NovelToon NovelToon
MELAWAN IBLIS

MELAWAN IBLIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Fantasi Timur / Iblis / Ahli Bela Diri Kuno / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:927
Nilai: 5
Nama Author: Cut Tisa Channel

MELAWAN IBLIS menceritakan tentang seorang gadis keturunan pendekar sakti yang hijrah dari Tiongkok ke Nusantara untuk mendapatkan kehidupan yang tenang.
Namun dibalik ketenangan yang hanya sebentar di rasakan, ada sebuah hal yang terjadi akibat kutukan leluhurnya di masa lalu.
ingin tahu bagaimana serial yang menggabungkan antara beladiri dan misteri ini?
mampukah wanita cantik itu lepas dari kutukan iblis?
simak selengkapnya dalam Serial Melawan Iblis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cut Tisa Channel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penyesalan Nyata

Pagi itu Sina dan Asok sibuk mencari kedua gadis cantik manis yang semalam tidur di kamar belakang.

Saat sina tadi melihat kedua adiknya ke kamar pagi pagi sekali, pemuda itu hanya mendapatkan jendela yang telah terbuka, namun kedua adiknya sudah tak ada disana.

Setelah mencari ke sekeliling rumah, keduanya cepat pergi menemui suami bibi Asok yang kebetulan menjadi kepala desa dari tahun lalu.

"Paman lihat Sila dan Silya tidak?" Tanya Asok yang kini mulai sanggup berjalan.

"Tidak, ku pikir mereka masih di kamar". Sahut kepala desa Mayong itu.

Keduanya pun menuju ke kamar dimana Saloka berada. Setelah meminta izin untuk mencari kedua gadis itu, Asok dan Sina segera menyusuri jalan sambil bertanya tanya pada warga sekitar.

Kala mereka melewati kedai kopi di perempatan jalan, mereka berdua mendengar tentang penculikan tiga gadis dari dusun sebelah semalam.

Kekhawatiran mereka makin bertambah mendengar hal itu, tak lama kemudian, Sina menemui seorang perajut jaring di dekat sungai dan menanyakan tentang adiknya juga tentang hilangnya tiga gadis dusun sebelah.

Mendapat informasi dari pria tua itu, keduanya segera menuju perahu mereka dan mengayuh menuju tempat yang di tunjuk oleh pria pembuat jaring tersebut.

Setelah melaju hingga setengah jam, keduanya mendengar tangisan perempuan di hutan sebelah kiri.

Keduanya segera melaju kencang ke tempat itu. Benar saja, sesampainya disana, Sina dan Asok melihat Sila dan Silya sedang bertarung dengan seorang pria tua dibantu oleh pemuda aneh.

Melihat pakaian Sila, hati Asok dan Sina terasa terenyuh karna sedikit banyak mereka mengetahui apa yang menimpa gadis itu agaknya.

"Lepaskan adikku kurang ajar". Seru Sina sambil meluncur ke arah pria tua yang kaget dan meloncat ke belakang tiba tiba sambil berteriak,

"Tunggu, hentikan pertarungan".

Kedua gadis dan dua pemuda itu pun terhenti seperti terhipnotis.

"Anak muda, siapa kau?" Dhulaga bertanya pada Sina yang berdiri gagah memegang pedangnya.

"Untuk apa kau menanyakan hal itu keparat. Apa yang kau lakukan pada adikku?" Teriak Sina seraya menunjuk ke arah Sila yang masih sembab matanya.

"Apa? Dia adikmu? Apa hubungan kalian dengan Dhurga?" Tanya Dhulaga.

"Dia nenek ku. Bagaimana kau tau tentang nya?" jawab Sina.

"Apa? Kalu, kau lihat hasil perbuatanmu? Kau, kau telah memperkosa cucu kakak kandung ku. Haaiiit,, Crroookkk".

"Auhhh,," terdengar lenguhan Kalu yang ada di belakang Dhulaga saat tangan kakek itu menembus dada keturunan nya sendiri tersebut.

