Si Villainess tiba-tiba berubah?
Yrina Lavien, si penyihir yang dapat julukan Gadis Beracun sangat mencintai Anthony, Si Putra Mahkota, namun Anthony mencintai Margareth Thatcher. Suatu malam, Yrina tak sadarkan diri dan dia berubah ketika dia bangun. Dia yang awalnya suka pada Bunga Lily of The Valley jadi menyukai Bunga Mawar, dia yang dulunya tergila-gila pada Anthony malah jatuh hati kepada Dimitry Thatcher, kakak laki-laki Margareth yang telah 'merebut' kekasihnya. Dengan dalih 'lupa ingatan' dia benar-benar berubah. Tak banyak yang tahu, jika Yrina Lavien bukanlah dirinya yang asli dan merupakan jiwa lain yang sedang bertransmigrasi. Kini, Yrina yang baru hanya ingin hidup tenang. Mampukah dia mewujudkannya jika dia menjadi gadis paling dibenci dan paling jahat di seluruh kerajaan? Lalu sebenarnya dimanakah jiwa Yrina yang asli?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Venus Earthly Rose, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 : Kau yang Hilang di Antara Kebohongan
Saat aku memasuki aula penginapan. Ada Yvanna di sana. Dia duduk santai dan menyesap secangkir teh sambil menatap tajam ke arahku. Akhirnya dia mau pergi ke ibukota. Aku menghela napas. Sebelum memperbaiki yang lainnya maka aku harus memperbaiki hubunganku dulu dengan keluargaku juga orang-orang di menara sihir. Aku memutuskan mendekat kepada Yvanna untuk menyapanya. Dia tampak acuh dan mengalihkan pandangan matanya keluar jendela. Aku mengikuti arah pandangnya. Dari jendela di dekat tempatnya duduk, ia bisa melihatku turun dari kereta tadi. Dia pasti melihat semua yang terjadi.
"Bolehkah aku duduk di sini, Dik?" Tanyaku sambil tersenyum.
Yvanna tak langsung menjawab. Ia memasukkan beberapa buah kue kering ke dalam mulutnya dan mulai mengunyah.
Aku lalu menarik kursi di depannya dan duduk. Seorang pelayan penginapan datang ke arahku dan hendak menuangkan teh ke cangkir di hadapanku.
"Tidak, tolong jangan tuangkan teh! Aku tak suka makanan dan minuman manis!" Cegahku.
"Apakah ada yang bisa saya berikan kepada anda sebagai gantinya, Putri Mahkota?" Tanya pelayan itu.
"Tolong bawakan air putih. Aku sedikit haus. Dan tolong jangan memanggilku dengan sebutan itu, aku bahkan bukan Putri Mahkota lagi sekarang." Kataku sambil tersenyum.
"Ba-baiklah, Nona Lavien." Pelayan itu berlalu dengan kikuk dan kembali dengan seteko air putih yang langsung ia tuangkan ke cangkirku.
Aku meminum air itu dengan perlahan. Rasa segar langsung memenuhi kerongkonganku yang kering. Aku lalu kembali melihat ke Yvanna yang ternyata sedang mengamatiku. Sedetik saat pandangan mata kami bertemu, dia lalu lagi-lagi mengalihkan pandangannya.
"Kapan kau tiba?" Tanyaku.
Yvanna tak langsung menjawab. "Tadi pagi. Saat kau dan pelayanmu berkeliling." Jawab Yvanna pada akhirnya.
"Aku senang kau mau datang ke sini, aku ingin mengajakmu berjalan-jalan di pasar." Kataku sambil tersenyum. Aku ingin ia tahu jika aku benar-benar ingin memperbaiki hubungan kami.
"Mengapa kau tiba-tiba membatalkan pertunangan padahal kau akan menikah bulan depan?" Tanya Yvanna.
Aku langsung tercengang. Selama ini tak ada yang memberitahuku jika aku akan menikahi Anthony bulan depan. Sama sekali tak ada, baik mama, papa, Galliard dan juga Catherine.
"Karena aku sudah tak mencintainya lagi. Lagipula dia juga mencintai Nona Thatcher, jadi ini yang terbaik."
