Arisha, gadis yang tidak pernah merasakan kebahagiaan setelah orang tuanya berpisah.
Tak disangka, takdir membawanya bertemu shean. Pria yang ditinggal istrinya setelah melahirkan putranya..
Demi biaya operasi ibunya, risha terpaksa menerima tawaran shean untuk menjadi ibu sambung dari putranya yang hanya menginginkan gadis itu..
Mampukah Risha menjalani peran Seorang ibu untuk Archie, dan menjadi istri kontrak untuk shean?...
Happy reading...
Tinggalkan jejak berupa Like komen jika suka dengan cerita ini. Terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2. Gadis Manis
"Rishaa..."
Saat hendak melangkah, Suara dari depan mengagetkan gadis cantik itu.
"Kau risha, kan?" Tanya Vena, yang baru kembali dari kamar mandi umum dirumah sakit.
Risha mengangguk dan menyipitkab mata. Rasa - rasanya dia tak mengenal gadis cantik berambut hitam berselang seling warna coklat keputihan.
"Aku Vena, Kau lupa? Juniormu waktu kuliah."
Risha mengingat - ingat kembali fikirannya. "Ah, iya. Kau, Vena?" Jawabnya. Tentu saja risha kenal vena, Anak jurusan Fashion Business. Gadis yang terpaut usia dua tahun lebih muda darinya. Kulitnya putih bersih dan terawat, wajahnya cantik bak model majalah kecantikan. Bodynya pas untuk gadis remaja seusianya. Sayangnya, sisilain gadis itu, judes dan suka memilih - milih teman yang sepadan dengan kriterianya.
"Aku tidak perlu mengulangi kata - kataku."
"Kak, dia siapa?" Tanya Deyna, yang kebetulan disamping kakaknya. Gadis itu penasaran dengan sesosok gadis manis yang disapa kakak perempuannya.
"Dia Arisha. Dulu salah satu seniorku dikampus. Cantik, dan pernah jadi pusat perhatian para cowok dulu." Vena enggan mengatakan kebenaran tentang risha yang pernah menjadi primadona dikampusnya. Ya maklum saja, risha gadis biasa. Sederhana, namun bermodal wajah manis dan menarik.
Deyna tersenyum sumringah. Dulu gadis itu begitu penasaran dengan sosok Arisha, gadis yang begitu dibenci kakak perempuannya karena kecantikannya. Dewi keberuntungan berpihak pada Arisha, dia cantik manis ramah dan tatapannya begitu memikat. Sayang sekali gadis itu masih saja menutup diri, bagi pria yang mendekatinya.
Saat hendak menyapa gadis yang begitu membuat deyna penasaran dulu. Tiba - tiba suara baby archie yang menangis sudah berada disamping mereka. Nyonya rose membawa cucunya menghampiri kedua anak perempuannya.
"Sudah selesai ke kamar mandinya? Ayo gantian tenangin Archie. Mama capek tau nggak?" Wanita paruh baya itu mengeluh.
Jangan ditanya lagi shean bagaimana? Pria itu sudah menyerah menenangkan putranya yang entah sifat keras kepala siapa yang menurun keanaknya itu.
"Aku capek, ma. Kak vena, aja." Deyna menolak.
"Lah kok, aku? Aku juga capek, ma. Dari kemarin aku yang jagain archie kok!"
keluhan kedua putrinya membuat nyonya rose tambah pusing. Suster tidak mau, dokter juga, papanya pun ditolak lalu siapa yang archie inginkan sih? Nyonya rose menggerutu kesal.
"Apa saya bisa menggendongnya?" Lancang sekali risha. Bukan keluarga, bukan saudara namun seenaknya bicara. Hatinya seolah mendorongnya menyentuh bayi mungil Tampan itu.
"Ma-maaf, saya salah bicara. Saya permisi." Risha sadar, tak seharusnya ikut campur dalam urusan orang lain. Sebelum terjadi masalah, lebih baik pergi saja.
Saat hendak berbalik, tiba - tiba nyonya rose mengizinkannya menggendong cucunya. Bila keluarga ditolak, bisa aja orang luar yang diterima, kan?.
Dengan ragu tapi mau, risha dengan hati - hati memperbaik posisi baby Archie yang baru saja diterimanya dari gendongan omanya.
"Sshhh sshhh sshhh...Anak tampan, Jangan nangis ya sayang." Suara lembut mengalun merdu dalam telinga Baby Archie.
Risha mengusap lembut kepala archie dan mengayunkan tubuhnya pelan seakan mengikuti irama musik. Bila tadi bayi itu menolak semua keluarganya, kini Ajaib. Perlahan tangisannya mulai mereda, tinggal isakan kecil. Dan kini, bayi itu mulai terlelap tenang. Nakal memang Archie, digendong sama yang manis dan bening aja langsung diem. Moga - moga bukan turunan dari papa Shean ya...
Shean yang sempat frustasi karena putranya tak mau diam, kini bernafas lega. Begitu juga mama, adik, dan suster yang disana. Pria itu menatap wajah Gadis yang berhasil menenangkan putra kesayangannya.
"Cantik." Gumam Shean pelan, dan hanya dia yang mendengar. Seulas senyum terlukis dibibirnya.
Tatapan risha tertuju pada pria yang berdiri dibelakang nyonya rose. Mata hitam pekat itu menatapnya. Sepersekian detik, mata coklat risha yang bersinar seakan melumpuhkan pandangannya shean. Mata hitamnya seolah ingin selalu menatap mata yang begitu memikat itu.
