Bagaimana jika dendam yang kita simpan sangat lama jatuh pada orang yang salah
dan bagaimana jika upaya pembalasan dendam yang sudah di susun dengan seapik mungkin malah berbalim menyerang kita dengan bertubi-tubi, mengikis tubuh kita, dari kulit sampai ketulang dan begitu teramat menyiksa sampai mendarah daging
"Kamu jatuh hati pada orang salah"
Kata itu lebih menyakitkan dari sasaran dendam yang salah alamat
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nerissa ningrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Mau
"Aakkh" teriak Brigitta memegangi tangannya yang mengeluarkan darah segar
"ada apa Brigitta" Valentino yang mendengar suara Brigitta meng aduh sakit segera datang menghampiri
"kenapa begitu ceroboh sekali" Valentino langsung membersihkan luka Brigitta dan mengobati lukanya menggunakan obat yang tersedia di kotak P3K
"kalau tidak bisa mengupas buah jangan mengupas buah" tegur Valentino dengan dingin
"entah kenapa perasaanku tidak enak " Brigitta menatap lurus ke arah Valentino "apa Danica sakit, apa dia ada masalah atau dia terjadi apa-apa" perasaan Brigitta begitu cemas memikirkan kondisi putrinya yang jauh
"lebih baik aku bertanya padanya " Brigitta menggapai ponselnya berniat menghubungi Danica tapi Valentino segera melarangnya
"jangan Brigitta, di sana pasti sudah dini hari, kasihan anak kita kalau kamu ganggu istirahatnya, lebih baik kamu telpon besok pagi saja" ucap Valentino
"tapi aku cemas Dengannya " lirih Brigitta
"kalau kamu cemas dengannya, bujuk dia untuk tetap tinggal di sini saat dia pulang nanti dan jelaskan baik-baik kesalahpahaman yang kamu tahu mengenai asal-usul mu Brigitta " ucap Valentino dengan lembut
Brigitta kembali menangis karena kata-kata Valentino "kenapa kamu gak bilang sama aku kalau daddy bukanlah ayah kandungku" tanya Brigitta
"jika aku hanya mengatakannya saja kamu tidak akan percaya Brigitta, dan Yumi juga kekeh menyimpan bukti itu, ini saja aku dapatkan setelah aku berdebat cukup lama dengan nya " balas Valentino
"jadi wanita yang bernama Yumi itu adalah keponakanku" tanya Brigitta penuh harap
"iya, dia keponakanmu tapi segera hilangkan pikiran mu bahwa dia akan menerimamu dengan baik, dia cukup membenci mommy mu karena sudah mencoba mengusiknya dulu" balas Valentino
wajah Brigitta langsung tertunduk lesu "iya " lirih Brigitta
Valentino membawa Brigitta ke dalam pelukannya "kamu cukup tahu saja kalau kamu masih punya keluarga Brigitta, dan saat anak kita kembali beri pengertian dia untuk menghilangkan dendam yang sudah di tanam oleh mommy dan daddy palsu mu itu " ucap Valentino
"iya, nanti aku akan memberikan pengertian untuknya " balas Brigitta
Brigitta mengeratkan pelukannya "apa Daddy akan menginap malam ini" tanya Brigitta penuh harap
"aku akan beberapa jam saja di sini, setidaknya sampai kamu tertidur nanti " ucap Valentino
biarpun Brigitta tidak rela tapi Brigitta tetap bersyukur Valentino masih mengingatnya setelah puluhan tahun mereka bersama "Terima kasih sudah datang, walaupun sedikit setidaknya aku merasa di cintai karena dari sekian banyak simpanan Daddy, tapi Daddy masih mengingatku" ucap Brigitta dengan lirih
"hmm" balas Valentino
"kamu tidak tahu saja kalau aku mencintaimu tidak sedikit Brigitta, tapi justru sangat banyak, saking banyaknya sampai aku rela tidak melihatmu setiap saat demi memastikan keamananmu" ucap Valentino yang hanya bisa ia ucapkan dalam hatinya
***
Lionel mengecup kening Danica yang masih memejamkan matanya "maafkan aku Danica karena tidak bisa menunggumu sampai membuka mata, aku ada rapat penting hari ini dan mungkin tiga hari kedepan aku juga akan sibuk, aku akan datang lagi setelah urusanku selesai di sana, jaga dirimu baik-baik, aku mencintaimu" ucap Lionel segera pamit pergi meninggalkan Danica yang masih memejamkan mata
