JANGAB LUPA IKUTU AKUN AUTHOR DAN LIKE KOMEN CERITA INI, MAKASIH💙✨
Keyla Azalea Adhitama dan Arka Arion Adhitama. Kedua remaja itu merupakan saudara sepupu, memiliki kemampuan di luar nalar, yaitu bisa melihat sosok tak kasat mata. Tidak jarang sosok-sosok itu akan menampakan wujudnya yang mengerikan di hadapan Arka dan Keyla, bukan tanpa alasan sosok-sosok itu menampakan wujudnya, namun ada tujuan lain kenapa mereka mendatangi Keyla dan Arka.
Yuk, ikuti ceritanya sampai tamat. Bagaimana perjalanan dua remaja yang menghadapi arwah penasaran yang kerap kali mendatangi mereka, untuk minta bantuan menyelesaikan urusannya di dunia. Dan bukan hanya itu, di cerita ini juga ada kisah percintaan anak sekolah yang manis, dan anak geng motor yang di ketua oleh Arka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tatatu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gombalan maut
"Mampus hukumannya pasti menambah!!" Gumam Gaby.
"Ribut terus ribut, mau kalian apa sih?" Gram seseorang yang menahan tubuh Keyla.
Seketika membuat para gadis itu terdiam, wajah mereka pun berubah tegang, tidak berani berkata sedikitpun.
"Keyla kamu nggak papa?" Tanya orang itu sambil menatap Keyla yang tubuhnya masih ia tahan.
"Gue nggak papa." Jawab Keyla sambil menyingkir dari orang itu.
"Setelah ini saya nggak mau liat kalian ribut lagi. Cepat selesaikan hukuman kalian." Tegas Keenan.
Ya, yang menahan tubuh Keyla adalah Keenan, si ketos galak penuh aturan.
Kening Keenan mengerut saat menyadari sesuatu menatap Keyla.
"Keyla kamu---bukannya di UKS?" Tanya Keenan sambil menatap Keyla lekat.
"Haah?" Keyla nampak gelagapan menggaruk pelipisnya yang tak gatal.
Keenan menghela nafas berat, paham, ternyata Keyla hanya mengerjainya saja kah, pura-pura sakit kepala tapi ternyata tidak?
"Dan kamu juga jalani hukumannya" Tegas Keenan kepada Keyla.
"Tapi---"
"Tidak ada tapi-tapian" Sela Keenan tidak membiarkan Keyla protes dirinya sudah di tipu oleh gadis ini.
Gladis menatap Keenan kesal. "Gue nggak mau di hukum." Kali ini Gladis yang protes.
Keenan menghela nafas kasar. Merasa kesal juga dengan Gladis.
Memang benar seharusnya Gladis lah yang patut di hukum karena Gladis yang memulai keributan. Tapi sebagai ketua osis Keenan harus tetap adil, siapapun yang terlibat keributan di sekolah maka harus di hukum.
"Terus mau kamu apa? Bebas dari hukuman? Saya denger dari anak-anak kalau kamu yang mulai duluan cari gara-gara kepada Keyla. Jadi sebenarnya kamu lah yang pantas di hukuman, Gladis. Kalau kamu nggak mau di hukum, maka terima skorsing dari guru selama satu Minggu." Ucap Keenan panjang lebar membuat Gladis dan teman-temannya terkejut.
Gladis berdengkus, dengan terpaksa akan menjalani hukuman ini daripada harus di skor.
*****
"Tolong saya"
Deg.
Arka yang sedari tadi fokus menatap ke depan memperhatikan guru yang sedang menjelaskan, seketika tubuhnya menegang dan bulu kuduknya pun meremang.
"Arka." Suara itu begitu lirih terdengar di samping Arka.
Dengan perlahan cowok itu pun menolehkan kepala ke samping kanan dan.
Brak.
"Astaga naga"
"Wooy ada apa wooy, kaget gue"
"Ayam ayam ayam!!" Pekik ibu guru yang sedang menulis di papan tulis bahkan spidol yang di pegangnya sampai jatuh.
"HAHAH!!" Para murid seketika tertawa mendengar teriakan Bu guru.
"Sekalian aja Bu. Sapi sapi sapi, gituu!!" Teriak Febian membuat suasana semakin heboh.
"HAHAHA, saya mau rekomendasi Bu. Gimana kalau---katak katak katak." Rekomendasi Gama.
"HAHAHAH!!" Mereka semakin tertawa membuat ibu guru gram.
Bu guru menatap murid-muridnya yang masih setia tertawa terpingkal-pingkal di bangku masing-masing.
"Diem kalian." Namun teriakan Bu guru tidak di gubris oleh mereka.
"Asatagaa." Gram Bu guru sedikit frustasi dengan tingkah mereka.
Kelas yang berbeda dari kelas lainnya. Kenapa berbeda? Karena isi kelas ini anak-anak yang susah di atur, seperti Arka dan teman-temannya. Setiap guru harus sabar jika mengajar di kelas Arka.
Brak brak brak.
"Diam ibu bilang!!"
