***^^ Cerita ini adalah kisah nyata. Nama tempat dan tokoh dalam cerita hanya samaran semata serta ada tambahan-tambahan bumbu di dalamnya. Selamat membaca 🤗🤗 ***^^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ~ Dewi KEGELAPAN ~, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Pagi hari Yulia sudah terbangun dari tidurnya, ia menengok ke sisi ranjang, ada sang suami yang masih tertidur di sana. Ia bahkan tidak tau, jam berapa tadi malam suaminya itu pulang, karena dia tidur lebih awal.
Yulia bergegas masuk ke dalam kamar mandi, untuk membersihkan dirinya. karna dia sudah terbiasa, setiap bangun tidur langsung membersihkan badannya.
tak membutuhkan waktu lama, Yulia telah selesai dengan acara mandinya. Ia mulai mengenakan pakaian santai lalu menyisir rambutnya, tak lupa parfum juga ia gunakan untuk mengharumkan badannya.
Setelah selesai, Yulia mulai melangkah keluar kamar dan menuruni anak tangga dan berjalan menuju dapur, ia akan membuat sarapan pagi ini.
Setelah menghabiskan waktu beberapa puluh menit, akhirnya dia sudah selesai dengan pekerjaannya. ia membuat menu nasi goreng, ayam goreng, dan potongan timun, serta telur mata sapi. Karna, bagi Yulia masakan yang paling mudah di buat di waktu pagi hari ya nasi goreng..
Sembari menunggu suami dan anak tirinya keluar kamar, Yulia memutuskan untuk mencuci baju menggunakan mesin cuci. Karna hari ini dia ada janji untuk bertemu sahabatnya. Jadi, dia ingin sebelum pergi, rumahnya sudah beres dan rapi semua.
Yulia mulai memasukkan pakaian satu persatu ke dalam mesin cuci, namun.. fokusnya teralihkan pada kerah baju berwarna putih milik sang suami. Seperti ada noda merah yang membentuk bibir, menempel di kerah baju suaminya.
" Astaga, ini bekas bibir siapa,? " Tanya Yulia dalam hati, dadanya bagaikan di hantam batu besar, terasa sesak seketika.
" Sayang masak apa ?" Rama tiba-tiba muncul, dia sudah rapi dengan pakaian kantornya.
melihat sang suami yang sudah keluar, Yulia melangkah dengan cepat dan penuh emosi. Sampai-sampai sang suami pun heran melihatnya.
" Jelaskan,!! Ini apa ?!, " Yulia berucap sembari memperlihatkan warna merah pada kerah baju suaminya.
Deg..!!
nafas Rama tercekat, wajahnya mendadak pucat. namun, ia tetap mencoba tenang dan memperlihatkan wajah sesantai mungkin.
" Oh..itu warna bibir karyawan kantor sayang. Tadi waktu mas sedang berada di dalam lift, entah mengapa lift tiba-tiba tersedat, dan akhirnya karyawan yang ada di belakang mas itu jatuh menimpa mas dari belakang, dan wajahnya mengenai kepala mas.
jadi, mungkin karna itu, tanpa sengaja bibirnya mengenai kerah bajuku sayang ." Jawab
Rama dengan sembari, ia mendudukkan bokongnya pada sebuah kursi yang ada di meja makan.
" Kamu gak lagi bohongin aku kan ? "
" iya sayang, mana mungkin aku bohongin kamu."
" Kamu gak lagi selingkuh kan ?"
" Ya ampun sayang, kenapa kamu nanya gitu hm, mana mungkin aku menduakan istriku, yang sangat cantik dan sempurna ini " Rama berkata dengan wajah yang meyakinkan.
" Hm, baik lah..kali ini aku percaya. " Jawab Yulia, ia tampak memutar bola mata dengan malas.
Yulia mulai melayani sang suami, dengan mengambilkan nasi beserta lauk pauknya, tak lupa segelas susu hangat dan air putihnya juga.
" Pagi Mah, Pah " Sapa Angga sembari berjalan dan duduk tepat di samping ibu tirinya.
" Pagi juga Angga " Jawab Yulia.
" Pagi sayang, tumben kamu belum siap-siap ke kampus, biasanya paling rajin berangkat pagi." Tanya Rama sembari menyuapkan sendok berisi makanan ke dalam mulutnya.
" Angga gak ada mata pelajaran pagi pah, mata pelajaran Angga siang nanti. " Jawab Angga santai, matanya mencuri pandang ke arah sang ibu tiri, yang saat ini ada di sampingnya.
" Oh..ok lah kalau begitu," jawab Rama yang telah selesai dengan sarapannya.
