***^^ Cerita ini adalah kisah nyata.
Nama tempat dan tokoh dalam cerita hanya samaran semata, serta ada tambahan-tambahan bumbu di dalamnya. Selamat membaca 🤗🤗 ***^^
Yulia Kinanti, wanita cantik asal desa yang menikah dengan seorang laki-laki dewasa asal kota yang bernama Rama Bagaskara 45 tahun. setelah mereka menikah, Yulia di boyong ke rumah suaminya yang ada di kota.
Namun siapa sangka, sang suami ternyata mempunyai anak laki-laki yang sudah dewasa, dia bernama Dewangga Arya Bagaskara 23 tahun yang seorang mahasiswa.
Dewangga Jatuh hati terhadap ibu tirinya sejak pertama kali melihatnya. namun, Angga berusaha untuk menahannya dan melupakannya, akan tetapi rasa itu tidak bisa di hilangkankan dan justru semakin besar. membuat Angga gila dan melakukan banyak cara untuk mendapatkan hati ibu tirinya. bagaimana kah kisah mereka selanjutnya. ? yuk terus ikuti ceritanya ya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ~ Dewi KEGELAPAN ~, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
" Ya sudah, Ayah berangkat saja. Biar Angga yang jaga Mamah. " Ujar Angga.
" Kamu serius ? Bukankah kamu harus ngampus ?. "
" Angga lagi males pah, Angga mau jagain mamah aja. "
" Ok, terserah kamu saja. Tapi ingat, bulan depan kamu harus lulus dengan nilai terbaik. Ok.?"
" Papa tenang saja, itu sudah pasti." Jawab Angga berbangga diri.
" Yasudah kalau gitu, papa siap-siap dulu. Kalau ada apa-apa kamu langsung hubungi papa. "
" Ya Pah."
Angga memilih duduk di Sofa warna hitam yang ada di kamar Ayahnya. Dari sofa dia bisa memandangi wajah cantik sang ibu tiri yang saat ini sedang tidur. Sementara Rama sudah bersiap-siap untuk ke kantor.
Tak lama Rama sudah rapi dengan setelan kantornya, dia berjalan ke arah sang istri dan mengecup lembut bibir sang istri yang masih terlihat pucat.
" Sayang, Maaf ya. Aku berangkat kerja dulu, aku akan usahakan agar bisa cepat pulang. Cepat sembuh ya. " Ucap Rama, dia mengusap pipi lembut sang istri dan terakhir kali ia kembali mengecup lembut bibir istrinya.
Dari jauh, Angga tak melewatkan itu semua. dia mengeraskan rahangnya, saat melihat romantisme yang baru saja dia saksikan. Angga membuang muka karna rasa cemburu yang membakar dadanya.
" Angga, Papah titip Mamah kamu ya, cepat hubungi Papah kalau terjadi apa-apa dengan Mamah kamu." Ujar Rama sebelum pergi.
" Ya Pa, Papa fokus saja sama pekerjaan Papa. ".Jawab Angga.
Setelah itu, Rama pun keluar dari kamarnya, ia menuruni anak tangga dengan cepat karna sudah merasa sangat lambat datang ke kantor. Ia berjalan keluar rumah dengan tergesa-gesa. Kemudian dia masuk ke dalam mobil, menghidupkan mesin setelah itu dia meluncur dengan cepat menuju kantor tempat dia bekerja.
Setelah memastikan Rama sudah benar- benar menghilang dari pandangan mata, Angga bangun dari duduknya dan mendekati Yulia. Pemuda itu duduk di tepi ranjang, kemudian dia menggegam tangan Yulia yang terasa hangat.
" Sayang, maafkan aku. Sudah membuat kamu seperti ini." Lirih Angga, pemuda itu mengecup telapak tangan sang pujaan hati, mengecup dengan lembut dan hangat.
Yulia membuka mata sebentar, dia sedikit terkejut melihat Angga yang ada di sampingnya dan menggegam erat jemari
tangannya.
" Angga, mengapa kamu ada disini ? Bagaimana jika suamiku tahu." Ucap Yulia dengan lirih, dia berusaha melepaskan tangannya dari genggaman anak tirinya. namun itu percuma, karna Angga tak mau melepaskannya. Justru Angga malah mengecup bibir pucat milik Yulia.
Andai saja Yulia punya kekuatan untuk menghindar, pasti dia sudah lakukan. Tapi kali ini, jangankan menghindar, untuk berkedip saja dia tidak punya tenaga.
" Maafkan aku sayang. " Lirih Angga.
" Tolong Angga, jangan seperti ini. Kalau ayahmu tau bisa bahaya. " Geram Yulia.
" Kenapa harus selalu memikirkan suamimu .??" ketus Angga. Kesal sekali hatinya, wanita di depannya ini selalu saja membicarakan Rama, tanpa perduli dengan perasaannya.
