Shen Long yang tidak memiliki basis kultivasi dipaksa menikah dengan Yun Mei dan menjadi cucu menantu keluarga Yun.
Ibu Yun Mei tidak menyetujuinya dan membenci Shen Long yang dianggap sampah dan tidak berguna.
Dengan alasan obat, Ibu Yun Mei meminta Shen Long untuk mencari bahan obat ke tempat terlarang yang berbahaya.
Bukannya menemukan kematian, Shen Long justru mendapatkan keberuntungan memperoleh kekuatan dalam menemukan bahan obat tersebut, sehingga mengubah takdirnya.
Ketika Shen Long hendak kembali dengan bahan obat yang telah diperolehnya untuk bertemu Yun Mei, dia justru menambah pengalaman dalam berpetualang meningkatkan basis kultivasinya hingga tahap Raja Dewa Iblis
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CHALINKA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 34 | Yang Fei penguasa wilayah yin menara pedang.
Mendengar kata orang itu, A Lin menundukkan kepalanya lalu berjalan kesamping orang itu kemudian berbalik melihat ke arah Shen Long yang masih kebingungan.
“Ada apa ini Lin?” tanya Shen Long curiga
“Anak muda, kamu beruntung bisa datang kemari untuk menjadi pengikutku” kata orang tua itu
“Pengikut? Apa maksudmu tetua?” tanya Shen Long
“Kamu akan diberikan umur panjang jika menjadi pengikutku” kata orang itu kembali
“Aku tidak ingin umur yang panjang, aku hanya ingin ke menara pedang” sahut Shen Long hendak pergi
“Hahaha... kamu pikir bisa datang dan pergi dengan mudah dari tempat ini?” orang tua itu bangun lalu mendekati Shen Long.
“Tinggallah disini bersama kami” lanjutnya menghadang jalan keluar Shen Long.
Tiba-tiba muncul para petarung lain mengelilingi Shen Long. Mereka berwajah pucat menyeramkan namun memiliki rata-rata kultivasi alam spirit.
“Shen, mereka semua adalah roh dari para petarung yang mengabdi pada orang tua ini. Entah apa yang terjadi dengan tubuh mereka. Berhati-hatilah. ” bisik Yan Luo
Shen Long melihat sekelilingnya, lalu melihat pada orang tua di depannya yang menghadang jalan keluar.
“Jika aku menolak untuk mengikutimu, apa yang akan kamu lakukan?” tanya Shen Long polos.
“Aku akan membunuhmu, tubuh petarung sepertimu merupakan makanan bergizi yang lezat bagiku. Rohmu akan mengikutiku selamanya disini” sahut orang tua itu sambil memerintahkan para roh petarung untuk menyerang Shen Long.
Shen Long tersenyum melihat para roh ini menyerang ke arahnya, lalu dia mengerahkan Ilmu Pemurnian Serap Jiwa yang dimilikinya. Semua roh petarung itu diserap olehnya kemudian dia memurnikannya untuk meningkatkan kekuatannya.
“Siapa kamu? Mengapa kamu memiliki ilmu serap jiwa kuno ini?” teriak orang tua itu terkejut.
“Hehehe.. bagimu tubuh manusia itu makanan lezat, sedangkan bagiku roh ini justru sesuatu yang baik untuk kultivasiku. Kamu benar, aku beruntung datang ke tempat ini” sahut Shen Long.
“Ini ilmu sesat! kamu menggunakan ilmu sesat!” teriak orang tua itu.
“Sesat dan tidaknya ilmu tergantung yang menggunakannya. Jika kamu tidak menyerangku, aku tidak akan menggunakan ilmu ini. Kamu sendiri membunuh manusia untuk memakan tubuh mereka. Masih mengatakan orang lain sesat. Kamu sunggu lucu pak tua.” sahut Shen Long.
Orang tua itu geram menggertakkan giginya lalu mengerahkan seluruh kekuatannya melalui cakar-cakarnya untuk membunuh Shen Long. Namun Shen Long tidak berkelit, dia melawan langsung cakaran orang tua itu dengan telapak tangannya.
Bummm!
Ledakan terdengar saat pukulan telapak tangan Shen Long membentur cakar orang tua itu. Kekuatan Shen Long sesungguhnya telah meningkat sejak di puncak kebijaksanaan pada tingkat Guru Suci akhir. Meskipun di alam rahasia energinya tersegel hingga alam dewa spirit, tapi kekuatan jurusnya masih berada pada tingkat guru suci.
Tentu saja orang tua kanibal ini bukanlah lawan Shen Long, tubuhnya terluka parah akibat pukulan Shen Long.
“Jahanam, aku akan membuatmu terkubur bersamaku disini” teriak orang tua itu lalu mengumpulkan seluruh kekuatan roh yang ada di sekitarnya.
