Setelah ibunya meninggal sejak usianya tujuh tahun, kini Naira terpaksa tinggal dengan ibu serta kakak tirinya, pilihan ayahnya kali ini cukup membuat kehidupan Naira serasa di neraka.
Penyiksaan yang selalu Naira dapatkan selama ini, pada akhirnya telah membuat nya mulai berani melakukan perlawanan, dirinya sudah sangat lelah karena selalu mengalah dan terus-terusan ditindas oleh ibu serta kakak tirinya.
Suatu ketika, telah terjadi peristiwa memalukan dalam hidupnya, hingga membuat dirinya terpaksa di nikahkan dengan seorang pria misterius oleh warga satu kampung,nah loh! Kira-kira apa yang membuat mereka sampai di paksa harus menikah? Serta telah membuat warga satu kampung menjadi murka ? Mengapa pria misterius tersebut bisa datang secara tiba-tiba dalam kehidupan Naira dan malah menjadi suami dadakannya.
Lantas siapakah pria misterius tersebut?
Jangan lupa ikuti kisahnya hanya di Noveltoon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sepak terjang seorang Marcelino
Pandangan Nathan dan juga Tony terpaku pada apa yang mereka berdua lihat, tidak bisa berpindah. Nathan merasa seperti sedang berada di dalam keadaan yang tidak nyata, tidak bisa membedakan antara kenyataan dan mimpi. keduanya terkejut, tidak bisa percaya dengan apa yang telah mereka lihat.
Kehadiran Marcel di rumah Luna, cukup membuat gempar Nathan dan juga Tony, terkecuali Naira, karena sedari awal iya sudah tahu jika Luna telah memiliki hubungan spesial dengan Marcel.
Marcel sendiri tersenyum puas karena sudah memberikan kejutan terhadap adik nya, iya sengaja melakukan hal ini agar Nathan tidak terus menuduhnya telah berselingkuh dengan Monic.
"Kak Marcel ngapain di sini?" tanyanya, dengan matanya yang masih melotot
Dengan sengaja Marcel malah memeluk Luna dari arah belakang.
"Kau bisa lihat sendiri sedang apa aku sekarang? Yang jelas aku sekarang ini sedang berbahagia karena sebentar lagi aku dan Luna akan segera menikah, iya kan sayang?" tanya nya sembari menoleh.
Luna sendiri malah tersipu malu untuk menjawabnya, hanya senyum merekah dan wajah meronanya sebagai perwakilan atas jawabannya.
Tony yang mendengar hal itu, hatinya serasa tertusuk oleh ribuan anak panah, sakit tentunya, namun iya bisa menahannya meskipun kedua tangannya nya iya kepalkan.
Sedangkan Nathan menatap tidak percaya.
"Kak Marcel jangan bercanda, jangan permainkan perasaannya Luna kak, aku tahu siapa kakak!" jawab nya dengan mata membulat.
"kau tahu apa tentang diriku Nathan, kakak benar-benar serius ingin menikahi Luna, aku tidak bisa hidup tanpanya!" kali ini Nathan tidak bisa berkata apapun.
Naira sendiri tidak menyangka jika Marcelino adalah kakak dari Suaminya.
'Dasar sial, sepertinya Kak Marcel sengaja melakukan ini agar aku tidak terus mencurigai perselingkuhan bersama Monic, aku tahu jika anak yang sedang di kandung oleh Monic adalah darah dagingnya, kak Marcel, kau benar-benar sangat licik!' ucap Nathan dalam hati.
kemudian Marcel mendekat ke arah Naira yang masih berdiri mematung."Jadi wanita ini adalah istri mu? Hemmm.. cantik, tidak beda jauh dengan Monic, pandai juga kau memilih wanita!" Ucapnya sengaja menyindir Nathan, namun bukan Nathan namanya kalau iya tidak bisa membalasnya.
"Kau juga sama, pintar memilih wanita, sampai-sampai wanita milik orang lain pun kau rebut dengan sesuka hati!" balasnya sangat puas, tatapan nya yang tajam mampu membuat Marcel geram padanya.
"Ck, sudahlah lama-lama kau dan aku bisa berdebat di sini, baiklah Luna sayang, aku pamit pulang, jangan lupa nanti malam dengan rencana kita, siapkan beberapa pakaianmu, karena aku akan membawamu jalan-jalan ke luar kota, sekaligus ada pekerjaanku juga di sana!" jawabnya sembari melirik ke arah Nathan.
'Dasar pria menjijikan, Luna harus sadar dan tahu seperti apa sifat kak Marcel, setelah merasa bosan dengan satu wanita, maka wanita tersebut pasti akan di campakan nya, dan aku sangat yakin jika kak Marcel tidak tulus mencintai Luna, iya hanya ingin memanfaatkan tubuhnya saja untuk pemuas nafsunya.' geram Nathan dala hati.
Setelah kepergian Marcel, Luna buru-buru merapihkan pakaian miliknya, iya merasa sangat bahagia karena Marcel memperlakukan nya begitu istimewa.
"Kak Luna beneran mau pergi?" tanya Naira ya ng sudah memasang wajah murung.
