Umurnya baru saja sembilan belas tahun, tinggal satu semester lagi akan lulus dari kuliahnya, Stefanie di seret paksa dari asrama kampusnya.
Karena kakaknya melarikan diri, di hari pernikahannya, Stefanie terpaksa jadi pengantin pengganti, menggantikan kakaknya.
Stefanie mencoba berontak, tidak ingin menggantikan kakaknya, menikah dengan pria calon kakak ipar yang belum ia kenal.
Tapi, karena Ibunya mengatakan, hanya sebagai pengganti sementara saja, sebelum kakaknya kembali, Stefanie terpaksa setuju menikah dengan calon kakak Iparnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 2.
Ke dua Pelayan wanita itu membuka pintu Paviliun lebar-lebar, mempersilahkan Stefanie untuk masuk ke dalam Paviliun.
"Silahkan, Nyonya!" ucap mereka dengan bersamaan lagi.
"Terimakasih!" ucap Stefanie.
Ke dua Pelayan itu hanya membungkukkan tubuh mereka sedikit, menunjukkan rasa sopan mereka pada Stefanie.
Stefanie perlahan melangkah masuk ke dalam Paviliun, lalu mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan Paviliun.
Akhirnya Stefanie mempercayai, apa yang telah Ibu tirinya katakan, mengenai dirinya hanya untuk sementara saja, menggantikan Jennie.
Karena ia di tempatkan terpisah dari rumah utama Christopher, gadis polos itu berpikir, kalau ia tidak akan pernah bertemu muka lagi dengan Christopher, sampai Jennie kembali dari persembunyiannya.
"Eh, koper pakaian ku!" sahut Stefanie, teringat akan koper pakaiannya, yang tertinggal di bagasi mobil.
"Ini, Nona!" sahut bawahan Christopher, yang tiba-tiba sudah berdiri di depan pintu Paviliun, memegang koper kecil Stefanie.
"Oh, terimakasih, Tuan!" ucap Stefanie tersenyum senang menerima kopernya, lalu membungkukkan sedikit kepalanya dengan sopan, kepada bawahan Christopher tersebut.
"Oh... eh, I.. iya, Nona!" bawahan Christopher jadi serba salah, dengan sikap Stefanie yang begitu sopan padanya, dan memanggilnya Tuan.
Stefanie menarik kopernya masuk ke dalam Paviliun, dan pintu di tutup oleh Pelayan wanita.
"Mari Nyonya, kami bantu!" sahut seorang pelayan wanita itu pada Stefanie, seraya mengambil koper Stefanie, dan membawanya ke kamar utama.
"Wahhh...!" Stefanie terbelalak melihat kamar utama Paviliun itu, begitu mewah dan begitu rapi, serta bersih.
Selama ini, Stefanie tinggal di kamar asrama kampus yang kecil, hanya memiliki tempat tidur yang kecil, dan kamar mandi di luar kamar.
Tidak sama dengan kamar di Paviliun ini, kamar mandinya ada di dalam kamar juga, dan... sangat mewah! ada bathtub nya juga.
Mata Stefanie terbelalak, begitu ia membuka pintu kamar mandi, yang akan jadi miliknya untuk sementara.
Bibir Stefanie berkedut, menahan senyuman senangnya, ia tidak menyangka, menjadi seorang Nona kaya untuk sementara.
"Nyonya, mari kami bantu untuk membuka gaun anda!" sahut salah satu pelayan wanita itu.
"Oh, iya, terimakasih!" Stefanie membiarkan ke dua pelayan itu, membuka gaun pengantinnya.
Gaun pengantin pun, lolos dari tubuh Stefanie, dan ia hanya memakai pakaian dalam saja.
"Silahkan membersihkan badan, saya sudah mengisi bathtub dengan air hangat!" ucap salah seorang Pelayan itu.
"Oh, iya, kita belum berkenalan, namaku Stefanie, jangan panggil aku Nyonya, panggil saja namaku, karena sepertinya aku lebih muda dari usia kalian berdua!" ujar Stefanie tersenyum, memandang ke dua pelayan tersebut.
"Ma.. maaf, kami tidak berani Nyonya, anda adalah istri Tuan Christopher, kami hanya seorang pelayan saja!" sahut salah satu pelayan itu.
"Iya, benar Nyonya!" kata yang satu lagi membenarkan perkataan rekannya itu.
"Aku hanya sementara saja, bukan istri asli, aku hanya... seperti barang jaminan saja, sampai kakakku kembali dari luar negeri, aku di kembalikan lagi ke orang tuaku, dan kakakku menjadi istri Tuan kalian, yang sebenarnya!" kata Stefanie dengan senyuman hangat nya, menjelaskan kepada ke dua Pelayan wanita itu.
Ke dua pelayan itu tampak mengerutkan keningnya, mereka tidak mengerti, karena suatu pernikahan tidak ada yang seperti itu.
"Aihh.. nanti kalian juga akan mengerti, kalau kakakku sudah kembali, kalian akan memahami apa yang ku jelaskan barusan!" kata Stefanie dengan polosnya.
Ke dua pelayan itu, tetap tidak memahami penjelasan Stefanie, karena itu tidak mungkin.
Karena setahu mereka, ke dua mempelai yang melangsungkan pernikahan, dan mengucapkan ikrar pernikahan, sudah sah menjadi suami istri.
Apa lagi sudah menandatangani akta nikah, itu benar-benar sudah sah menjadi sepasang suami-istri, hanya perceraian yang akan memisahkan mereka sebagai suami istri.
Ke dua pelayan itu saling pandang satu sama lain, mereka merasa mungkin ada prosedur baru tentang pernikahan.
Mereka pun, jadi ikut-ikutan polos seperti Stefanie, menganggap penjelasan Stefanie sepertinya ada benarnya juga.
"Nama saya Leta!" ujar salah satu Pelayan tersebut, mengenalkan namanya.
"Oh, iya, nama saya Nora, Nyonya!" sahut pelayan satu lagi, ia tersadar belum memperkenalkan namanya pada Stefanie.
"Oh, baiklah! Leta dan Nora.. kita mulai sekarang berteman ya, sampai kak Jennie kembali dari perantauannya!" ujar Stefanie tersenyum senang, memandang ke dua pelayan wanita itu satu persatu.
"Baik, Nyonya!" angguk mereka setuju.
Stefanie pun masuk ke dalam kamar mandi, menanggalkan pakaian dalamnya, lalu masuk ke dalam bathtub.
Ia tidak menyangka, Leta dan Nora menaburkan kelopak mawar ke dalam air, terasa begitu wangi, Stefanie begitu senang, mendapatkan pelayanan khusus dari ke dua pelayan Christopher tersebut.
Tubuhnya terasa begitu nyaman, saat ia masuk ke dalam air, membuat Stefanie ingin berendam lama di dalam bathtub.
Bersambung....