NovelToon NovelToon
Penguasa Benua Teratai Biru

Penguasa Benua Teratai Biru

Status: tamat
Genre:Fantasi / Tamat / Fantasi Timur
Popularitas:49.8M
Nilai: 4.8
Nama Author: Yudhistira

Dunia kultivator.
Yang kuat menindas yang lemah, yang lemah menjadi abu sehingga setiap orang berusaha untuk menjadi kuat.

Di Klan Qing.
Seorang pemuda yang ternyata memiliki takdir langit terlahir dengan fisik yang lemah, sehigga menjadi bahan ejekan para murid klan lainnya. Keberadaanya yang di pandang sebelah mata tiba-tiba mengejutkan semua orang.
Bagaimana kisah perjalanan hidupnya? Simak terus ya Kak PBTB.


Karya ini hadir terinspirasi oleh author-author keren yang ada di mangatoon. Terima kasih kepada Shujinkouron. 🙏.

👉 Belum di perbaiki. 🙏

Terima kasih. 🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudhistira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13. Dukungan Ling Yun

Di vila bambu. Ke empat pemuda dan seorang gadis cantik fokus berlatih.

Mereka masing-masing memilih tempat yang sesuai untuk berlatih.

Wilayah Vila bambu yang luas dengan hamparan ribuan kilometer hutan bambu emas membuat tempat itu ideal untuk berlatih. 

Selama tiga minggu, vila bambu yang biasa sepi kini berubah menjadi penuh dengan aktivitas.  Kadang terdengar suara ledakan datang  dari utara, selatan ataupun dari arah  barat.

Masing-masing dari mereka berlatih dengan keras untuk menjadi kuat dan kuat, terutama untuk mengejar ketertinggalan mereka.

Qing Ruo tidak berlatih terlalu keras, karena tipe tubuhnya dan tenik kultivasinya yang berbeda membuatnya lebih mudah. Selain itu, dirinya dalam persiapan menerobos tingkat surga puncak. Yang dia lakukan adalah membuat pondasi kultivasinya menjadi lebih stabil. 

Di taman yang asri, Qing Ruo dan  Qing Peng sedang menikmati teh hijau yang dibuat Ling Yun.

"Ibu, sebentar lagi aku akan memulai perjalananku.  Dalam kompetisi kali ini, aku harap dapat terpilih supaya aku dapat mengunjungi tempat-tempat yang ada di benua teratai biru. Aku tahu aku sudah memiliki guru yang hebat, terlebih dari itu, supaya aku dapat bersama dan melindungi Ling er." ucapnya pelan.

"Ayah sangat setuju." ucap Qing Peng senang.

"Sayang, sebelum Ruo er berangkat ke jantung benua teratai biru, aku akan mengunjungi tetua Qing Tian Ren."  ucap Qing Peng pada isterinya.

"Baiklah, aku setuju saja, selama  Ruo er senang, aku juga turut bahagia." ucapnya.

__________

Di sisi selatan vila bambu.

Seorang wanita anggun yang sangat luar biasa sedang berlatih dengan keras. Pakaian tipisnya yang basah karena keringat menampilkan lekuk tubuh indahnya  yang luar biasa.

Kedewasaan wajah dan fisiknya kini benar-benar sempurna menutup usianya yang baru lima belas tahun.

Tingkat kultivasinya berada pada peringkat bumi puncak yang sewaktu-waktu dapat menerobos tingkat langit. Tidak ada perubahan dengan tingkat kultivasinya. Tetapi kekuatan serangan jurus-jurusnya luar biasa. Tingkat kecepatan dan pertahannya juga sangat baik.  Selain itu, dengan kekuatannya saat ini, Qing Ling dapat melawan pendekar peringkat langit tingkat menengah dengan mudah.

Qing Hye Long, He Long dan Yang Gang, ketiga saudara Qing Ruo juga berkembang dengan sangat pesat. Walaupun tingkat kultivasinya tetap, tetapi kekuatan jurus dan serangannya sangat luar biasa. Bahkan mereka dapat bertarung melawan pendekar satu tingkat di atas mereka.

Mereka semua benar-benar berada pada titik puncak tingkat kultivasinya yang sewaktu-waktu dapat menerobos ke tingkat selanjutnya.  

___

Tiga pemuda dan diikuti seorang gadis cantik menghampiri Qing  Peng dan keluarga kecilnya yang sedang menikmati teh hijau bersama.

"Paman, bibi!" ucap ketiga keponakannya sambil menangkupkan tangan dengan hormat.

"Silahkan duduk." ucap Qing Peng senang sambil mempersilahkan.

"Ayah, Ibu, Ruo gege."  ucap Qing Ling juga ikut menyapa dengan bahasa yang berbeda. Sikapnya anggun dan benar-benar membuat Qing Peng dan istrinya terkejut. Terlebih Qing Ruo, matanya terberlalak melihat sikap gadis tersebut.

"Haha... Menantuku luar biasa. Silahkan duduk..silahkan duduk." ucap senang.

"Baiklah, lanjutkan pembicaraan  kalian.  Aku akan membuatkan makanan."

