Transmigrasi Menjadi Gadis Nakal

Letta menutup pintu pelan samar samar mengintip dari pintunya kearah ruang tamu, karena rumah ini kecil ia bisa melihat dengan jelas ada Ibunya yang disana terlihat bahagia melihat banyak makanan, ada Nato juga yang ikut memakan beberapa makanan.

“ oalah jadi gini yah rasa makan stek orang kaya yang pakek daging sapi mahal. dagingnya lembut nggak alot kayak daging kurban,” ujar Nato di sana diangguki Agung dan Nadia.

Nadia mengangguk semangat dan menunjukan makanannya.” Ayam bakarnya juga empuk banget. Pasti harganya mahal yah.,” ujar Nadia.

Agung terkekeh menepuk pundak istrinya pelan.” mau coba nasi goreng nggak? Wenak banget “ . Nadia mengangguk semangat, mereka semuanya saling berbagi dengan riang.

Letta menutup pintunya pelan dan duduk dibelakang pintu. Pelan Letta menguap air mata jatuh. Rasanya sangat sesak,

Keluarganya sangat miskin sekarang sama seperti dirinya saat kecil, bedanya sekarang dirinya berada ditengah tengah rasa bersalah besar akibat Letta asli., letta menghela nafas pelan samar samar mendengar suara tawa bahagia mereka yang menggema di ruang tengah.

Letta mengepalkan tangan erat dan tersenyum mengembang.” Ayo letta semangat menjual waktunya sebagai teman kencan. Kamu tidak boleh mengubah kontrak kerja. Supaya bisa cepat kaya dan memberikan mereka kebahagiaan, ketimbang maling kan dosa. “ gumamnyua tersenyumlah lebar.

Iya, masa maling. Jika maling dirinya akan banyak doanya dan akan banyak di incar musuh. Letta tidak mau.

Kemaren dirinya hanya kepepet kok maling uang perusahaan orang, sebab Letta asli benar benar tidak punya uang. Letta mengusap air matanya pelan.” apa yang membuat sedih. Harusnyakan bahagia., hidup keduaku jauh lebih bebas untuk melakukan apa. Ayo semangat Letta jika kamu menangis, nanti dunia akan mengejekmu lemah.” Gumam letta tegas. Letta tidak tau kenapa, di dua dunia ini karakternya berubah drastis, jika dulu dirinya terkenal dingin, mungkin karena tekanan batin.

Pagi seperti biasa, Letta bangun karena ayahnya dan ibunya sudah siap siap dengan kue yang akan mereka jual. Letta segera bangun dan mendekati keduanya di arah dapur.” Letta mau makan kue boleh?” Tanya Letta semangat kepada Agung dan Nadia.

Ia ketagihan.

Keduanya sontak menatap Letta kaget akibat leytta yang baru bangun tuba tiba meminta kue, “ oh astaga Letta kamu ngagetin aja tauk.” Ujarnya kepada Letta menguap dada.

Letta terkekeh pelan kembali duduk ditempatnya kemaren. Nadia segera mengambil piring bersih.” Nih kamu mau makan apa ambil sendiri. Soalnya ibuk masih ngadon tepung dan bapak lagi goreng.” Ujarnya.

Letta mengangguk mengambil beberapa goreng yang baru matang.” Hmm untuk makanan semalem, makasih yah Letta. itu sangat enak.” Ujar nadia malu malu pada Letta.

yletta mendengarnya mengangguk pelan.” tapi masih lezatan gorengan bapak sama ibuk. Uhoo hoho. Hahu Hoheng Nya Hanas...” Letta mengunyah gelagapan keran gorengan tahu yang ia makan masih sangat panas.

Nadia dan agung tertawa melihat tingkah Letta. Letta melepepehkan goreng yang tadi ia kunyah, mengecap pelan.” panas.” Gumamnya pelan menyentuh lidahnya yang terasa terbakar.

” mangkanya hati hati doong letta.” Ujar ayahnya .

Letta mnengangguk kembali menguyah yang sudah ia lepehkan. “ nanti Letta bawa tiga puluh goreng yah. campur aja banyakin tahu sam perkedel jagung, hm apa lagi itu apa namanya .” letta menunjukan pastel yang belum digoreng.

“ pastel?” Tanya Nadia pelan.

“ ha iya. Itu sama itu juga. Akhh sleuruhnya tapi buat kue lapis lima aja, yah.” ujar letta pada Nadia dan agung.

” Teman Letta mau beli.” Lanjut Letta lagi, pasalnya tidak mungkin dirinya minta gratis kepada ibu dan ayahnya sebanyak itu, yang ada mereka malah rugi, dan malah itu semuanya untuk Mars dan dirinya.

Ibunya nadia melebarkan mata menatap Letta.” letta ada yang mau pesenan kue ibuk?” tanyanya.

Letta mengangguk pelan.”katanya kue ibuk lezat dan bergizi. Dan lagi kabar bagusnya teman Letta mau modalin kita buat sewain ruko secara gratis karena ruko dia nggak ke pakek. Ibuk sama bapak mau nggak?” Tanya Letta kepada mereka semangat.

