NovelToon NovelToon
FORGETTING YOU

FORGETTING YOU

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:7.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Mommy Ghina

Baru sebulan terikat oleh tali kasih pertunangan dengan pria yang selalu Ayasha panggil Om Rafael, pupus seketika di saat tunangannya berbagi peluh dengan wanita lain. Hancur berkeping-keping hati Ayasha, kecewa dengan pria yang masih saudaranya, ternyata Om Rafael sudah menjalin hubungan spesial dengan sekretarisnya, Delia.

"Aku cinta dan benci dirimu, Om Rafael. I will FORGETTING YOU forever!" teriak Ayasha menahan gejolak emosinya.

"Begitu susahnya aku untuk meminta maaf padamu, Ayasha!" gumam Rafael menatap kepergian Ayasha.

Melupakan segalanya termasuk melupakan Om Rafael menjadi pilihan akhir Ayasha yang baru saja lulus SMU, disaat hatinya hancur gadis itu memilih pindah ke luar kota, dan menyelesaikan pendidikannya ke jenjang S1.

5 tahun Ayasha melupakan mantan tunangannya. Mungkinkah Allah mempertemukan mereka kembali? Jika di pertemukan kembali apa yang di rasakan oleh Om Rafael? Masihkah ada rasa di hati Ayasha untuk Om Rafael atau sudah ada pengganti Om Rafael?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ghina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perbincangan antara Bos dengan Aspri

Sejak dulu Satya sudah menduga-duga jika ada sesuatu hal yang membuat Rafael sangat terpikat dengan Delia, yang menurut Satya, Delia hanya sosok wanita yang memiliki wajah berparas ayu sebagai wanita Indonesia kebanyakan, tidak secantik Ayasha. Secara kecerdasannya tergolong rata-rata sedang saja, tidak pintar dan tidak bodoh juga. Lantas apa daya tarik Delia dimata Rafael, hingga lengket bagai prangko, dan dulu sering mengabaikan gadis cantik yang masih berusia 18 tahun datang ketika berkunjung ke kantor Rafael, hingga mampu berselingkuh dibalik perjodohan mereka berdua.

Kini sedikit terjawab teka teki Satya, yang menurutnya tidak wajar!

Baru saja satu jam yang lalu Mama Rara menghubungi Satya menanyakan kabar Ayasha dan Rafael, kemudian Mama Rara juga menceritakan kecurigaan atas anaknya yang di guna-guna orang ternyata memang benar menurut Pak Ustadz, dan hal ini di perkuat dengan cerita yang baru saja dia dengar dari mulut Rafael, seakan semuanya terkoneksi dengan sempurna.

“Anak kecil itu bilang ada nenek-nenek di belakang Delia?” tanya Satya, menggali informasi dari Rafael.

“Iya nenek-nenek berwajah seram, anak kecil itu juga bilang saya harus menjauhi Delia, sebelum menyesal. Tapi menurut saya itu konyol,” balas Rafael, dengan menaikkan salah satu bahunya. Rafael sebagai pebisnis yang selalu berpikir rasional, wajar jika agak tidak memercayai ucapan anak kecil tersebut, karena menurutnya di luar nalarnya.

Satya menunjukkan wajah seriusnya ketika mendengar ucapan Rafael. “Kalau menurut saya, perkataan anak itu tidaklah konyol. Pak Rafael percayakah jika ada orang yang memiliki kemampuan untuk melihat makhluk kasat mata? Jika kemampuan tersebut yang terdapat di anak kecil, biasa di sebut anak indigo,” tutur Satya.

Pria itu memicingkan kedua matanya seakan menelaah perkataan Satya. “Anak indigo.”

“Iya anak indigo, anak yang bisa melihat kejadian di masa lalu, dan di saat ini, anak tersebut juga bisa melihat sesuatu yang ada ditubuh kita atau ditubuh orang lain. Dan biasanya anak indigo tersebut tanpa diminta akan bercerita sendiri.”

DEG!

Jantung Rafael berdegup cepat mengingat pertemuan singkat dengan anak kecil itu.

Tante itu tidak baik sama Om, dia bikin Om jadi bodoh dan memisahkan Om sama seseorang yang sangat cantik.

Dia kakak yang baik hati, tapi sayang hatinya penuh luka. Kakak itu selalu tersenyum, namun di balik senyumnya ... dia sering menangis di hatinya ... ini semua gara-gara Om dan Tante itu, Om sangat jahat!

Rafael kembali mengingat perkataan dan mencerna ucapan anak kecil tersebut.

“Anak kecil itu juga menunjuk ke arah Ayasha, dan dia bilang Ayasha sangat baik hati, namun hatinya terluka karena saya dan Delia,” ucap Rafael, suaranya terdengar bergetar. “Padahal saya baru ketemu dengan anak itu karena accident kecil, ta-tapi dia menunjuk ke arah Ayasha, Satya.” Pria merasakan sesak yang tak terkira didadanya.

Satya turut tercengang. “Jadi Pak Rafael datang ke tempat yang sama dengan Ayasha kunjungi.”

Satya langsung membayangkan suasana makan malam yang tidak nyaman buat kedua orang tersebut.

“Ya kami satu restoran, semuanya tak sengaja. Tapi kenapa anak itu bisa tahu ya, ini sangat aneh Satya?” hati pria itu masih belum bisa memercayai sepenuhnya.

“Itulah kelebihan anak indigo, tidak perlu kita bercerita, dia bisa melihat masa lalu kita melalui mata batinnya. Dan menurut saya pertemuan Pak Rafael dengan anak kecil itu, bukan kebetulan tapi sudah takdir Allah mempertemukan untuk membuka kedua mata Pak Rafael yang selama ini tertutupi,” tutur Satya dengan nada datar, agar tidak terkesan menceramahi Pak Bosnya.

