PERJUANGAN HIDUP SEORANG JANDA
Adalah sebuah kisah seorang wanita muda yang berjuang banting tulang siang malam demi kelangsungan hidup bersama sang anak setelah berpisah dari mantan suaminya.
Di tengah perjuangn hidup yang berat, dia juga sedang berjuang menghadapi ego mantan suaminya yang telah mengabaikan hak-hak sang anak yang telah di kabulkan oleh pengadilan ketika di sidang perceraian mereka. Hingga akhirnya hadirlah seorang lelaki tulus, yang berjuang mendapatkan hatinya.
Novel ini di tulis oleh saya sendiri hanya berdasarkan pandangan saya pribadi, bukan berdasarkan kisah nyata.
Mohon dukungannya ya untuk Author agar bisa terus berkarya.. 🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alina S. Luly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RAYAN MENGGODA AYANA
Tiga minggu berlalu. Meski Yuki hanya menjalani rawat jalan, kesehatan Yuki masih terus di pantau oleh Rayan tanpa sepengetahuan Ayana. Rayan terus mengupayakan pengobatan terbaik untuk Yuki melalui dokter Mika yang memang sudah kompeten di bidangnya itu.
Bahkan tidak jarang, Rayan menghubungi beberapa dokter terbaik kenalannya dan Ibunya yang berada di LN yang memamg sudah sangat berpengalaman menangani kasus serupa di usia Yuki. Sebagai seorang dokter, Rayan tahu betul seperti apa penyakit yang di derita gadis kecil itu
Dan hari ini, Yuki tiba tiba di larikan ke rumah sakit saat menangis kesakitan di sekujur tubuhnya di sertai demam tinggi. Padahal sebelumnya Yuki terlihat baik baik aja.
“Begini bu Ayana.. Kasus yang di alami Yuki ini bersifat episodik. Jadi memang butuh pemantauan secara terus menerus. Untuk itu kami juga tengah mengembangkan rencana perawatan berdasarkan usia Yuki.. Yuki masih terlalu kecil.. Ibu bantu Doa agar kesehatan Yuki mengalami kemajuan dan kami sebagai dokter akan selalu mengupayakan yang terbaik untuk pasien.." Jelas dokter Mika mengelus lengan Ayana
Ayana menunduk mendengar penjelasan dokter Mika. Dia meratapi nasib anaknya yang entah kapan bisa sembuh
Di lain tempat, Rayan yang baru saja masuk ke ruangan pribadinya saat selesai mengunjungi pasiennya di ruang rawat pasien, mengambil ponsel yang tergeletak di meja kerjanya untuk memeriksa pesan yang masuk di ponselnya
"Jangankan balasan pesan, di baca juga gak." Gumam Rayan lemas mendapati pesan yang di kirimnya ke nomor ponsel Ayana tidak mendapatkan respon
Ckleekk..
Suara pintu terbuka. Perhatian Rayan teralihkan ke sosok yang berdiri di ambang pintu yang baru saja terbuka
"Gak jenguk Yuki..?' Tanya dokter Mika yang bersandar di sisi pintu ruangan Rayan
Rayan mengerutkan alisnya bingung
"Yuki di rawat.. Sekarang sedang berada di ruang inap.." Ucap dokter Mika menjawab kebingungan Rayan
Rayan yang mendengar Yuki di rawat, sontak berdiri dari kursinya dan buru buru keluar ruangan menuju ruang inap tanpa sepata kata pun. Dokter Mika sampai melongo heran dengan reaksi yang di tunjukkan oleh Rayan
Dokter Mika pun mengikuti Rayan dari belakang. Dia ingin tahu kenapa Rayan bisa bereaksi seperti itu. Dia ingin tau apa hubungannya dengan Yuki dan Ayana
Setibanya di kamar inap, dokter Mika mengintip dari balik pintu, Rayan duduk di kursi samping ranjang pasien tengah mengelus pucuk kepala Yuki. Bahkan Rayan menciumnya. Dokter Mika menyipitkan matanya tak percaya dengan apa yang dia lihat
Dia tahu sepupunya itu memang memiliki hati yang lembut, peduli pada orang sekitarnya, tapi apa yang dia lihat barusan adalah seperti ada sesuatu di antara mereka yang tidak dia ketahui
Sejurus kemudian dokter Mika mengalihkan pandangan matanya pada Ayana yang berdiri tak jauh dari Rayan dan Yuki berada. Tak ada sikap canggung bahkan terlihat sudah terbiasa dengan perlakuan Rayan pada anaknya itu, membuat rasa penasaran dokter Mika semakin bertambah
