Vherolla yang akrab disapa Vhe, adalah seorang wanita setia yang selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk kekasihnya, Romi. Meski Romi dalam keadaan sulit tanpa pekerjaan, Vherolla tidak pernah mengeluh dan terus mencukupi kebutuhannya. Namun, pengorbanan Vherolla tidak berbuah manis. Romi justru diam-diam menggoda wanita-wanita lain melalui berbagai aplikasi media sosial.
Dalam menghadapi pengkhianatan ini, Vherolla sering mendapatkan dukungan dari Runi, adik Romi yang selalu berusaha menenangkan hatinya ketika kakaknya bersikap semena-mena. Sementara itu, Yasmin, sahabat akrab Vherolla, selalu siap mendengarkan curahan hati dan menjaga rahasianya. Ketika Vherolla mulai menyadari bahwa cintanya tidak dihargai, ia harus berjuang untuk menemukan jalan keluar dari hubungan yang menyakitkan ini.
warning : Dilarang plagiat karena inti cerita ini mengandung kisah pribadi author
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jhulie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ke Rumah Sahabat
Hari Minggu itu, Vherolla memutuskan untuk memanfaatkan waktu liburnya dengan mengunjungi sahabatnya, Yasmin. Setelah seminggu penuh bekerja, ia butuh melepaskan diri dari semua rutinitas dan juga, tentu saja, dari pikiran-pikiran yang mengganggu tentang hubungannya dengan Romi.
Vherolla tiba di rumah Yasmin sekitar pukul sepuluh pagi. Yasmin sudah menunggunya di depan pintu dengan senyum lebarnya yang khas.
“Vhe! Akhirnya kita bisa ketemu lagi! Udah lama banget nggak main bareng,” seru Yasmin sambil memeluk Vherolla erat.
“Iya, Yas. Udah kangen banget, deh,” jawab Vherolla sambil tersenyum lebar. "Kamu gimana? Sehat-sehat aja kan?"
Mereka berdua masuk ke rumah dan duduk di ruang tamu. Setelah berbasa-basi sebentar, percakapan mulai mengarah ke topik yang selalu mereka bahas, yakni percintaan.
“Kamu sama Romi gimana? Masih adem ayem aja kan?” tanya Yasmin dengan nada menggoda.
Vherolla tersenyum kecil, berusaha menutupi rasa gelisah yang masih tersisa di hatinya. “Ya, gitu deh. Kadang ada manisnya, kadang juga ada dramanya,” jawabnya diplomatis.
Yasmin menatapnya dengan penuh rasa ingin tahu. “Kamu pasti bahagia banget, ya. Aku jadi iri, pengen banget punya pacar kayak kamu. Aku udah lama banget jomblo, nih. Masa iya nggak ada cowok yang mau sama aku?”
Vherolla tertawa kecil mendengar curhatan sahabatnya. “Yas, kamu tuh cantik, pintar, dan lucu. Banyak cowok yang bakal ngantri buat jadi pacar kamu, kok. Kamu aja yang terlalu milih-milih.”
Yasmin mendesah panjang. “Ya, tapi kok nggak ada yang bener-bener nempel, sih. Aku kadang mikir, apa mungkin aku nggak menarik?”
Vherolla menggeleng cepat. “Kamu salah besar. Kamu itu menarik banget, tinggal tunggu waktu aja sampe ketemu yang cocok.”
Setelah bercanda dan berbagi cerita, mereka memutuskan untuk keluar rumah dan jalan-jalan santai ke pusat kuliner yang ada di dekat komplek rumah Yasmin. Hari itu cuaca cerah, sempurna untuk menikmati hari tanpa beban. Di sepanjang jalan, mereka berbincang santai sambil sesekali bercanda.
"Yas, aku ada satu solusi buat kamu biar nggak jomblo lagi," kata Vherolla dengan nada misterius.
Yasmin menoleh dengan penasaran. "Apa tuh? Jangan-jangan kamu mau ngenalin aku sama temen cowok kamu?"
Vherolla tertawa kecil. "Bukan temen, tapi cogan yang pas banget buat kamu," ujarnya sambil melirik ke arah seorang pria yang tengah duduk sendirian di salah satu kafe yang mereka lewati.
Yasmin memperhatikan pria itu dengan seksama. "Hah, yang itu? Lumayan sih, tapi siapa dia?"
Vherolla melambaikan tangan dengan semangat ke arah pria tersebut. Yasmin terkejut melihat reaksi Vherolla yang begitu antusias. Pria itu pun menoleh, dan seketika Vherolla menyadari bahwa cogan itu ternyata tidak lain adalah Runi, adik Romi.
"Runi! Sini dong!" seru Vherolla sambil melambaikan tangan.
Runi segera berdiri dan berjalan mendekat. "Vhe! Wah, nggak nyangka ketemu di sini. Ngapain kamu di sini?"
"Santai aja sama Yasmin. Eh, kamu kenal Yasmin belum? Ini sahabatku," kata Vherolla sambil memperkenalkan Yasmin kepada Runi.
Runi tersenyum sopan sambil menjabat tangan Yasmin. "Salam kenal, Yasmin. Aku Runi, adiknya Romi."
Yasmin tersipu malu. "Salam kenal juga, Runi."
