Gagal menikah yang kedua kalinya membuat Raisa Marwa memberanikan diri melamar Satria Langit Bos dikantornya yang terkenal playboy.
Bagaimana perasaan Satria?
Bagaimana juga dengan kekasihnya Satria yang bernama Rega?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 26
Setelah cukup beristirahat Abah pamit pulang karena sudah beberapa hari meninggalkan umi,Satria mengantar sampai ke terminal dan selanjutnya Abah naik angkutan umum,Satria sudah memaksa akan mengantarnya sampai rumah namun Abah menolak dengan alasan Raisa sedang hamil.
"Sudah pulanglah,temani Raisa."kata Abah
"Iya Bah."kata Satria
Satria menunggu sampai angkutan yang membawa Abah menghilang ditelan tikungan,dia kembali masuk kedalam mobilnya dan memacu dengan pelan.
Saat melewati jalanan berbelok mendekati rumahnya Satria melihat kerumunan orang.Dia berhenti sebentar karena jalanan sempat macet,saat matanya melihat keluar dia sangat terkejut karena ada Alana dan Martha.
Satria sangat ingin keluar mambantunya namun niat itu diurungkan karena Alana sudah bukan menjadi urusannya,dia memang Ibunya Lala tapi Lala sendiri juga ketakutan saat bertemu dengannya.
"Satria."panggil Alana
"Mana dia,dimana?"tanya Martha
"Itu mobil Satria Ma."jawab Alana
Satria melihat dari kaca spion mobilnya,Alana berusaha untuk mengejarnya namun Satria sudah kalah jauh dan gerbang sudah ditutup.Alana masih tetap mengejar sampai didepan rumah,nafasnya ngos-ngosan dan berhenti sebentar,digedor-gedor pagar besi yang menutup rumah Satria.
"Lala Mama kangen sama Lala,ayo buka pintunya."kata Alana masih dengan menggedor pintu
"Satria buka pintu,kami mau ketemu Lala."teriak Martha
Dari balkon dikamarnya Raisa melihat kedua pasang Ibu dan anak sedang menggedor pagar dan terdengar teriakan memanggil Lala.Satria mendekati Raisa dan menarik masuk kedalam kamar,menutup pintu rapat dan memasangkan headphone dikepala Raisa.
"Kamu dengar sesuatu?"tanya Satria
"Ada."jawab Raisa
"Apa?"tanya Satria
"Suara kamu."jawab Raisa
Pak Wijaya mendapat perintah langsung dari Satria untuk mengusir kedua orang yang membuat keributan didepan rumahnya,namun Alana tetap masih belum menyerah bahkan dia memanjat pagar dan berhasil masuk.
"Lala."sapa Alana
Lala yang sedang belajar langsung bersembunyi dibelakang Mbak Ning,dia ketakutan dan menjerit bahkan dia berusaha berlari menghindari.Bi Lis yang melihat dari jauh langsung menghubungi Satria.
Bi Lis mengetuk pintu kamar Satria,wajahnya sangat panik karena takut terjadi apa-apa sama Lala.
"Bi Lis,ada apa?"tanya Satria
"Bu Alana masuk Pak."jawab Bi Lis
"Bagaimana bisa?"tanya Satria
Satria langsung keluar dari kamar dengan berlari tanpa memperdulikan dirinya hanya memakai singlet dan celana pendek.Mendengar tangisan Lala yang sedikit menjerit,membuat Satria merasa harus menambah pengamanan diarea rumahnya.
Alana masih terus merayu Lala untuk mau bersamanya,Alana sampai bersimpuh demi Lala,namun Lala malah menjauh.Saat Lala melihat Satria turun dia langsung menghambur kedalam pelukan Satria.
"Papi,Lala takut."kata Lala disela isaknya
"Iya,Lala naik cari Mami dikamar ya."kata Satria
"Pak Wijaya kenapa Bapak biarkan wanita ini masuk?"tanya Satria
"Maaf Pak,Bu Alana tadi manjat pagar."jawab Satria
Satria membuka ponselnya dan menghubungi seseorang,dia tidak banyak bicara hanya mengatakan ya dan terimakasih.Suasana hening seketika setelah Satria mengakhiri panggilannya,Pak Wijaya hanya menunduk tidak berani memandang Satria.
Beberapa saat kemudian datang Sean,dan dua orang berbadan tegap,Martha ikut nyelonong masuk kedalam langsung menghampiri Alana.
"Kenapa kamu sampai bersimpuh seperti ini?"tanya Martha
"Ma,Lala tidak mau sama aku lagi."jawab Alana
"Apa maksudnya?"tanya Martha
"Lala sudah dicuci otaknya sama Raisa Ma,dia menangis saat aku mendekatinya."jawab Alana
Martha merasa geram kepada Satria,kedua tangannya menggenggam erat seakan siap menghantam sesuatu yang berada didepannya.
