Apa jadinya seorang desainer bernama Elania, dan pria barista yang bernama Shin tersebut, sama - sama memiliki rahasia besar didalam hidup mereka.
Dipersatukan oleh Shin yang ternyata mencintai Elania secara diam - diam, lalu bagaimana perjalanan kisah ujian cinta mereka, dan kehidupan rahasia keduanya.
Akankah berjalan sesuai kehidupan cinta pada umumnya ataukah sebaliknya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Piitaloka_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25
"Berhenti, kalian aku perbolehkan beristirahat"
"Hei! Hei! Apa yang lo lakukan hah! Mau jadi pahlawan kesiangan kau! Udah deh jangan ikut urusan kami" anak buah Fiola
"Bener tuh"
"Ini jadi urusan saya, mereka juga manusia yang membutuhkan waktu untuk beristirahat"
"Yang bilang mereka robot tuh siapa hah!"
"Tidak kau ucapkan saja, dari perlakuan kalian sama saja menyamakan mereka seperti robot"
"Hadeh... Mending kau urus saja deh tuh anak buah lo, yang lancang pakai acara ngancam ada kuasa apa kau diperusahaan ini, huh!"
"Apa maksud kamu?"
"Wah - wah kau tidak tau, apa yang tadi ucapkan anak buah mu padaku. Apa ancaman bahwa kau dilindungi memang nya dirimu penguasa terbesar di perusahaan ini iya?!"
Melihat itu Shiori, dan yang lain merasa geram. Dengan langkah cepat Mina seketika berjalan maju dihadapan Fiola sebari menatap menghunus kearahnya.
"Kenapa? Kalau lawan dia kau salah jatuh nya, mending kau lawan diriku saja. Karena aku tau segalanya bukan dia"
Elania yang disitu merasa kebingungan, Shiori langsung mengerti apa yang dimaksud Mina dengan cara menepuk ketiga kali ke pundaknya, lalu ia pun juga mengkode lirik kan mata ke Shio. Setelah mendapatkan tugas nya masing - masing, Shiori pun langsung maju kedepan sekaligus membisikkan sesuatu ke Elania.
"Kak, mending kita pergi biar ini menjadi urusan Mina. Biar dia mengarang - ngarang sesuatu agar supaya nih orang tak lancang padamu, maupun anak - anak lemah ini kak"
"Tapi mereka..."
"Biar mereka, yang aku urus agar dapat makan dikantin. Mending kakak ikut Shio dan yang lain, karena ada yang ingin mereka kenalkan pada kakak. Sekalian cari peluang besar mencari team untuk kita ajak kerja sama"
Merasa yakin dengan bujukkan Shiori, Elania pun akhirnya men setujui nya dengan cara mengikuti Shio beserta sisa yang lain mengikuti perempuan senior tersebut.
"Kenapa tuh ketua lo malah pergi, takut dia pada kita? Atau mulai mundur nggak tau harus gimana cara belain orang jelas - jelas lemah seperti ini orang kenapa dibela juga nggak penting" ejek remeh anak buah Fiola
"Kau urus mereka untuk istirahat, biar mereka yang jadi urusanku" bisik Shiori
"Okay"
Terlihat Mina mengurus anak - anak junior yang dibawah tekanan dia, lalu ia juga menyempatkan diri untuk memesan makanan, sedangkan Shiori sendiri hanya memandang datar, dan cuek terhadap mereka.
"Apa! Kau ingin kami merasa ketakutan terhadap mu begitu? Haha... Kami tidak akan pernah takut karena sejatinya, kalian hanyalah sampah diluaran sana yang diangkut ketempat mewah ini"
"Begitu ya, berarti kalian juga sama pula bekas sampahan dulunya dong" saut teriakan Mina
Semua nya melotot tak terima dengan perkataan Shiori yang mengundang semuan junior nya terkekeh.
