Sinopsis :
Viona, seorang wanita mandiri dan cerdas mendapati dirinya masuk ke tubuh siswi SMA yang manja dan sudah bersuami. Dia langsung mengetahui bahwa dirinya masuk ke tubuh Emilia Vivian. Suami Emilia orang terkaya dan berkuasa di kota bernama Agam Revandra Graha.
Awalnya kehidupan Emilia hanya berkutat pada Agam. Dirinya sering stres dan frustasi karena Agam tidak pernah mencintainya, padahal cintanya begitu besar pada Agam. Sekarang, dengan adanya jiwa Viona di tubuh Emilia, sikap Emilia berubah. Emilia sudah tidak tertarik lagi dengan suaminya. Emilia memilih mengurus kehidupan pribadinya dan berhenti mengemis cinta pada Agam. Perubahan sikap Emilia membuat Agam mulai tertarik padanya.
Emilia menjadi siswi popular yang banyak di taksir teman sekolahnya maupun pria lain, terlebih hanya orang tertentu yang tau kalau Emilia sudah bersuami. Hal itu membuat Agam semakin resah. Dengan berbagai cara, Agam akhirnya mendapatkan malam pertama Emilia yang sering kali Agam tolak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 07 : Pengalaman Pertama
Semua kain yang menutupi tubuh Agam dan Emilia sudah di singkirkan semua. Emilia benar-benar tidak mampu melawan Agam. Hari ini dia pasti di terkam Agam dengan buas.
Agam membuka kaki Emilia. Menempatkan miliknya yang lumayan besar masuk ke milik Emilia. "Aargh ..." Emilia meringis kesakitan. Air matanya tak henti-hentinya menetes. Tidak seperti Agam yang nyaman menikmati sensasi penerobosan itu.
"Aaargg ..." teriak Emilia lagi, lalu teriakannya di bungkam Agam dengan mulutnya.
"Aahhh ..." Akhirnya setelah berusaha keras, milik Agam berhasil masuk sepenuhnya.
Agam mulai bergerak perlahan, berirama. Dia benar-benar menikmati aktivitas panas itu, tidak seperti Emilia yang sangat membenci aktivitas itu. Semakin lama gerakan Agam semakin cepat membuat Emilia tidak sanggup menahannya lagi. Walau Emilia sudah tidak merasakan sakit lagi, dia tetap tidak bisa menikmati momen ini. Justru dia benci.
"Aahh ..." Agam melepaskan benihnya di rahim Emilia.
Emilia pikir Agam akan berhenti setelah pelepasan pertama, ternyata Agam masih melanjutkannya. Agam bahkan melakukan itu sampai puas, kurang lebih sampai empat ronde.
***
Waktu sudah hampir senja, Agam baru selesai dengan aktivitasnya. Wajahnya tampak cerah dan sudah tidak marah lagi.
"Mulai malam ini Kamu tidur di kamarku!" titah Agam.
"Tidak mau!" sahut Emilia. Dia membuang muka tidak mau menatap Agam, orang yang sudah merenggut malam pertamanya.
"Oh ya, kalau begitu ku lanjutkan lagi."
"Baiklah, malam ini Aku tidur di kamar, Tuan," jawab Emilia terpaksa, jika dia tidak menjawab seperti itu, Agam akan memperkosanya lagi.
"Tuan? Panggil Aku 'Sayang' seperti biasanya!" titah Agam.
"Bukankah Kamu tidak suka Ku panggil begitu?"
"Mendadak Aku suka. Cepat panggil Aku Sayang!"
"Iya, Sayang," ucap Emilia lagi dengan terpaksa.
"Bagus, Kamu harus menurut. Begini kan manis. Aku mandi dulu, baru Kita keluar dan makan malam bersama."
Agam bangkit menuju kamar mandi. Dia mandi untuk membersihkan diri. Sementara Emilia berusaha berdiri untuk mengambil pakaiannya. "Au, beruang kutub sialan, bagian intiku sakit sekali. Coba lihat, sampai berdarah begini. Dia memperkosaku dengan buas." Walau sudah bersusah payah, Emilia tetap tidak bisa berdiri. Kakinya lemas, bagian intinya sakit.
Hingga Agam keluar dari kamar mandi, mengenakan jubah mandi.
"Kamu kenapa?" tanya Agam.
"Tolong ambilkan pakaianku. Aku tidak bisa berdiri. Gara-gara ulahmu kakiku lemas, bagian siniku sakit, sampai berdarah," protes Emilia.
Agam tersenyum. Dia pun mengambil pakaian Emilia lalu memberikannya. "Mau ku mandikan juga?" tawar Agam.
"Tidak perlu!" tolak Emilia, dia memasang pakaiannya.
"Tidak usah di pasang, toh di kamar mandi harus di lepas juga." Agam kembali mengambil pakaian yang di berikannya tadi.
"Apa-apaan ini?" protes Emilia lagi.
"Tidak usah banyak bicara, Kamu harus menurut!" Agam langsung menggendong tubuh polos Emilia, membawanya ke kamar mandi. Dia membantu Emilia mandi air hangat.
"Seluruh tubuhmu sudah ku lihat, sudah ku nikmati, apa yang harus di sembunyikan lagi," ucap Agam.
"Kamu memperkosaku."
"Aku suamimu, Kita menikah secara sah. Artinya itu bukan pemerkosaan. Ingat, Kamu hanya milikku. Kapanpun Ku minta tubuhmu, Kamu harus siap."
"Apa? Kapanpun?" Emilia terkejut. Apa Agam akan selalu menjamahnya setiap hari, Emilia bergidik ngeri.
"Bagaimana? Apa sudah lebih baik?" tanya Agam.
"Iya, sudah tidak sakit lagi."
Agam tersenyum melihat Emilia sudah baik-baik saja. Dia pun baru sadar atas apa yang dia lakukan sebelumnya. Entah kenapa Agam tiba-tiba menginginkan Emilia menjadi istri seutuhnya, padahal sebelumnya dia tidak tertarik pada Emilia. Kerap kali Agam menolak berhubungan badan dengan Emilia, karena jika itu terjadi, Agam sudah tidak bisa lagi bercerai dengan Emilia seperti yang dia rencanakan.
"Emilia, dengarkan baik-baik, Aku hanya mengatakannya sekali!" titah Agam.
"Dengar apa?" tanya Emilia.
"Hubungan Kita akan terus di lanjutkan, tidak ada lagi perceraian. Surat perjanjian yang ku buat dulu akan ku robek."
"Apa?"