Raden Saka Teguh, pewaris perusahaan kaya di Jakarta menyamar menjadi Jaka Tarub, pria miskin di pedesaan Jawa Timur saat berusia 25 tahun karena ingin mencari wanita yang tidak gila harta untuk bersanding bersamanya.
Sudah 1 tahun, Saka dalam penyamaran menjadi Jaka dan belum menemukan wanita yang bisa mengambil hatinya. Ketampanannya ia sembunyikan menggunakan gigi palsu yang maju kedepan dan Saka terpaksa harus mencoklatkan kulitnya menggunakan perawatan tanning dari klinik kecantikan serta dibantu dengan lulur coklat yang ia gunakan setiap akan keluar rumah.
Saka tinggal bersama nenek tua sebatang kara sebagai cucu. Nenek Minten namanya dan berprofesi sebagai petani dan penjual sayuran di pasar. Saka membantu meringankan pekerjaan nenek Minten selama setahun ini.
Penantian 1 tahun akhirnya Saka sebagai Jaka menemukan wanita yang ia inginkan. Anak pak RT yang baru saja pulang dari pendidikan di Australia. Tapi wanita itu membenci Jaka di pertemuan pertama. Apa yang terjadi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TIDUR SERANJANG
Dua minggu berlalu untuk Jaka dan Fina tinggal di apartemen. Mereka memiliki kehidupan masing masing tanpa mencampuri urusan yang lain.
Bangun tidur, bersih diri, sarapan, lalu berangkat kerja, pulang, dan tidur. Untuk sarapan, sesuai kesepakatan, Jaka membuatkan omelet bagi dirinya dan sang istri lalu untuk makan malam mereka sendiri2.
Setiap pagi mereka keluar apartemen bersamaan. Jaka menggunakan motornya sedangkan Fina tetap berjalan kaki menuju kantor.
Kehidupan pernikahan kedua orang ini semakin hambar karena tidak ada cinta diantara keduanya. Hanya mode bertahan hingga 3 bulan pernikahan.
Namun, di hubungan lainnya, yaitu antara Fina dan Saka semakin sering bertemu untuk mengerjakan proyek terdekat yaitu pemasaran produksi perusahaan Ramasta melalui Gas Australia.
Saka semakin mendekati Fina untuk melakukan tes terhadap wanita itu.
Seperti hari ini, entah kenapa setelah beberapa ajakan makan malam dar Saka ditolak oleh Fina, akhirnya diterima juga.
Saka beralasan bahwa, makan malam ini sebagai tanda terima kasih karena membantu perusahaanya dalam bekerja sama dengan Gas Australia. Ia pun mengatakan jika Pak Kale sudah mengizinkan.
Kenapa Fina menerima ajakan dari Saka, karena Pak Kale menyuruhnya untuk menerima ajakan ini sebagai penguat hubungan kerjasama antar perusahaan. Selain itu, tadi pagi Fina juga sudah izin kepada Jaka jika ia akan pulang telat karena ada makan malam dengan rekan kerja.
Jaka pun tidak menanyakan lebih lanjut karena bukan urusannya. Padahal ia tau jika istrinya akan makan malam dengan dirinya yang asli.
"Akhirnya setelah beberapa kali ajak kamu makan malam, diterima juga" celetuk Saka.
"Terima kasih atas tawaran dari Pak Saka, namun sepertinya setelah ini bapak tidak perlu mengajak makan malam saya pribadi seperti ini atau sampai melalui Pak Kale. Saya tidak enak dengan suami saya atau rekan kantor yang lain" sahut Fina dengan pandangannya yang sendu atau tidak senang di moment ini.
Saka mencerna omongan dari lawan bicaranya.
"Oh tidak enak dengan suami mu atau rekan kerja di kantor ya? Apa perlu saya pamitkan kamu kepada mereka kalau mau makan malam bersama sebagai rekan kerja?" pancing Saka.
Fina yang mendengar perkataan Saka itu menghentikan gerakan alat makannya dan meletakkan di piring.
"Tidak perlu, Pak Saka. Anda tidak perlu bertindak sejauh ini. Saya pertegas lagi jika sudah menikah" ucap Fina dengan tegas dan lugas.
Senyum menyeringai dari Saka terlihat.
"Apa kamu mencintai suamimu? Saya dengar jika suami mu itu hanya seorang pria kampung dan jelek, sangat berbeda dengan saya. Sangat tidak cocok sekali wanita secantik dan sepintar kami bersama pria seperti itu" ucap Saka yang mengejek dirinya sendiri dalam penyamaran.
Seketika itu Fina berdiri dan tidak menyelesaikan makan malamnya.