" Dia Suamiku.."
" Aku tak perduli. Biar saja dia tahu sekalian. aku tidak perduli." Ucap Angga, Dia menekan setiap kata-kata yang keluar dari bibirnya.
" Pergilah Angga. Aku mau istirahat. " Yulia memalingkan wajahnya dari Angga, dan kembali memejamkan matanya. Dia berusaha untuk kembali terlelap, karna kepalanya juga masih terasa pusing.
" Istirahat saja, aku akan di sini, papa ada panggilan penting. jadi, aku yang menggantikannya untuk menjaga kamu. " jawab Angga.
Yulia kembali menoleh, dia merasa kesal saat tau sang suami lebih mementingkan pekerjaannya di banding dirinya. Apa mas Rama tidak lagi mencintaiku ? Batin Yulia.
" Suamiku gak mungkin seperti itu. " Yulia berkata dengan sedikit ragu.
" Jadi kamu fikir aku bohong. ? Setengah mati aku khawatir dan memikirkan kamu, sampai aku tidak tidur semalaman. Jadi ini balasan kamu.?," Geram Angga. Dia menatap wajah Yulia penuh luka. Ada yang tercabik di uluh hatinya, saat dia tahu bahwa Yulia tidak pernah memikirkan dirinya sama sekali.
hanya dirinya saja yang berjuang setengah mati untuk terus mencintai wanita ini.
" Apa aku ada menyuruh kamu untuk memikirkan aku, Aku ini siapa. !! " Bentak Yulia, kemudian dia meringis saat kepalanya berdenyut hebat, kala dia bersuara sedikit keras.
Angga mengeraskan rahangnya, saat kejujuran Yulia menyentil hatinya.
" Aku mencintaimu Yulia, apa kamu tak paham juga ?"
" Aku istri Ayahmu. Harusnya kamu paham akan hal itu. !,"
" Memang kamu pikir aku bisa membuang rasa cinta ini begitu saja, huh !. Aku tak pernah percaya dengan adanya cinta, aku baru merasakannya kepada dirimu. Apakah aku harus membuang rasa itu kembali? Kamu tega Yulia. " Lirih Angga.
Yulia menoleh, melihat Angga yang hampir saja menangis memandanginya dirinya. Baru kali ini dia melihat laki-laki begitu melankolis seperti ini. Bahkan Rama saja tak pernah se-sentimentil ini kepadanya.
Mata pemuda itu mengerjab, dan perlahan tetesan air mata turun membasahi pipi dan rahang tegasnya.
" Angga," Lirih Yulia, tak urung hatinya terenyuh juga melihatnya. Jujur, ada rasa nyaman saat di dekat Angga. Ada gairah yang meletup-letup tak terkendali saat berada di dalam dekapannya.
Hanya saja, Yulia menolak itu semua. Dia tak mau membuat sang suami kecewa. Yulia berusaha membuang jauh rasa yang sedang tumbuh dengan lancang dalam hatinya.
" Aku sangat mencintai kamu Yulia, tak pernah aku merasa putus asa seperti saat ini." keluh Angga. Pemuda itu menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Tubuhnya tampak terguncang, menunjukkan bahwa pemuda itu masih menangis.
" Aku harus bagaimana Angga ? Aku gak mau menyakiti ayahmu. Dia juga sangat mencintaiku. "
" Apakah kamu juga sangat mencintainya.? "
Angga menatap Yulia dengan pasrah. Apa pun yang akan dia dengar dari mulut wanita cantik itu, dia harus terima.
" I-iya. " Ada sedikit keraguan saat mengucap kata itu. Kirana jadi ragu, apakah dia masih mencintai Rama seperti dulu. Kenapa kini seperti ada rasa lain di hatinya, rasa kepada sosok orang yang begitu memujanya.
" Kamu bahkan ragu, aku tau...kamu juga menginginkan aku, kamu ingin sentuhan dari aku. " Angga tersenyum jumawa, ada kelegaan di dalam hatinya, saat dia tahu Yulia juga menyimpan sedikit perasaan untuk dirinya.
" Angga, lupakan saja aku. Carilah wanita yang lebih baik dari aku. Siapalah aku ini Angga. "
" Aku tidak akan menyerah Yulia, sampai aku bisa mendapatkan dirimu. " Janji Angga
" Itu tidak mungkin Angga, Ayahmu tidak akan mau melepaskanku untuk laki-laki lain. "
" Aku akan memikirkan caranya, yang harus kamu lakukan adalah diam saja dan terima aku di sisi hatimu. Tak apa jika aku hanya menempati ruang yang paling kecil, asal bisa selalu ada di dalam hati kamu. Aku rela Yulia. " Angga meraih tangan Yulia, meremasnya dengan lembut. Lalu Angga mendekatkan wajahnya dan tanpa aba-aba dia mencium bibir sexi yang tampak masih sedikit pucat itu.
"