............. Call Me Jade ..........
" Tetaplah seperti ini Jade, sebentar saja, ijinkan aku melepas rinduku." Lirih pria itu ditelingaku sambil melingkarkan tangannya di perutku.
Aku tahu ini salah, hatiku mengakuinya. Tapi kenapa tubuhku berkata lain, aku bahkan membalas perlakuannya.
Aku membalikkan tubuhku, hingga kami saling berhadap-hadapan. Aku menatap indah manik matanya mencoba mencari kebohongan di sana tetapi aku tidak menemukannya. Hanya pancaran kasih sayang dan ketulusan yang aku dapatkan.
Dia semakin mendekatkan wajahnya, kemudian mengecup keningku lama....
Penasaran kan dengan kisah lanjutnya?
Ikuti terus updatenya yuuukk 👇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Esma_04, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Mentari bersinar cerah menyinari langit Melbourne hari ini. Di sebuah mansion mewah dengan fountain gardens dan deretan mobil mewah yang berjejer rapi, nampak lah hiruk pikuknya pekerja di pagi hari disertai riuhnya desas desus tentang tuan mereka.
Bagaimana tidak... tuan mereka yang sejak menetap di Melbourne tidak pernah sekalipun terlibat hubungan dengan seorang wanita. Tiba-tiba saja semalam, dia memasuki mansion dengan menggendong seorang wanita bercadar ala bridal style dan membawanya ke kamar terluas di mansion itu.
Kamar dengan nuansa putih yang dipenuhi hiasan mawar berwarna biru dan terdapat ukiran nama ONG KAH SUAN di salah satu dindingnya, secara langsung terhubung dengan taman bunga mawar yang menyatukannya dengan kamar sang Tuan.
Tak ada yang berani membuka suara untuk bertanya langsung kepada Tuan mereka hingga terlihat Shawn menemui kepala pelayan dan menyuruhnya untuk mengumpulkan semua pekerja di mansion ini ke ruang kerja Tuan mereka.
Sekitar 15 menit kemudian, ada total 45 pekerja yang sudah berkumpul di depan Dandy.
" Selamat pagi semuanya, saya sengaja mengumpulkan kalian semua di sini untuk memberitahukan jika wanita yang datang bersama saya semalam adalah istri saya. Jadi saya minta perlakukan dia layaknya Ratu di mansion ini."
Semua mata membelalak tak percaya dengan pengakuan Tuan mereka hingga Shawn kembali menyuruh mereka untuk melanjutkan aktivitasnya masing-masing.
Sementara itu di kamarnya, Jade nampak menggeliatkan badannya, semilir angin menembus celah pintu kaca yang baru saja terbuka dan menerbangkan tirai-tirai disampingnya.
Siapa lagi pelakunya jika bukan Dandy. Kamarnya yang terhubung secara langsung ke kamar Jade membuatnya bisa bebas keluar masuk ke dalam kamar istri kecilnya itu.
" Jade....bangunlah...., sebentar lagi masuk waktu Subuh." Dandy mengusap lembut surai Jade dan mengecup pipinya perlahan.
" Bentar lagi Ma..." Jade justru menaikkan selimutnya untuk menutupi seluruh tubunya. Rupanya gadis itu belum menyadari dimana posisinya berada sekarang.
Dandy justru tersenyum geli saat melihat Jade seperti kepompong dalam buntalan selimut. Dengan iseng dia mematikan AC dan membuka lebar-lebar pintu balcony agar cahaya lampu dari taman bunga semakin menyeruak masuk.
" Maaa....matiin lampunya" Jade menyembulkan kepalanya dari selimut dan berusaha menutupi matanya dengan kedua tangan.
" Eeeh....wangi apa ini? Tumben kamarku nggak bau apek ." Jade terkikik saat memikirkan kamarnya yang memang sering berbau tak sedap karna letak kaos kaki yang sering dia letakkan sembarangan dan menjadi aroma khas kamarnya.
Jade membuka matanya perlahan dan mencoba menyesuaikan pandangannya dengan cahaya dari depannya.
Matanya membola sempurna saat dia melihat hamparan bunga mawar beraneka warna yang tampak tertiup angin dan menebarkan baunya hingga ke indra penciuman Jade. Diapun mengamati keadaan dirinya sekarang, masih dengan gamis kemarin hanya saja tanpa hijab.
Dia berada diatas ranjang putih berselimut indah dengan hiasan bunga-bunga mawar berwarna biru di sekitarnya.
" Waaahhh....indah sekali. Kenapa saat bermimpi, aku selalu menemukan tempat-tempat yang sangat indah."
Jade mencoba bangun dan berniat menghampiri hamparan taman bunga mawar itu, tetapi tiba-tiba saja dia terjatuh karna menginjak selimut yang ikut terbawa dari atas ranjing.
" Aaaaaahhh...kenapa sakit sekali. Sejak kapan jatuh di alam mimpi bisa terasa sakit?" Jade mengelus sikunya yang terantuk lantai dengan cukup keras.
" Ha.....ha.....ha.....ha...."
Dandy yang berdiri di belakang Jade tak kuasa melepaskan tawa yang sejak tadi berusaha ditahannya mati-matian.
Jade menoleh ke sumber suara, dia mendekati Dandy kemudian memegang kerah piyama Dandy.
" Hai pria tampan...., kenapa kau selalu saja muncul dalam setiap mimpi indahku dan membuat hatiku semakin berbunga-bunga."
Jade semakin mendekatkan wajahnya mencoba mengamati wajah tampan paripurna seorang pria yang mengklaim jika mereka sudah menikah.