Hutan roh itu adalah wilayahnya, orang tua itu telah banyak membunuh manusia yang memasuki hutan roh sehingga roh mereka terkurung di dalam hutan tersebut.
Kekuatan orang tua itu berkali-kali lipat oleh roh-roh yang dia serap kedalam tubuhnya. Energi spiritualnya makin meningkat, namun Shen Long tidak bergeming sedikitpun oleh kekuatan itu.
“Kekuatan tetua di menara pedang berada di alam dewa jauh lebih besar dari ini.” pikir Shen Long.
Kali ini Shen Long tidak lagi menunda waktu, dia mengeluarkan belati sukma dengan jurus cermin nirwana nya.
Orang tua itu terkejut oleh jurus cermin nirwana dan belati suksma yang diperlihatkan oleh Shen Long.
“Ka... Kamu juga telah menguasai jurus cermin nirwana ini?” orang tua itu gugup namun sudah terlambat.
Shen Long sudah menebas belatinya ke arah orang tua itu mengakibatkan tubuhnya terpotong-potong oleh tebasan belati sukma. Tubuhnya meledak lalu semua roh yang diserap olehnya berterbangan keluar dari tubuh orang tua itu.
Rumah itu pun menghilang saat orang tua itu mati dengan mengenaskan di tangan Shen Long. Para roh yang telah terbebas dari belenggu hutan ini lalu berkumpul. Ada ratusan roh yang berkumpul menghormati Shen Long.
“Kalian sekarang telah bebas, silahkan kembali ke alam kematian untuk melakukan reinkarnasi” kata Shen Long menghormati mereka semua.
Para roh itu tersenyum lalu perlahan menghilang dari hadapan Shen Long. Kabut di hutan itu perlahan mulai sirna bersamaan dengan menghilangnya para roh yang telah terbebas itu.
Tampak A Lin yang kebingungan melihat ke arah Shen Long “Kamu kemana saja Shen? Aku mencarimu sejak tadi” ucapnya
“Aku tidak kemana-mana” sahut Shen Long tersenyum padanya.
“Aneh, kabutnya menghilang dan hutan ini terlihat tidak menyeramkan seperti tadi lagi” kata A Lin melihat sekelilingnya.
“Mari kita lanjutkan perjalanan ke menara pedang” ajak Shen Long.
Mereka lalu melanjutkan perjalanan menuju menara pedang, meskipun dalam hati A Lin masih bertanya-tanya apa yang terjadi di dalam hutan roh tadi. Tapi dia tidak melanjutkan pertanyaannya.
Menara pedang telah tampak dari kejauhan, berbeda dengan yang lalu banyak genangan mayat di luar menara. Kali ini halaman itu bersih, tidak tampak hal yang mencurigakan.
Mereka lalu memasuki pintu menara pedang. Aneh, saat yang lalu mereka tiba di gurun pasir, tetapi kali ini mereka tiba di daerah bersalju. Sejauh mata memandang adalah daratan berwarna putih yang dipenuhi oleh salju.
“Awas!” tiba-tiba A Lin menubruk tubuh Shen Long membuatnya jatuh berguling-guling di tumpukan salju.
Sebuah panah tertancap di salju lalu mencairkan salju tersebut, membuat mata Shen Long berkedut. Wajah Shen Long memerah, namun bukan oleh panah tersebut. Tapi oleh dua buah benjolan lembut yang tidak sengaja terpegang olehnya saat bertubrukan dengan A Lin.
Wajah A Lin juga berubah merah di balik topengnya yang tidak terlihat oleh Shen Long. Dia masih kaku memegang dada A Lin yang duduk diatasnya.
“Apa ini?” pikir Shen Long dengan lugu.
“Shen, sebaiknya kamu jangan memperlakukan wanita seperti itu” bisik Yan Luo yang mengagetkannya.
“Apa? Jadi orang misterius bernama A Lin ini seorang wanita?” pikirnya sambil mendorong tubuh A Lin tiba-tiba.
“Kalian sungguh beruntung.” sebuah suara muncul mengagetkan mereka.
“Aku tidak menyangka kalian bisa berkelit semudah itu” kata orang yang datang dengan busur panah ditangannya.
“Siapa kamu?” tanya Shen Long.
“Aku Yang Fei, penguasa wilayah ini.” sahutnya
“Yang Fei? penguasa wilayah? apa hubunganmu dengan tetua di gurun pasir itu?” tanya Shen Long.
“Oh si tua bangka Xie Tie itu? kalian mengenalnya?” kata Yang Fei itu balik bertanya.
“Di dalam menara pedang ini memiliki dua wilayah yin dan yang, daratan salju dan gurun pasir. Kamu memasuki sisi daratan salju, wilayah yin” sahut Yang Fei.
“Jadi seperti itu di dalam menara pedang ini” pikir Shen Long.