ONS lalu punya anak, itu sudah biasa.
Salah kamar, dan saling berbagi kehangatan, lalu akhirnya hamil, itu juga sudah biasa.
Menjadi istri, dikhianati lalu memilih pergi saat hamil, itu juga sudah sering terjadi.
Lalu, kisah ini bagaimana? Hampir mirip tapi banyak memiliki perbedaan. Ayesha, dia sama sekali tidak menyukai pria itu. Malah bisa dikatakan dia begitu membencinya.
Namun kejeniusan si pria membuatnya terobsesi sehingga menginginkan benihnya.
Ayesha berhasil mendapatkan yang dia mau. Bocah kecil nan pintar lahir dari perutnya.
Tapi ada satu hal yang membuatnya resah. Anak itu terlalu mirip dengan si pria. Bahkan si anak yang cerdas itu tahu bahwa ada pria dewasa yang mirip dengan dirinya.
" Mom, apa dia Daddy ku?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa Itu Ayahku? 11
Srak srak srak
Bruk bruk bruk
Setelah menerima panggilan dari Pak Projo, Ayesha segera berganti pakaian. Dia juga mengemas barang penting lalu memasukannya ke dalam koper. Beruntung koper berisi baju miliknya dan Gael belum ia bongkar.
Sedangkan Gael, dia terlihat bingung melihat tindakan grusah-grusuh ibunya.
" Mom, calm down. Ada apa sebenernya?"
" I'm so sorry Gael, sekarang ganti bajumu. Mommy akan pesan pesawat ke Indonesia. Semoga kita dapat penerbangan yang paling awal."
" We are go home?"
Shaaah
Ayesha seketika itu juga langsung mengalihkan pandangannya dari ponsel ke wajah sang putra. Rumah, entah apakah tempat itu bisa dikatakan sebagai rumah ataupun tidak. Tapi yang pasti dulu bangunan itu pernah menjadi rumah yang hangat dan nyaman baginya.
" Ya, kita akan pulang ke rumah. Jadi siapkan barang-barang mu Gael."
Meskipun dia tidak tahu mengapa ibunya tiba-tiba memutuskan untuk kembali ke tanah air, tapi untuk saat ini Gael tidak akan banyak bertanya. Ia lebih baik segera membereskan barang nya dan bersiap untuk pulang ke indonesia.
Negara tempat asal ibunya, tanah kelahiran Ayesha dan juga tempat dimana ayah kandungnya berada.
Rupanya Gael sudah bersiap, dimana dia akan mencari tahu lebih lanjut dan mendalam tentang pria yang membuat ibunya itu mengandung dirinya.
Banyak pertanyaan tentunya, tapi Gael tidak akan jadi egois. Terlebih dulu dia harus tahu tentang ke dalam keluarga sang ibu. Mengapa ibunya tidak pernah mau membicarakan tanah air, tapi tiba-tiba terburu-buri untuk kembali.
Hanya saja yanh Gael ingat bahwa neneknya sudah meninggal. Namun di laman media sosial tertera wanita paruh baya yang berstatus sebagai istri dari kakeknya. Dan ada wanita yang sepertinya lebih muda dari Ayesha juga berdiri di sana.
" Apa mungkin itu ibu dan saudara tiri Mommy? Kalau bener, kayaknya akan agak sedikit berdrama saat bertemu mereka kembali."
Hembusan nafas kasar keluar dari mulut Gael. Meskipun jumlah usianya masih sangat muda, tapi pola pikir Gael melebihi itu semua. Dan dari sekelebat mata, anak itu sudah bisa menilai kira-kira apa yang akan terjadi nanti.
Bisa jadi ketika kembali ke tanah air, urusan utamanya bukan mencari tahu tentang ayah kandungnya tapi kesiapan mental untuk menghadapi nenek dan bibi nya.
" Gael, ayo. Kuta udah dapet pesawatnya. Meskipun masih beberapa jam lagi tapi lebih baik kita berangkat ke airport lebih dulu."
" Yes Mom!"
Gael mengencangkan tas punggungnya, ia terlihat siap untuk menghadapi apapun di depannya nanti.
Tapi sebelum mereka memanggil taksi, lebih dulu Ayesha dan Gael berpamitan kepada pasangan suami istri yang memiliki tempat itu. Ayesha mengucapkan banyak-banyak terimakasih. Dia sangat berhutang budi kepada mereka berdua. Jika tanpa mereka mungkin Ayesha benar-benar akan lontang-lantung di negara orang itu.
" Kapanpun kalian akan kembali, rumah kami selalu terbuka."
" Terimakasih Grandpa, Grandma. Kami akan merindukan kalian."
Gael memeluk pria dan wanita itu bergantian. Begitu juga dengan Ayesha.
Yang namanya perpisahan selalu menyisakan rasa kehilangan dan sedih. Namun bukan berarti perpisahan akan sepenuhnya menghilang.
Sepanjang perjalanan menuju airport Ayesha hanya terdiam. Dia kembali memikirkan apa yang dikatakan oleh Pak Parjo ditelepon tadi.