Bella---ibu guru itu mengetuk-ngetuk papan tulis menggunakan penggaris panjangnya, seketika membuat semua murid terdiam tapi masih terdengar kekehan-kekehan kecil.
Pandangan Bu Bella beralih menatap Arka yang berdiri dengan wajah tegang.
Ya, yang menggebrak meja adalah Arka.
"Arka sini kamu." Panggil Bu Bella sambil mengacungkan penggarisnya menyuruh Arka ke depan.
Arka mengelus tengkuknya.
"Ah, gara-gara si Kunti sialan nih." Batin Arka kesal bukan main.
Gara-gara Kala yang tiba-tiba muncul di bangku kosong sebelah Arka, membuat cowok itu terkejut sampai menggebrak meja.
"Mana tuh si Kunti? Malah kabut." Dengus Arka ketika tidak melihat sosok Kala di bangku kosong itu.
"Awas aja kalau ketemu, gue pites kepalanya." Grutuk Arka.
"Arka cepat kemari kok malah bengong kamu?" Teriak Bu Bella ketika Arka hanya diam berdiri.
Arka menghela nafas. "Iya Bu iya sabar dong." Arka pun berjalan ke depan.
Livia saudara tiri Sasya satu kelas dengan Arka.
Gadis berkacamata itu menatap Arka yang kini berdiri di hadapan Bu Bella.
"Si bos kenapa ya tiba-tiba gebrak meja bikin kaget aja." Bisik Gama kepada Febian yang duduk di sebelahnya.
Febian menggeleng tanda tidak tau.
"Mana gue tau."
"Kamu ngapain gebrak meja kaya gitu, haah?"
"Aww aww Bu sakittt." Cicit Arka ketika Bu Bella menjewer telinganya begitu saja.
Melihat Arka kesakitan membuat mereka semua menahan tawa. Ya, hanya bisa menahan tawa saja, jika sampai tertawa lepas maka tidak tau nasib mereka akan seperti apa di tangan ketua Scary Tiger. Tentu saja mereka takut dengan Arka, pria itu tidak pernah main-main menghajar siapapun yang meremehkannya tanpa memandang bulu.
"Aduh aduh, ketua kita kok di jewer sih, nggak estetik bangeet!!" Bisik Gama kepada Febian.
Merasa tidak estetis ketua Scary Tiger di jewer.
"Lihat-lihat muka si bos, pftttt---" Berusaha keras Febian menahan tawanya.
"Hahah iya." Kekeuh Gama.
"Aduuh buk sakit." Arka mencekal tangan Bu Bella yang masih setia menjewer telinganya.
Livia yang melihat Arka kesakitan seketika meringis. Hanya Livia yang tidak menahan tawa, gadis itu malah merasa kasian kepada pacar saudaranya. Tapi itu juga salah Arka. Bisa-bisanya buat keributan di dalam kelas.
"Bu plisss sakit ini. Ibu Bella yang paling cantik tolong lepasin ya jewerannya ya!!" Arka memohon untuk di lepaskan.
Bu Bella berdengkus dan melepaskan jewerannya di telinga Arka. Seketika membuat cowok itu mengelus-elus telinganya yang memerah.
"Tega banget sih malah jewer telinga saya." Arka ingin marah tapi melihat tatapan Bu Bella membuatnya takut juga.
"Kamu sendiri yang membuat saya marah, Arka. Sekali lagi buat keributan kamu keluar dari kelas"
"Iya Bu maaf!!" Dengan malas-malas Arka pun meminta maaf.
Bu Bella menghela nafas kasar ketika melihat penampilan Arka yang jauh dari kata rapih.
Lihat saja beberapa kancing seragamnya terbuka menunjukan kaos hitam yang di pakainya, selain itu ada kalung melingkar di lehernya dan juga anting-anting menghiasi telinganya, jangan lupakan gelang serta cincin dan juga jam tangan.
Rambutnya yang berwarna coklat di biarkan tidak rapih dan dasi yang seharusnya di pakai Arka malah di lilitkan di lehernya seperti syal, bajunya juga tidak di masukan.
Sebenarnya Arka memiliki sebuah tato di bawah telinganya menjalar sampai ke leher bertulisan ST ARKA. Memang tidak patut untuk di tiru ketua Scary Tiger ini.
Jika saja bukan cucu dari pemilik sekolah, rasanya Bu Bella ingin bertindak tegas kepada Arka.
Plak.
"Aduuh Bu sakit." Ringis Arka ketika Bu Bella memukul pantatnya menggunakan penggaris Arka langsung mengaduh kesakitan sambil mengelus bok*ngnya.
"Bajunya di masukan Arka, dasinya juga." Bu Bella menarik dasi dari leher Arka sampai terlepas. "Di pakai yang benar." Kembali memberikan dasi itu kepada Arka.
Berusaha sabar menghadapi siswa bandel seperti Aria.
"Cepat rapihkan seragam kamu, kalau enggak!! Sekarang juga kamu lari keliling lapangan tiga puluh putaran!!" Ancam Bu Bella dengan Maya melotot horor.