"Bukankah kau bilang jika kau tak masalah berbagi dengan Margareth?"
"Apa maksudmu?"
Yvanna menatapku seakan tak percaya. Ia lalu menyendokkan sesuap kue stroberi ke dalam mulutnya.
"Kau akan menikahi Anthony dan menjadi ratu suatu hari nanti. Setelah itu aku yakin Anthony akan menjadikan Margareth seorang selir. Kau bilang, kau tak masalah dengan hal itu. Kau yakin jika Anthony bisa mencintaimu suatu hari nanti."
Yrina berkata seperti itu? Mengapa dia begitu mencintai Anthony, sih?
"Kutarik lagi, Dik! Aku tak suka berbagi." Kataku sambil tertawa.
"Mengapa kau sekarang mendekati Dimitry Thatcher?" Tanyanya.
"Entahlah. Mungkin karena dia tampan."
Yvanna tak berkomentar apapun dan menatapku dalam-dalam. Ia lalu memperhatikan cangkir minumku yang berisi air putih. Ah, sama seperti Galliard, dia pasti bertanya-tanya mengapa Yrina tidak suka yang manis-manis sekarang. Aku lelah, jadi aku memutuskan untuk bangkit dari dudukku dan segera pergi ke kamar untuk tidur.
"Baiklah. Aku lelah, ayo bertemu lagi nanti karena aku ingin tidur sekarang. Sampai jumpa nanti, Dik." Pamitku.
Yvanna diam tak menjawab dan hanya memandangiku yang berlalu menuju kamar.
Saat aku bangun tidur. Matahari sudah berwarna kemerahan. Sudah senja rupanya dan aku masih enggan untuk beranjak dari tidur siangku. Perutku sedikit lapar namun aku malas bangun. Kamar ini cukup gelap karena hanya secercah cahaya matahari senja yang mengintip dari sela-sela jendela yang ditutupi gorden.
"Kenapa kau mau saat Dimitry menculikmu?" Kata suara seseorang dari samping ranjangku.
Itu suara Galliard. Aku langsung membuka mata dan duduk, mencoba menghilangkan rasa kantukku. Dia duduk di kursi dan menatapku dengan tajam. Kedua kakinya ia silangkan di atas satu sama lain sementara tangan kirinya menggenggam gelas berisi anggur.
"Sejak kapan kau di situ, kak?" Tanyaku. Aku lalu menyalakan lilin yang berada di atas nakas samping ranjang.
"Jangan mengubah pembicaraan! Mengapa kau pasrah saat Dimitry menculikmu?" Tanyanya lagi.
"Dia tidak menculikku. Dia hanya mengantarku pulang ke sini. Aku bertemu dengannya di Toko Peralatan Sihir tadi." Jawabku sambil sedikit menguap.
"Kau benar-benar tertarik kepadanya, ya? Tidakkah kau ingat bagaimana hubungan keluarga kita dengan Keluarga Thatcher?"
Aku diam cukup lama. Lalu berkata, "Jika kau lupa, aku memang tak ingat apapun sama sekali."
Galliard langsung terlihat baru menyadari akan hal itu. Dia lalu menghela napasnya. "Sebaiknya kau tak dekat-dekat dengan Keluarga Thatcher." Katanya. Dia lalu bangkit dari duduk dan menyalakan lilin-lilin di dinding kamar. "Jika kau ingin jatuh cinta dengan orang lain selain Anthony, bukan Dimitry orang yang pantas kau cintai." Sambungnya.
"Mengapa? Mengapa aku tak boleh menyukai Dimitry? Ayolah ini hanya ketertarikan sebelah pihak. Hanya tertarik. Apa karena dia seorang Thatcher? Apakah hubungan Keluarga Lavien dan Thatcher memburuk karenaku? Apa yang sudah ku perbuat? Apakah aku tak bisa memperbaiki semua itu?"
Galliard menatapku dengan iba. Ayolah! Aku perlu tahu bagaimana hidup Yrina dulu dan apa saja yang sudah dia lakukan untuk memperbaiki semuanya.
"Kak, tidakkah kau perlu memberitahuku semuanya agar aku bisa memperbaiki semua kesalahanku? Jika terus seperti ini, bagaimana caraku untuk memperbaikinya? Aku perlu tahu apa saja yang telah kulakukan dan apa saja kesalahan yang ku sebabkan."
