Ziva adalah seorang penulis novel romantis yang di gemari banyak orang, suatu karya nya di notis oleh seorang sutradara.
namun mereka meminta Ziva untuk menambah sosok baru untuk membuat cerita lebih menarik lagi.
dan malam itu Ziva menciptakan tokoh figuran dengan kehidupan menyedihkan,di hamili oleh antagonis pria yang tergila-gila pada protagonis perempuan.
namun karena sesuatu yang terduga keesokan harinya, Ziva malah bertrasmigrasi ke tubuh figuran itu, dan sial nya dia berpindah setelah figuran melakukan malam panas nya.
bagaimana kelanjutan kisah nya, staytune yaaa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yulia setiani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 25 hanya anak ku
"Roti sobek. " ucap netta berbinar.
Silas terkekeh ternyata kebiasaan netta tidak pernah berubah, dulu saat mereka masih sekolah.
Gadis itu menyelinap diam-diam untuk pergi ke gym padahal dia tidak suka olahraga raga.
Flashback.
Silas dan Robert memiliki janji, untuk pergi gym bersama, kebetulan saat itu hari minggu jadi mereka libur sekolah.
"Besar juga ternyata. " ucap Robert menatap sekitar.
Silas menganggukan kepala nya, mereka baru melihat gym ini, karena kebetulan baru di bangun dan di buka beberapa hari lalu.
"Yuk masuk. " ajak Silas sambil merangkul Robert.
Mereka pun masuk ke dalam gym, ternyata di sana banyak sekali orang yang datang.
Akhirnya Silas dan Robert berpisah di sana, untuk mencoba beberapa peralatan yang mereka butuhkan.
Hingga 30 menit berlalu, Silas ia berniat mengambil minum yang letak nya agak jauh dari nya.
Dan saat ia sudah sampai di tempat botol minum nya berada, pandangan nya mengedar melihat sekeliling.
Dan pandangan nya terarah pada sosok gadis bertubuh kecil, yang merasa familiar menurut Silas.
Apalagi tingkahnya begitu mencurigakan, dia ke sini memakai baju olahraga, tapi tidak memegang alat apapun.
Gadis itu malah berdiri di dekat para pria bertubuh atletis dan sesekali berbicara dengan nya.
"Kayak gak asing, tapi gak mungkin netta. " ucap Silas mencoba acuh,
Tapi ia gatal untuk tidak mendekati gadis itu, hingga ia yang menatap lamat gadis itu di buat tersentak.
Karena gadis itu membalikkan wajahnya, dan benar saja ternyata dia netta sahabat nya.
Silas yang melihat itu buru-buru mendekati netta dan membawanya menjauh dari sana.
"Eh eh, apa nih. " ucap netta memberontak.
Silas melepaskan netta di tempat yang agak pojok, dia menatap sahabat nya tajam.
"Eh Silas ngapain kamu di sini. " ucap Netta cengengesan.
"Kamu ini. " ucap Silas sambil menyentil kening netta.
"Kamu sama Robert di sini buat gym lah, kamu yang ngapain di sini, bukan nya kamu gak suka olahraga. " ucap Silas mengomel.
"Aduhh, itu, aku hanya melihat lihat. " ucap netta sambil mengalihkan pandangan nya dari Silas.
"Melihat apa. " tanya silas sambil bersedekap dada.
"Itu... eeh alatnya iya. " ucap Netta tersenyum.
"alat alat, kamu dari tadi juga lihat otot mereka bukan alat. " omel Silas.
"Itu, lagian kamu sama Robert kerempeng gak ada otot nya hehe. " ucap Netta mengejek.
"Enak aja, nih lihat. " ucap Silas sambil mengangkat kaos nya.
"wah, tapi gak kelihatan lebih bagus mereka. " ucap Netta menunjuk beberapa pelatih gym di sana.
"Ck, kan aku baru gym, nanti aku bakal sering gym biar kamu gak lihat lihat punya orang. " ucap Silas.
"ck, iya iya, sana kamu lanjut, aku mau ke sana lagi. " ucap netta sambil berjalan ke arah tempat asalnya.
Tapi Silas berhasil menahan baju nya, netta yang kebetulan memakai kaos oversize dan celana hotpants pun menatap Silas memelas.
"Gak ada, ikut aku. " ucap Silas sambil merangkul netta menuju tempat di mana alat-alat yang dia butuhkan ada.
Flashback off.
"Masih tertarik. " ucap Silas sambil berbaring di kasur netta.
Netta yang awalnya meringkuk, mulai mendekati Silas dan duduk bersila di dekat perut kotak-kotak milik Silas.
"Tentu saja, ini indah. " ucap Netta tersenyum bahagia.