Tewas lah Kalu di tangan pria yang selama ini mengurus dan membesarkannya bersama Balu yang tewas di tangan Silya.

Terlihat kakek berambut putih itu menangis tersedu sedu seraya jatuh berlutut dia berkata,

"Maafkan aku. Salah ku. Semua salahku yang terlalu lembek pada mereka".

Sina, Asok dan kedua gadis itu hanya berdiri bengong melihat hal tersebut.

"Apa yang terjadi padamu dinda?" Tanya Asok yang berlari mendekati Sila.

"huhuuuhh,, aku sudah dinodai oleh keparat itu". Tunjuk nya ke arah mayat Kalu.

Silya ikut mendekati kakaknya itu kemudian memeluk erat dan berkata,

"Kak, aku tau berat bagimu. Tapi apa yang kau lakukan tadi bukan solusinya".

"Apa, yang kau lakukan? Jangan bodoh dinda, jika kau membunuh dirimu, aku juga akan ikut mati. Aku tak bisa hidup tanpa mu". Ucap Asok yang mendekap erat tubuh Sila.

"Tapi,, aku,, sudah ko,,tor kan,,da".

"Aku tak peduli. Bagaimana pun kau menganggap dirimu, apa pun yang terjadi padamu, bagiku kau tetaplah kekasih ku yang suci. Kau dewi ku yang sangat berharga. Jangan ulangi lagi kebodohan mu. Aku yang akan membahagiakan mu seumur hidup". Sambil menangis Asok berkata penuh perasaan.

Sina yang sebelumnya kurang suka dengan pilihan adiknya itu ikut menangis melihat kesungguhan Asok yang begitu besar mencintai adiknya.

"Kau,, benarkah kau adik nenek ku?" Tanya Sina yang menatap Dhulaga penuh curiga.

"ikut aku". Ucap pria tua yang melompat ke arah Balu dan Kalu secara bergantian memondong keduanya di atas bahu tuanya.

Ke empat muda mudi itu pun mengikuti si kakek ke rumahnya. Setelah mengubur kedua keturunannya yang sangat disayanginya itu, Dhulaga mengajak mereka berempat masuk ke dalam rumah.

Mulai lah kakek Dhulaga menceritakan hubungan nya dengan Dhurga nenek kandung Sina dan Silya.

Dulu mereka tiga bersaudara. Yang pertama bernama Badhru, yang kedua Dhurga dan Dhulaga anak terakhir dari seorang pria yang menjadi ahli ilmu hitam berkat bakat yang menurun dari kakek nya.

"Kak Dhurga terpaksa pergi bersama suaminya setelah kematian putra mereka. Begitu juga kakak ku yang hijrah ke Nusantara demi menyelamatkan anak nya. Hanya aku sendiri yang memiliki bakat lebih besar yang mampu bertahan di tempat ini"

Karena kutukan keluarga mereka, kedua cucu yang sudah seperti anak nya itu menjadi aneh baik sikap dan perawakan serta wajah mereka.

"Untuk menyembuhkan keluarga ku itulah aku kembali mencari ilmu hitam dan mempelajarinya hingga kini satu satunya ahli sihir terbesar di pusat ilmu hitam sini adalah aku".

"Kenapa kau membunuh keturunan mu sendiri?" Sina bertanya heran.

"Itu semua karena kutukan iblis itu. Kutukan di keluarga kita akan hilang jika salah satu keluarga yang melakukan hubungan sedarah mati di tangan seorang sedarah lainnya".

"Ah, kutukan macam apa itu". Jawab Sina tak puas.

"Apakah kutukan itu tak akan hilang tanpa pembunuhan Ki?" Tanya Silya yang mulai mengerti arah pembicaraan kakek tersebut berkat pelajaran yang jauh lebih sering di terimanya dari Ki Laut dulu.

"Bisa. Kutukan itu akan hilang jika salah satu yang melakukan perkawinan sedarah menemukan obat nya yang hilang beberapa waktu lalu".

