Menceritakan tentang Vela, gadis yang tiada karena di bunuh oleh orang yang telah membunuh kekasihnya. Ia terbangun di kehidupan sebelumnya, pada masa Dinasti Kerajaan. Ia seorang Putri Kerajaan bernama Tania, Putri lemah yang dibenci oleh ayahnya dan selalu disiksa oleh saudara dan ibu tirinya.
Putri Tania sangat membenci Raja Oberon, Laki-laki yang sudah lama akan dijodohkan dengannya, Tania dan keluarganya tidak bisa menolak perjodohan itu, karena Raja Oberon adalah Raja terkuat, terkejam, dan ialah Raja di atas para Raja. Namun, bagi Vela, Raja Oberon adalah orang yang sangat berarti dalam hidupnya.
Saat tiba-tiba Putri Tania (Vela) menerima Perjodohan nya dengan Raja Oberon, saat itulah semuanya berubah. Di mulai Tania yang membalas semua perlakuan ayah dan ibu tirinya, melalui kekuasaan yang diberikan Raja Oberon, dan munculnya orang-orang terdekat Vela.
#1 Fantasi series
#Kalau suka jangan lupa jejaknya❤
#*** Konten UwU tinggi ya
#1000% karya original
#Plagiat?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salvador, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 11 : Pertemuan (Flashback)
2 tahun yang lalu...
Raja Oberon dan ratusan prajuritnya baru saja menjajah Kerajaan Vandory, salah satu Kerajaan yang cukup besar untuk memperluas kekuasaan. Setelah mendapat kemenangan, Raja Oberon dan sebagian prajuritnya kembali ke Kerajaan Corvus. Saat ini mereka sedang beristirahat di tepi Danau Hellerbos yang berada di tengah Hutan Gnarly, salah satu hutan perbatasan Kerajaan Vandory dan Kerajaan tetangganya, Kerajaan Dalbert, Kerajaan yang bulan depan berencana akan Raja Oberon jajah.
Raja Oberon mengasingkan diri dari prajuritnya yang beristirahat di tepi danau, ia berjalan cukup jauh ke dalam Hutan Gnarly, Oberon ingin mengasah kemampuan sihirnya yang berkurang ketika perang kemarin.
“AAAA!! TOLONG.... SIAPAPUN TOLONG AKU!!!!” Ketika terus berjalan, Oberon mendengar suara seorang gadis berteriak, Oberon mengedarkan pandangannya pada hutan Gnarly yang penuh pepohonan ini.
Ia menyipitkan matanya melihat seorang gadis dengan gaun putih polos berjalan mundur dengan ketakutan dan ular cobra cukup besar berdiameter sekitar 15cm di hadapannya. Oberon tidak dapat melihat wajahnya sebab posisi gadis itu membelakangi nya.
Sepertinya ular itu cocok untuk percobaanku. Batin Oberon.
ia berjalan mendekat pada gadis yang ketakutan itu, Oberon mengangkat tangannya, dengan kekuatan sihir yang ia miliki dalam sekejap Ular itu terbakar dengan asap hitam di sekelilingnya.
Kekuatanku masih stabil. Batin Oberon.
Melihat ular yang sudah terbakar habis, gadis itu merasa lega. Ia berbalik menatap asap hitam sihir dari orang yang membakar ular itu.
Oberon yang melihat wajah cantik gadis itu terdiam memandangi nya yang berjalan mendekat. Gaun putih polos yang dikenakannya sangat cocok, ditambah mahkota kecil khas Putri Raja di kepalanya membuatnya sangat anggun.
Akan lebih cantik jika dia memakai mahkota Ratu Kerajaan Corvus, Gadis ini, milikku! Batin Oberon, ia langsung mengklaim gadis yang bahkan tidak ia kenal tersebut sebagai miliknya.
“Hei, kau yang membakar ular itu?” Tanya gadis itu lembut, Oberon mengangguk.
Harusnya aku siksa dulu ular itu, berani sekali berniat melukai calon Ratu ku. Batinnya.
“Terimakasih, kau baru saja menyelamatkan nyawaku.” Ucapnya tulus dan tersenyum hangat.
Oberon mengangguk, gadis itu mengulurkan tangannya, “Namaku Titania Eylonwy Dalbert, Putri pertama Raja Atlas dari Kerajaan Dalbert.” Lebih tepatnya Putri yang tidak dianggap, lanjut Tania dalam hati.
