Kisah ini menceritakan tentang perantauan ku ke Kalimantan dan bertemu dengan seseorang perempuan yang ternyata perempuan itu menganut ilmu hitam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amak Tanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26
Beberapa saat kemudian mereka pun tiba di desa E, Bagas dan Samsul melanjutkan ke mes sedangkan Nina pulang ke rumah nya. Setelah tiba di mes Bagas pun langsung masuk ke dalam mes lalu ia segera berganti pakaian dan duduk di kursi yang berada didalam kamarnya, setelah selesai melamun Bagas pun memutuskan untuk segera mandi. Setelah selesai mandi Bagas kembali duduk di kursi dalam kamarnya ia duduk sambil melamun mendengarkan musik di ponselnya. Tak lama kemudian ia melihat dari jendela pak Samidi datang bersama Risa dan pak Samidi mengantarkan Nina ke mes yang ada diantara mes Samsul dan mes yang ia tempati, setelah memberikan kunci mes tampak pak Samidi berpamitan pada Risa.
Bagas pun memutuskan untuk berbaring di ranjangnya sembari menunggu jam makan malam, ia pun berbaring sembari memainkan ponselnya, ia teringat sudah satu Minggu ia tidak menghubungi ibunya akan tetapi ia takut jikalau harus ke tempat yang ada sinyal malam-malam, ia takut kejadian yang sama seperti beberapa hari yang lalu terulang lagi.
"Ah mungkin nanti hari Minggu aku mengajak Samsul ke sinyal" gumam Bagas,
Tak terasa jam menunjukkan pukul 18:00 Bagas pun memutuskan untuk makan malam, ia pun keluar dari mes lalu ia menuju dapur mes. Bersamaan dengan keluarnya Bagas, Samsul pun tampak sudah berada di luar hendak ke dapur mes juga,
"Ayok gas sama-sama" ucap Samsul yang sedang berada di teras mes
"Iya sul ayok" ucap Bagas
"Habis makan kita ngopi-ngopi di mes aku ya gas" ajak Samsul
"Iya sul" jawab Bagas
"Samsul, pak Bagas" terdengar suara dari belakang mereka memanggil nama mereka. Lalu Samsul dan Bagas pun menoleh kebelakang secara bersamaan.
"Eh kamu Ris" ucap Samsul
"Mau makan? Sama-sama ya" ucap Risa
"Iya ayok Ris" jawab Samsul, Bagas hanya diam tanpa berucap apa-apa, lalu mereka melanjutkan ke dapur.
"Oo ya pak Bagas tinggal di mes nomor 10 ya" tanya Nina tatkala sudah tiba di dapur mes
"Iya buk" jawab Bagas sembari mengambil makanan
"Aku tinggal di nomor 9 pak Bagas, kapan-kapan mampir ya, atau selesai makan ini" ucap Risa sembari tersenyum.
"Iya buk lain kali aja ya, soalnya nanti mau ngopi di mes Samsul" ucap Bagas
"Iya Ris, kami mau ngopi kamu jangan ganggu" ucap Samsul, Risa pun tampak sedikit kesal karena ia gagal lagi mendekati Bagas.
"Yasudah lain kali ya pak Bagas" Risa kekeh
"Iya buk kalau ada waktu" ujar Bagas, lalu Bagas melanjutkan makannya. Risa tampak kesal dengan jawaban Bagas. Namun ia tak bisa berbuat apa-apa lagi, ia pun melanjutkan makan, begitu pula dengan Samsul.
Setelah selesai makan Bagas dan Samsul pun segera kembali ke mes sedangkan Risa masih belum selesai makan.
"Kok kalian tega sih ninggalin aku sendirian di sini" ucap Risa dengan nada manjanya.
"Siapa suruh ngobrol mulu, bukannya fokus makan" ucap samsul ketus. Lalu Samsul dan Bagas pun meninggalkan Risa sendirian di dapur mes, setibanya di mes Samsul, mereka berdua pun masuk dan Bagas duduk di ruang tamu sedangkan Samsul pergi ke belakang untuk bikin kopi. Bagas duduk di kursi ruang tamu dan memutar musik di ponselnya, setelah beberapa saat kemudian Samsul pun membawa kopi ke ruangan tamu lalu mereka pun duduk meminum kopi sembari berbincang-bincang. Disaat sedang asik-asiknya berbincang Samsul dan Bagas pun di kagetkan dengan suara teriakan perempuan dari arah mes Risa
"Arrrrrrrrgghhhhhhhhhh" suaranya begitu nyaring.
"Kenapa itu si Risa sul" tanya Bagas
"Nggak tahu gas, aku coba tengokin dulu, kamu tunggu aja di sini" ucap Samsul sembari beranjak dari duduknya lalu ia keluar menuju mes Risa.
