NovelToon NovelToon
Dusk Till Dawn

Dusk Till Dawn

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami
Popularitas:719
Nilai: 5
Nama Author: Oktavianna

Hati Bella merasa terus tersiksa, pernikahannya tidak mendatangkan kebahagiaan dalam hidupnya, ia mencoba kabur tapi...

BRUK...

Tubuh Bella terbanting ke lantai hingga membuatnya jatuh pingsan.

Beberapa bulan kemudian ia kembali bertemu cinta pertamanya dan akhirnya menikah dan hidup bahagia namun, semua tidak berlangsung lama ketika Bella sepenuhnya telah kembali ke dunia gelap, ia dihadapkan ego besar setelah penghianatan suami keduanya.

Akankah pernikahan mereka akan baik baik saja? lalu bagaimana kisah selanjutnya Bella?
Dan rahasia mengerikan apa di balik sosok Bella?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Oktavianna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perbincangan Sesaat

1 Minggu kemudian, Bella memutuskan untuk mengajak Edgar jalan jalan, selama bersama dengan durinya sang ibu memang agak mengherankan sama sekali tidak membahas Gevano maupun Arunika seolah hanya dia putra satu satunya.

Di Mall keduanya tampak lebih banyak mengobrol dari hari hari sebelumnya yang sempat canggung ketika Ayahnya meminta dia untuk pulang dari kos.

"Ma, Ma!." Bisik Edgar, ia sangat malu ketika sang Ibu membelikannya celana dalam bahkan memilih beberapa model dan menanyakan pada dirinya.

"Kenapa?," ucapnya, "Ayahmu kaya raya tapi pelit sekali mungkin karena dia sudah pensiun mejadi dosen otaknya jadi karatan." Ungkap Bella sambil memilih beberapa pakaian juga.

Ternyata ada seseorang yang menghampiri mereka ketika selesai keluar dari toko, seorang gadis muda yang pernah memfoto mereka diam diam.

"E.ed.dgar!." Panggil gadis muda tersebut.

Edgar langsung menengok diikuti Bella yang penasaran.

"Zea?." Kata Edgar.

"Wah kebetulan sekali kita bertemu, aku hanya sedikit penasaran kamu sudah jarang pergi ke cafe,mmm apa dia ke.ke.kasihmu kalian tampak akrab." Ucap Zea sambil menahan sedikit grogi.

"Tentu, aku adalah cinta pertamanya." Sambung Bella langsung mencium pipi Edgar.

"What, jangan macam macam!." Protes Edgar.

"Mama?." Kata Zea bingung, dalam hatinya mungkin kata itu adalah panggilan mesra mereka.

"Jangan salah paham Zea, dia adalah Ibuku yang baru pulang dari luar negri." Jelas Edgar memperkenalkan sang Ibu.

"I.i.ibu, apa kamu sedang berbohong?." Balas Zea tidak percaya.

Bella langsung tampak manja dengan Edgar membuat gadis muda didepannya merasa putus asa.

"Mama, hentikan!." Protes Edgar, ia melepas tangan dan menciptakan jarak dengan sang Bella.

"Eh!." Ucap Bella cemberut.

"Meski terlihat muda tapi dia Ibu kandungku, mohon percayalah padaku!." Bela Edgar menyakinkan.

"Ah iyaa, mmm wah kebetulan sekali kita bertemu hehe aku hanya sedikit penasaran kamu sudah jarang pergi ke cafe." Ucap Zea sambil sedikit malu.

"Hemm.. apakah kamu merindukan putraku yang tampan?." Goda Bella pada gadis muda yang kini tampak tersipu.

"A.e. b.bukan beg.gitu kak eh Tante." Kilah Zea.

Edgar yang mendengar sang Ibu hanya berdecak menghela napas, ibunya terus menggoda Zea sahabatnya.

"Bagaimana pendapatmu apa putraku berhasil mencuri ketenangan mu, aha sepertinya berhasil." Imbuh Bella.

"Sudahlah Mama, ayo kita pergi, dan Zea sampai jumpa." Ucap Edgar menarik tangan Bella dan berlalu.

Setelah itu sesuai dengan saran Bella, Edgar mengikuti perintah Ibunya untuk memilih satu sepeda motor setelah ancaman kecil yang ia terima.

Terlihat ia melihat warna biru dongker yang memikat hatinya, tapi ia tau motor tersebut lebih mahal dari satu unit mobil mewah jadi ia berpaling setelah melihat dan menyentuhnya.

"Ayolah, Nak. jangan samakan aku dengan Ayahmu yang pelit." Ucap Bella sambil menepuk bahu putranya.

"Ini terlalu mahal." Kata Edgar.

"Ha?, jika kamu menyukainya tidak perlu menahan diri." Nasehat Bella.

Bella langsung menyerahkan ponsel miliknya untuk membayar secara online motor tersebut.

"Mama serius?." Ucap Edgar, ia tampak tidak percaya.

Tapi Bella memberinya senyum, dan menyuruhnya segera memboyong motor tersebut sebagai miliknya.

Diluar ekspektasinya ia kini memiliki motor impian sejak dirinya masih berusia 10 tahun, agak mengejutkan mengetahui Bella sang Ibu memiliki banyak cuan untuk membelanjakan barang semewah ini.