"Terima kasih untuk makan malamnya ini. Saya datang kesini menghargai permintaan Pak Kale dan bukan untuk mendengarkan penghinaan anda kepada suami saya" sahut Fina lalu berlalu meninggalkan meja makan dan Saka sendiri disana.
"Wow, aku tidak berharap dia akan membela si Jaka. Apa yang dia rasakan kepada Jaka ya? Apa dia tidak tergoda dengan diriku yanh terlihat sempurna ini sebagai Saka? Dia wanita yang unik. Aku belum memahaminya" batin Saka sambil tetap menikmati makan malamnya meskipun sendiri.
Fina langsung naik taxi untuk pulang. Sesampainya di apartemen, ternyata suaminya belum pulang.
Ting.
Suara pesan masuk ke ponselnya.
"Maaf, aku pulang malam. Aku mau narik ojek sampek jam 10 malam biar bisa ngajak nenek minten serta orang tuamu datang ke Jakarta" isi pesan dari Jaka.
"Ada ada aja nih cowok. Udah tau gak punya duit diada adakan aja untuk ayah ibuk sama nenek minten kesini" gerutu Fina saat membaca pesan itu.
Lalu ia memilih untuk masuk kamarnya dan mandi.
Dilain tempat, Saka sudah berganti penampilan menjadi Jaka di toilet umum basement karyawan perusahaan Ramasta dimana motornya juga diparkir disitu.
Ia pun melajukan motornya menuju apartemen.
Sesampainya dia di tempat tinggalnya bersama sang istri, ia melihat Fina menonton televisi di sofa tempat dia tidur.
"Kamu udah pulang. Kukira makan malam sama rekan kerjamu selesai lebih malam" celetuk Jaka.
"Aku lebih suka makan malam dirumah" sahut Fina.
"Emang tadi makan dimana? Gak enak makanannya? Biasanya kamu seneng kalau makan bareng kenalan di luar" pancing Jaka.
"Kenapa kamu tanya aku kayak interogasi gini sih? Udah deh, buruan mandi sana" ucap Fina mengalihkan omongan.
Jaka pun diam dan hanya tersenyum tipis sambil menunduk.
"Apa dia benar benar tidak menyukai Saka ya? Kenapa?" batin Jaka terheran heran dengan perasaan sang istri yang tidak bisa ia tebak.
Ia pun memilih masuk kamar mandi dan membersihkan diri.
Saat keluar kamar mandi, ia melihat Fina pertama kali tidur di sofa.
"Kenapa dia tidur disini?" batin Jaka yang merasa aneh dengan sikap sang istri malam ini.
Jaka pun menghampiri Fina lalu dengan tangannya yang dingin selepas mandi, ia gunakan untuk memegang pipi wanita itu.
"Hei, Fin. Bangun. Ini tempat tidurku. Kamar mu disana, kalau kamu gak mau pindah aku yang bakal tidur di kamarmu" ancam Jaka namun Fina hanya menggeliat saja.
"Yaudah, aku tidur di kamarmu. Jangan salahkan aku" lanjutnya lalu berjalan ke kamar sang istri.
Baru pertama kali ia masuk ke kamar wanita itu.
Ranjangnya cukup besar untuk berdua. Ruangannya bersih dan tertata rapi.
Di ranjang itu ada laptop yang masih terbuka. Jaka pun duduk di tepi ranjang sambil melihat sekilas isi laptop tersebut.
"Wanita ini bener bener gak ada habisnya buat mengejar misi dan ambisi ya, dirumah masih ngerjain laporan proyek bareng perusahaan Ramasta" batin Jaka.
Lalu ia pun salfok dengan wallpapernya yang masih gambar Fina dan Rolan, sang mantan kekasih.
Ia memilih menutup laptop itu dan ia taruh di nakas samping ranjang.
Jaka membaringkan tubuhnya di ranjang empuk itu setelah sekian lama tidur di sofa.
"enak banget tidur di ranjang begini" ucap Jaka lega.
Hingga ia tidak sadar sudah terlelap setelah hanya beberapa menit menutup matanya. Sebelum ia tidur, lampu utama dimatikan diganti dengan lampu tidur.
Pukul 2 dini hari, Fina terbangun dari tidurnya karena kedinginan. Ia belum sadar jika tidur di tempat sang suami biasanya tidur, hanya sadar jika dia tidak tidur di kamarnya. Ia pun masuk kamar dan dengan mata yang sudah mengantuk berat, ia pun masuk ke sisi ranjang yang kosong tanpa menyadari jika suaminya sudah tidur disana.
Mereka berdua pun kembali tidur di satu ranjang dan satu selimut yang sama.