Arka berdengkus. Segera merapihkan seragamnya dan memakai dasinya dengan benar.
Bu Bella mengangguk puas setelah melihat penampilan Arka yang sudah rapih.
"Naah bagus kan ganteng kalau rapih gini. Sekarang copot anting kamu itu." Titah Bu Bella sambil menyentuh telinga Arka dengan menggunakan penggaris.
"Bu saya---"
"Kalau enggak mau di lepas, lakukan hukuman itu sekarang juga"
Rahang Arka mengeras, karena tidak mau di hukum, dengan menahan kekesalan Arka pun mencopot anting-antingnya.
'Sialan nih Bu Bella, kalau bukan Bu guru udah gue lakban tuh mulut, se enak jidat mengatur gue.' Batin Arka kesal bukan main.
"Yasudah sana duduk." Titah Bu Bella setelah Arka melepaskan antingnya.
Arka hanya mengangguk malas, dan berjalan menuju mejanya.
"Gimana rasanya di jewer, enak nggak?" Tanya Gama ketika Arka melewati mejanya.
Plak.
"Aduuh." Ringis Gama, dengan se enak jidat Arka memukuli belakang kepalanya.
"Mampusss." Ucap Febian terkekeh melihat Gama ke sakitan di sebelahnya.
Gama hanya mendelik sambil mengelus-elus belakang kepalanya, Arka itu memang selalu tidak berperasaan.
Arka kembali duduk di kursinya.
"Maaf ya"
"Astagfirullah." Gumam Arka kembali terkejut karena dengan tiba-tiba sosok Kala muncul duduk di kursi kosong sebelahnya.
Arka menggram kesal. "Dasar Kunti jelek bisa-bisanya ngagetin gue." Grutuk Arka jengkel.
Sosok Kala hanya nyengir tanpa merasa bersalah. Arka mendelik, menyenderkan punggungnya ke kursi menatap lurus ke depan.
Sudah beberapa kali sosok Kala muncul di hadapan Arka dengan wujud aslinya yang tidak mengerikan, bahkan wajahnya sangat cantik.
'Si kunti ini akan terus neror kalau gue nggak nolongin dia, huuh, males banget' batin Arka yang akhir-akhir ini malas berurusan dengan mahluk halus.
Tok tok.
"Permisi" Ucap seseorang sambil mengetuk pintu kelas Arka.
Bu Bella dan para murid langsung melihat ke arah pintu, di ambang pintu terlihat ada guru laki-laki bersama seorang gadis.
"Ada apa pak Damar?" Tanya Bu Bella sambil bangkit dari duduknya.
"Maaf mengganggu waktunya Bu Bella dan murid-murid, saya kemari membawa murid pindahan yang akan tinggal di kelas ini" jelas pak Damar.
Bu Bella mengangguk, menatap murid yang berdiri di sebelah pak Damar.
"ooh, murid pindahan itu? Kamu kemari" Panggil Bu Bella kepada murid itu.
Dia Alina tersenyum sambil melangkah mendekati Bu Bella.
"Kalau begitu saya permisi Bu"
Bu Bella mengangguk. "Iya pak Damar"
Setelah berpamitan Pak Damar pun pergi dari kelas Arka.
"Waah siapa tuuh" Ucap Febian dengan mata berbinar menatap Alina.
Gama langsung tersenyum sini lalu dengan se enak jidat meraup wajah Febian.
"Cek apaan sih lo" kesal Febian sambil menyingkirkan tangan Gama dari wajahnya.
"Liat cewe bening aja mata Lo langsung melotot"
Febian hanya memutar bola matanya, tidak menanggapi ucapan Gama.
"Silahkan perkenalkan nama kamu" titah Bu Bella kepada Alina.
Alina mengangguk sambil tersenyum.
"Waah senyumnya manis tuh" celetuk Febian.
"Boleh kenalan gak cantik?"
"Ikan hiu makan manggis, i love you manis!!"
"Ke Surabaya beli oleh-oleh, melihat senyum yang manis membuat hati Abang meleleh!!"
"EAAAK, HAHAHA!!"
Gombalan anak IPA 2 kelas 11 langsung keluar dengan sempurna untuk menggoda murid baru itu.
"Kalian ada-ada saja, sudah diam. Silahkan perkenalkan diri kamu" kembali Bu Bella menyuruh Alina memperkenalkan diri.
Arka, Livia, Gama, Gladis, Farell dan juga Febian satu kelas, Ipa 2.
Sementara Keyla dan ke empat sahabatnya Ipa 1 kelas 11. Dan Gio mantan pacarnya Keyla Ipa 3 bersama dengan Sasya pacarnya Arka.
"Nama saya Alina Merry Delvin, panggil saja Alina, semoga kita bisa menjadi teman baik" ucap Alina memperkenalkan diri.
"Abang jomblo niih senggol dong" Ujar Febian.
Gama langsung tersenyum sinis mendengar ucapan Febian. Apa katanya? Jomblo? Liat yang bening dikit Febian langsung ngaku jomblo, padahal pacarnya ada di mana-mana.
"Gue senggol pake kereta mau lo haah?"