Kaina Syarifah Agatha. Gadis cantik yang cerdas. Mengetahui dirinya dijodohkan dengan pria pujaannya. Sam.
Samhadi Duardja Pratama. Pria yang diidolai Kai, begitu nama panggilan gadis itu. Sejak ia masih berusia sepuluh tahun.
Sayang. Begitu menikah. Berkali-kali gadis itu mendapat penghinaan dari Sam. Tapi, tak membuat gadis itu gentar mengejar cintanya.
Sam mengaku telah menikahi Trisya secara sirri. Walau gadis itu tak percaya sama sekali. Karena Trisya adalah model papan atas. Tidak mungkin memiliki affair dengan laki-laki yang telah beristri.
Kai menangis sejadi-jadinya. Hingga ia terkejut dan mendapati kenyataan, bahwa ia mendapat kesempatan kedua.
Gadis itu kembali pada masa ia baru mengenal Sam selama dua minggu, sebagai pria yang dijodohkan dengannya.
Untuk tidak lagi mengalami hal yang menyakiti dirinya. Gadis itu mulai berubah.
Bagaimana kisahnya? Apakah Kai mampu merubah takdirnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya Melinda Damayanty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KERJASAMA
Pagi ini, Kai bekerja tanpa motornya. Ia diantar oleh Udin. Gadis itu kini menyiapkan berkas-berkas yang harus dibawa untuk sebuah meeting. Proposal sudah disetujui oleh Sam kemarin. Kaina harus melakukan sesi review nya untuk memberikan kacamata pandang para pebisnis untuk melakukan kerja sama.
Kai sudah mempelajari semuanya. Gadis itu pun menyiapkan tempat meeting mereka. Berkas sudah dibagikan di setiap meja rapat. Proyektor telah dinyalakan. Semua skrip berkas telah ditandai. Air mineral dan penganan pun telah siap.
"Tinggal dua puluh menit lagi. Gue mesti panggil Sam untuk segera ke ruang meeting," gumam Kai bermonolog.
Menggunakan ia pun bergegas ke lantai tujuh, di mana ruangan atasannya berada. Sampai di depan pintu. Kai pun mengetuknya.
"Masuk!" sebuah suara memerintahnya.
Kai pun masuk. Sedikit deg-degan takut mendapati adegan yang tak ingin ia lihat. Ia bernapas lega, Sam sendirian tengah memeriksa sebuah proposal kerjasama.
"Boss, waktunya meeting sepuluh menit lagi," ujar Kai memberitahu.
"Oke," sahut Sam tanpa melihat Kai. Pria itu menyampiri jasnya dan Kai membantu memakaikan jas itu. Sebagai sekretaris adalah memastikan atasannya berpenampilan baik.
Sam dan Kai begitu dekat. Pria itu menatap intens wajah cantik yang satu bulan ini mengganggunya. Penampilan Kai sangat anggun Make up flawles, rambut digelung, jepit mutiara menjadi pemanis di rambutnya.
Jantung keduanya berdegup begitu kencang. Bahkan baik Kai dan Sam mencium parfum masing-masing. Sam dengan kesan maskulin dan Kai lembut dan feminim.
Ketika berjalan bersamaan. Sam memindai Kai. Baju kemeja putih berenda di pinggiran kancing depan dengan kerah, berlengan panjang. Kemeja itu dimasukkan ke dalam rok kulot hitam sepanjang di bawah lutut. Sepatu pantofel dengan tinggi 5cm pun warna hitam.
Sederhana, tetapi sangat berkelas. Ada kilauan berwana pink tersembunyi di balik kemeja Kai, ketika cahaya matahari menerpa tubuh gadis itu. Sam yakin jika Kai memakai berlian.
Sam masuk setelah Kai membukakan pintu untuknya. Pria itu berjalan menuju kursi kebesarannya. Hari ini ada tiga perusahaan yang ingin bekerjasama dengannya.
"Kai, pastikan hari ini salah satu perusahaan menandatangani kerjasama. Maka bonusmu akan kutambah!" titah Sam dengan menjanjikan reward.
"Siap, Boss!' sahut Kai senang.
Tiga pemimpin perusahaan dengan masing-masing asisten pribadi mereka pun datang. Sam menyambut ketiganya. Kai sebagai sekretaris pun berkenalan dengan petinggi-petinggi perusahaan asing itu.
Sedikit gugup karena ini pertama kali Kai mereview sebuah konsep dalam dua bahasa asing, yakni Rusia dan Inggris.
Sepasang mata biru dengan tekstur wajah tegas dengan pesona luar biasa menatap gadis yang kini tengah berbicara. Memindai semua gerak dan bahasa tubuh yang dikeluarkan oleh gadis itu.
"девушка привлекательна
devushka privlekatel'na!" ( gadis itu menarik!) gumam pria itu.
Kai sadar jika dirinya diperhatikan. Tetapi hal itu tidak membuatnya gugup sama sekali. Ia justru tidak suka. Gadis itu merasa dirinya dilecehkan. Sedang Sam menatap gestur tubuh Kai yang mulai risih pun sedikit bingung.