Lagi-lagi Oberon mengangguk, ia membalas uluran tangan Tania, dapat Oberon rasakan tangan putihnya yang halus dan sangat lembut.
“Apa yang kau lakukan disini?” Tanya Oberon setelah jabatan tangan mereka terlepas, “Aku, tersesat.” Cicit Tania. Ia baru saja di hukum Ratu Miranda, ibu tiri nya karena salah menjahit pakaian adiknya, Putri Bianca. Karena takut akan dicambuk lagi, Tania lari keluar istana cukup jauh hingga tersesat di sini.
Sangat lucu. Batin Oberon.
“Hmm, kau sangat hebat, dalam jarak cukup jauh kau bisa menggunakan sihir.” Ucap Tania memuji. Jarak Oberon membakar ular itu sekitar 5 meter, sedangkan dari yang ia ketahui kebanyakan orang dapat menggunakan kekuatan sihirnya dalam radius 1-3 meter saja, bahkan ada yang harus dengan menyentuh.
Itu belum seberapa. Batin Oberon sombong.
“Aku saja dari Remaja tidak pernah bisa menggunakan sihir.” Ucap Tania, ia menjadi sedih mengingat dirinya begitu lemah.
Oberon menyerngit, “Tidak bisa?” Tanya Oberon, Tania mengangguk, “Tubuhku sangat lemah, untuk beladiri saja tidak bisa apalagi menggunakan sihir.”
Oberon tersenyum penuh arti, “Itu artinya kau membutuhkan seorang pelindung.” Dan itu aku. Lanjutnya dalam hati.
“Pelindung?” Tanya Tania tidak mengerti. Oberon menggeleng, “Tidak.”
“Hmm, berapa umurmu?” Tanya Oberon, “Akhir tahun ini menginjak 25 tahun.” Jawab Tania.
Ahh, kita hanya berbeda dua tahun, benar-benar cocok. Batin Oberon.
“Kau akan kembali ke istanamu bukan? Mari aku hantarkan.” Tawar Oberon. Tania berfikir sebentar.
Jika aku kembali pasti akan dimarahi ayah dan Ratu Miranda. Tapi jika tidak sekarang, pasti hukuman ku akan jauh lebih besar. Batin Tania.
Tak lama Tania mengangguk sebagai jawaban, ia harus menerima konsekuensi nya nanti.
Oberon mengulurkan tangannya, Tania menyerngit, “Maaf, Tapi aku bisa berjalan sendiri.” Jawabnya. Oberon terkekeh, “Kita tidak akan berjalan, kita akan berteleportasi.” Ucap Oberon.
Tania terkejut, kekuatan teleportasi adalah kekuatan langka. Sangat jarang ada orang yang bisa berteleportasi, yang Tania tahu salah satunya adalah ayah ibunya, mendiang Permaisuri Cordelia.
“Kau bisa berteleportasi?” Tanya Tania. Oberon mengangguk, “Sekarang pegang tanganku.” Tania menurut, ia meletakkan tangannya digenggaman Oberon. Dalam sekejap Oberon dan Tania tiba di halaman Kerajaan Dalbert.
Tania terdiam kagum, “Kau benar-benar hebat.” Puji nya. Oberon tersenyum. Ia melirik sekilas istana Dalbert dari luar ini.
Aku tidak akan menjajah Kerajaan Dalbert, cukup menjadikan ini salah satu wilayah kekuasaan ku dan memberikan keuntungan pada Rajanya agar tetap pada posisinya. Batin Oberon berencana.
Oberon beralih menatap langit yang sudah sore, ia teringat akan prajuritnya. Akan cukup lama sampai di Kerajaan Corvus bahkan mungkin sampai tengah malam.
“Aku pergi, aku tidak bisa berlama-lama di sini.” Ucap Oberon, “Sampai jumpa lain kali.” Lanjutnya. “Kita akan bertemu lagi?” Tanya Tania, Oberon mengangguk, “Ya, itu pasti. Sampai jumpa, Titania.” Setelah itu Oberon menghilang dengan cahaya teleportasinya.
“Ah, bisa-bisanya aku lupa menanyakan namanya, tapi dia bilang akan bertemu lagi. Lain kali akan ku tanyakan namanya” Gumam Tania.
Tania menatap ke kanan dan ke kiri, memastikan tidak ada Ratu Miranda, Ayahnya Raja Atlas, Putri Bianca dan Selir Elara yang melihatnya.
“Dari mana saja kamu?!.”
***
Jejaknya janlup guys:)