Siapa sangka takdir membawa Kevin harus terperangkap di pondok pesantren. Dirinya tidak bisa sebebas dulu, membuat Kevin frustasinya luar biasa. Namun siapa sangka, di sana ada sosok bidadari tak bersayap yang selalu membuat mata Kevin berseri-seri. Hari-harinya yang di pikir terasa suram di pondok pesantren, namun menjadi cerah. "Ustadzah, mau enggak jadi istri saya, nikah sama saya, kalau ustadzah nikah sama saya enggak bakalan nyesel deh. Saya ganteng, kaya lagi, saya anak tunggal loh... Keluarga Pradipta lagi." ucap Kevin dengan songong, matanya mengedip pada ustadzah galak yang mengajar di kelasnya. Nadzira -- sosok ustadzah itu mendelik pada santrinya itu. "Jangan ngimpi kamu. Type saya enggak modelan kayak kamu. Cepat kerjakan hukuman kamu, jangan banyak tingkah." Cetus Nadzira galak. Kevin tidak tersinggung, cowok itu malah tersenyum lebar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 16
"Assalamualaikum Ustadzah cantik "
"Astaghfirullah !!" Nadzira yang sedang duduk sambil memeriksa buku para santri di buat terlonjak kaget saat mendengar sapaan itu .
"Wa'alaikum salam Ustadzah ... Bukan astaghfirullah .. " ucap Kevin.
Nadzira berdecak , namun tetap menurut . "Wa'alaikum salam . Ada apa kamu datang kemari . ? Mau saya hukum ?" Cetus Nadzira , mood nya langsung hancur jika berhadapan dengan santri tengil nya itu .
Kevin menggeleng , mata nya masih menatap lekat wajah cantik bak bidadari itu . "Aku mau lihat Ustadzah doang ."
"Cih" Nadzira melengos ke samping, lalu sibuk kembali dengan buku yang sedang dirinya periksa . Dan hal itu tidak luput dari pandangan Kevin .
Kevin terkekeh melihat nya . "Jangan galak-galak dong Ustadzah , suatu saat Ustadzah bakalan bucin sama aku , gimana ? Nanti kalau aku pergi kerja aja , Ustadzah sampe enggak mau di tinggal , " Kevin mengedipkan sebelah mata nya ke arah Nadzira yang bertepatan itu melihat wajah tengil pemuda itu .
Nadzira sampai mengucapkan istighfar berulangkali, karena sudah bertemu pandang dengan yang bukan mahramnya .
"Astaghfirullah !!"
"Ustadzah shalihah banget sih , cocok banget nikah sama aku , "
"Jangan kepedean kamu ! Saya enggak akan nikah sama kamu " cetus Nadzira galak, namun Kevin sama sekali tidak terpengaruh oleh galak nya Ustadzah nya itu .
"Ustadzah kalau makin galak makin cantik deh "
"Is " Nadzira melengos , dirinya geram sekali dengan kelakuan pemuda itu. Kevin itu benar-benar ya , membuat dirinya emosi saja .
"Lari lapangan satu putaran . "
Kevin mengangguk . "Siap ! Asalkan aku bisa memenangkan hati Ustadzah cantik " langsung saja Kevin menurut, pemuda itu sudah berlalu dan berlari ke arah lapangan yang tidak jauh dari Nadzira duduk .
Nadzira di buat tercengang dengan kelakuan santri baru nya itu. Sungguh aneh sekali, para santri yang lain selalu menghindari dirinya , tidak mau berurusan dengan Nadzira, tapi Kevin seolah memang mencari masalah .
"Ya ampun anak itu. " Gumam Nadzira , mata nya masih menatap ke arah Kevin yang sibuk berlari di lapangan.
"I love you Ustadzah cantik "
Nadzira langsung melengos ke samping saat Kevin dengan sengaja berteriak sambil menatap ke arah nya , dan sial nya lagi, beberapa santri juga menyaksikan hal itu .
Mereka ada yang berbisik-bisik , tapi langsung terdiam karena takut Ustadzah Nadzira mendengar nya , dan mereka takut ketahuan oleh Ustadzah Nadzira telah berbisik-bisik .
Nadzira merutuki dirinya sendiri yang sudah mencari perkara dengan pemuda tengil itu . Lihatlah, tidak membutuhkan waktu lama , Kevin sudah selesai dengan lari lapangan satu putaran nya .
Bukannya pergi entah kemana , tapi Kevin langsung berlari menuju ke tempat Nadzira tadi .
"Gimana Ustadzah cantik ? Aku udah lari loh ," ucap Kevin sambil menghapus bulir keringat yang ada di kening nya.
Nadzira melengos. "Saya enggak minta ya , kamu saja yang minta kayak begitu . Jadi , jangan salahin saya . Siapa suruh kamu membuat ulah saja . " Cetus Nadzira .
