Ayesha hidup bagai di neraka karena tinggal bersama mertua dan kakak ipar yang slalu semena mena terhadapnya.
Bukan hanya itu saja, kekesalan Ayesha pun memuncak saat Rama memilih akan menikah lagi dan di dukung oleh keluarganya .
"Jika bercerai dari Rama, siapa yang mau menikahi janda miskin sepertimu!" -Ratna (Ibu Mertua)-
"Aku akan berlaku adil, Yesha." -Rama-
Ayesha memilih bercerai dari Rama dan memulai kehidupan baru, tidak ia sangka takdir membawanya bertemu kembali dengan mantan kekasihnya semasa sekolah dulu.
"Menikahlah denganku, Ay." -Kevin King Wiguna-
"Aku seorang janda, tidak pantas untukmu." -Ayesha-
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shann29, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23
Keesokan harinya, Ayesha dan Kevin kembali bekerja. Mereka tampak larut dalam pekerjaannya masing masing meski pikiran Ayesha terus memikirkan nasib pernikahannya dan ingin fokus pada perceraiannya.
Ayesha sudah bertekad akan bercerai dan menata hidupnya sendiri tanpa percaya lagi apa itu cinta. Menurutnya cinta akan habis masanya dalam waktu yang tidak bisa di tentukan, dan Ayesha tidak bisa percaya lagi dengan apa yang namanya cinta.
"Ay, si bos manggil." Ucap Lina saat Ayesha baru saja kembali dari toilet.
"Ok, makasih Mbak Lina." Balas Ayesha.
Ayesha masuk dan melihat ada tamu yang sedang duduk di sofa bersama Kevin.
"Ay, duduklah." Kata Kevin.
"Ini Pak Yoda, pengacaramu." Kevin memperkenalkan Ayesha dengan Yoda dan mereka berjabat tangan.
"Nona Ayesha, saya akan membantu kasus anda." Kata Yoda.
"Terimakasih, Pak."
"Apa ada tuntutan sejenis harta gono gini atau yang lainnya?"
Ayesha menggelengkan kepalanya, "Tidak, Pak. Saya hanya ingin bercerai, tapi saya ingin membuat laporan perselingkuhan suami saya dengan selingkuhannya, apa bisa di pidana, Pak?"
Yoda mengangguk, "Bisa. Nona Ayesha bisa memperkarakan perselingkuhan asal ada bukti buktinya."
Ayesha menunduk, "Saya tidak punya bukti buktinya, Pak. Tapi mereka kini sudah menikah."
"Kapan pernikahannya?"
"Saya tidak tau percis, mungkin saat saya sudah tidak serumah lagi."
"Apa Nona Ayesha yang meninggalkan rumah?"
Ayesha mengangguk.
"Ini agak sulit bu, bisa jadi Pak Rama balik memperkarakan anda karena anda yang meninggalkan rumah."
Ayesha menndesahh pasrahh.
"Apa tidak ada jalan lain?" Tanya Kevin.
"Sepertinya anda tidak bisa memperkarakannya jika tidak ada bukti. Yang saya khawatirkan, pak Rama balik memperkarakan anda."
"Baiklah, kalau begitu saya hanya menggugatnya cerai saja, tolong urus dengan segera."
"Itu sudah tugas saya." Ucap Yoda.
Setelah Yoda pamit undur diri, Kevin memberanikan diri bertanya pada Ayesha.
"Dimana Rama bekerja?" Tanya Kevin.
"Perusahaan XX."
"Jadi apa?"
"Manager pemasaran."
"Selingkuhannya?"
"Teman satu kantornya, entah apa jabatannya."
"Aku akan membantumu mengerjai mantan suamimu." Kevin tersenyum mengejek.
"Maksudmu?"
"Sudahlah, kamu hanya cukup duduk manis, aku yang akan memgerjainya." Kevin mengedipkan satu matanya.
"Apa yang akan kau lakukan?" Tanya Ayesha.
"Apapun bisa ku lakukan."
**
Seminggu berlalu, Rama belum lagi bertemu dengan Ayesha, Rama selalu berusaha mencari tau siapa pria yang bersama Ayesha namun sepertinya sulit di cari, Rama pun menilai jika pria itu bukanlah sembarang orang terlihat dari gaya berpakaian yang di kenakannya.
Rama tengah mengerjakan pekerjaannya, mengecek hasil kerja tim nya dan ia melihat jika kinerja tim nya menurun dan itu berimbas pada dirinya.
"Pak Rama, di panggil Pak Wisnu."
Rama berdiri dari duduknya dan segera ke ruangangan atasannya itu, ia tau pasti atasannya itu akan mengevaluasi kinerjanya yang mulai menurun. Semenjak masalahnya muncul, yakni Ayesha meninggalkan rumah dan dirinya menikah dengan Tiara, Rama menjadi kurang fokus dalam bekerja, bahkan Tim nya saja mengeluhkan strategi pemasaran yang kurang maju dari biasanya dari Rama. Itu semua karna pikiran Rama terbagi bagi, dari mencari Ayesha, perihal hubungannya bersama Tiara, belum lagi ibunya yang slalu meminta uang, uang dan uang setiap harinya. Tidak ada lagi nasihat yang menenangkan dan semangat dari Ayesha istrinya yang begitu lembut.