Namun saat terdengar pintu tertutup, Danica segera membuka matanya dan kembali menangis "aku membencinya, dan sangat-sangat membencinya " gumam Danica penuh kebencian karena Lionel sudah memaksa dirinya
masih sibuk meratapi nasib buruknya tiba-tiba ponsel Danica berdering dan Danica langsung mengangkatnya "Danica kamu sakit apa, kenapa tidak menjawab pesanku dari tadi, aku khawatir dengan mu loh " tanya Dafi beruntun
"hiks hiks hiks" Danica malah menangis dan itu makin membuat Dafi panik
"ada apa Danica, cepat bilang mana yang sakit, kasih tahu kode akses pintunya biar aku langsung masuk" pinta Dafi dengan cemas
panggilan langsung di putus sepihak oleh Danica namun tak lama ponsel Dafi kembali berdenting pertanda ada pesan masuk dan itu dari Danica yang berisi kode pintu apartemen Danica
Dafi bergegas masuk ke dalam dan langsung mendapati kondisi apartemen Danica yang terlihat begitu berantakan "apa yang terjadi, kenapa berantakan sekali" heran Dafi
Dafi juga melihat ada bekas kain robek di dekat sofa dan Dafi bisa tahu itu pasti pakaian Danica " Danica " Dafi bergegas masuk ke dalam kamar Danica dan melihat kondisi Danica yang masih menangis tergugu biarpun kondisi kamar Danica tidak seberantakan di luar
Dafi mendekat, hatinya mencelos melihat tampilan Danica yang begitu berantakan "kamu kenapa Danica " tanya Dafi dengan bibir gemetar melihat penampilan Danica yang begitu kacau
"aku sudah kotor tuan" ucap Danica yang kembali terisak hebat
***
Dafi merapihkan apartemen Danica seorang diri tanpa meminta bantuan orang lain, setiap ia mengusap sisa bekas percintaan di sana, hati Dafi serasa di remas saat mendengar ucapan dokter yang memeriksa Danica
"teman anda sepertinya mengalami pelecehan seksual, selaput daranya di robek paksa, bahkan sisa darah nya masih ada di organ intimnya, terlihat sekali kalau teman anda di paksa berhubungan badan karena luka lebam di tubuhnya begitu banyak yang mungkin terjadi akibat perlawanan teman anda, sebaiknya anda ajak teman anda ke rumah sakit untuk melakukan visum agar bisa melakukan tuntutan hukum pada pelaku "
mendengar hal itu Dafi tentu memaksa Danica untuk ke rumah sakit namun Danica dengan tegas menolaknya
"aku tidak mau ke rumah sakit, dan aku tidak mau menuntutnya, aku tidak mau dia memaksaku untuk menikah, aku membencinya " Teriak Danica kalap
"tapi dia gak bisa di biarkan begitu saja Danica " ucap Dafi
"aku tidak mau menikah dengannya " tangis Danica kembali pecah dan Dafi tak sanggup berbuat lebih untuk itu
Dafi berulang kali menarik nafas dan menghembuskannya dengan kasar "aku gak nyangka Lionel senekat ini" geram Dafi akan tingkah gila Lionel
***
Danica kini sudah berpakaian rapih di bantu oleh dokter yang sempat memeriksa kondisi Danica tadi "Danica " panggil Dafi pada Danica yang masih menatap kosong udara di depannya
"kamu makan dulu ya, tadi aku buatkan bubur untuk kamu " ucap Dafi dengan lembut
"aku tidak lapar" tolak Danica
"tapi kamu harus makan Danica, agar kondisimu cepat pulih, bukankah kamu bilang tiga hari Lionel akan kembali, kamu tidak ingin punya tenaga untuk lari darinya " Dafi terpaksa mengonfrontasi Danica agar Danica mau makan
Dan benar saja, Danica langsung mau makan seperti apa yang Dafi pikirkan "apa rencanamu selanjutnya kalau kamu gak mau menuntut Lionel " tanya Dafi dengan lembut
Danica kembali terisak "aku gak mau dekat dengannya, aku takut tuan " lirih Danica
Dafi mengusap pipi Danica membuat Danica reflek menjauh karena masih begitu takut "aku akan membantumu, aku janji " ucap Dafi
"bagaimana caranya, dia orang yang nekat tuan, aku saja sudah menolaknya beberapa kali tapi dia malah nekat menyentuh ku " tanya Danica dengan wajah frustasinya
"menikah denganku " ucap Dafi membuat Danica menatap tak percaya ke arah Dafi