“Maksudnya apa?” tanya balik Rafael.

“Tidakkan Pak Rafael menyadari jika selama kita di Jogja, Pak Rafael cenderung memperhatikan Ayasha ketimbang Delia, sedangkan selama ini yang saya lihat Pak Rafael tak pernah luput perhatiannya dengan Delia, selalu menurutinya. Bukankah itu hal yang aneh? Kenapa bisa seperti itu? Padahal Ayasha hanyalah masa lalu Pak Rafael, sedangkan Delia sudah bertunangan dengan Pak Rafael selama 5 tahun.”

Rafael meletakkan sendok dan garpunya di atas piringnya, padahal makannya belum habis, kemudian menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi.

“Pernahkah Pak Rafael merasakan diri sendiri terlalu penurut, dan rasanya tidak mau jauh dari Delia, jika berjauhan rasanya bawaannya selalu kangen. Tapi sekarang saat di Jogja tidak merasakan rindu yang berlebihan, justru bersikap biasa saja terhadap Delia?” selidik Satya.

Rafael mulai meraba-raba perasaannya sendiri. “Iya Satya, selama saya di Jogja tidak terlalu merindukan Delia, rasanya ya biasa saja.”

Satya menyunggingkan sudut bibirnya. “Dugaan saya setelah mendengar cerita anak kecil itu, yang bilang ada nenek di belakang Delia dan suka dekat dengan Pak Rafael, bisa jadi Delia selama ini sudah pakai guna guna alias memelet Pak Rafael agar menjadi kekasih atau ya menjadi suami. Dan guna-guna tersebut belum ditambahi lagi, jadi kadarnya mulai berkurang.”

“A-apa pelet,” terkejut Rafael. “Kamu jangan asal menuduh Delia, Satya ... tidak mungkin dia memelet saya,” sanggah Rafael.

“Ya itu kan hanya dugaan saya saja Pak Rafael, yang merasakan Pak Rafael sendiri, seharusnya Pak Rafael bisa sedikit peka akan hal itu. Lagi pula hal itu juga tidak tabu di sekitar kita, selain pelet, bisa jadi dia pakai pengasih agar disayang oleh atasannya, kemudian di wajahnya pakai susuk agar terlihat cantik di mata orang lain padahal wajahnya pas-pasan. Tapi semuanya akan terpental jika iman kita kuat saat menghadapinya, Pak Rafael. Sebanyak apa pun orang mengirim guna-guna ke diri kita sendiri, tapi jika iman kita kuat ... Insya Allah hal tersebut akan berbalik ke si pengirimnya.”

Rafael bergeming ...

“Maaf Pak Rafael, jika saya jadi banyak berbicara. Semua yang saya katakan hanya untuk menjadi pengingat diri sendiri jika seandainya saya masih lalai dalam beribadah. Dan sebagai bahan introspeksi diri.” Sang asisten pribadi bergegas menghabiskan makanannya, dan tidak menggubris Bosnya yang terlihat termenung.

Pelet ... Guna-guna ... Pengasih, apa benar Delia seperti itu!

Tidak mungkin Delia pakai pelet, dia mencintaiku hingga menyerahkan dirinya padaku. Dan aku juga men—

Keraguan itu tiba-tiba datang di hati Rafael, sekelebat wajah Ayasha berada di pelupuk matanya, bukan wajah Delia yang senantiasa menemaninya sehari-hari selama lima tahun terakhir.

Satya sudah menyelesaikan makan malamnya, kemudian kembali melirik Bosnya yang masih diam terpaku.

“Jika hati Pak Rafael benar-benar mencintai Delia, pasti akan merasa menyesal telah bersikap kasar dengannya barusan. Sekarang adakah rasa penyesalan itu, dan adakah keinginan untuk meminta maaf?” tanya Satya.

Rafael masih terpaku ...

“Tapi jika tak ada rasa penyesalan, mungkin itu bukan cinta, mungkin itu hanya rasa sekedar suka semata.”

Rafael menoleh ke arah Satya, dan menatapnya seperti orang yang penuh pertanyaan namun tak sanggup untuk di ucapkan.

bersambung ..... kira-kira Rafael mulai peka kah??

1
Ayanih
kereeenn
Ayanih
eeets daah Amelia lagi kocak juga 😅😅
Ayanih
mantap... Amelia kereeenn...🤣🤣
Ayanih
Luar biasa
Ayanih
diih gak nyadar kalo dia yg lebih kejam...😅😅😅
Rizkaa
Luar biasa
FUZEIN
Aduhhh..aku baca ulang.....tak boleh nak move on langsung dgn cwrita ni..alamak.....🥰🥰🥰 lagi dan lagi...disinilah saya...
Anonymous
mampus rapael 🤣
Dewi Dama
jadi kasian sama Adelia...
Anisa Yuliati
suka sekali dengan ceritanya
Patrick Khan
. meresahkan visual om rafael
Dewi Dama
semangat..thoorrr..cerita nya bagus...
Dewi Dama
cerita nya bagus..lagi...sehat selalu thooorrr...
Maizaton Othman
oleh Delia
Maizaton Othman
Valerie pulang dari Jerman,mam?....
ayat yg lebih sesuai.
solehatin binti rail
sipppp👍👍👍👍 🙏😘
solehatin binti rail
Luar biasa
solehatin binti rail
bagus ceritanya ,gregetan sendiri jadinya😘😘😘😘😃😃
Diny Julianti (Dy)
wih visual autor senengnya yg brewok2 keren
Diny Julianti (Dy)
semakin tegang apalagi ada Larissa,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!