Rama masuk ke dalam ruangan atasannya itu.
"Bapak memanggil saya?" Tanya Rama pada Wisnu.
"Duduklah, Ram." Ucap Wisnu dan Rama duduk di hadapan Wisnu.
Wisnu melempar map ke atas meja, "Kinerjamu merosot 60%. Apa yang bisa kau jelaskan?"
"Maaf, Pak. Saya sedang banyak masalah."
"Itu masalahmu, jangan bawa masalah ke tempat bekerja." Kata Wisnu dengan tegas.
Rama hanya menunduk.
"Jika kinerjamu begini terus, posisimu bisa digantikan oleh orang lain yang berkompetent." Kata Wisnu memperingatkan.
Rama mengangkat wajahnya untuk menatap wajah Wisnu, "Jangan, Pak. Susah payah saya sampai di tahap ini."
"Kalau begitu fokuslah, perusahaan ini tidak mau rugi, menggajimu besar tapi kerjamu tidak memuaskan."
"Saya akan perbaiki, Pak." Kata Rama memohon.
Wisnu menghela nafas. "Dan satu hal lagi."
Rama menunggu apa yang akan di katakan oleh Wisnu.
"Affair mu dengan Tiara sudah bukan isapan jempol semata, bukankah kau pria beristri?"
Mendengar hal itu Rama hanya diam. Ia tidak menyangka jika hubungannya dengan Tiara mulai tercium oleh tempatnya bekerja, padahal mereka sudah menyembunyikannya rapat rapat.
"Kau ingat, Ram. Jangan merusak reputasi perusahaan dan jika kau ada affair dengan Tiara, salah satu dari kalian harus resign karna perusahaan ini tidak membenarkan adanya affair sesama karyawan apa lagi kau sudah berumah tangga." Tegas Wisnu dan membuat Rama tidak berkutik.
"Silahkan keluar." Mata Wisnu dan Rama pun berdiri lalu keluar dari ruangan atasannya itu.
Rama berjalan gontai menuju ruangannya, namun saat ia melewati lorong, ia tak sengaja melihat Tiara tengah bicara bersama Frans, salah satu saingan Rama di perusahaannya, namun Rama masih jauh diatas Frans. Frans adalah bule Australia berambut pirang dan bermata biru yang bekerja di perusahaan yang sama dengan Rama namun sudah lancar berbahasa indonesia.
"Sedang apa sama dia?" Tanya Rama pada Tiara.
"Pak Frans ngajak aku makan siang bareng." Jawab Tiara.
Rama dengan kesal melewati Tiara dan Frans begitu saja, Rama tidak ingin terlihat marah agar tak membuat orang curiga dengan hubungannya bersama Tiara apa lagi kabar hubungannya dengan Tiara sudah sampai di telinga atasannya Rama.
Tiara segera menyusul Rama karena tidak ingin membuat Rama berpikir macam macam. Apalagi Rama berjanji memberikannya uang untuk kontrol kehamilannya, bisa bisa uang itu tidak Tiara dapatkan.
"Ramm.." Tiara masuk dan mengunci pintu ruangan kerja Rama.
Rama tidak menjawab dan fokus pada pekerjaannya.
"Ramm kenapa sih?" Tiara bergelayut manja memeluk leher Rama.
"Lepas, Ra. Aku lagi kerja." Ketusnya.
"Kamu marah?" Tiara dengan kesal melepas pelukannya.
"Aku lagi pusing, penjualan timku menurun, dan hubungan kita sudah di curigai oleh Pak Wisnu, kamu harus resign karna kita tidak mungkin bekerja dalam satu kantor." Kata Rama dengan tak bersemangat.
"Kalau aku resign, bagaimana kebutuhanku? Sementara kamu saja tidak memberiku uang dan uangmu di kuasai oleh ibumu."
Rama memegang medua kepalanya, "Tau ah, aku pusing mikirinnya."
Tiara pun menghentakan kakinya, "Setidaknya, kalau kamu mau aku resign. penuhi kebutuhanku, dan kita keluar dari rumah ibumu, uang gajimu aku yang pegang karena aku yang berhak, aku istrimu dan sedang mengandung anakmu."
Rama hanya menghela nafas, Tiara meninggalkannya dengan perasaan kesal. Disaat seperti ini, Rama mengingat kelembutan hati Ayesha, istri yang sudah disakiti dan di sia siakannya. Meski Ayesha terlahir dari keluarga kaya, Ayesha tidak pernah membahas soal uang ataupun meminta lebih uang Rama, malahan Ayesha slalu mengingatkan Rama untuk menabung dan dalam waktu satu tahun, Rama bisa membeli mobil degan cara cash tanpa kredit.
"Tidak ada yang bisa sepertimu, Ayesha. Semua orang hanya bisa menekanku soal uang, hanya kamu yang slalu membuatku nyaman dan tenang. Aku merindukanmu, Ayesha." Gumam Rama penuh sesal.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Like, Koment, hadiah dan Vote sangat berarti untuk menaikan semangatku dalam menulis bab selanjutnya 🙏