Merasa malu diperhatikan. Risha menunduk menatap mahluk ciptaan tuhan yang begitu sempurna digendongannya. Hidungnya mancung, alisnya yang lumayan tebal, kulitnya merah, bibirnya merah ranum. Wajahnya sangat tampan, benar - benar kopian dari papa shean. Jangan tanya matanya, Risha belum melihatnya terlalu jelas karena Archie tadi menangis, dan sekarang bola mata itu tertutup.
"Ekheemm...Jangan diperhatikan terus, kak. Terpesona, loh. Aku dengar - dengar, kak risha itu pandai memikat." Goda Deyna yang tiba - tiba sudah berapa disamping kakak laki - lakinya. Entah kapan datangnya gadis usil itu.
Shean menatap adiknya malas. "Anak kecil jangan sok tahu." Ketus shean.
"Isshh. Aku sumpahin ya kak, suatu saat kakak akan jatuh cinta lagi, secinta - cintanya sama Perempuan yang berhasil membuat Archie nyaman."
Shean tersenyum dan mengacak - ngacak rambut hitam adik kecilnya. "Kamu itu anak ingusan kemarin sore. Mana ngerti soal cinta. Tugasmu belajar dan sekolah, Archie urusan kakak."
"Hm ya ya ya..."
*
*
*
*
*
"Dari mana saja, kamu?." Suara lantang dan keras mengagetkan risha yang masuk kedalam ruang rawat ibunya.
Seorang wanita berambut sebahu warna hitam. Tatapannya tajam, dia adalah Yuni, ibu tiri risha. Wanita yang dinikahi ayahnya setelah bercerai dari ibunya. Wanita yang merenggut kebahagiaannya bersama keluarga kecilnya, yang merenggut ayahnya dari risha dan angga juga ibu anita, kini wanita itu berdiri didepannya dengan tatapan tajam.
"Ada urusan apa, anda kemari?" Risha membalik pertanyaan.
"Beginikah hasil didikan ibumu? Bicaramu sungguh tidak sopan!" Wanita itu tersenyum sinis dan melipat tangannya diperut.
"Setidaknya ibuku tidak pernah mengajarkanku, merebut apa yang bukan milik, kita." Sindir risha.
"Kau menyindirku?"
"Tidak. Tapi jika anda merasa ya bukan salah saya." Risha melengos dan menghindari wanita yang begitu dia benci. Gadis itu memilih duduk disofa yang tersedia diruang rawat bu nita.
Yuni dan Arga, dua orang yang dibenci risha. Sebab mereka, kehidupan yang dulu diimpikan banyak orang dalam keluarganya yang harmonis, kini hancur. Arga ayah kandung risha memilih pergi meninggalkan istri dan anak - anaknya yang masih kecil.
Bertahun-tahun risha dan ibunya berjuang memenuhi kebutuhan mereka, dan dari kerja keras ibunya lah yang mengantar risha sampai bisa lulus S1 Jurusan Management bisnis. Dan kini, biarlah risha yang bergantian dengan ibunya, menyekolahkan adik lelakinya, dan membiayai pengobatan ibunya. Ada pepatah, Usaha tidak akan mengkhianati hasil, dan serahkan semuanya pada sang pencipta alam semesta.
"Aku kesini atas perintah dari suamiku yang sekarang berada dinegeri orang. Kami akan menyumbangkan 50 juta untuk pengobatan ibumu." Yuni sengaja menyebutkan Kata 'Memyumbang.
Risha berusaha bersikap santai dan tersenyum.
"Sebelumnya saya ucapkan terima kasih, Nyonya Yuni Argantara. Jika anda dan suami berniat menyumbang kepada saya. Setidaknya tunggulah sampai saya menjadi Yatim." Risha tersenyum manis.
"Kamu mendo'akan ayahmu, mati? Anak macam apa kamu, Sha?" Yuni merasa tidak terima.
"Saya tidak mendo'akan. Tapi itu kenyataannya, anda berniat menyumbang, padahal uang yang anda kasih itu juga hak saya. Tapi anda beruntung, karena saya juga tidak menginginkannya. Dari pada anda membuang - buang waktu disini, pintu keluarnya ada disebelah sana. Silahkan." Risha menunjuk arah pintu menuju keluar.
Merasa sudah muak, yuni berdiri. "Baiklah, jika itu maumu. Aku tak perlu repot-repot ke ATM mencarikan uang yang lebih baik aku pakai buat beli tas baru. Terima kasih, anak tiriku tersayang." Setelah mengatakan itu, yuni lantas langsung melangkah menuju pintu keluar.
"Ya, terserah."
Risha sudah pasrah dalam masalah yang silih berganti dikeluarganya. Tak mau ambil pusing mengenai ayah dan ibu tirinya yang tidak pernah dianggap ada. Fokusnya sekarang hanya ibu dan adiknya.
Baru saja hendak memejamkan mata, suara ketokan pintu langsung menyadarkan risha. gadis itu menggerutu kesal karena menyangka dibalik pintu adalah wanita yang beberapa menit lalu menghancurkan moodnya. Dengan terpaksa gadis itu berdiri dan melangkahkan kaki menuju pintu.
"Ada apa lagi, sih? Bukankah Saya sudah bil--..." Ucapan risha terhenti ketika melihat siapa yang datang.
*
*
*
Bersambung...
Hayo, mana kembang lopenya?...