"Aku akan memberitahumu garis besarnya." Jawab Galliard. Dia berdiri mematung di dekat pintu kamar. "Kau tak perlu khawatir akan hal itu. Aku akan membantumu mengatasinya."
Dari caranya bicara, dia masih enggan untuk memberitahuku semuanya. Masih ada yang ia tutupi. Seakan mencoba memendam sebuah cerita dibalik tembok yang kokoh. Mengapa ia melakukannya? Apakah dia juga bekerja sama dengan Yrina untuk melakukan hal-hal buruk atau apa?
"Apakah aku perlu bertanya juga kepada mama dan papa?"
"Tidak. Hanya aku! Tanyakan apa saja kepadaku. Jangan libatkan ayah dan ibu."
Aku menunduk. Aku tak mau menatapnya. Bagaimana bisa aku memperbaiki semuanya jika aku tak tahu apa saja yang telah dilakukan Yrina dulu.
"Sebagian besar lainnya hanya kau sendiri yang tahu. Aku tak bisa membantumu dalam beberapa hal." Kata Galliard lagi.
Aku mendongak menatapnya lalu mengalihkan pandangan. Aku harus bertanya kepada siapa? Catherine bilang Yrina tak pernah punya teman dekat sama sekali. Galliard dan Yvanna yang notabene saudara kandung Yrina juga tak akrab dengannya. Rasanya aku ingin berteriak kepada Galliard jika aku ingin hidup dengan baik dan bahagia di sini! Dunia ini adalah mimpi indah yang selalu kuharap yang menyelamatkanku dari nerakaku dulu. Aku ingin hidup dengan penuh cinta sekarang. Aku tak ingin merasakan neraka seperti dulu lagi.
"Aku hanya ingin yang terbaik untukmu, Yrina!" Kata Galliard. Suaranya mengiba.
Tok! Tok! Tok! Suara pintu kamarku diketuk dari luar.
"Siapa?" Kata Galliard.
"Ini aku, Tuan. Aku membawakan makan malam untuk Nona Yrina." Sahut suara dari luar. Itu suara Catherine.
"Kau boleh masuk." Kata Galliard.
Pintu pun terbuka dan Catherine masuk sembari mendorong troli berisi makanan dan minuman untukku. Catherine menatap kami yang saling berdiam diri dengan kebingungan. Manik matanya tak henti menatapku dan Galliard bergantian. Rasanya selera makanku menghilang. Aku hanya sedang berusaha untuk hidup dengan bahagia dan tanpa sesal. Mengapa begitu susah untuk mengetahui bagaimana watak Yrina dulu?
"Kau tak perlu mendekati Dimitry atau Margareth dalam usaha untuk memperbaiki semua kesalahanmu! Aku yang akan mengurus hal itu. Cukup hiduplah dengan gembira dan bahagia mulai sekarang! Aku akan membantumu menebus semuanya. Sekarang makanlah dan jangan sampai sakit lagi!" Kata Galliard yang langsung keluar dari kamar dengan sangat marah dan tergesa-gesa.
Catherine langsung mendekat kepadaku dengan khawatir. "Nona, apa anda baik-baik saja? Apakah ada yang terluka? Apakah anda bertengkar dengan Tuan Muda?" Tanyanya. Dia duduk bersimpuh di samping ranjang sambil menggenggam lembut tanganku.
Aku menggeleng pelan sambil tersenyum. "Tak apa-apa, Catherine. Duduklah di atas." Kataku.
Catherine lalu duduk di atas ranjang, di depanku. Dia terlihat khawatir sambil mencoba memeriksa suhu tubuhku. Tangannya ia letakkan di atas dahiku.
"Catherine." Panggilku.
"Iya, Nona. Apa yang bisa aku lakukan untukmu, Nona?" Jawab Catherine.
"Apa kau tak bisa menceritakan hal lain tentangku dulu? Bisakah kau menceritakan tentang hubunganku dengan Anthony dan Margareth?"
Catherine sedikit mengerjap. Dia sedikit terkejut. " Bisa, Nona."