Glorya Amira Putri. seorang gadis yang mandiri dari kecil karena perpisahan kedua orangtuanya disebabkan kematian.
Andreu Gilbert Edizon seorang Tuan muda yang angkuh dan dingin,yang sangat tampan dan juga terlahir Jenius.
Dinovel ini akan mengisahkan perjalanan cinta mereka yang penuh tantangan. bagaimanakah kisah mereka ----} yuk intip..😀🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mardalena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15
"Cantik"
kata yang tiba tiba keluar dari mulut Andreu melihat Amira yang saat ini masih terlelap dalam tidurnya.tidak tau kalau Andreu sedang memandang wajahnya sangat dekat.mereka sudah sampai kekota B,tepatnya berhenti di restoran untuk makan siang terlebih dahulu.merasa sudah lima menit menunggu Amira belum juga bangun ahkirnya Andreu memutuskan membangunkan Amira.
"Hei bangun.." bisik Andreu tepat di telinga Amira,membuat Amira mulai mengerak gerakan matanya dan sekarang benar benar terbuka.Amira terkejut melihat wajah Andreu begitu dekat dengannya.
"Selain cerewet kau juga putri tidur." lagi lagi Andreu berbisik di telinga Amira,amira masih terdiam karena hembusan napas yang wangi juga segar di rasanya membuat tubuhnya lansung merinding apalagi posisi keduanya begitu dekat,Amira merasakan detak jantungnya begitu cepat dari biasanya.
"Tu..tuan kita sudah sampai?" Tanya Amira.
"Ya.karena menunggu kau bangun waktuku terbuang banyak,segera bersihkan air liurmu itu, jika ingin makan siang bersamaku"Ucap Andreu sedikit mengejek amira.
Amira yang mendengar ucapan Andreu lansung meraba wajahnya,
merasa tidak ada air liur atau apapun di pipi juga mulutnya,dia beralih melihat kearah andreu.Andreu yang di tatap oleh amira hanya tersenyum kecil karena sudah berhasil mengerjai amira.
"Kita makan dulu setelah itu baru keproyek" Ucap Andreu lansung membuka pintu mobilnya segera keluar ingin menuju kedalam restoran.
amira melihat tuannya keluar,dia juga segera mengikuti Tuannya takut di tinggal,apalagi dia baru pertama kali kekota itu.
Sampai di dalam mereka berdua lansung memesan menu makanan yang mereka mau,berapa menit kemudian makanan yang mereka pesan sudah datang.
Andreu dan Amira saat ini sedang menikmati makan siang mereka,bagi Andreu wanita yang di depannya ini sangatlah berbeda, biasanya wanita lain melihatnya atau pun mungkin bisa makan satu meja dengannya seperti ini pasti akan ada rasa malu atau tingkahnya untuk menarik perhatian seorang Andreu tetapi Amira bagi Andreu sangat berbeda,yang ada dia hanya biasa saja sikapnya.Amira yang merasa dari tadi Andreu menatapnya terus,dia memberanikan diri untuk bicara.
"Tu..tuan kenapa menatapku seperti itu?" Tanya Amira.
"Apa kau merasa aku menatapmu?" Andreu malah balik bertanya pada Amira membuat dia sedikit mengangguk.
semenjak bertemu dengan skretarisnya,Andreu sering mengeluarkan senyumannya meski hanya secuil dan hanya dia yang merasakan seperti saat ini.
"Kau terlalu percaya diri" ucap Andreu sedikit membuat Amira entah tiba tiba ada rasa tidak enak hatinya saat mendengar kata yang Andreu Ucapkan namun dia lansung sadar.
"Maafkan saya Tuan" ucap Amira yang saat ini meneruskan makannya. Untuk Andreu dia kan memang manusia yang tidak mengerti perasaan orang lain jadi kalau ngomong pasti mainannya pedas seperti cabe rawit.
Tut...tut.. bunyi getaran dari ponsel amira, amira segera mengambil ponselnya lalu di lihatnya siapa yang menghubunginya.
"Hallo.."jawabnya
"Kau melupakanku,kenapa tidak menghubungi aku,bagaimana interviu kerja minggu lalunya?"Tanya orang disana.
"Maaf,maafkan aku.nanti aku akan menghubungi kamu lagi oke." Ucap amira sekilas melirik Tuannya saat ini tengah melihat kearahnya juga.
Amira lansung mematikan telepon dari Maora sahabatnya.lalu tangannya mulai mengetik sesuatu disana.
"aku sudah di terima kerja,sekarang sedang metting di luar bersama bosku,nanti aku ceritakan 👍Ora😘"
Begitulah bunyi pesan amira untuk maora,sedangkan Andreu walau dia tidak berdekatan dengan amira saat ini dengan kejeniusan otaknya,dia bisa melihat tulisan di pesan amira kepada orang itu dengan posisi terbalik,Entah kenapa dadanya tiba tiba bergemuruh melihat stiker di ahkir pesan itu. Andreu lansung menyadarkan dirinya,
supaya Amira tidak melihat wajahnya saat ini menahan amarah yang entah karena dia pun tidak tau.Andreu lansung meminum jusnya sampai habis,setelah itu dia bangun dari tempat duduknya.
"Aku tunggu di mobil" ucap Andreu lansung pergi dari sana menuju parkiran.
"Eh.."Ucap Amira yang kaget melihat Tuannya tiba tiba pergi,amira cepat cepat menyelesaikan meminum jusnya,kemudian pergi menuju kasir untuk membayar tagihan makanan mereka.setelah itu Amira keluar menuju parkiran dengan pikirannya sedikit bingung.
"Tuan kenapa ya,sepertinya sedang marah,apa aku membuatnya marah?,tapi....Ah sudahlah mungkin Tuan memang ingin cepat cepat keproyek" ucap Amira bicara pada dirinya sendiri.
Pintu mobil terbuka,amira lansung masuk duduk,dan lansung memasang sabuk pengamannya.melihat amira sudah siap,tampa bicara Andreu lansung melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. tidak lama mereka ahkirnya sampai di sebuah bangunan yang mungkin sekitar 70% sudah rampung pengerjaannya.Andreu yang di ikuti amira keluar dari mobil lansung masuk kedalam menemui orang kepercayaannya,untuk berbicara mengenai proyek tersebut. hampir dua jam lamanya Andreu dan amira berada disana sambil mengelilingi bangunan tersebut. sekarang mereka kembali kemobil untuk kembali lagi keperusahaannya.
Di sepanjang perjalanan pulang tidak ada percakapan yang terjadi diantara mereka berdua apalagi Andreu,setiap mengingat pesan milik amira tadi dadanya pasti bergemuruh ingin marah kepada skretarisnya tapi dia tahan karena dia juga tidak mengerti mengapa dia marah,sedangkan amira yang tidak tau perasaan Tuannya saat itu mungkin cemburu hanya diam saja,mau bicara juga tidak tau apa yang mau di bicarakan,lebih baik diam itu lebih aman pikir amira.
Sampai di perusahaan Andreu lansung keluar,lalu berjalan meninggalkan Amira di belakangnya dengan penuh tanda tanya.
"Tuan muda kenapa ya?,ah sudahlah, sadar amira kamu baru berapa hari mengenalnya,mungkin biasanya memang begitukan??" Ucap amira pada dirinya sendiri lansung meneruskan langkah kaki menuju ruangan kerjanya.