'Siapa yang menganggu gadisku!' geramnya dalam hati.
Sam memandang satu persatu pemimpin yang hadir di sana. Tiga pria tampan menatap sekretarisnya penuh minat. Sam pun kesal bukan main.
"Any question?" tanya Kai mengakhiri reviewnya.
Salah satu CEO memberinya pertanyaan tentang keuntungan perkapita. Kai pun menjawab dengan lugas. Bahkan sudah menyiapkannya. Memberi penjelasan keuntungan bersih dan kotor perkapita. Pengeluaran juga hal terkecil lainnya seperti human error atau natural disaster.
Ketiga CEO begitu puas akan penjelasan Kai perihal keuntungan yang didapat. Bahkan mereka juga bisa memperkirakan kerugian yang didapat ketika ada kesalahan tekhnis yang dibuat manusia atau alam sekali pun.
"I really like the results of this review. We will cooperate!" (saya sangat suka dengan hasil review ini. Kita akan lanjut dengan kerjasama!). ujar salah satu CEO. Begitu pun dua lainnya.
Ketiganya telah menandatangi kontrak kerjasama. Sam senang dengan begitu nilai value saham akan meningkat. Setelah berjabat tangan. Para pemimpin perusahaan memberi kartu nama pada Kai.
"I heard you're just an intern secretary here. If you're done. You. can contact me," (aku dengar kau hanya sekretaris magang di sini. Jika kau sudah selesai. Kau bisa hubungi aku.) ujarnya sambil mengedipkan mata "we can work together things later. Sure, I'll get you high."
"Thanks for the offer sir. But I already have other plans after this," (Terimakasih atas tawarannya Tuan. Tetapi saya memiliki rencana lain setelah ini.) jawab Kai tersenyum dan menunduk kepala hormat.
"Ah, what a shame, when you are so ... talented!"(Ah, sayang sekali padahal kau sangat ... berbakat!) ujarnya kecewa.
Kai sangat paham istilah-istilah para CEO jika sudah tertarik pada sesuatu. Mereka akan memakai bahasa klise untuk menjerat lawan jenisnya agar tertarik.
Ketiga pemimpin perusahaan besar di dua benua berbeda itu mengajak Sam untuk makan siang sebagai bentuk perayaan. Sam menyetujuinya.
"Ikut Kai. Kita ke restoran "Mangiamo". Di sana banyak pilihan menu western bukan?' ajak Sam sambil menatap tajam gadis itu.
Kai tersenyum kikuk. Restoran yang sama ketika mengadakan meet and greet para pebisnis muda. Restoran miliknya. Gadis itu hanya mengangguk. Sam menuntun jalan bagi para pebisnis itu.
"Jangan khawatir, aku pasti bayar kok," bisiknya pada Kai.
Gadis itu hanya menggosok tengkuknya. Ia tak tahu maksud Sam. Tetapi, ia menggubrisnya. Dengan mobil masing-masing. Mereka pun berangkat ke restoran yang di maksud Sam.
Ketiga CEO tampan itu mengagumi design restoran yang begitu elegan dan mewah. Mereka memasuki ruangan VIP yang telah Kai pesan sebelumnya.
Musik hidup dimainkan, Kai sedikit bernapas lega. Karena tidak perlu menunjukkan keahliannya. Seorang pelayan datang menyerahkan buku menu. Karena merasa kelaparan Kai memesan nasi dan ayam Taliwang bakar porsi besar. Gara-gara menyiapkan konsep meeting pagi ini ia melewatkan sarapan. Beruntung Udin sudah siap. Jadi ia bisa berangkat dengan cepat.
Menu telah dihidangkan. Tanpa basa-basi, Kai memakan makanannya dengan lahap. Tak peduli tata krama karena perutnya sudah keroncongan.
Melihat Kai makan dengan lahap. Membuat para CEO pun memakan dengan semangat. Begitu juga dengan Sam.
Usai makan, mereka bercengkrama sebentar, sedang Kai minta ijin ke toilet. Pria bermata biru pun permisi ke toilet.
Toilet pria dan wanita hanya bersebelahan. Kai mencuci tangan dan merapikan make upnya. Setelah selesai, ia pun keluar toilet bertepatan dengan CEO yang tadi memindainya sepanjang review.
"Hi!" sapanya. Kai menoleh.
"Oh, hi!" balas Kai.
"Your name Kaina?" Kai mengangguk.
Tiba-tiba tubuh gadis itu ditarik dalam dekapan pria itu. Reflek Kai menginjak kaki sang CEO, hingga ia terkejut dan melepas dekapannya.
"Don't you think all women are the same sir!" (jangan kau pikir semua wanita itu sama Tuan!) peringat Kai.
Gadis itu melenggang santai meninggalkan pria yang kini tertawa lirih. Ia sangat yakin dengan penilaiannya kini.
"чем сложнее я получаю, тем большего я хочу достичь
chem slozhneye ya poluchayu, tem ***'shego ya khochu dostich'!" (semakin sulit saya dapatkan, semakin saya ingin mendapatkannya.) ujarnya penuh penekanan.
bersambung.
please work hard, sir!
next?