Sejak awal pernikahan,kehadiran Deandra tak pernah di anggap oleh suaminya, bagi athar dia hanyalah istri di atas kertas, terlebih statusnya hanya sebagai "pengganti" kakaknya yang seharusnya menikah dengan athar namun menghilang di hari pernikahan dan Dea lah yang akhirnya menjadi istrinya athar.
Berbagai usaha telah Deandra lakukan untuk meluluhkan hati sang suami, namun tak pernah terlihat sama sekali di mata athar.
Hingga akhirnya kesabaran Deandra mulai terkikis dan dia memilih untuk menyerah lalu mulai merubah sikapnya sama seperti sikap athar padanya, hal itu membuat athar merasa kehilangan, seperti ada sesuatu yang kurang yang selalu mengisi kesehariannya.
Perlahan sikap athar mulai berubah untuk meluluhkan sikap deandra kembali, di tambah persaingan cinta yang tanpa diduga muncul, membuat keduanya mulai menyadari perasaan masing-masing, lalu bagaimana kah akhirnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33
"Grrrr, kamu sudah melihat nya kan mah? bagaimana si upik abu itu perlahan-lahan mengubah orang-orang di sini untuk berpihak padanya. pertama athar, kedua bella, ck padahal dulu gadis itu sangat membenci dea tapi sekarang mereka jadi berpihak dan selalu membela dea! "
Nyonya fani menanggapi gerutuan putrinya dengan tenang, dia tahu ranty sedang sangat kesal saat ini, jika di posisinya pun Fani akan merasakan hal yang sama dengan yang di rasakan sang putri.
"Apa situasi seperti ini sudah ada semenjak kau tinggal di sini? "
Ranty mengangguk. "Iya mah, awalnya ku kira athar akan langsung senang saat aku kembali tapi ternyata dia justru seperti risih dan tak minat padaku, padahal dulu dia lah yang paling bucin padaku."
Nyonya fani tersenyum miring. "Sama seperti ibunya, dea si anak haram itu juga pasti memiliki bibit pelakor dalam dirinya. "
"Iya, mamah benar. Ughh, aku sangat kesal sekali padanya. "
"Nah yang pertama, kamu harus tetap tenang ranty dalam kondisi apapun jangan pernah gegabah, karena ketenangan adalah kunci kita bisa menang. "
Ranty salut, ibunya memang wanita tegar dan anggun sejak dulu. Dia ingat saat diri nya ulang tahun yang ke- 13 saat ayahnya datang dan mengatakan memiliki istri lain di hadapan ibunya, yang di sembunyikan selama ini. Ibunya menanggapi dengan tenang tak marah ataupun mengamuk seperti wanita lain tapi diam- diam dia membalaskan nya dengan cara membuat hidup Dea dan ibunya menderita serupa di dalam neraka.
"Lalu apa yang harus kita lakukan mah? aku perlu bantuan mu. "
Nyonya fani menoleh pada putrinya lantas tersenyum. "Kau tenang saja, apa yang di katakan bella anggap lah gertakan kecil belaka, fokus kita adalah memisahkan athar dan si anak haram itu secepatnya."
"Ibu benar, aku ingin dea segera pergi dari rumah ini juga dari hati athar! "
"Kau tenang saja putri ku, semua itu bisa mamah atur, sekarang kamu hanya perlu mempersiapkan diri untuk menjadi istri athar yang sempurna.
Ranty tersenyum miring. " Tentu saja mah, aku sudah rela meninggalkan Jonathan untuk kembali pada athar, tak mungkin kan aku menyerah begitu saja.'
"Nah itu baru putri ku, sekarang kita hanya perlu menunggu athar kembali dan mamah akan menyiapkan rencana berikutnya. "
Ranty mengangguk, mengenggam tangan ibunya. "Terimakasih mah ranty tahu kedatangan mamah bisa merubah keadaan di sini. "
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Wahhh ternyata seperti itu cara kerjanya, " kata desty menatap kagum pada athar, saat ini dia sedang menjelaskan pada kedua gadis di samping nya pada pekerjaan yang dia tekuni yang tak di sangka itu di anggap menarik oleh susan dan desty yang memandang penuh minat dengan apa yang dia jelaskan.
Entah bagaimana ceritanya kini athar selalu di kelilingi oleh kedua gadis itu, meski menyenangkan mengobrol banyak hal dengan mereka tapi athar jadi tak bisa fokus mengawasi Dea yang bersama dengan gery di meja lain.
"Ck, apa yang di lakukan pria itu pada istri ku! " batin athar kesal dapat dia lihat dari lirikan ekor matanya gery yang seperti nya sedang membantu Dea membereskan meja makan bekas mereka makan sebelumnya sambil terlihat pria itu mengobrol dengan istrinya di selingi oleh tawa.
Argghhh, entah mengapa athar jadi kesal sendiri, dia juga kesal padanya diri nya sendiri kenapa dia berubah menjadi pria yang pencemburu seperti ini, tapi percayalah dirinya sangat tak rela melihat Dea yang membagi senyum dan tawa untuk lelaki lain.
"Eeh mas athar coba terang kan yang ini, " ucap desty namun tak di hiraukan pria itu, membuat desty mendongak menatap athar yang ternyata sedang mencuri- curi pandang, memperhatikan Dea dan gery.
"Mas, hello. " desty kemudian melambai-lambai kan tangannya di depan wajah athar membuat fokus lelaki bermata sipit itu kembali padanya.
"Hihihi sepertinya mas athar ini tipe saudara yang protektif ya, " celetuk susan yang engeh sejak tadi athar terus memperhatikan Dea dan gery.
