sebuah notifikasi pesan masuk dari reno "sayang, kamu tolong bayarin dulu apartment aku bulan ini ya!"
lalu pesan lainnya muncul "sekalian transfer juga buat aku, nanti aku mau main sama teman teman, aku lagi gak ada duit"
jangan dibawa serius plies 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dhyni0_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 26
Malam itu, Axel memutuskan untuk pergi ke apartemen Keira. Lokasinya tidak jauh dari apartemennya sendiri. Axel merasa tidak bisa lagi menunda untuk memberitahu Keira tentang apa yang dia ketahui. Reno tidak bisa dibiarkan terus menipu Keira. Selain itu, Axel juga ingin memastikan keadaan Keira setelah pulang dari rumah sakit. Baginya, Keira adalah sosok yang harus dilindungi dari kebohongan dan pengkhianatan.
Dengan langkah mantap, Axel berjalan menuju pintu apartemen Keira. Setelah beberapa ketukan di pintu, ia berharap melihat Keira yang membukanya. Namun, alangkah terkejutnya Axel ketika melihat sosok Reno yang keluar dari balik pintu.
"Lo lagi!" kata Reno dengan nada kasar. Wajahnya langsung menampakkan ekspresi ketidaknyamanan. "Ngapain lo di sini?" tanyanya dengan nada kesal.
Axel tetap tenang meskipun dalam hati dia merasakan kemarahan yang semakin membara. "Saya mau ketemu Keira," jawab Axel dengan tegas.
Reno mendekatkan wajahnya ke Axel, memelototinya dengan tatapan penuh kebencian. "Ngapain lo mau ketemu cewek gue?!" suaranya meninggi, memperlihatkan kecemburuannya yang meledak-ledak. "Lebih baik lo nggak usah deket-deket sama cewek gue!"
Axel yang sudah menyiapkan dirinya tidak tinggal diam. Ia menatap Reno tajam, lalu mengucapkan kata-kata yang telah ia tahan selama ini. "Lo pikir gue nggak tau kebusukan lo? Lo udah khianati dia, kan?! Lo selingkuhin dia!"
Reno terkekeh sinis, mencoba mempertahankan sikap angkuhnya. "Hah! Sok tahu banget lo! Lo cuma mau hancurin hubungan gue sama Keira, kan? Lo suka sama dia, makanya lo mau ngerebut dia dari gue!"
Axel tidak bisa menahan lagi kemarahannya. Ia maju selangkah, menatap Reno lebih dekat. "Ini bukan soal gue atau perasaan gue, Ren. Ini soal lo yang mainin hati Keira! Dia nggak pantas diperlakukan kayak gitu!"
Keributan di pintu membuat Keira, yang sedang menonton TV di dalam, mendengar suara mereka. Keira mendekat ke arah pintu dan bertanya dari dalam. "Ada apa, sayang? Siapa itu di depan?"
Reno dengan cepat menoleh ke arah dalam apartemen. "Bukan siapa-siapa, sayang. Gak penting, udah kamu jangan ke sini!" jawab Reno dengan suara yang dibuat tenang, meski jelas ia sedang menahan kemarahan. Keira yang mempercayai perkataan Reno akhirnya tidak keluar dari kamarnya dan kembali duduk di sofa, melanjutkan menonton TV.
Axel, yang tak bisa menahan lagi niatnya untuk membuka kebenaran, berkata dengan nada tegas, "Saya mau ketemu Keira. Dia harus tahu apa yang sebenarnya lo lakuin."
Wajah Reno semakin memerah. Dia tidak ingin Axel terus menekan dirinya. "Lo nggak berhak ketemu cewek gue! Lo nggak punya urusan apa-apa sama dia!" teriak Reno, suaranya semakin tinggi. "Lo mau apa, hah? Mau ngerusak hubungan gue sama Keira? Lo suka kan sama dia?!"
Axel sudah siap menghadapi perlawanan dari Reno, tapi sebelum dia sempat menjawab, pintu apartemen tiba-tiba terbuka lebih lebar. Keira muncul di ambang pintu dengan wajah kebingungan. "Pak Axel, ada apa kok ribut-ribut? Kenapa Bapak ada di sini?"
Axel hendak berbicara, membuka semua rahasia Reno, tapi sebelum ia sempat bicara, Reno dengan cepat mengambil alih. "Sayang, dia itu mau ngerebut kamu dari aku! Dia nggak suka liat kita bahagia. kamu harus hati-hati sama dia!"
Keira yang semakin bingung memandang Axel, kemudian menoleh ke Reno. Ada keraguan di matanya, tapi ia tidak tahu harus berkata apa. "Apa maksudnya, Pak Axel?"
Axel mencoba bicara lagi, dengan suara yang lebih tenang tapi serius. "Keira, sebenarnya Reno itu...," kata Axel, namun sekali lagi Reno memotongnya.
"Udah, Sayang! Dengerin aku aja. Dia cuma mau ngerusak hubungan kita! Jangan percaya sama dia!" Reno berkata dengan nada memaksa, seolah mencoba meyakinkan Keira untuk tetap berpihak padanya.
Keira yang masih merasa bingung akhirnya menunduk dan berkata pelan, "Pak Axel, saya nggak tahu apa yang terjadi, tapi mungkin sebaiknya Bapak pulang dulu. Saya nggak apa-apa di sini. Saya sama Reno baik-baik aja."
Axel tertegun. Ia merasa semakin frustasi karena Reno terus menghalangi dirinya untuk berkata jujur pada Keira. "Keira, dengarkan saya. Reno itu nggak setia sama kamu. Saya punya bukti dia selingkuh..."
Reno langsung mendekat dengan wajah marah. "Lo nggak denger dia nyuruh lo pergi, kan?! Lo nggak usah ikut campur dalam urusan gue dan Keira!" teriak Reno dengan nada ancaman.
Reno lalu menarik Keira masuk ke dalam apartemen, sebelum menutup pintu dengan kasar di depan wajah Axel.
Axel berdiri di depan pintu yang kini tertutup rapat. Ia merasa kecewa dan kesal karena usahanya untuk melindungi Keira justru terhalang oleh sikap posesif Reno. Axel menyadari bahwa Reno tidak hanya berbohong, tapi juga manipulatif terhadap Keira.
Axel menghela napas panjang dan memutuskan untuk tidak menyerah begitu saja. Ia tahu bahwa Keira membutuhkan bantuan, hanya saja ia belum siap untuk menerima kenyataan pahit tentang Reno. Axel memutuskan untuk memberikan waktu, tapi juga tetap mempersiapkan langkah-langkah berikutnya untuk membuktikan kepada Keira bahwa Reno tidak layak untuk dicintai.
Sambil berjalan kembali ke apartemennya, Axel merencanakan strategi baru. Dia tidak akan membiarkan Reno terus mempermainkan perasaan Keira. Ini bukan hanya soal cinta, ini soal melindungi seseorang yang pantas mendapatkan kebahagiaan. Axel tahu bahwa dia harus menemukan cara yang lebih baik, lebih halus, agar Keira bisa melihat sendiri siapa sebenarnya Reno tanpa merasa dipaksa atau terintimidasi.
Langkah Axel semakin mantap, dan dalam pikirannya hanya ada satu hal: menyelamatkan Keira dari kebohongan yang sudah terlalu lama menjeratnya.