Setibanya disana ia pun mengetuk pintu,
Tok...tok...tok, pintu pun terbuka tampak Risa dengan wajah ketakutan dan seketika ia melihat yang datang adalah Samsul wajahnya berubah menjadi kecewa.
"Kenapa kamu Ris teriak-teriak" tanya Samsul.
"Itu tadi sul, ada tikus hehe" ucap Risa
"Cuma tikus kamu berteriak seperti melihat setan aja" ledek Samsul
"Ya gimana orang takut sul" jawab Risa
"Yasudah aku balik dulu, kirain ada apa-apa" ucap Samsul
"Eh tunggu, pak Bagas mana sul?" Tanya Risa
"Ada di mes ku, kenapa?" Ucap Samsul
"Kok dia nggak ikut?" Tanya Risa
"Ya nggak tahu deh" jawab Samsul lalu melengos pergi meninggalkan Risa yang kesal.
Setibanya di mes nya Samsul pun masuk dan duduk,
"Kenapa sul?" Tanya Bagas
"Itu lho gas cuma tikus" jawab Samsul sambil menyeruput kopinya.
"Oo kirain digangguin demit penunggu mes haha" ucap Bagas sembari tertawa.
"Pingsan mungkin dia gas kalau digangguin sama demit" Samsul menimpali. Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 20:00 Bagas pun berpamitan pada Samsul karena ia sudah merasa ngantuk.
"Eh sul, aku pulang dulu ya ngantuk banget" ucap Bagas
"Oo yasudah gas, aku juga mau tidur" jawab Samsul. Bagas pun segera meninggalkan Samsul dan menuju ke mes nya setelah tiba ia pun masuk dan menuju kamarnya, setelah tiba di kamar ia pun berbaring di kasurnya lalu ia memainkan ponselnya sebentar, setelah beberapa saat ia pun memutuskan untuk memejamkan matanya akan tetapi kantuk yang sangat berat tadi tiba-tiba menghilangkan, ia pun tidak bisa tidur, hingga jam menunjukkan pukul 00:00 akhirnya Bagas bisa tertidur pulas.
Tak terasa pagi pun tiba, Bagas bangun dari tidurnya ia pun segera menuju kamar mandi lalu ia mandi, setelah selesai mandi Bagas pun mengenakan pakaian kerjanya, lalu ia bersiap-siap untuk sarapan ke dapur. Setelah selesai bersiap-siap Bagas pun segera menuju dapur akan tetapi ia tidak langsung keluar dari mes ia mengintip keluar tepatnya ke mes Risa, setelah ia tidak melihat adanya orang ia pun keluar, ia malas jika harus dihadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan yang tidak begitu penting yang akan keluar dari mulut Risa, setibanya di dapur Bagas pun hendak masuk namun ia di kagetkan oleh suara Samsul yang memanggil namanya dari belakang.
"Gas.. Bagas" Samsul memanggil Bagas dengan sedikit berteriak.
"Shuttttttt... Jangan teriak-teriak dong sul nanti Risa dengar, kamu tahu sendiri kan itu cewek banyak tanya" ucap Bagas dengan nada sepelan mungkin namun masih terdengar oleh Samsul
"Heheh maaf gas, ayok makan sama-sama" ucap Samsul kemudian mesuk ke dalam dapur disusul oleh Bagas.
Mereka berdua pun mengambil makanan masing-masing lalu segera makan. Bagas tampak buru-buru menyelesaikan sarapannya.
"Eh gas pelan-pelan nanti keselek lho" ucap Samsul
"Keburu Risa datang sul, bisa-bisa besok kita selesai makan nya" ucap Bagas
"Haha iya sih gas" timpal Samsul, Bagas pun selesai sarapan begitu pula dengan Samsul setelah minum mereka berdua pun memutuskan untuk segera berangkat ke pabrik. Namun baru saja mereka hendak beranjak dari tempat duduknya tiba-tiba pintu dapur di buka dari luar dan tampak Risa masuk ke dalam.
"Ehh pak Bagas, Samsul, pada mau sarapan ya? Ayok sama-sama!" Ucap Risa.
"Udah sarapan Ris, ini aku sama Bagas mau ke pabrik" jawab Samsul namun Bagas hanya diam saja.
"Kok nggak nungguin sih" ucap Nina kesal
"Ya kan bisa sarapan sendiri" ucap Samsul ketus
"Tapi kan aku mau sesekali kita sarapan bersama" jawab Risa dengan nada centilnya.
"Ayok sul, keburu telat" ucap Bagas yang tampak menghindari Risa
"Iya gas ayok, Ris kami duluan ya" ucap Samsul
"Iya sul, hati-hati pak Bagas" ucap Risa lagi
"Iya" jawab Bagas
"Awas aja kamu pak Bagas, kamu bakalan kepincut sama aku" batin Risa sembari memandangi kepergian Bagas dan Samsul.
BERSAMBUNG.....
***
di tungguin