" Non, Tuan Besar dalam kondisi tidak baik. Kesehatannya semakin hari semakin menurun. Bahkan hari ini Tuan tidak bisa bangun dari tempat tidurnya."
Meskipun rasa benci Ayesha termasuk besar kepada sang ayah, tapi mendengar orang tersebut sakit, Ayesha tentu menjadi khawatir. Ya, dia sangat khawatir dengan keadaan yang menimpa ayahnya. Dia takut jika terlambat nantinya.
" Jadi, apa dia bakalan pulang Jo? Apa rencanamu yang ini berhasil?"
" Semoga Tuan, dan saya yakin Nona sedang perjalanan kembali ke Indonesia. Saya juga mengirimkan uang untuk bisa digunakan oleh Nona."
" Ya semoga kali ini beneran bisa membuat anak itu pulang. Haah, entah apa yang dia lakukan di luaran sana sampai-sampai betah begitu."
Rupanya permintaan pulang Ayesha adalah hasil rencana dari Betrand dan asisten pribadinya. Secara real, Betrand tidak dalam kondisi yang buruk. Dia baik-baik saja, bahkan saat ini tengah berada di ruang kerjanya.
Meskipun Luna membantunya tapi entah mengapa Betrand tidak sepenuhnya percaya pada putri keduanya tersebut. Semua pekerjaan yang dikerjakan Luna selalu diperiksa oleh Betrand lagi.
Sikap manis Luna selama ini pun menurut Betrand juga dirasa tidak sepenuhnya. Ada rasa tidak nyaman setiap kali Luna bersikap manis dan manja.
Tok tok tok
" Papa, apa nggak akan keluar untuk makan malam? Mama udah nyiapin makanan kesukaan Papa lho."
" Kamu duluan saja Lun, nanti Papa nyusul. Ada pekerjaan mendesak yang kudu Papa selesaikan."
Luna tersenyum, meskipun ia sudah tahu bahwa Betrand akan menjawab demikian tapi ia tetap mencobanya. Rasa kesal menyeruak, namun Luna tetap masih bisa bersikap manis. Topeng yang ia buat sebisa mungkin harus selalu dipakainya. Ada tujuan mengapa dia seperti itu, jadi meskipun sesak dan gerah ia akan bertahan.
" Nggak mau kan, Mama bilang apa. Percuma ngajakin Papa mu itu. Bikin kesel doang."
" Hmmm ya emang kesel sih. Tapi kita nggak bisa sellau nunjukin rasa kesel kita Ma. Mama inget kan apa yang jadi keinginan kita. Jangan sampai semuanya hancur gitu aja karena kita nggak bisa nahan rasa kesel yang kita punya."
Tania mengangguk paham. Ucapan putrinya itu benar sekali. Meskipun sebenarnya sudah tidak tahan dengan sikap suaminya, tapi Tania harus bertahan. Bukankah dia menikmati banyak hal di sini. Jadi, untuk menahan kesal, marah dan sesak bukanlah suatu hal yang harus ia ributkan.
Ambil nafas lalu buang, seperti itulah yang saat ini dilakukan oleh Tania. Dia juga merenggangkan wajahnya yang kaku, mengatur ekspresi kesal, mengerutkan dahi dan kedua alis menjadi santai dan penuh dengan senyuman. Gaya elegan Tania seketika muncul dan menghapus semua rasa tidak suka di dalam dadanya.
" Nikmati makananmu sayang?"
" Makasih Ma, selamat makan."
Tania dan Luna seketika menjelma sebagai wanita yang penuh dengan wibawa. Sikap elegan saat makan pun menunjukkan bahwa mereka berdua adalah wanita terhormat dari keluarga Brahmana. Tanpa pernah orang luar tahu bahwa semuanya itu hanya kamuflase belaka.
Ibu dan anak itu laksana aktris drama yang tengah berperan dalam sebuah cerita. Tanpa ada yang tahu sikap asli mereka kecuali orang-orang yang ada di kediaman Brahmana.
Mereka berdua entah tidak tahu atau pura-pura tidak tahu ketika para asisten rumah tangga, penjaga keamanan dan semua karyawan yang bekerja di kediaman cukup tidak menyukai mereka.
Bukan hanya sekali dua kali para art dikediaman itu mengeluhkan sikap Tania dan Luna. Namun mereka tentu tidak mampu berbuat banyak, sehingga hanya bisa diam dan menerima semua keadaan.
TBC
sehat dan sukses ya tor, kopi sudah otewe 👍😘
saya mohon maaf untuk bagian yang ternyata absurd ini.
agaknya saya kurang reseach di bagian ini karena terburu" guna pengembangan alur.
terimakasih untuk kritik dari teman", semoga kedepannya saya bisa lebih hati" dalam membuat adegan demi adegannya.
tapi sungguh saya senang karena teman" mengoreksi. itu akan saya jadikan sebuah pembelajaran agar lebih hati" ke depannya.
sekali terimakasih ya.
🤗🤗☺🙏🙏
terimakasih kk author 🙏