Luna mendekat lalu menjawab pertanyaan dagi Naira." iya Nai, aku sanga mencintai Marcel sedari dulu, dan baru sekarang iya membalas perasaanku, apalagi aku dan dia akan segera menikah!"
Nathan yang sedari tadi merasa kesal, mencoba memberi peringatan keras terhadap Luna.
"Hati-hati dengan kak Marcel Lun, aku sudah tahu sifatnya sedari dulu, karena kami berdua telah tumbuh bersama, Kak Marcel senang gonta ganti wanita, dan aku takut kau hanya di permainan kan oleh nya, pesanku cuma satu Lun, jaga dirimu baik-baik dan jangan terlalu mudah percaya dengan perkataannya dan juga janji manisnya!"
Luna hanya mengangguk, iya tidak mau banyak bicara, sikapnya yang seperti itu justru membuat Nathan semakin khawatir.
"Tuan Nathan, selama kepergianku ke luar kota, aku titip Naira bersamamu, aku tahu jika Naira belum bisa tinggal bersama dengan Tuan, karena Kalian belum resmi menikah secara hukum, aku sendiri masih bingung dengan peraturan keluarga Rahadian!"
"Tenang saja Lun, Naira aman bersamaku, aku bisa membawanya ke apartemen, jadi selama kau pergi, kau tidak usah khawatir." tegas Nathan meyakinkan Luna.
"Tida! aku ingin tetap tinggal di sini, aku sudah nyaman berada di tempat ini, dan Mas Sehun tidak usah mengkhawatirkan aku, aku bisa menjaga diriku sendiri!" jawabnya bersikukuh.
"Nai, kau jangan keras kepala, keadaanmu yang dulu dan sekarang sangat jauh berbeda, saat ini kau sedang hamil muda, aku akan marah jika kau tidak mau mengikuti perintah dari suamimu!" kali ini Luna sengaja mengancam Naira yang cukup menyebalkan
Naira hanya bisa mendengus kesal atas perkataan dari Luna.
"Baiklah kak, aku akan mengikuti semua perintah dari suamiku."
"Baguslah Nai, aku lega mendengarnya!"
Akhirnya Naira ikut bersama Nathan dan juga Tony, sedangkan Luna bergegas pergi ke bandara, karena rencananya Marcelino sudah menunggunya di sana.
Selama dalam perjalanan menuju Apartemen, Naira terus saja memikirkan bahkan sampai mengkhawatirkan Luna.
"Entah kenapa perasaanku menjadi tidak enak!"
"Aku pun sama Nai, semoga tidak terjadi apa-apa dengan Luna, oh iya Nai, nanti kau mau makan apa? Biar nanti aku pesankan makanan enak untukmu!" dari lubuk hatinya yang paling dalam, Nathan sangat berharap bisa tinggal satu atap dengan Naira, sebenarnya iya bisa saja membawa Naira tinggal di salah satu Apartemen milik keluarga Rahadian, namun mengingat peraturan yang sudah di terapkan sedari dulu, Nathan tidak bisa berbuat apa-apa, dan keluarga Rahadian sangat tidak suka adanya pernikahan siri, seperti yang telah di lakukan olehnya saat ini bersama Naira, itu sebabnya Nathan ingin secepat mungkin untuk menikahi Naira secara resmi, iya sudah tidak ingin menunggu waktu lebih lama lagi.
......................
keesokan harinya
Di provinsi Kepulauan Belitung, tepatnya pantai tanjung kelayang, Luna di buat takjub oleh pemandangan pantai serta hamparan batu granit yang begitu indah dan menjadi salah satu objek wisata Geopark dan di tetapkan oleh UNESCO.
Luna begitu betah memandangi pemandangan indah yang tidak pernah iya temui sebelumnya.
"Ayo kita masuk ke dalam hotel dulu Lun, karena sebentar lagi kita akan segera menemui klien penting dari Australia, beliau rencana nya akan bekerjasama dengan Hotel yang akan segera aku bangun."
Luna pun mengangguk, iya tidak menyangka jika Marcel akan mengajaknya bertemu dengan kliennya, iya merasa sangat di hargai, dan Luna pun sangat yakin jika Marcel adalah pria yang tepat untuk nya.
Sekitar satu jam kemudian, akhirnya tamu yang di tunggu pun datang, pria bule yang memiliki paras tampan di usianya yang mungkin sudah berumur setengah abad itu, membalas sambutan hangat dari Marcel dan juga Luna.
Kemudian mereka pergi ke salah satu restaurant hotel yang sudah menyajikan makanan khas hotel Gold Belitung Island.
Sambutan yang cukup meriah dari Marcel untuk calon kliennya ini, betul-betul membuat Mr. Darwin sangat senang, apalagi sedari tadi dirinya terus saja menatap ke arah Luna yang terlihat sangat cantik bak boneka barbie.
Marcel sendiri menyadari hal itu, dan iya memiliki suatu rencana untuk memuluskan rencana nya, dan tentunya Luna lah yang akan iya jadikan tumbal dalam bisnisnya kali ini.
Si manusia ambisius seperti Marcelino ini benar-benar pria yang tidak memiliki hati dan perasaan, iya akan melakukan cara apapun demi keinginannya yang harus tercapai.
Bersambung...
🌻🌻🌻🌻🌻🌻
tentang naira
abang tiri serakah