PROLOG
Dimalam yang sunyi aku menangis seorang diri, meratapi hidup kenapa harus seperti ini. Bukannya Aku tidak bersyukur ya Allah tapi kenapa ujianmu kali ini begitu berat.
Jika memang ujianmu kali ini untuk mengangkat derajatku dimata-Mu ataupun dimata manusia lainnya aku ikhlas. Walau sakit ini seperti sembilu.
Hai, Namaku Sarena Anastasya. Aku adalah istri dari seorang pengusaha kaya yang bernama Willy Atmadja anak dari papa Atmadja mertuaku. Awalnya hidup kami begitu bahagia, kami menjalani hidup seperti pasangan lainnya. Tapi, semenjak kedatangan seorang wanita bernama Eksa semuanya perlahan berubah.
Yah, dia adalah mantan kekasih suamiku dulu. Dia kembali karena ingin merebut suamiku, Lucu sekali memang dia yang meninggalkan suamiku dengan alasan yang tidak masuk akal.
Bagaimana tidak dia meninggalkan suamiku dulu dengan alasan tidak bahagia dan ingin mencari kebahagiaan lain. Sekarang, waktu suamiku sudah bahagia denganku dia datang ingin merebut semua bahagiaku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reina Naura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
" Ya sudah jelas berarti dia masih mengharapkanmu dong Na, Lumayan Na bisa buat serep kalau nanti Willy buta dan lebih memilih Eksa " Ucap Nayla
" Astaga udah kaya ban aja Nay pake ada serepnya segala " Ucapku sambil geleng-geleng kepala.
" Haha ya siapa tau kan Na? Siapa tau jodohmu dan Willy tidak sampai tua nanti. Dan Allah mempertemukanmu dengan Indra supaya bisa menggantikan Willy menemanimu sampai tua "
" Ah yang benar saja, Pikiranmu terlalu jauh Nay. Lagi pula aku memikirkan perasaan anak-anak. Bagaimana nanti jika aku benar-benar berpisah dengan Mas Willy pasti mereka akan kecewa sekali. " Ucapku dengan wajah sendu.
" Ayolah Na, putri-putrimu itu adalah anak yang cerdas. Mereka pasti bisa mengerti jika kamu sudah tidak bisa bertahan lagi dengan Willy. Putri-putrimu bukan anak yang egois, mereka terlalu peka terhadap keadaan apalagi Raylin. Aku sangat tau jika dia sudah bisa menerka situasi apa yang sedang di hadapi oleh orang tuanya " Ucap Nayla
" Memang benar Nay, Raylin sudah bisa menerka apa yang terjadi padaku Nay. Tadi pagi waktu aku mengantarnya sekolah juga dia bertanya apakah aku dengan Mas Willy sedang bertengkar "
" Oh ya? Cerdas sekali ya dia Na, Seperti tau kalau Mamahnya sedang tidak baik-baik saja " Ucap Nayla
" Ya seperti itu lah Nay " Ucapku
Setelah menempuh perjalanan sekitar 30 menit dengan segala kemacetan ibu kota. Akhirnya aku sampai di rumah, dan ternyata anak-anakku sudah pulang dan sedang makan siang.
" Assalamu'alaikum sayang. Sudah pulang dari tadi ya? Maaf ya Mamah telat. Tadi harus jemput Tante Nayla dulu soalnya " Ucapku sambil mengelus pucuk kepala mereka.
" Wa'alaikumsalam Mah, Iya tidak apa-apa. Ayok Mah, Tan kita makan siang bersama " Ucap Raylin
" Ah iya Ayok Ray. Kebetulan sekali Tante belum makan siang Hihi " Ucap Nayla terkikik
" His ketawamu itu Nay sudah macam kuntilanak. Membuat merinding bulu romaku "
" Eh kaya judul lagu nih " Ucap Nayla sambil memposisikan diri untuk bernyanyi.
" Ey merinding Mak bulu romaku Ay " Senandung Nayla dengan bergoyang ria. Kedua anakku hanya bisa tertawa ngakak melihat tingkahnya.
" Ya Ampun Nay pelan-pelan. Ingat lah kamu itu lagi hamil. Segala berputar-putar macam gangsing. " Ucapku takut dia jatuh karena pusing.
" Ah iya Na, aku suka lupa Haha " Ucap Nayla sambil mengelus perutnya.
" Ya Allah perut segede itu masih saja lupa " Ucapku sambil menepuk kepala.
"Hihihi " Nayla tekikik geli
" Sudah ayok kita makan, Kasihan bayimu itu butuh nutrisi yang lebih untuk menghadapi ibunya yang absurd ini " Ucapku sambil menyuruh Nayla duduk dan menikmati makan siang. Ada ayam goreng, sambal dan Cah kangkung untuk makan siang kali ini. Mungkin keinginan Raylin dan Kayla pagi tadi kepada Bibik.
" Haha iya ayok lah aku juga sudah lapar " Ucap Nayla sambil menyendok nasi.
" Iya, makan yang banyak. Agar tenagamu terisi penuh. "
" Macam baterai saja pake di isi penuh " Seloroh Nayla.
" Sudahlah tidak ada habisnya berbicara denganmu. Cepat makan " Ucapku padanya
" Iya iya santai dong Bu haji " Tukas Nayla lagi
" Haha Tante ini lucu sekali " Ucap Kayla sambil bertepuk tangan
" Lah buset Na, anakmu ini girang sekali. Seperti sedang menonton orang ngelenong saja ya Hihi " Ucap Nayla.
" Kamu sih sudah mirip seperti pemain lenong " Ungkapku
" Enak saja mulutmu itu. Aku tidak mirip dengan pemain lenong. Lebih mirip dengan badut ancol Hahaha " Tawa Nayla membahana.
" Astaga Nay, tutup mulutmu itu. Tertawa kok macam Raksaksa " Ucapku. Anak-anakku hanya bisa terpingkal-pingkal melihat perdebatanku dan Nayla.
entar di Syang Indra lho