"Oh ya, seperti itulah, " ucap athar menanggapi sekilas ucapan susan.
"Andai mereka tahu aku adalah suami Dera, tentu saja aku harus protektif pada istri ku." batin athar yang hanya bisa ia ucapkan dalam hatinya.
"Enggak papa kok mas kami mengerti, tapi pak gery itu pria yang baik, beliau atasan di tempat kami bekerja. " tutur susan.
"Yang kelihatan baik belum tentu baik secara keseluruhan, kita tidak bisa menilai seseorang hanya dari sampulnya. " timpal athar menanggapi serius ucapan susan.
"Aaaah mas athar benar. Keren banget pemilihan kata- katanya, " seru desty yang terus terpana dengan pria yang sebenarnya adalah suami temannya ini.
"Mulai, mulai, " susan berseru malas sambil menggeleng kan kepala melihat kelakuan centil temannya yang satu ini. Desty memang seperti itu sejak dulu, jika sudah suka atau kagum dengan seorang pria dia pasti akan selalu heboh tak peduli meski pria itu hanya diam saja. Maklum pemburu cogan soalnya desty juga seorang K-popers yang pasti punya standar tinggi.
"Oh ya mas athar juga tenang saja, sebenarnya pak gery memendam perasaan untuk Dea dan kami berniat untuk menjodohkan mereka berdua, kalau mas athar berniat untuk ikut--"
"Apa menjodohkan!?! "
Brakkk! tiba-tiba gelas yang berada di samping athar terjatuh dan langsung hancur berkeping-keping membuat mereka yang ada di sana terkejut, Dea dan gery sampai menoleh ke arah mereka dan gegas menghampiri.
"Eh astaga gelasnya jatuh! " pekik desty yang spontan menutup mulut.
"Biar aku yang membersihkan, " ujar Dea yang langsung berjongkok hendak memunguti pecahan gelasnya, gery yang terkejut hendak menghalau Dea melakukannya namun dia kalah cepat dengan Athar yang langsung menahan lengan Dea.
"Tidak usah, nanti kau bisa terluka, " tukas athar dengan nada yang terdengar tajam.
"Tapi--" Dea yang awalnya hendak berkilah, malah di buat mati kutu oleh tatapan athar saat ini, tatapan mata yang mengisyaratkan kemarahan juga kecemburuan.
"Lebih baik kalian keluar dulu, biar aku yang membersihkannya, meskipun kecil pecahan beling bisa sangat fatal jika sampai terinjak kaki. "
Baik desty, susan dan gery saling melempar pandang untuk sesaat sampai akhirnya mereka mengangguk.
Beberapa saat kemudian, Athar keluar setelah membersihkan pecahan kaca, Dea dan yang lain sedang menunggu di halaman rumah.
"Kekacauan nya sudah ku bereskan, " ucap athar yang di sambut helaan nafas oleh mereka.
Suasana tiba-tiba menjadi canggung, susan lantas maju mendekati Dea.
"Dea seperti nya kami ijin pamit, ini juga sudah hampir magrib."
Desty mengangguk. "Iya de, gimana pak gery? "
"Saya ikut saja. "
"Syukur lah mereka tau diri. " batin athar sambil mendengus pelan.
"Oh ya ada buah tangan yang kita bawa untuk mu, di makan ya kita berjumpa lagi di kantor besok, " timpal gery dengan senyum.
Athar yang tak suka melihatnya mencebikkan bibir. "cih, dasar sok perhatian. "
"Baik, terimakasih ya pak sudah jauh- jauh demi mematikan saya baik- baik saja. "
Tanggapan yang di berikan Dea juga membuat athar semakin dongkol saja, seperti nya hatinya kini sudah benar-benar di selimuti cemburu.
"Kalau begitu kami pergi, jaga dirimu baik- baik. "
Dea mengangguk seraya tersenyum.
"Dadah Dea. "
Tak lupa dia juga ikut melambaikan tangan pada teman- temannya.
Kini hanya tinggal Dea berdua dengan athar, mereka kembali masuk ke dalam rumah.
Kriek! terdengar pintu yang di tutup sedikit kasar.
"Sekarang mereka sudah tak ada, bisakah kau menjelaskan beberapa pertanyaan dari ku dera? " athar bertanya sambil menyandarkan pundak nya di tembok menatap lekat Dea yang sontak menoleh padanya.
"Apa? "
"Kenapa kau tak mau mengakui ku sebagai suami mu? dan apa hubungan mu dengan si cecunguk itu. "
"Namanya pak gery! " tekan Dea yang mendengar athar tak ingin menyebutkan nama gery.
Tak! tiba-tiba lengan Dea di tarik sedikit kasar hingga jarak di antara mereka.
"Kau benar-benar sengaja membuat api cemburu di dalam dada ku semakin berkobar ya. "
Kilatan mata athar terlihat menyeramkan bagi Dea dan entah bagaimana kini kepala athar sudah berada di ceruk lehernya.
"M- mas apa yang kamu lakukan? " Dea mencoba menyingkirkan pria itu namun dengan cepat athar menahan lengannya.
Cup!
Cup!
Athar memberikan bercak kemerahan di sekitar leher dan dada Dea bahkan dia sedikit menggigit kulit putih itu membuat Dea seketika meringis.
"M- mas...
Athar tersenyum, senyum yang lebih kelihatan menyeramkan ketimbang senyum yang sering Dea lihat.
" Harusnya aku melakukan ini sejak tadi, memberikan mu banyak stempel agar orang-orang tahu terutama si cecunguk itu, kalau kau hanya milik ku, "
"Milik athar ezra danendra seorang. "
*
*
*
Bersambung
semua hal2 baiknya..