"Aku tunggu di cafe seberang, ada yang mau aku bahas.. Jangan sampai gak datang.." isi pesan dokter Mika pada Rayan sebelum dia berlalu meninggalkan tempat itu
Sementara di dalam ruangan, Rayan yang merasakan ponselnya bergetar di saku celana, merogo saku celananya mengambil ponsel dan mengecek isi ponsel tersebut. Sementara itu, Ayana yang merasakan pegal di kakinya karena sudah terlalu lama berdiri, mulai merasa kesal karena Rayan tidak peka terhadap dirinya
Padahal Rayan sengaja melakukan itu untuk menunggu agar Ayana mau membuka obrolan di antara mereka meski hanya sekedar memintanya bertukar posisi
"Nanti sore Yuki kita pindahkan ke kamar baru.. Aku udah ngurus semuanya.." Ucap Rayan masih dengan ponsel di tangannya tanpa menoleh ke arah Ayana
"Terserah kamu aja.. Saya larang pun percuma, dokter tetap akan melakukan semau dokter.." Jawab Ayana tak peduli
Rayan tersenyum kecil mendengar ucapan Ayana. Dia merasa Ayana masih belum menerima kehadirannya. Sikapnya masih terlalu dingin meski Rayan selalu tulus melakukan hal apapun pada dia dan keluarganya
Namun Rayan kini tidak lagi peduli pada apapun respon yang akan di tunjukan Ayana padanya. Dia yakin, suatu saat nanti, Ayana pasti akan membuka hati untuk mau mengenalnya lebih dekat. Meski tak harus bersatu dalam ikatan halal, setidaknya bisa menerimanya sebagai sahabat dan bisa bersikap hangat
Rayan merapikan kembali selimut Yuki dan menundukan kepalanya mencium kening gadis kecil itu penuh kasih. Ayana hanya bisa diam menyaksikan sikap hangat yang selalu Rayan berikan pada anaknya.
Hatinya mendadak nyeri memikirkan mantan suaminya yang justru malah tidak peduli pada anak kandungnya sendiri. Sedangkan Rayan yang baru dia kenal justru bersikap terbalik dari Arman
"Aku keluar sebentar ya.. Masih ada pasien yang harus aku tangani.. Kamu gak apa apa kan aku tinggal sendiri disini jaga Yuki..?' Tanya Rayan sedikit menggoda
Ayana hanya diam tidak menjawab. Rayan tersenyum gemas melihat Ayana yang hanya mematung di depannya. Ingin rasanya Rayan menarik Ayana dalam pelukkan namun urung dia lakukan
"Abis ini kamu siap siap ya..?" Ucap Rayan
"Siap siap apa..?" Tanya Ayana mengangkat kening ke atas
"Siap siap jadi istriku.." Jawab Rayan sekenaknya
Ayana menatap Rayan kesal. Melihat raut wajah kesal Ayana, Rayan menarik pelan lengan Ayana, namun di tepis olehnya. Rayan tersenyum melihat sorot mata Ayana yang tajam
"Jangan gitu ah.. Nanti cantiknya luntur.." Goda Rayan lagi
Bukan nya merubah raut wajahnya yang kusut, Ayana justru semakin kesal pada Rayan. Membuat Rayan tergelak
"Sudah dong Ayana.. Aku cuma becanda.. Maksud aku tuh habis ini kamu langsung bersiap siap. Setelah semuanya selesai di urus, kita langsung pindahkan Yuki ke kamar rawatnya.. Biar aku urus dulu semuanya sebentar.." Ucap Rayan menjelaskan
Ayana hanya diam memalingkan wajahnya. Entah kenapa, Rayan selalu gemas melihat sikap diam Ayana seperti itu. Tanganya terangkat ke atas mengelus pucuk kepala Ayana dengan lembut. Membuat Ayana tersentak namun tidak berniat menepis tangan Rayan
"Aku keluar dulu ya..? Kamu langsung beres beres setelah ini, nanti aku balik lagi kesini.." ucap Rayan lembut
Ayana menatap wajah Rayan. Dia gak tahi harus berkata apa. Setelah menimbang sebentar, dia akhirnya menganggukan kepalanya pelan membuat senyum manis Rayam terukir indah di bibirnya.
Rayan pun akhirnya keluar dan mengunci kembali pintu kamar inap tersebut. Ayana masih diam mematung di tempatnya semula. Entah apa yang dia pikirkan, namun yang pasti dia bersyukur masih di kelilingi orang orang yang baik di dalam hidupnya
BERSAMBUNG..
TERIMA KASIH SUDAH MAMPIR KESINI.. 😇🙏💞
MOHON DUKUNGANNYA TERUS DARI TEMAN TEMAN SEMUA.. 😇🙏🙏💞
.
bedah = dlm kedokteran berarti operasi/memotong/membelah dsbnya...