" Yaudah Papah berangkat duluan ya,"
" Ya pah "
" Sayang,, mas berangkat dulu ya. " Ucap Rama. ia mulai bangkit dari kursinya, kemudian melumat bibir sang istri dengan lembut.
" Iya mas, hati-hati ya." Jawab sang istri sembari memeluk suaminya dengan manja.
" Tentu saja, sayang. "
Setelah itu, Rama pun melangkahkan kakinya, ia masuk kedalam mobil, tak lama kemudian mobil pun melesat dengan kencang meninggalkan kediaman itu.
" Mau kemana ?" Tanya Angga yang melihat Yulia tiba-tiba bangkit dari kursinya.
" Aku sudah selesai makan, aku akan membawa piring kotor ini ke wastapel." Jawab Yulia.
" duduklah, biar aku yang akan mengerjakannya. "
" Ta-tapi,,"
" Menurutlah Yulia, apakah kau mau aku cium lagi ??" Tanya Angga dengan wajah mesumnya.
Dan pada Akhirnya,Yulia hanya bisa menurut dengan menganggukkan kepala. Ia benar-benar tak kuat jika harus berdebat lagi dengan anak tirinya. bukannya menang, dia malah akan berakhir dalam dekapan Angga dan juga ciuman dasyatnya.
Yulia melirik ke arah Angga, yang sedang berjalan ke arah wastafel dengan membawa beberapa piring kotor di tangannya. Yulia seperti mendapat jacpot di pagi hari, dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.
Dia mulai bangkit dari kursi, berdiri dengan pasti, kemudian dia berlari keluar rumah dengan secepat kilat. dia terpaksa tidak meminta ijin dengan pemuda itu, karna meminta ijin pun, belum tentu Angga akan mengijinkannya.
Apa lagi di saat Yulia mengingat ancaman Angga kemarin, yang tentang akan menghamilinya jika dirinya sampai dekat dengan pria lain, masih terngiang-ngiang di telinganya. Dia benar-benar takut jika berduaan dirumah bersama anak jitu.
sedangkan Angga, saat ini dia sangat marah karna melihat sang wanita pujaannya, tiba-tiba kabur dan meninggalkan dirinya.
" Lihat saja baby girl, ini adalah kali terakhirnya kamu menolak pesonaku. Setelah ini, aku akan membuatmu menjadi milikku. " batin Angga
********
" Maaf ya gaes, aku telat. " ucap Yulia sembari cipika-cipiki dengan kedua sahabatnya.
" Hm, hampir aja kami lumutan tau, " Canda Vindi sambil tertawa.
Kini mereka bertiga saling duduk berhadapan, di sebuah cafe yang cukup nyaman. Karena hari ini juga masih terlalu pagi, hanya ada beberapa orang saja di dalam kafe ini.
" Maaf, ada sedikit gangguan. " Jawab Yulia sembari tertawa.
" Gangguan apa ?" tanya sahabatnya dengan serempak.
" Gangguan brondong 23 tahun. " Jawab Yulia sembari tertawa kecil, karna dia tak mungkin mengeluarkan tawa besarnya di sini, bisa-bisa dia disangka gila sama para pengunjung kafe.
" Serius siapa ?" Tanya mereka kembali serempak.
" Yaelah..kalau masalah kepo aja kalian serempak banget. " Ucap Yulia dengan mendelik kesal.
" Udah cepat kasih tau siapa ?, tanya Vindi, sedangkan Vika tak ikut bersuara, ia hanya mengangguk-anggukkan kepalanya saja.
" Gak ada kok,, aku hanya bercanda saja." Jawab Yulia pada akhirnya.
" Yang bener, ntar bohong lagi. " Ucap Vindi.
" Serius kok, dua rius malah . " Jawab Yulia. Dia mengangkat dua jarinya di depan sahabatnya. tak mungkin dia bercerita kalau dia di ganggu anak tirinya, bahkan setiap hari. Bisa-bisa sang sahabat akan terus meledeknya habis-habisan.
" Huh ! Dasar emak-emak " ledek Vika.
" Enak aja, aku belum emak-emak ya. " protes Yulia.
" Ya kan sebentar lagi juga kamu bakalan jadi emak- emak. " Jawab Vindi.
" Masih lama, aku aja baru beberapa bulan menikah Vin, mau seneng-seneng dulu. " Ujar Yulia.
Ketika mereka tengah asyik mengobrol, tiba-tiba mata Vika menatap seseorang yang tengah duduk bersama seorang wanita, yang tak jauh dari mereka.
" Yul, Bukankah itu suami kamu ??" Ujar Vika, dia menatap ke arah pasangan laki-laki dan perempuan, yang tak jauh dari mereka.