Mistis dan hal ghoib bagi Nayla hanyalah mitos sebelum dia mengalami kejadian yang membuatnya terpaksa mempercayai hal-hal yang berbau suprantural itu setelah mengalaminya sendiri.
Meninggal akibat konspirasi suami dan kakak angkatnya, Nayla hidup kembali ditubuh seorang gadis dengan nama yang sama dengannya yang memang telah disiapkan untuknya.
Siapakah orang yang sengaja membangkitkan jiwa Nayla?
Mampukah Nayla membalaskan dendam dan menguak teka-teki kehidupannya?
Penasaran...
Ikuti kisah Nayla dalam membalas dendam yang sarat akan hal mistis dan ghoib, yang tentunya sangat menegangkan dan membuat jantung kita berdegub kencang
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KEPULANGAN GISEL
Waktu berlalu dengan cepat. Saat ini sudah waktunya Gisel meninggalkan negeri sakura untuk kembali ke tanah air.
Selain kondisinya yang sudah lumayan stabil, keuangan Lucas yang sudah mulai menipis menjadi alasan utamanya sehingga mau tidak mau dia terpaksa membawa Gisel pulang untuk meminimkan pengeluaran.
Sebelum pulang, dokter memberi saran agar Gisel tak terlalu banyak aktivitas yang menguras tenaga hingga kondisinya benar-benar stabil.
Dokter juga menyarankan agar Gisel untuk sementara waktu menghindari hal –hal yang bisa mempengaruhi emosinya, karena itu akan mebuat kinerja jantung bekerja beberapa kali lipat dari keadaan normal.
Lucas yang sudah mengetahui hal tersebut pun telah menyiapkan tempat tingga bagi Gisel disebuah desa, yang jauh dari ibukota dengan harapan kondisi kekasihnya itu bisa secepatnya pulih sehingga bisa beraktivitas seperti orang normal lainnya.
“Sudah siap?”, tanya Lucas hangat.
Gisel mengangguk pelan dengan senyum lebar yang sedari tadi tak pernah luntur dari wajahnya.
Lucas dengan lembut mengenggam tangan sang kekasih dengan erat, berusaha untuk bahagia, menghilangkan rasa bersalah yang setiap hari semakin bertambah dan menyesakkan dada.
" keputusan yang aku ambil sudah tepat. Gisel adalah wanita yang aku cintai. Lagipula, Nayla juga menyayangi Gisel dan aku yakin dia bahagia jantungnya berada ditubuh wanita yang telah dia anggap sebagai kakaknya"
Sepanjang perjalanan menuju tanah air, Lucas terus mensugesti dirinya jika semua hal yang dilakukannya sudah benar adanya.
Gisel yang tak mengetahui kegundahan hati sang kekasih, menatap langit cerah dibalik kaca pesawat yang akan membawanya kembali, menikmati keberhasilannya mendapatkan semua hal yang telah dia impikan sejak dulu tanpa tahu jika yang menantinya bukan sebuah kebahagiaan melainkan malapetaka yang tak bisa dia hindari.
_______________
Begitu tiba dirumah yang telah dibelinya, setelah Gisel tertidur, Lucas yang sudah hampir tiga hari ini tidak tertidur merasa sangat letih.
Namun dia tetap bertekad untuk tetap terjaga agar mimpi buruk yang terus membayanginya tak lagi kembali.
Mimpinya selalu diawali dengan dirinya berdiri didalam ruang operasi, menyaksikan segala yang terjadi pada istrinya.
Tapi, kadang mimpinya berlanjut dengan melihat Nayla meraung-raung meminta jantungnya kembali ada.
Bahkan dalam mimpi itu terkadang Nayla mengejarnya sambil memegang gunting tajam dengan berteriak lantang, ingin merobek dadanya agar tubuhnya kembali memiliki jantung.
Mimpi-mimpi buruk itu tentu saja membuat Lucas semakin ketakutan dan secara tak sadar telah menggerus kewarasan dalam dirinya.
Bahkan Lucas sekarang sering berhalusinasi melihat sosok Nayla dihadapannya, dengan kedua mata penuh air mata dan kesakitan.
Tak sanggup dengan rasa bersalah serta beban yang ditanggungnya seorang diri pada akhirnya, Lucaspun kembali menghubungi psikiater yang beberapa waktu ini dia datangi untuk berkonsultasi setelah dia divonis PSTD (Post-Traumatic Stress Disorder), yang berarti gangguan stres pascatrauma.
PTSD merupakan gangguan mental yang dapat terjadi setelah seseorang mengalami atau menyaksikan peristiwa traumatis.
Oleh dokter yang menanganinya dan dalam kondisi seperti ini, Lucas diharuskan menjalani treatment psikoterapi dan mengkonsumsi obat-obatan anti depresan.
Namun terapi tersebut belum sempat Lucas jalani, hanya obat anti depresan saja yang dia konsumsi ketika gejala panik dalam dirinya menyerang.
Malam ini, Lucaspun berinisitif untuk kembali menghubungi psikiater yang merawatnya, dengan harapan setelah sesi konsultasi dia bisa beristirahat dengan tenang.