Kevin cengengesan mendengar nya . "Ya gimana ya ,nama nya juga udah cinta , jadi harus bagaimana .. "
"Yaudah , kalau begitu jangan lupa kamu tambahin hafalan nya . Saya mau pergi dulu . Assalamualaikum . " Nadzira bangkit dari duduk nya .
Kevin tersenyum . "Siap Ustadzah cantik. Wa'alaikum salam , hati-hati babe , jalan nya . "
Tidak menghiraukan lagi, ya walaupun Nadzira mendengar perkataan Kevin .
•
Malam hari nya ...
"Kyai Mahmud sudah mengatakan nya pada mu kan Zira , jadi tidak ada bantahan lagi . Kamu sebentar lagi akan menikah dengan ustadz Malik . Bapak sudah capek , setiap hari selalu saja di tagih oleh juragan Sarden . " Ucap Abah Nurdin pada Nadzira .
Nadzira hanya menghela nafas nya kasar . Dirinya sudah menduga sebelum nya , jika semua itu pasti ulah Abah nya , yang meminta tanggal pernikahan itu di majukan , sebab Abah nya ingin mengambil uang mahar itu untuk membayar hutang-hutangnya pas juragan Sarden . Entah lah, Nadzira seperti kecewa saja , karena dirinya seperti di jual . Dan "Iya Abah . Tapi sepertinya , ustadz Malik yang keberatan dengan keputusan itu ." Sahut Nadzira berkata apa adanya . Semenjak keputusan kemarin, bahkan ustadz Malik selalu menghindari dirinya . Ya wajar saja , Nadzira juga tidak mempermasalahkan nya , sebab mereka juga bukan mahram, tidak sepantasnya mereka selalu bertemu . Tapi rasa nya ada yang aneh saja , dengan sikap nya calon suami Nadzira itu, ustadz Malik tidak pernah bersikap seperti itu, tapi setelah pulang dari luar negeri kemarin, ustadz Malik agak lain, dan bersikap dingin pada Nadzira .
Abah Nurdin langsung melotot mendengar nya . "Lah kok bisa ? Dia mau undur lagi ? CK, kalian itu enggak baik tunangan terlalu lama. Ya Abah tau dia ustadz ! Tapi ustadz kan manusia juga . Dia bisa khilaf Nadzira . "
Nadzira menggigit bibir bawah nya kuat-kuat , sungguh perkataan Abah nya itu menyakitkan hati nya . "Zira tidak akan melakukan hal sehina itu Abah . "
"Ya tapi Abah tidak percaya ! Apa lagi setiap hari kalian pasti bertemu . Sudahlah , jangan banyak membantah ! Kamu ikuti saja , jangan merasa tidak enak hati seperti itu ! Mau ustadz Malik keberatan dengan keputusan itu, toh dia akan menerima nya juga . Karena kyai Mahmud pasti akan berusaha membujuk anak nya itu . "
Nadzira semakin meremas tangan nya dengan kuat. Rasa nya kesal sekali , tapi mau bagaimana lagi . Dirinya hanya menurut , tidak mampu membantah nya .
"Iya Abah . "
"Kamu jangan berbicara yang aneh-aneh , jangan ikut-ikutan menyangkal nya . Kamu hanya menurut saja "
"Iya Abah. "
"Yasudah , kamu istirahat sana . Jangan pernah berpikiran untuk merubah apa pun . Kalau kamu mau menikah sama juragan Sarden boleh juga. Silahkan kamu pilih , mau menikah dengan ustadz Malik , atau menikah dengan juragan Sarden . "
Deg
Semakin sakit hati Nadzira saat mendengar perkataan dari Abah nya itu, sungguh Abah nya sama sekali tidak memikirkan perasaan nya.
Nadzira langsung bangkit dan pamit pergi ke kamar nya , hati nya terlalu sakit sekali.
Nadzira menangis meraung di dalam kamar nya , "ya Allah kenapa Abah sampai segitu nya . Padahal aku ini anak nya loh . " Isak Nadzira , sambil menelungkup kan wajah nya di bantal .
Sakit hati saat mendengar perkataan dari Abah nya itu . Bagaimana bisa Abah nya berkata seperti itu, tanpa memikirkan perasaan Nadzira .
"Hiks hiks hiks "
Tuk tuk tuk
Nadzira terkejut saat mendengar suara ketukan di jendela kamar nya. Pikiran nya langsung tertuju pada pemuda tengil yang selalu menggangu hari-hari nya itu .
Nadzira memilih mengabaikan nya , karena dirinya takut ada Abah dan ibu nya di rumah . Kalau Abah nya sampai tau, entah bagaimana nasib dirinya dan juga pemuda itu .
Tuk tuk tuk
"Psssst psssst psssst "
Sialan , pemuda itu semakin mengencang kan ketukan di jendela kamar Nadzira. Dan hal itu membuat Nadzira takut kalau Abah nya nanti mendengar nya.
Nadzira langsung saja bangkit ,dan berjalan menghampiri jendela .
Nadzira menyibak gorden itu. Dan langsung dirinya lihat wajah tengil yang tersenyum ke arah nya.