Motor tersebut langsung di kendarai pulang, dengan Bella yang membonceng sambil membawa belanjaan untuk pulang.

Sesampainya di kos ternyata terdapat mobil sedan berwarna hitam, mereka menerka jika itu Mas Shaka.

"Papa." Ucap Edgar.

Benar itu adalah Mas Shaka, ia sudah melihat dari lantai atas kedatangan mereka.

"Bagaimana kali ini?,"tanya Edgar sambil merasa kesal,"Aku tidak ingin pulang ke rumah itu lagi." imbuhnya.

Bella menenangkan dengan bijaksana, lalu sama sama menghampiri tubuh laki laki yang sudah mengamati mereka sejak tadi.

Bella membuka pintu kos, memberi isyarat untuk memberi kesempatan Mas Shaka bicara di dalam.

Mereka bertiga akhirnya duduk, wajah ketiganya tidak berekspresi dan tidak membicarakan apapun selama 10 menit pertama.

Bella mengambil sesuatu dari dalam tas laci lalu merokok dengan santai.

"Sejak kapan kamu merokok." Sontak Mas Shaka beritanya.

"Sejak usiaku 9 tahun." Jawabnya.

"Payah, bagaimana wanita lemah lembut menjelma menjadi monster." Kata Mas Shaka.

Bella menghembuskan asap rokok tersebut ke arah Mas Shaka. Membuat dirinya sedikit menutup mata.

"Edgar, sekarang kalian berdua bicara, Ayah dan Anak tidak seharusnya bertengkar." Ucap Bella, beranjak ke dapur untuk memasak.

Sesuai dengan perintah ibunya Edgar akhirnya bicara empat mata berdua yang di akhiri dengan permintaan maaf dari sang Ayah. Bella hanya tersenyum di dapur dan bersiap keluar dengan membawa makan siang.

Sehari sebelumnya Mas Shaka secara khusus menemui Bella saat ia sedang berada di toko roti yang sudah lama tutup miliknya. Bella menjelaskan keadaan sesungguhnya Edgar, dan memaksa laki laki tersebut untuk membuka mata dan telinganya.

Meskipun kesabaran Bella hampir habis saat menjelaskan semua kebenaran tapi pada akhirnya Mas Shaka menerima saran untuk pergi ke lapas remaja.

Mungkin dari situ ia mulai membuka dirinya pada sudut pandang orang lain, menumbuhkan sedikit rasa penyesalan padanya. Ia juga kini tau kenapa Edgar sama sekali tidak mau pulang, semua karena dirinya dan Asri yang terlalu pilih kasih.

Dengan permintaan maaf penuh Mas Shaka juga memberi Edgar pilihan rumah untuk dirinya hidup mandiri di tempat yang lebih layak.

Bella datang menyajikan makanan, menyuruh keduanya makan, namun Bella menjelaskan bahwa ia akan pergi ke Jepang membuat Edgar merasa berat hati meski tidak mengucapkan apapun.

"Belajarlah lebih banyak hal sepele." Ujar Bella, sambil mengenakan jaket kulit miliknya dan pergi.

Ayah dan Anak itu diam kembali canggung, aroma masakan menggugah indra mereka.

"Aromanya masih sama." Gumam Mas Shaka.

Ia menyodorkan mangkuk ramen dan sumpit, memberi kode agar sang putra makan bersamanya setelah sekian lama.

"Ibumu pasti membuatmu terkejut." Kata Mas Shaka yang di balas diam oleh Edgar.

Ayahnya menceritakan bahwa sosok Bella adalah sosok yang tidak bisa di ukur dengan logika.

"Seperti motor itu, tidak perlu banyak bicara untuk memilikinya?." Kata sang Ayah.

Edgar juga kini maksud dengan ucapan sang Ayah, jika Ibunya sosok unik yang tidak bisa ia tebak, tapi rasa tulus cintanya benar benar ia rasakan meski selama ini mereka tidak bersama dan kebersamaan mereka kali ini juga singkat.

"Dia adalah cinta pertama Ayah, dia cantik, unik, dan monster." Ujar sang Ayah.

"Maksud Papa?." Kata Edgar.

"Iya, dia monster yang seolah tau rahasia di bumi ini, tapi entahlah haha meski Ayah ingin bicara banyak tapi harus kembali bekerja, semoga kita punya banyak waktu lusa." Kata Mas Shaka ia juga beranjak pergi.

"Ayah lupa, ini." Ia memberi sejumlah uang pada Edgar.

"Sekali lagi Ayah minta maaf atas ketidakbecusan Ayah, mungkin butuh waktu seumur hidup untuk memaafkan Ayah, tapi Ayah sangat bangga terhadapmu." Kata Mas Shaka mengakhiri perbincangan.

Edgar justru malah bingung, kata monster yang di ucapkan sang Ayah seolah merujuk pada hal diluar nalar, membuatnya ingat dengan barang bukti yang menjebloskan Desta ke lapas remaja, yang dikatakan Ayahnya mungkin lebih dari sekedar barang bukti tersebut.

1
Bowo
Bagus
Bowo
wau sangat unik dan seru cerita nya
Subaru Sumeragi
Thor, aku sudah tidak sabar untuk baca kelanjutannya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!