Greeeppp......
Tiba-tiba saja Dandy membalikkan tubuh Jade, mendorongnya masuk ke dalam kamar mandi.
" Bersihkan otak mesummu di sini, sebentar lagi masuk waktu Subuh."
Deg...deg....deg...
Jantung Jade seperti ingin melompat keluar saat dia mendengar bisikan lirih itu di telinga kanannya, badannya meremang membuatnya diam tak berkutik di tampatnya.
" Astaghfirullah...apa ini bukan mimpi, apa ini nyata?" Gumam Jade.
Jade membalikkan badannya, dia melihat Dandy yang tengah menggelar sajadah di samping ranjang Jade, entah dia mengambilnya dari mana, disana juga ada seperangkat alat shalat wanita.
Dan lagi-lagi mata Jade terbelalak sempurna saat dia membaca tulisan ONG KAH SUAN terukir indah di atas dashboard ranjang yang dia tiduri semalam.
" Jade.....bersihkan dirimu. Semua pakaian gantimu ada di walk in closet. Aku akan kembali sebentar lagi." Dandy menunjuk ke sebuah sliding door dari kaca di samping kamar mandi kemudian melenggang keluar dari kamar Jade menuju ke arah kamarnya.
Jade justru mengabaikan ucapan Dandy dan berlari kecil mengikuti kemana Dandy pergi. Dandy yang melihat bayangan di sampingnya dari pantulan lampu taman hanya tersenyum smirk sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Sementara Jade masih terus mengikuti Dandy sambil mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. Rupanya dari kamar yang dia tempati ada sebuah anak tangga yang diapit taman bunga mawar hingga menuju ke balcony sebuah kamar yang sepertinya bernuansa navy.
Duuughhh....
" Aaaww......pantatku."
Jade jatuh terduduk di lantai karna menabrak punggung keras Dandy yang entah sejak kapan sudah berhenti tepat di depan pintu kaca balcony kamarnya.
Dandy berbalik dan mensejajarkan dirinya dengan Jade. Dia mengangkat dagu Jade dengan satu tangannya.
" Apa kau benar-benar menginginkan hal-hal yang sangat indah saat sedang bersamaku?"
" Cup.."
Dandy mengecup singkat bibir Jade lalu mengusapnya lembut.
" Kembalilah ke kamarmu atau kau akan menjadi menu sarapanku pagi ini."
" Ini benar-benar nyata. Ini bukan mimpi."
Lirih Jade.
Dandy yang mulai kehilangan kesabaran justru menarik Jade masuk ke dalam kamarnya. Dia membawa Jade ke dalam kamar mandi dan mendorongnya tepat di bawah shower.
" Byuuuuuurrr....."
" Aaaaaaahhh......dingin sekali"
Dandy menyalakan shower air dingin berusaha mengembalikan Jade dari dunia fantasinya.
" Mandilah di sini, pakai bathrobe yang ada di sana setelah itu kembali ke kamarmu. Biar aku saja yang mandi di sana."
Dandy menunjuk ke sebuah lemari kecil di atas wastafel lalu meninggalkan Jade dan menutup pintu kamar mandi.
" Aaaaahhhhh......ini benar-benar nyata...., malu sekali..., bahkan aku memanggilnya dengan pria tampan." Gumam Jade sambil menutupi wajahnya.
" Tapi sekarang aku dimana? Apa aku sudah di Melbourne? Kenapa aku tidak ingat apapun ?" Jade mencoba mengingat penerbangannya kemarin tetapi tidak ada satupun yang dia ingat selain dirinya yang merasa sangat mengantuk saat di dalam pesawat.
Setelah menyelesaikan ritual mandinya, Jade mengambil salah satu bathrobe Dandy seperti yang sudah pria itu perintahkan. Jade mengambil wudhu lalu kembali ke kamarnya dengan bathrobe kedodoran milik Dandy.
Jade memasuki kamarnya, melihat Dandy yang sedang melantunkan ayat suci Al Qur'an. Dia terpana dengan penampilan Dandy saat ini. Memakai sarung dan kemeja berwarna biru laut dan juga kopyah berwarna putih.
" Perfect." Ucap Jade dalam hati.
Jade melangkah perlahan ke dalam walk in closet lalu berusaha mencari pakaian yang cocok untuknya.
Lagi-lagi dia terpana dengan walk in closet di kamar itu, satu demi satu dibukanya wardrobe di sana. Sungguh mencengangkan...bagaimana mungkin semuanya berisi baju-baju yang sangat sesuai dengan perawakannya.
Bahkan Jade melihat ada sebuah lemari kaca yang berisi begitu banyak aksesoris perempuan mulai dari wedges, flatshoes, heels, sneakers hingga cluctches dan handbag.
Akhirnya Jade memilih untuk mengambil sebuah set piyama panjang berbahan satin dengan sebuah bergo berwarna biru muda.
Dia keluar dari walk in closet dan mengulangi wudhunya kemudian berjalan menuju sajadah di belakang Dandy.
Dandy yang menyadari keberadaan Jade, segera menyelesaikan tadarusnya dan berbalik.
" Sudah siap..? Kita shalat sunah 2 rakaat dulu. Sejak menikah kita belum pernah melakukannya."
"Ushalli sunnatan nikaahi rak'ataini ba'diatan lillahi ta'ala. Allahu akbar ."
Pasangan pengantin baru yang menikah tanpa bertatap muka itu melaksanakan shalat sunnah dua raka'at dengan tenang sembari menunggu masuknya waktu Subuh.
______________TBC ______________