"Apakah obat itu tanaman ginseng yang di perebutkan itu kek?" Seru Silya yang pernah mendengar dari Saloka saat keduanya melakukan perjalanan bersama.

"Bukan, tumbuhan itu bukan ginseng. Memang mirip seperti ginseng. Nama nya Ginkui. Tumbuhan yang hanya ada sekali selama seratus tahun dan hanya ada di ujung pulau di Nusantara".

"Ya, aku pernah mendengar dari kanda Saloka tentang hilangnya tanaman tersebut". Sahut Silya.

"Kau, juga cucu Dhurga?" tanya Dhulaga menatap tajam ke arah Silya.

"Ya, aku yang paling muda diantara mereka". Jawab gadis itu.

"Untung tadi kak mu datang. Kalau tidak melihat kemiripan nya dengan mendiang kakak ku, tentu kalian berdua sudah tewas duluan di tangan ku. Hal yang akan membuat penyesalan seumur hidup ku". Seru kakek itu sambil menunduk meneteskan air mata.

Sudah lah, kami kemari memang ingin menemui mu ki. Kata guru kami, hanya kau yang mampu mengobati adik ku ini. Dia sak"

"Tak perlu kau katakan nak, dari awal aku sudah tau keadaan nya. Aku tak memiliki obat atas penyakitnya, namun aku bisa mengajarkan cara agar kutukan itu tak mengancam nyawanya".

"Jelaskan ki". Pinta Sina.

"Darah Dhurga atau gen ghaib nya banyak mengalir ke tubuh dia. Tubuh mu bahkan sangat sedikit gen ghaib Kak Dhurga makanya kau tidak mengalami sakit kerasukan yang lama kelamaan akan memakan jiwa tersebut".

"Dia Silya ki, ini Sila dan Aku Sina yang paling tua. Dia Asok putra pemimpin mawar hitam". Sina menjelaskan nama mereka ke Dhulaga.

"Ya, Sila tak akan mengalami kerasukan lagi karena kini kutukan itu sudah terpatahkan".

"Bagaimana dengan aku?" Tanya Silya.

"Sudah ku katakan, obat nya hanya dua macam cara tadi. Selain itu tak ada lagi".

"Bagaimana jika yang mencari obat itu tak sedarah dengan ku. Bisakah aku sembuh?" Tanya gadis itu khawatir.

"Bisa. Makanya sebelum kau temukan obat itu, jangan dulu menikah atau melakukan hubungan badan. Jika kau sudah melakukan hubungan badan alias tidak perawan, maka harus ada pria sedarah dengan mu yang melakukan itu juga sebelum mencari Ginkui". Jelas Dhulaga.

"Sudah lah. Aku pusing mendengar syarat itu dan ini. Kapan adik kau ajarkan cara menyelamatkan jiwanya kek?" Sila yang kini terlihat lebih tabah dalam dekapan Asok bertanya.

"Pelajaran itu butuh waktu sebulan paling cepat. Kau tinggal lah disini selama sebulan dua bulan sampai benar benar menguasai cara tersebut".

"Bolehkah aku membawa teman dan merawatnya disini?" Tanya Silya.

"Boleh. Besok malam kita mulai". Ucap Dhulaga yang masuk ke kamarnya meninggalkan mereka di ruang tengah.

Ke empat orang muda itu pun kembali ke rumah kepala desa menginap semalam. Keesokan harinya, dibantu Sina, Silya membawa Saloka yang masih terluka ke rumah Ki Dhulaga dan tinggal disana.

Setelah mengantar Saloka dan adiknya, Sina kembali ke rumah pak kades.

Setelah berbincang dengan empunya rumah, Asok, Sila dan Sina memutuskan tinggal di rumah pak kades tersebut sambil menunggu Saloka pulih dan Silya selesai belajar mengendalikan hawa iblis ditubuhnya hingga waktu yang belum di tentukan oleh penulis.

BERSAMBUNG. . .

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!