Vherolla menatap keduanya dengan tatapan nakal. "Eh, Yas, kayaknya kamu tadi bilang pengen pacar, kan? Gimana kalau coba kenal lebih dekat sama Runi?" godanya sambil tertawa.
Yasmin langsung memukul lengan Vherolla pelan sambil tersipu. "Ih, Vhe, jangan gitu ah!"
Runi, yang menangkap canda itu, ikut tertawa. "Tenang, Yasmin. Nggak usah malu-malu. Kapan-kapan kita bisa nongkrong bareng lagi."
Vherolla tersenyum puas melihat interaksi mereka. "Gimana kalau kita makan bareng aja sekarang? Udah lama juga aku nggak makan enak."
Tanpa ragu, mereka bertiga masuk ke salah satu restoran yang ada di sana dan memesan makanan favorit mereka. Percakapan berlangsung hangat, penuh tawa dan canda, terutama ketika Vherolla terus menggoda Yasmin dan Runi.
Setelah makan, suasana semakin akrab. Yasmin, yang awalnya canggung, mulai merasa nyaman berbincang dengan Runi. Mereka saling bertukar cerita, dan tentunya saling bertukar nomor ponsel temasuk Vherolla dan Runi.
Vherolla tersenyum senang melihat sahabatnya itu terlihat mulai tertarik pada Runi. Baginya, mungkin ini adalah awal yang baik bagi Yasmin. Setidaknya, Yasmin tak perlu merasakan kesepian seperti sebelumnya.
Di akhir pertemuan, sebelum mereka berpisah, Runi menatap Yasmin dan berkata, “Jangan lupa, kalau ada waktu, kabarin aja. Kita bisa ketemu lagi.”
Yasmin mengangguk sambil tersenyum, "Iya, Runi. Makasih, ya."
Ketika mereka berjalan pulang, Vherolla dengan cepat memeluk Yasmin dari samping sambil berkata, “Gimana, Yas? Nggak nyesel kan ketemu Runi?”
Yasmin hanya tersenyum malu-malu. “Ih, kamu! Nanti dulu, ah. Kita baru kenal juga. Tapi, ya… dia orangnya enak diajak ngobrol.”
Vherolla tertawa. “Pokoknya aku dukung, deh. Siapa tahu ini jodoh kamu, Yas.”
Vherolla dan Yasmin berjalan di depan, sementara Runi berjalan santai di belakang mereka. Sepanjang perjalanan, Vherolla terus menggoda Yasmin dengan candaan-candaan ringan tentang Runi.
“Yas, kamu lihat nggak tadi waktu Runi senyum-senyum ke kamu? Aduh, senyumnya manis banget, ya,” kata Vherolla sambil menoleh ke Yasmin yang hanya bisa tersipu.
Yasmin berusaha tetap tenang, meskipun jantungnya berdebar kencang. “Udah deh, Vhe. Jangan ngegoda terus. Kita baru ketemu, dan dia juga kan adiknya pacar kamu,” ujar Yasmin, berusaha meredakan kehebohan Vherolla.
“Tapi serius, Yas, aku rasa kamu cocok banget sama dia. Kalian punya banyak kesamaan. Aku yakin, ini bisa jadi awal yang bagus buat kamu,” lanjut Vherolla sambil mengedipkan mata.
Di belakang mereka, Runi hanya tersenyum kecil mendengar obrolan dua sahabat itu. Ia menikmati suasana santai dan kehangatan pertemuan ini. Tanpa disadari oleh Yasmin, Runi juga memperhatikan Yasmin dengan penuh rasa ingin tahu. Yasmin memang terlihat berbeda dari kebanyakan perempuan yang pernah ditemuinya, lebih apa adanya dan rendah hati.
Setelah beberapa saat, Vherolla menoleh ke arah Runi dan berkata, “Runi, jangan terlalu diem dong! Ikut ngobrol sama kita, biar makin seru.”
Runi tertawa kecil, kemudian berjalan lebih dekat ke arah mereka. “Aku lagi menikmati percakapan kalian, Vhe. Seru juga dengerin kamu ngegoda Yasmin.”
Yasmin hanya bisa tersenyum malu. “Kamu jangan ikut-ikutan, dong, Runi.”
“Aku nggak ngegoda kok, cuma kasih semangat. Yasmin orang yang menyenangkan diajak ngobrol,” jawab Runi dengan senyum simpul.
Setelah bercanda dan berbincang sepanjang perjalanan, mereka akhirnya tiba di depan rumah Yasmin. Sebelum berpisah, Vherolla tak lupa menggoda lagi, “Yas, jangan lupa ya nanti malam ajak ngobrol Runi. Siapa tahu kalian bisa lebih dekat.”
Yasmin hanya bisa menggeleng sambil tersenyum, dan akhirnya mereka pun berpamitan. Yasmin dan Runi saling melambaikan tangan, sementara Vherolla terus tersenyum puas melihat sahabatnya mulai dekat dengan seseorang.
“See you, Runi!” kata Vherolla sambil melambaikan tangan.
“See you, Vhe. Yasmin, sampai ketemu lagi ya,” jawab Runi dengan senyum penuh makna.
Hari itu pun diakhiri dengan senyuman dan harapan baru, terutama bagi Yasmin.