"Kenapa, nggak terima? masa dikatai bekas sampahan juga aja nggak terima sih" berjalan dan mendekati Shiori
"Berani nya kamu!"
"Mau apa kalian kalau kitanya berani melawan kalian hm" tantang Shiori
"Kubuat kalian jerah, dan tak mengenal akan kata minta maaf pada kami"
"Begitu ya? Kalau semisal dari perkataan mu yang saya balikkan, apa kau sanggup mengambil resiko yang sudah kamu ambil nona"
"Cih kami tidak akan takut, apalagi dengan kalian" tantang Fiola "Karena aku akan membuat kalian semua akan tunduk dan hancur dalam waktu dekat" bisik nya sebari mendekati telinga keduanya
Mina dan Shiori pun hanya tersenyum smirk ketika Fiola membisikkan ancaman kepada mereka.
"Kutunggu permainan mu" kecam Mina "Ayo kita pergi" menggandeng tangan Shiori
Fiola merasa ada keanehan dikedua wanita tersebut, seolah mereka adalah ancaman terbesar bagi dirinya dan team nya. Tapi lagi - lagi dia menepis kalau sesungguhnya mereka tidak akan pernah mengalahkan nya sekalipun, apalagi dia sudah bertahun - tahun berada dibawah tekanan perusahaan tersebut.
...
Sedangkan Elania yang dia ajak oleh perempuan senior tersebut menaiki sebuah lift.
"Oh ya kamu kasih terus kabar gimana keadaan keduanya disana" pinta kepada Yuki
"Tenang saja kak, mereka pasti masih aman kok. Kau tidak perlu cemas apalagi anak buah mu kedua nya tuh sama - sama kuat" saut Shio
"Bukan begitu masalah nya kita masih baru di perusahaan ini, jangan lagi problem setiap masalah akan buat citra kalian nanti dipertaruhkan"
"Hehe... Kau ini menginggatkan ku pada seseorang saja deh" saut perempuan senior
"Maksud kakak apa ya?" tanya Ayumi
"Ketua kalian menginggatkan ku akan seseorang, di perusahaan ini. Apalagi dengan adanya kecemasan diketuanya pasti yang bujuk - bujuk rayuan nya selalu si anak buahnya"
"Mau bagaimana lagi kak, toh ketua kami ini orang nya nggak tegaan tapi kalau sekali, dibuat dia marah beh hancurlah mental mu" saut Ayumi
"Ish.. Apaan juga, nggak ada aku kayak gitu"
"Ada kok yah kan guys"
"Tapi masih sereman kak Hinawa dibanding kak Elania" ucap Hana yang membuat semua setuju
"Loh memang nya siapa Hinawa?"
"Dia tak ada disini kak, dia itu adalah tangan kanan kak El.. Tapi adanya yang harus dia urus jadi nya, dengan terpaksa orang itu harus keluar dan mengurus sebuah perusahaan keluarganya deh" ucap Bella dengan sedih
"Wah... Pasti kalian sedih ya"
"Tentu saja kami semua sedih, ibarat kita kehilangan satu keluarga diantara kami" kali ini Keiko membuat semuanya menganggukkan kepala
"Tapi kami akan tetap selalu saling menghubungi kok, hanya saja berbeda ditempat pekerjaan kami harus berjarak. Untuk apa bersedih, jangan terlalu bersedih yang ada kurekam wajah kalian ke Hinawa biar tau rasa" saut Elania
"Ih jangan lah kak!" protes Hana
"Iya nih yang ada nanti tuh orang mengejek kami" saut Ayumi
Elania hanya dapat tertawa dibuatnya, lalu ia menoleh kembali kearah perempuan dewasa tersebut.
"Maaf kak, nama kakak siapa ya? Agar kami tau nama kakak nya siapa?"
