Bekerja sebagai pelayan di Mansion seorang Mafia???
Grace memutuskan menjadi warga tetap di LA dan bekerja sebagai seorang Maid di sebuah Mansion mewah milik seorang mafia kejam bernama Vincent Douglas. Bukan hanya kejam, pria itu juga haus Seks wow!
Namun siapa sangka kalau Grace pernah bekerja 1 hari untuk berpura-pura menjadi seorang wanita kaya yang bernama Jacqueline serta dibayar dalam jumlah yang cukup dengan syarat berkencan satu malam bersama seorang pria, namun justru itu malah menjeratnya dengan sang Majikannya sendiri, tuanya sendiri yang merupakan seorang Vincent Douglas.
Apakah Grace bisa menyembunyikan wajahnya dari sang tuan saat bekerja? Dia bahkan tidak boleh resign sesuai kontrak kerja.
Mari kita sama-sama berimajinasi ketika warga Indonesia pindah ke luar negeri (〃゚3゚〃)
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
OMLMM — BAB 15
APA RAHASIA MANSION VINCENTDO??
Seharian penuh, Grace tak bisa fokus bekerja. Membersihkan cerobong asap, debu-debu di lantai dengan lamunan yang tanpa henti.
-‘Aku harus segera pergi dari sini sebelum hal buruk lainnya terjadi.’ Batin Grace sedari tadi, namun dia harus meminta persetujuan tuannya alias majikannya.
Bagaimana jika pria itu tak membolehkannya risign?
Dengan pikiran frustasinya, Grace mengacak rambutnya yang awalnya tergelung rapi kini menjadi berantakan tak karuan sehingga bandana yang dia pakai pun ikut melenceng tak karuan, namun Grace sama sekali ak memperdulikan penampilannya.
“Aku akan meminta risign, iya.” Gumam Grace memutuskannya bulat-bulat.
Wanita itu segera menyelesaikan tugasnya sembari menunggu Vincent datang.
.
.
.
Sepasang kaki baru saja turun dari sebuah mobil mewah. Vin melangkah ke arah pelabuhan setelah dia selesai di kantor.
“Jack, bagaimana barangnya?” tanya pria dengan rambut hitam rapi serta sapphire birunya.
“Semuanya masih terkendali bos. Dan iya, di casino— pelayan di sana mengatakan kalau ada pria mencurigakan di sana.” Jelas Jack menatap ke bosnya.
“Apa yang mereka lakukan? Apa mereka berulah di casino ku?”
“Tidak. Hanya beberapa menit saja lalu mereka pergi.”
Pria bernama Vin itu kembali menatap ke lautan di depannya hingga angin deras menerpa wajahnya yang tampan. “Selagi mereka tidak berulah di tempatku, maka aku tidak peduli.” Ujar pria itu.
“Tapi, bagaimana soal Mr. Ronald? pria itu terus menanyakan soal pembukaan club' baru, dia mendesak ingin bertemu dengan anda.”
Mendengar hal itu, Vincent terdiam. Dia hampir melupakannya namun untungnya Jack mengingatkan kembali.
“Katakan padanya, malam ini aku akan datang ke clubnya dan iya... Soal maid itu! Cari semua informasi sebelum dia bekerja ke Mansion.” Pinta Vincent menepuk pundak Jack.
“Terima kasih!” lanjut Vin ke asisten setianya.
Jack mengangguk, sudah biasa bosnya selalu seperti itu. Bekerja bersama Vincent dan menjadi orang kepercayaan nya sangatlah sulit, namun Jack berhasil melakukan semua itu karena kerja kerasnya.
...***...
Hampir makan malam, Grace masih berdiri di ambang pintu sembari sesekali melihat ke arah halaman, mungkin saja ada mobil datang.
“Aku harus pergi dari sini? Aku akan mencari pekerjaan lainnya.” Gumam Grace seraya berjalan mondar mandir seraya menggigit jarinya dengan gelisah.
Dari arah lain, Maida melihat tingkah Grace sejak tadi, karena dia tak pernah melihat wanita itu merasa gelisah berlebihan, akhirnya Maida memilih menghampirinya.