Satria berbincang dengan kedua orang yang dibawa Sean,kedua orang tersebut langsung menghampiri Alana dan Martha
"Maaf,Bu Alana dan Bu Marha silahkan iku kami."kata Salah satu dari orang tersebut
"Kemana?"tanya Martha
"Kantor Polisi."jawab yang satunya
"Aku gak mau,aku gak salah."kata Alana
"Nanti saja menjelaskannya,mau jalan sendiri atau saya tarik paksa."
Akhirnya Alana dan Martha ditahan,keduanya mendapat aduan karena mengganggu kenyamanan,meski sedikit meronta Alana mengikutinya.
Dari balkon Lala melihat Alana dibawa kekantor polisi,Raisa menarik dan memeluknya,Lala membalas pelukan Raisa,dia merasa geli karena adek bayinya bergerak.
"Mami,adek bayinya tadi nendang Lala dia bergerak."kata Lala antusias
"Iya sayang,Mami juga merasa sakit tadi saat adek bayi nendang."kata Raisa mencubit hidung Lala
"Ada apa ini,ceria sekali?"tanya Satria
"Papi,tadi adek bayinya gerak."kata Lala
"Mana coba Papi mau lihat."kata Satria
Lala menarik tangan Satria dan meletakkan diperut Raisa,Lala berbisik dekat perut Raisa membuat Satria dan Raisa tertawa.
Namun sepertinya Lala harus kecewa karena adek bayi yang ada dalam perut Raisa diam tidak bergerak.Satria menggendong Lala dan membisikkan sesuatu.
"Mungkin adek bayi lagi bobo."kata Satria
"Ini belum malam,kok adek bobo?"tanya Lala
"Ah,sudah.Waktunya Lala mandi sama Mbak Ning."kata Satria kehabisan jawaban
Lala langsung turun dan berlari keluar dari kamar Satria,Raisa tersenyum karena akhirnya Satria berani membuat keputusan yang tidak menggantung,Satria sadar saat dia menerima Raisa takdir cintanya adalah dia bukan Alana meski sebenarnya Satria merasa kasihan kepada Alana.
****
Sean menunggu Isna diluar kontrakan setelah menghubunginya terlebih dahulu,siang ini Sean bertugas mengantar Isna kekantor cabang.Karena masih menunggu Sean memainkan ponselnya tanpa sadar Isna sudah keluar dari kontrakannya.
Isna mengetuk kaca mobil,senyumnya mengembang diwajahnya,dan yang membuat Sean terkejut penampilannya berubah dia kembali menggunakan hijab dan bahkan membuat Sean menatap salut.
"Pak,buka pintunya."kata Isna
"Ah,iya."kata Sean
Setelah duduk dan memasang sit beltnya Raisa memandang kearah Sean yang terlihat gugup,dia sempat menjatuhkan ponselnya.Isna menyadari bahwa atasannya merasa grogi bersamanya,bahkan dia meminta untuk pindah tempat duduk,namun Sean menahannya.
"Sudah duduk saja."kata Sean masih memegang pergelangan tangan Isna
"Baik Pak,bisa lepaskan tangannya."kata Isna
"Sorry."kata Sean menarik tangannya
Isna tersenyum menggeleng melihat Sean salah tingkah,bisa-bisa mobil tidak jalan.Sean mencoba mengatur nafas dengan membuangnya pelan,kembali menghirupnya perlahan.
"Pak,bisa jalan sekarang?"tanya Isna
"Tentu saja."jawab Sean masih gugup
Melihat Sean yang berkeringat Isna menawarkan bantuan,Isna khawatir atasannya sedang sakit.
"Pak bisa berhenti,biar saya yang menyetir."kata Isna menawarkan diri
"Kamu yakin?"tanya Sean
"Tentu saja."jawab Isna
Akhirnya posisi berubah,Isna memegang kendali stirnya,meski sudah memberikan kepada Isna namun perasaannya masih tidak menentu,dalam hatinya terus bertanya,perasaan apa ini?Mengapa tiba-tiba saja dirinya menjadi grogi saat melihat Isna,padahal kemarin biasa aja.
****
Hai semua para pembaca yang masih setia mengikuti alur cerita Raisa dan Satria,terimakasih banyak atas suportnya.
Akhirnya bisa melewati 20 Episode dan dapat kontrak meski sempat ditolak.
Sempat ingin berhenti diawal masih kurang dari 10 episode karena bingung mau dibawa kemana alurnya ternyata saat sudah mengetik alurnya mengembang sendiri diotak apalagi dapat komen dan like dari pembaca,itu sangat membuat author jadi semangat.
Terimakasih banyak.......❤️