"Begitu, pegang lah jika kamu mau. " ucap Silas.
"Boleh kah. " tanya netta.
"tentu... Kamu bahkan sudah memegang lebih banyak dari ini. " ucap Silas memelan di akhir kata nya.
Netta bertepuk tangan senang, ia dengan pelan memegang perut Silas, meraba-raba nya.
"Ternyata keras. " ucap Netta terkekeh.
"Aku kira lembut. " ucap nya lagi.
Silas tersenyum melihat gadis di depannya itu tersenyum bahagia seperti itu.
Kebahagiaan netta sangat sederhana, Silas begitu ingin membuat gadis di depan nya ini selalu bahagia.
Dulu bahkan dia selalu berusaha yang terbaik untuk membahagiakan netta, apapun dan bagaimana pun.
Tapi... Semua nya berubah tanpa bisa ia kendalikan.
Netta nya, sahabat nya, orang yang selalu ingin dia jaga, orang yang selalu ingin dia buat tersenyum.
Sekarang semua nya berbeda, beberapa tahun berlalu dengan semua kesesakan di dalam dada nya.
Tapi Netta yang dulu seolah kembali, yang nyaman di sisi nya, tersenyum dan berekspresi sebagai dirinya sendiri, membuat Silas bahagia.
"Sudah, sekarang larut malam, kamu harus tidur. " ucap Silas sambil menarik tangan Netta hingga tubuh gadis itu berbaring di samping nya.
"Padahal aku ingat memegang nya. " ucap Netta cemberut.
"Nanti lagi kan bisa. " ucap Silas sambil mengelus kepala Netta.
"Aku tidak yakin. " ucap Netta sambil menguap.
"Kenapa." tanya Silas pelan.
"Mungkin kita tidak bertemu lagi nanti aku tidak tau. " ucap Netta pelan sambil menutup mata nya pelan.
deg.
Kenapa Netta selalu mengucapkan kata-kata itu dari tadi, kematian, kepergian dan segala nya.
"Jangan mengatakan itu. " ucap Silas sambil menatap Netta yang ternyata sudah tertidur.
"Aku tidak akan membiarkan mu pergi dari ku... Lagi. " ucap Silas.
Cup.
"Good night. " gumam Silas ikut memejamkan matanya.
***
Pagi hari nya.
Suara notif HP, membangun kan Netta yang terlelap dalam tidur nya, gadis itu meraba-raba nakas nya untuk mencari hp nya.
Sedikit kesusahan, karena tubuh nya di peluk erat oleh Silas, setelah menemukan HP nya, netta membuka mata nya dan melihat.
Ternyata itu adalah notifikasi dari kantor tempat dia melamar kerja, netta menguap pelan mencoba mengumpulkan nyawanya.
Setelah di rasa berkumpul, netta kembali menatap hp nya dan notifikasi itu.
"Aku di Terima. " ucap netta pelan sambil menguap.
Eh! Tunggu!.
"Aku di Terima?! " ucap netta dengan bahagia.
Silas yang mendengar keributan di samping nya, membuka matanya pelan, ia terkekeh melihat netta yang tersenyum di sana.
Gadis itu terduduk di ranjang, dengan rambut acak-acakan, tidak lupa matanya nya yang berbinar bahagia di sana.
"Ada apa. " tanya Silas serak.
"Aku di Terima kerja. " ucap Netta bahagia.
Silas yang awalnya masih mengantuk langsung sadar dan terduduk lalu menatap netta yang masih bahagia.
"Kerja." ucap Silas.
"Iya, kerja, kenapa memang nya. " ucap netta sambil menatap Silas.
"Kenapa kamu kerja, kamu kekurangan uang. " tanya Silas khawatir.
"Hidup itu butuh uang Silas. " ucap Netta tersenyum bahagia.
Suasana hati nya begitu bahasa pagi ini, apalagi perusahaan tempat ia bekerja nanti menawarkan gaji yang besar.
"Tapi, aku bisa memberikan mu uang. " ucap Silas.
Netta diam, ia menatap Silas yang menatap nya khawatir, ia terkekeh pelan mendengar ucapan Silas.
"Aku tidak mau percaya pada orang lain. " ucap Netta.
"Orang lain apa nya netta, aku sahabat mu, ayah dari bayi yang kamu kandung sekarang. " ucap Silas marah.
Ia tidak mau netta bekerja, apalah keadaan gadis itu yang selalu tidak dalam keadaan baik.
"Sahabat ya. " ucap netta terkekeh.
"Aku bisa menerima itu, tapi jangan pernah kali pun kamu menyebutkan anak ku sebagai anak mu. " ucap Netta datar.
"Dia hanya anak ku. " tekan netta.
***