Diapun segera beranjak dari ranjang, keluar kamar agar pembicaraan yang dilakukannya tak menganggu istirahat sang kekasih.
Setelah menghubungi psikiaternya, Lucas merasa sedikit tenang dan diapun segera membuka botol obat yang selalu ada disaku celananya, mengambil sebutir dan memasukkan kedalam mulutnya.
Setelah membersihkan diri didalam kamar mandi, Lucas yang hendak masuk kedalam selimut tersentak kaget melihat wajah Gisel berubah menjadi wajah Nayla.
Beberapa kali dia mengucek matanya dengan harapan wajah istrinya tersebut menghilang dan wajah sang kekasih kembali lagi.
Namun sayangnya, bukannya menghilang, kini kedua bola mata Nayla yang sebelumnya tertutup kini terbuka lebar.
Bola mata Nayla sepenuhnya berwarna putih dengan kantong hitam disekitar matanya yang terus mengeluarkan darah menatapnya tajam.
Taring panjang dengan tetesan darah di sudut mulut dan deretan gigi hitam yang terpampang nyata dihadapannya, menyeringai membuat Lucas tanpa sadar bergerak mundur dan jatuh ke lantai.
“Ampun Nayla...ampun...tolong, jangan ganggu aku lagi. Dunia kita telah berbeda, jadi pergilah ke alammu”, ucap Lucas sambil bersujud disamping ranjang dengan tubuh bergetar.
“Kembalikan jantungku! Kembalikan jantungku!”, teriaknya marah.
Lucas yang melihat sosok Nayla berdiri sambil membawa gunting ditangan menatap tajam kepadabya, secara spontan Lucaspun berdiri dan keluar dari dalam kamar dengan cepat.
Melihat Nayla terus mengejarnya sambil mengacungkan gunting ditangannya, Lucas yang takut dibunuh pun terus berlari tanpa arah, tanpa alas kaki dengan wajah ketakutan.
Posisi rumah yang Lucas beli cukup jauh dari rumah warga yang lain membuatnya berlari kencang menerobos kebun tebu yang membentang luas disamping rumah untuk meminta pertolongan.
Lucas tak menghiraukan kakinya yang lecet terkena batu tajam akibat jalan yang dilaluinya tak rata dan karena ia tak memakai alas kaki.
Bahkan kulit tangan dan kakinya yang tergores pinggiran daun tebu hingga berdarah pun tak terasa perih karena pandangannya fokus pada lampu rumah penduduk yang bersinar tak jauh didepannya.
Nayla tentu saja tak membiarkan Lucas berhasil keluar dari kebun tebu tersebut, dan membuat sebuah ilusi sehingga mantan suaminya itu terus berputar –putar ditempat yang sama tanpa dia sadari.
Lucas yang merasa dia telah berlari cukup jauh namun belum juga keluar dari kebun tebu tersebut merasa frustasi.
Apalagi, begitu dia menoleh kebelakang, sosok Nayla yang berlari mengejarnya sambil membawa gunting tajam, membuat Lucas semakin mempercepat langkahnya
“Tidak! Aku tak boleh mati disini! Gisel masih membutuhkanku!”, gumannya panik.
Wajah Lucas sudah pucat pasi dan nafasnya tersenggal-senggal, langkah kakinya pun semakin lama semakin pelan dan pada akhirnya tubuhnya luruh, jatuh ketanah dengan keras.
Lucas yang jatuh tengkurap diatas tanah, berusaha menstabilkan nafasnya. Namun, begitu dia membalikkan badan, wajah Nayla yang mengerikan sudah terpampang diatasnya, menyeringai sambil menancapkan gunting yang dia bawa ke dadanya.
“TIDAK!”, teriak Lucas sebelum pria itu pingsan dikebun tebu.
Melihat Lucas telah pingsan, jiwa Nayla pun melayang menuju dalam rumah dimana Gisel berada.
Melihat wajah damai Gisel yang tertidur pulas, Nayla pun memberikan tamparan keras, hingga cap lima jari tercetak jelas diwajah mulus Gisel.
Gisel yang belum genap nyawanya pun ngedumel karena dia menganggap jika Lucas lah yang membangunkannya.
"Apa sih yang... sakit tahu",ucapnya kesal.
Gisel yang tak mendapatkan respon dari Lucaspun mulai bangun, dan berusaha untuk duduk.
Melihat posisi disampingnya kosong, Gisel tiba-tiba merasa panik.
Tes...
Gisel mengusap keningnya yang tiba-tiba basah.
"Apa ini, kok seperti darah",gumannya pelan.
Setelah cairan yang ada ditangannya dia cium berbau anyir, Gisel pun mendongak.
"Arghhh! ", teriaknya ketakutan.
Nayla yang melihat Gisel pingsan hanya bisa berdecak sinis, "Cuih, hanya segini saja nyalinya! ".
Melihat targetnya pada pingsan, Nayla yang merasa terornya sudah cukup untuk malam ini pun kembali lagi kedalam raganya.
Setelah menyimpan aneka macam alat yang dipergunakan untuk ritual, Nayla pun segera keluat dari ruang rahasianya dan naik keatas ranjang untuk beristirahat, seolah apa yang baru saja dia lakukan tak pernah terjadi.