"Oh ya kalian belum tau namaku ya hehe... perkenalkan namaku Helen. Aku sudah sejak lama bekerja disini bersamaan dengan Fiola, dan beberapa senior yang nantinya kalian akan mengenal siapa kami, nah sampai"
Ketika pintu lift terbuka, semua orang diruang yang begitu bernuansa cat hitam, dan putih keemas an itu tengah sibuk menjahit beberapa desain yang mereka rancang.
"Wah..."
Ruang akan kemegahan membuat siapapun akan merasa kagum, diperlihatkan beberapa rancangan desain mereka disetiap rak ataupun patung yang berjejer.
"Hei Helen! Lu bawa tamu siapa lagi sih! Bukan kah udah kita bilangin jangan lancang bawa orang lain masuk kesini kecuali Miura" wajah sinis perempuan berbaju pink
"Dengerin aku dulu gais! Mereka ini junior kita yang dibawa langsung oleh Miura, bukan bawaan dari tuh kecurut Fiola" bujuk Helen
"Emang iya? Kenapa lu bisa yakin, hei! Kalau mereka memang junior bawaan dari Miura tuh anak pasti nya bakal kesini ngenalin juniornya ke kita sendiri bodoh bukan pelantara melalui elo" ucap perempuan yang masih menjahit pakaian nya
"Gue yakin kali gais kalau mereka ini orang bawaan dari Miura"
"Sudahlah bisa saja, lu ketipu oleh tampang baik nya mereka doang. Tapi tau - tau nya mereka tuh bawaan tuh anak"
"Hadeh.. Mana ada bawaan dari mereka tapi kenyataan nya mereka berani melawan Fiola and friends itu, dan lagi mana ada mereka di tempatkan posisi ruang khusus yang baru Miura bangun dibawah gedung tuh lampir"
Semua nya hanya bisa terdiam menatap kearah perdebatan para senior tersebut.
"Hmm permisi maaf - maaf aja nih kak, kami tidak tau apa permasalahan kalian dengan wanita Fiola itu. Tapi jujur saja kami tidak mengenal siapa tuh orang, yang kita kenal hanya lah kak Miura saja" ucap Ayumi dengan mulut ceplas ceplos nya
"Jangan pernah berani kamu bohongi kami ya"
"Mana ada kami bohongin kalian, asal kalian tau kita itu nggak kenal sama sekali sama tuh orang boro - boro kita kenal, yang ada tadi kita dibuat darah tinggi sama tuh nenek lampir dari nggak tadi pagi sampai jam istirahat barusan. Udah tau kita laper, masih aja tuh orang main keributan kan jadi keganggu kitanya" ucap Hana
Para senior langsung dibuat yakin, dan menganggukkan kepala kalau seolah mereka faham.
"Buat keributan apalagi tuh anak"
"Biasa, kayak lu nggak tau aja tuh anak cari sensasi sepertinya"
"Oh jadi tuh orang namanya Fiola kak, okay kami jadi semakin tau sifat aslinya gimana. Pantesan kalian kok gedek nyebut namanya, aku sendiri juga begitu" lontar Ayumi
"Nah gini nih aku suka, kita ada teman nya saling men julid dan jatuh in tuh mental orang"
"Huft... Bisa tidak bikin keributan lagi kalian" ucap perempuan berbaju dress kuning
"Yaelah lu nggak seru amat sih Mar, jadi orang" gerutu perempuan berbaju pink "Oh ya sebelumnya kenalin dulu nama kalian siapa?"
Setelah acara perkenalan, gantian mereka yang berkenalan.
"Kenalin nama ku Desy, dan tuh orang yang tengah sibuk jahit namanya Laura, dan yang dress kuning tuh ketua kami namanya Julia"
"Benar sekali, kuharap kalian akan menjadi para junior yang akan menjadi penerus kami selanjutnya"
"Aamiin ya robbal alamin" ucap Elania membuat semua nya terdiam menatap nya
"Ha? Kamu seorang muslim?"
Seketika suasana disana menjadi tegang, karena baru kali ini mereka merasakan ketegangan yang amat serius.
Bersambung...