"Ling er, mari bantu ibu didapur." ucap Ling Yun ramah.

"Baik ibu." ucap  Qing Ling lalu beranjak mengikuti Ling Yun.

Selain Qing Ruo, ketiga saudaranya juga terkejut dengan perubahan Qing Ling.

Mereka hanya  memandang Qing Ruo dengan penuh arti.

"Saudara Ruo, sejak kapan dirimu dan Qing Ling mulai bersama." tanya Yang Gang.

"Aku juga tidak tahu." jawab Qing Ruo santai yang membuat mereka penasaran.

"Haha... Saudara Ruo, kami bertiga sangat mendukung dirimu,  kami senang memiliki adik ipar yang sangat cantik itu." ucap He Long Senang.

"Terima kasih saudara." ucap Qing Ruo senang.

"Paman Peng, sebaiknya paman segera mengunjungi tetua Qing Duan Ren." ucap Hye Long menyela.

"Hahaa... Kalian benar-benar anak yang baik.  Aku juga memilki niat tersebut." ucap Qing Peng.

Qing Peng sangat senang melihat kekompakan dan kebersamaan putra dan keponaknya.

"Paman ingin menasehati kalian semua. Kalian adalah pondasi klan Qing  dan cucu dari Qing Xia, harus saling mendukung, saling menjaga dan melindungi, karena itu adalah semboyan keluarga kita. Jika kita tidak  bersatu, maka suatu saat, klan Qing akan hilang." ucapnya.

Ke empat pemuda tersebut langsung berdiri dan menangkupkan tangannya, menghadap Qing Peng.  "paman, ayah, kami berjanji." ucapnya dengan tegas.

____

Di dapur.

Sambil menyiapkan makanan.

"Ling er, sudah berapa lama dirimu mengenal Ruo er ?"  tanya Ling Yun.

"Ibu, aku juga tidak tahu kapan awalnya. Yang aku tahu, aku benar-benar menyukai Ruo gege dan aku juga sudah berjanji untuk menjaga hatiku untuknya." ucap Qing Ling jujur lalu mulai menceritakan bagaimana dirinya mengenal Qing Ruo dan sikapnyab selama ini.

"Baiklah, ibu senang mendengarnya." ucap Qing Ling sambil menatap calon menantunya itu.

Selain Qing Peng, Ling Yun juga sangat mendukung hubungan putra dengan Qing Ling. Menurutnya, jika mereka saling menyukai mengapa tidak didukung. Kebahagiaan putranya  merupakan kebahagiaan mereka.

"Ling er, kemari nak." ucap Ling Yun memanggil Qing Ling. Tangannya bergerak lalu muncul sebuah gelang giok putih. Aura kuno yang kuat dan lembut terpancar dari gelang tersebut. 

"Ling er, ini adalah gelang  giok penjerat jiwa merupakan senjata tingkat tinggi. Giok ini berasal dari  duniaku. Hanya ini yang dapat aku berikan padamu. Gelang giok ini  dapat  berfungsi sebagai perisai dan senjata penyerangan untuk mengikat lawan. Kamu hanya perlu meneteskan darahmu terlebih dahulu untuk menggunakannya." ucapnya sambil menyerahkan gelang terdebut.

"Tapi ibu." ucap Qing Ling menatap wajah Ling Yun dengan ragu.

"Ling er, ibu tidak dapat menjaga dan melindungimu secara langsung, ibu harap  kamu dapat menerimanya, dan ibu akan marah jika kamu menolaknya.  Setidaknya gelang ini dapat membantumu apa bila kamu menghadapi kesulitan." ucapnya lembut meyakinkan Qing Ling. 

"Ibu, terima kasih." ucap Qing Ling sambil memeluk Ling Yun. Jiwanya dipenuhi dengan kehangatan karena selama ini dirinya sangat merindukam sosok seorang ibu.

Selama ini, Qing Ling sangat kesepian, karena sang ibu telah tiada saat melahirkannya. Sedangkan ayahnya sebagai tetua kehakiman klan  disibukan dengan tugasnya, sehingga jarang memiliki waktu bersama putrinya.

Tanpa terasa Qing Ling meneteskan air matanya. Jiwanya bergetar penuh haru. Seolah-olah para dewa sangat mengasihinya. Langkah hidupnya semulus harapannya.

Berawal dari rasa suka pada Qing Ruo, kebahagiaanya dilengkapi dengan kehadiran Qing Peng dan Ling Yun yang mendukung penuh hubungan mereka.

Ling Yun mengusap rambutnya dengan lembut.

"Baiklah, kita perlu segera menyiapkan makanan." ucapnya menyudahi keintiman tersebut.

"Baik ibu." jawab Qing Ling bergegas menghidang makanan yang telah dibuat  bersama Ling Yun.

"Baiklah, makanan telah siap."

"Ruo er, bawa saudara-saudara dan ayahmu masuk, makanan telah siap." ucap Ling Yun.

Mereka lalu masuk dan menyantap makan yang telah disediakan. Percakapan hangat dan suara tawa menyelingi kebersamaan mereka. 