Nadia menatap Agung yang terhenti menggoreng, menatap letta dengan shok.” Kamu serius Letta?” tanyanya shok.

Letta mengangguk.” Dua rius, di sana juga sudah ada tempat penggorengan, Cuma nggak ada kursinya.” Gumam Letta pelan.

“ yaampun terimakasih YATUHAN.. nak Letta makih banyak yah yampun ibuk bapak mau.” Ujarnya Nadia nanar mmegang tangan Letta bahagia.

“ buk.” Gumam Agung membuat Nadia terdiam.

Letta melihatnya menepuk tangan Nadia pelan.”nggak kok buk, teman Nadia baik, dan nggak akan ada apa apa. Letta janji kok. Katanya rugi kalo nggak dipakek.” Ujar letta pelan.

“ tapi menggoreng itu bikin ruko jadi jorok dan rusak nak. Jarang ada yang mau baik nak.” jelas ayahnya lirih.

“nggak tenang aja. Kalo dia marah atau ngelakuin hal buruk bilang aja sama Letta. biar letta tak hihi dia oke. Bapak sama ibuk jangan khawatir. Nanti sore Letta anterin ke rukonya yah.” ujar letta meneguk pelan tangan Nadia. Agung menatap Letta penuh harap dan juga penuh keinginan yang luar biasa. Sama dengan Nadia yang terlihat sangat bahagia.

Jual di ruko sendiri itu lebih enak, sebab tidak perlu ribuk dipasar karena lapaknya harus dibayar lah, harus pindah lah dan lain lain, belum lagi kadang-kadang tidak habis Karena banyak juga orang jualan. Jualan nya juga dipilih pilih menjadi tidak higenis.

Sedangkan Letta mengutil gorengan terasa panas pelan menatap Nadia dan Agung yang saling bicara apa saja yang akan mereka bawa ke ruko nanti karena sangat antusias.

Letta memakan pelan tau yang kecl kecil takut lidahnya melepuh. Letta tersenyum tipis melihat mereka yang sangat semangat.

Ruko itu aslinya sudah Letta DP untuk dirinya kredit beserta rumah dibelakangnya, jadi rumah sekaligus ruko itu akan menjadi milik Letta kelak jika kreditnya sudah dibayar lunas.

Harganya mencapai 800juta, tapi tak masalah. Letta akan mencari kemana uang tersebut. Sekarang letta akan membuat plan lebih untuk hal ini, bagaimana cara mengajak orang tuanya pindak ke rumah tersebut tanpa mereka harus tau itu rumahnya, melunasi hutang hutangnya yang lalu, dan satu lagi. mencari uang setiap bulannya sepuluh juta untuk cicilannya.

“letta ayo makan, kenapa dikit dikit begitu?” Tanya Agung melihat Letta yang mengecap sedikit sedikit.” Panas pak. Lidah Letta melepuh.” Ujar letta pelan.

Agung tertawa mendengarnya.”makannya itu pakek kopi enak, coba kamu bikin kopi item terus makan pakek gorengan. Goreng pisang. Beh rasanya enak.” Ujar Agung semangat.

Letta mendengarnya tersenyum lebar.” Boleh deh. “ ujar Letta. segera bangkit menuju meja tempat membuat kopi. Letta bia membuat kopi panas saja. Segera menuangkan air panas dan menyeduhnya, kembali mendekati Agung dan Nadia yang masih menggoreng, sekarang mereka menggoreng pastelnya lagi sebab tahu sudah matang.

Letta meminum kopinya yang terasa tak terlalu pahit tapi tak juga manis, memakan tahu miliknya yang sudah durasa dingin. Mata Letta melebar.” Wah enak.” Gumamnya.

Agung tertawa melihat tingkah Letta yang lucu baginya. Agung tersenyum menatap anaknya sayang.” Makasih yah nak kamu udah mau bantukan ibuk sama bapak. Maaf juga belum bisa kasih yang kamu terbaik.” Ujar Agung sendu.

Letta mengeleng sembari mengunyah. Menelan gorengnya bulat bulat saking kaget mendengar ucapan Agung yang malah minta maaf padanya. Seharusnya ia yang minta maaf.” Sebenarnya Letta kemaren mimpi buruk bapak, ibuk. Jadi letta memilih tobat dan nggak akan ngulangin kesalahannya Letta lagi. Maafin Letta yah yang selama ini nyusahin bapak sama ibuk. Jadi anak yang nakal dan suka buat kelakukan buruk. Kalo bisa anggap aja selama ini Letta kesurupan atau titisan anak Setan. kalo sekarang Letta udah mensucikan diri.” Ujar letta meringis dengan ucapannya sendiri.

Yah anggap saja perlakukan Letta malah adalah mimpi buruk dirinya yang harus ia lanjutkan.

Dan Letta yang lama adalah setan.