tunggu giliranmu, Sayang!" teriak William yang asyik meremas dua gunung wanita yang tampak berisi.
Tidak ada kata puas bagi mereka, yang terus bermain hingga berjam jam terlewati disana. Hingga benar benar pagi telah datang.
Setelah beberapa kali keluar air mancur dari pistol nya itu, tetap saja ke tiga wanita yang masih terpengaruh obat menggeliat di bawah William. Meminta terus dan tidak ingin berhenti, tapi William senang sekali melanjutkannya, tidak ada rasa lelah terus saja terlihat di depan mata Sandra.
Walau harus menutup mata pun terasa percuma, suara nya sangat menggema di telinganya, suara suara khas percintaan dan suara kulit saling bersentuhan.
Sandra memanfaatkan hal itu dengan mengambil beberapa pecahan botol yang habis disana, dengan kakinya yang mencoba menggapai, hingga tepat sudah di apitnya.
Kelenturan tubuh Sandra di gunakan untuk di ambil pecahan itu dari kaki ke tangannya. Setelah bisa terlepas tangannya, di biarkan pura pura masih terikat disana, karena baru kali ini bisa di gunakan untuk melakukannya, sebab 7 orang yang mengawasinya tidak disana.
Tidak mungkin juga pesta itu di perlihatkan kepada 7 orang bawahannya, sungguh konyol.
Kakinya pun sudah terlepas, dengan mata yang terpaksa menonton setiap aksi di depannya.
"Aku harap ada keajaiban setelah ini. Tuhan bantu aku!" mohonnya dalam hati Sandra.
Di saat ke tiga wanita iti sudah pulas tertidur, terkapar dengan tidak berdaya dan tenaga yang terkuras habis oleh beberapa ronde yang telah di lakukannya.
Hanya William yang duduk, lalu perlahan bangkit mendekati Sandra dengan polos tanpa sehelai benang di badannya. Memang tubuh kekas dan berotot, berlapis di perutnya terlihat juga.
Andai saja dulu mungkin akan bahagia bisa menikah dengannya, tapi untung saja tidak terjadi dalam hidup Sandra yang tenyata seorang casanova.
"Sayang, kini giliranmu," ucap William yang mendekat ke Sandra.
"Jangan macam macam, Wil. Atau kau akan menyesal," ucap Sandra yang masih berpura pura terikat.
Tanpa di sadari oleh Sandra, William sudah membawa sebotol minuman yang di dalamnya sudah ada obat perangsang dengan dosis tinggi.
"Mari kita minum, supaya tidak kaku," bisik William yang memaksa Sandra untuk minum.
Tapi dengan cepat Sandra menendang dan memukul William hingga jatuh tersungkur ke depan. Dan Sandra yang sudah berdiri tegak menghampiri William dan memukulnya babak belur tanpa memberi celah untuk bersuara.
Bugh!
Bugh!
Bugh!
Suara pukulan Sandra sangat keras dan bersuara tinggi, tapi untungnya tidak di sadari oleh anak buah yang berada di depan menjaganya.
William yang sudah terkapar dan pingsan tergeletak di bawah. Sandra menghela nafasnya terlebih dahulu, untuk mengumpulkan tenaganya lagi. Karena akan bergulat dan berkelahi sebentar lagi dengan 7 orang yang berbadan besar.
"Sori, aku terpaksa melakukannya," ucap Sandra dengan jahatnya kemaluan William ia masukkan ke dalam botol bekas minuman disana, botolnya yang pecah memakai ujungnya saja untuk di masukkan. Walau jijik untuk menyentuhnya tapi, perusak sepertinya tidak masalah. Pasti setelah sadar akan sakit tergoreng oleh sisa pecahan.
Sandra yang mendobrak pintu itu dengan sangat keras, supaya aksinya itu terlihat keren dan juga pemberani.
"Kok kosong?" heran Sandra saat melihatnya sudah terkapar semuanya do bawah.
"Sa! Sandra!" teriak Ken.
"Tuan," ucap Sandra yang melihat di ujung sebelah mobil ada Kem disana.
Carli dan anak buahnya sudah menghajar babak belur anak buah William yanh berada disana. Baru saja selesai mereka melakukan perkelahian, dan terkejut oleh suara keras yang terbuka salah satu konte ner disana. Semuanya sudah bersiap siap dari jarak jauh untuk melakukan perlawanan lagi. Tapi ternyata Sandra yang keluar dari sana dengan kuda kuda penuh.
Carli langsung membisikkan pada Ken.
"Tuan, Nona Sandra ada didepan," ucap Carli.
Sandra yang berlari ke arah Ken, dan langsung memeluknya tanpa di sadari olehnya sendiri. Bergetar hebat tubuh Sandra saat ini dalam pelukan Ken. Lalu Ken membawa masuk ke dalam mobilnya. Tanpa ada kata yang terucap keduanya saling mengeratkan pelukannya itu.
"Akhirnya aku bisa menemukanmu, Sa," gumam dalam hati Ken.
Carli yang langsung membawa mereka ke apartemen Sandra, Sandra yang masih menutup mulutnya dan badannya mulai berhenti bergetar setelah tiba di dalam apartemennya. Di baringkan Sandra, matanya yang masih terbuka dan menahan tangan Ken saat hendak pergi dari kamar itu.
"Aku tidak pergi, jangan takut aku disini," ucap Ken.
"Peluk aku, rasanya hangat," pinta Sandra.
Akhirnya Ken masuk dalam selimut bersama Sandra dalam pelukannya. Carli yang menutup pintu kamar dan keluar dari apartement Sandra, kembali ke tempat kejadian dan harus membereskan sisa tadi. Membawa semuanya ke jalur hukum.
Sementara Ken memeluk Sandra sesuai yang di inginkannya, tapi ada rasa yang panas dalam tubuh Sandra saat ini.
"Panas, Tuan," ucap Sandra.
Yang berusaha membuang selimut yang di kenakannya. Tanga Sandra yang mulai memegang pantat Ken dan sedikit meremasnya, Sandra yang semakin mensejajarkan wajahnya dengan Ken. Lalu dengan berani mencium bibir merah Ken, seorang amatir Sandra yang memulai dihadapan Ken.
"Sa, Sandar," tolak Ken. Yang mencoba menepukkan pipi Sandra.
"Manis, aku mau," ucap Sandra saat terlepas dari bibir Ken.
"Sa, aku lelaki normal. Jangan kau pancing," ucap Ken.
Kaki Sandra sudah di tautkan untuk menjepit tubuh Ken dalam tempat tidur.
"Sadar, Sa," ucap Ken lagi.
Tapi tetap saja Sandra sudah tidak bisa normal, kembali memasukan wajahnya. Dicium kembali bibir Ken oleh Sandra, terasa manis bagi Sandra.
"Jangan salahkan aku, Sa. Kamu yang memulai," gumam dalam hati Ken.
...****************...
Hi semuanya.
Hayo siapa yang ikut panas disini????