___

Di alun-alun kota perak.

Lima perwakilan keluarga aristokrat dan tiga keluarga suci bahu - membahu bersama terlibat untuk menyiapkan acara perekrutan murid sekte gunung emas.

Walaupun ada gesekan kepentingan di arus bawah, mereka sementara harus mengkesampingkannya terlebih dahulu, mengingat pentingnya acara tersebut. Sebagai tuan rumah, mereka perlu membuat persiapan sebaik mungkin.

____

Di aula pemimpin kota perak. Patriak keluarga  suci klan Duan,  Duan Chen You  bersama para patriak keluarga aristokrat dan keluarga suci  lainnya menyambut kedatangan  duta dari sekte gunung emas.

Ada lima orang duta yang hadir di pimpin oleh seorang sesepuh dan dua pria serta  dua wanita.  Dari ke empat tamu, masing-masing sudah menjadi  pendekar kaisar  tingkat puncak, sedangkan sesepuh, tingkat kultivasinya tidak terbaca tetapi  auranya terasa sangat  ganas dan menindas.

"Haha..., tetua Zheng Li, para duta dan para patriak serta tamu undangan silahkan menikmati hidangan yang telah kami sediakan. Maaf dalam pelayanan kami yang kurang memuaskan ini." ucap Duan Chen You menjamu para tamunya.

Suasana begitu meriah dengan berbagai jenis acara. Mulai dari  hidangan,  hiburan serta  pelayannya yang diberikan oleh tuan kota benar-benar luar biasa.

Tidak hanya itu, acara tersebut juga menjadi ajang untuk memperkenalkan diri dan membangun relasi. Hadir juga Patriak klan  Qing, Qing Long ditemani tetua Qing Zhi  juga yang datang dalam acara tesebut

___

"Paman, bibi, kami akan sangat merindukan tempat ini. Terlebih masakan bibi dan adik Qing Ling yang luar biasa." ucap Qing He Long sebelum pergi meninggalkan Vila bambu.

"Hahah... Jika kalian ada waktu, main-mainlah kesini." ucap Qing Peng.

"Baiklah, saudara Ruo, sampai jumpa  di aula klan." ucap Qing Yang Gang sambil berlalu meninggalkan halaman Vila bambu.

"Ayah, ibu, aku juga akan undur diri." ucap Qing Ling Sambil menangkupkan tangannya dengan hormat.

"Baiklah.. Ruo er, ayo antar istrimu pulang." ucap Qing Peng menggoda Qing Ruo.

"Tidak perlu ayah, aku bisa sendiri." ucap Qing Ling.

"Sudahlah, mari kita berangkat." ucap Qing Ruo dengan tatapan penuh arti pada Qing Ling lalu beranjak pergi. Qing Ling hanya bisa menangguk.

"Ruo er, hati-hati di jalan. Jaga Ling er." ucap Ling Yun.

"Baik ibu, jangan khawatir." jawabnya sambil berlalu.

"Sungguh anak-anak yang berbahagia." ucap Ling Yun sambil memandang punggung putranya yang berlalu  pergi lalu memandang suaminya dengan tatapan penuh arti.

"Baiklah, aku tahu maksudnya." ucap Qing Peng lalu menggendong istrinya dan membawanya masuk kedalam rumah. 

"Sayang, aku yakin Ruo er akan terpilih menjadi murid sekte gunung emas. Oleh karena itu, biar kita tidak kesepian, apakah kita akan bertualang lagi tanya Qing Peng pada istrinya."

"Aku hanya menurutimu dan selalu  ikut dengan mu."  jawab Ling Yun tersenyum.

"Hahah... Tapi aku rasa memberi Ruo er adik bukanlah hal yang buruk." ucapnya dengan tawa riang.

"Sayang ini masih siang." ucap Ling Yun tersipu dalam gendongan Qing Peng.

1
Halik M
cari solusi,tapi crot ..crot dulu
Agunk Putra
woke
Agunk Putra
lumayan masih panjang ya
Zali
berbulan bulan yaa
Halik M
baca lagi yang ke 2 kalinya,mudah²an sampai ke judul sang penguasa
Pierany Prahasiwie
level dewa pun masih merinding?? dasar otor babi
om jun
jarah lg
om jun
hajar
Wastam Wastam
lanjut
om jun
enam lima empat tiga dua
Long Tiānshàng
ini sbenernya alur cerita lumayan bagus, tapi MC sama keluarganya dibikin terlalu lebay dan arogan. dikit2 bunuh
Pierany Prahasiwie
matikan bini nya..rasakan sepinya hidup kultivator babi
om jun
oke
om jun
ok
Ari Anggara
Luar biasa
Pierany Prahasiwie
mmg.ayahnya bodoh dan tolol
Pierany Prahasiwie
jijik
Pierany Prahasiwie
eleeeehh..tertekan

balik menekann..sampah betul
Pierany Prahasiwie
masih bodoh juga.m
Pierany Prahasiwie
ntahh..soal urutan mn yg betul..maju apa mundur..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!