Tak mau anaknya tumbuh menjadi mafia, Erika nekat pergi meninggalkan Ervan, suaminya sendiri. Mengingat sang suami adalah ketua mafia yang paling ditakuti dan kejam.
Demi sang anak, Erika rela meninggalkan kehidupan mewah dan dunia gelapnya. Namun kaburnya Erika tentu tak lepas dari perhatian Ervan. Karena itu, Erika beberapa kali harus berpindah-pindah tempat tinggal untuk menghindari kejaran sang suami.
Suka dan duka dilalui Erika. Hidup di luar dari kebiasaannya tidak mudah. Apalagi saat dia harus bekerja di bawah pimpinan orang. Alhasil Erika mencoba membuat usaha. Ia pergi ke desa dan membeli lahan luas di sana. Erika memutuskan bercocok tanam buah dan sayuran sebagai mata pencaharian baru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 12 - Desa Lotuscia
Sebelum benar-benar pergi ke desa Lotuscia, Erika kembali merubah penampilannya. Ia memotong rambutnya menjadi pendek seleher.
Erika dan Cynthia membutuhkan waktu yang sangat panjang untuk sampai ke desa Lotuscia. Mereka sekarang sedang berada di kereta.
Cynthia nampak tertidur pulas. Sementara Erika asyik memandangi baby Leroy yang tertidur dalam gendongannya.
Usai menempuh perjalanan panjang, Erika dan Cynthia akhirnya tiba di tempat tujuan. Untuk sementara mereka tinggal di sebuah penginapan terdekat. Kebetulan sekali mereka sampai pada jam delapan malam.
Erika menyuruh Cynthia pergi ke kamar lebih dulu. Sementara dirinya akan mengurus pembayaran penginapan pada resepsionis yang berjaga.
Kebetulan resepsionis bernama Ethan itu kesulitan memberi uang kembalian karena tak ada uang kecil. Namun dia bersikeras mencarinya ke laci.
"Kau orang baru?" tanya Ethan seraya mengumpulkan uang kecil yang sudah didapatnya. Lelaki itu memiliki badan atletis dan berambut cepak. Dari gelagatnya, jelas Ethan merupakan sosok yang supel dan banyak bicara.
"Bukankah sudah jelas?" tanggap Erika.
"Bukan apa-apa. Hanya memastikan. Semua orang mungkin tahu kalau desa Lotuscia terkenal akan kesuburan dan produksinya perihal buah serta sayuran segar. Tapi kriminalitas di desa ini tinggi. Jadi aku ingin memberitahumu untuk berhati-hati. Persaingan di antara petani di sini bahkan sangat intens," ungkap Ethan panjang lebar.
"Wow. Menarik!" Erika hanya menanggapi begitu. Bagi orang yang sudah biasa bergelut di dunia kriminal sepertinya, fakta mengenai desa Lotuscia tentu bukanlah ancaman besar.
"Menarik?" Ethan mengangkat salah satu alisnya. Heran dengan reaksi tak terduga Erika.
"Jadi... Apa uang kembalianku sudah ada?" tukas Erika yang sudah tak sabar menunggu.
"Oh... Ini. Tapi kurang 50 sen," ucap Ethan sembari menyerahkan uang kembalian.
"Biarlah! Ambil saja sisanya," sahut Erika.
"Tidak. Aku akan segera mengembalikannya. Lagi pula kau bermalam di sini bukan? Besok aku pastikan akan memberikan 50 senmu," balas Ethan. Ia mengukir senyuman menggoda.
Erika memutar bola mata. Lalu berucap, "Terserah!"
Selanjutnya Erika segera pergi menyusul Cynthia ke kamar. Di sana dia beristirahat sampai terlelap.
...***...
Pagi telah tiba. Erika bangun dan penglihatannya langsung disambut dengan pemandangan baby Leroy yang asyik tengkurap.
"Oh... Halo, Tampan. Sejak kapan kau bangun? Kenapa tidak membangunkan Mommy?" sapa Erika. Baby Leroy lantas menyambut dengan senyuman yang menggemaskan.
"Kau sudah bangun?" tegur Cynthia yang terlihat duduk di sofa.
"Bukankah sudah jelas?" balas Erika.
Cynthia tersenyum lebar. "Tidak apa. Tapi perutku sudah keroncongan satu jam lalu," ungkapnya.
"Astaga. Harusnya kau bangunkan saja aku. Tunggu sebentar, aku akan keluar untuk membeli makanan," tanggap Erika sembari menggendong baby Leroy. Dia beranjak dari ranjang.
"Kenapa kau? Biar aku saja yang beli makanan," imbuh Cynthia mengajukan diri.
"Tidak. Aku takut terjadi hal buruk. Katanya kriminalitas di desa ini tinggi. Jadi sebaiknya kau jaga saja baby Leroy di sini," saran Erika sambil menyerahkan baby Leroy ke gendongan Cynthia.
"Benarkah? Apa sebaiknya kita cari desa lain saja?" usul Cynthia yang langsung merasa khawatir.
"Tidak! Kita sudah jauh-jauh ke sini. Setidaknya kita coba tinggal beberapa hari dulu," kata Erika.
Cynthia mengangguk. Dia tidak bisa memprotes pilihan Erika karena perempuan itulah yang berhak memutuskan.
Setelah bersiap, Erika pergi dari penginapan. Ia melangkah menyusuri jalanan untuk mencari rumah makan terdekat.
Saat di luar Erika bisa melihat pemandangan desa yang hanya di isi beberapa rumah dan toko. Hamparan kebun sayuran dan buah nampak lebih mendominasi tempat itu.
Tibalah Erika di sebuah tempat makan. Dia langsung memesan makanan di sana. Erika juga berinisiatif menanyakan perihal lahan kosong di desa itu pada pemilik tempat makan.
"Lahan kosong? Apa kau berniat tinggal di sini?" wanita pemilik tempat makan itu menatap Erika dengan tatapan dingin. Ia mengamati dari kaki hingga kepala.
mau kemana coba... anak buah udah pada dibantai sama evan
Penasaran akan tindakan Erika menyelesaikan masalah anak² 🤔💪
syukurlah.....
emang cinta itu rumit ya... kita nggak bisa milih mau jatuh cinta ke siapa...🥰🥰🥰