“Sedang menunggu seseorang?” tanya Maida yang kini berdiri menghentikan langkah Grace.
Wanita itu tersentak kaget hingga tersenyum tipis. “Iya. Aku... Aku akan risign.” Jawab Grace jujur tanpa menutupinya lagi, walaupun dia tak pasti apakah majikannya akan memberikan persetujuan.
“Mendadak? Aku harap kau memiliki alasan yang masuk akal Grace, karena tuan Vincent akan mempertanyakan hal itu.” Kata Maida sedikit memberi petunjuk.
Petunjuk yang sangat baik namun membuat Grace semakin gelisah. Berhadapan langsung dengan Vincent saja sudah membuatnya sesak napas apalagi berbicara soal resign.
“Kau sudah memikirkan alasan yang jelas?”
Tentu saja wanita muda itu tak bisa menjawabnya dan hanya diam dengan wajah gelisah sembari berpikir. Namun tak lama kemudian, mobil hitam milik Vincent datang hingga mengalihkan perhatian Maida.
“TUAN VINCENT SUDAH DATANG!!” ucap Maida begitu keras hingga para maid di sana langsung berbaris seperti biasa, begitu juga dengan Grace yang berada di posisi awal dekat dengan pintu masuk setelah Maida.
Vincent melangkah masuk, namun kali ini dia sendirian, tidak ada Jack dan pengawal.
Grace yang masih menunduk sedangkan Vincent baru saja melewatinya namun langkah pria itu berhenti. Kini Vin menatap ke seluruh maid nya dengan tegas.
“Jika ada yang ingin ikut bersamaku nanti malam, aku akan memberikan kalian bonus seperti biasa.” Ucap Vin dengan suara lantangnya.
Tak ada satupun maid yang membalasnya, mereka semua masih tertunduk tak setuju.
Kenapa? Karena mereka tahu kalau mereka pergi bersama Vin di malam hari, maka mereka tidak akan kembali lagi dan entah akan di baw kemana. Sama seperti para maid terdahulu.
Merasa aneh dan kesempatan untuk pergi keluar, Grace mengangkat tangannya. “Ak-aku!” jawabnya dengan senyuman.
Oh ayolah, pergi keluar untuk satu malam sangatlah berharga, setidaknya Grace bisa menghirup udara segar di luar. Namun sayangnya wanita itu tak tahu cerita yang sebenarnya.
Cukup terkejut, namun sebagian maid menganggap bahwa Grace sengaja melakukannya karena ingin mendapatkan hati tuan Vincent mereka. sementara Maida hanya menyeringai kecil dan Vin— jangan tanyakan pria itu, dia sama sekali tak berkomentar apapun mengenai Grace.
“Bersiaplah, kita akan pergi setelah makan malam. Maida akan membantumu.” Pinta Vin setelah itu melangkah pergi ke ruangannya.
Kepergian Vincent sekaligus membuat mata para maid mengarah ke Grace.
Salah satu maid sekamar Grace menghampirinya. “Kau yakin akan pergi? Kau anak baru jadi kau tidak tahu apa-apa.” Cerca maid tersebut membuat Grace mengernyit heran.
“Memangnya kenapa?” tanya Grace.
Hendak menerangkannya namun Maida malah menyela mereka.
“Lebih baik kembali bekerja, biarkan Grace bersiap.” Ujar Maida mengajak wanita itu ke tempat maid, lebih tepatnya ke kamar Grace.
Sesampainya di sana, Grace langsung menyerobot bak rel kereta tanpa jeda. “Ada apa Bibi Maida? Apa ada sesuatu yang kalian tutupi?” tanya Grace.
“Nothing!” jawab Maida seraya memilihkan beberapa pakaian yang layak dari lemari khusus.
“Lalu kenapa mereka mengatakan seperti itu?”
Meski berbicara panjang lebar, Maida hanya diam dan sesekalinya menjawab singkat. Itu sangat membuat Grace geram sendiri.
“Apa dia akan membunuhku?”
Seketika Maida berbalik menatapnya tajam.
“Jika kau sudah memutuskan sesuatu di sini, maka kau cukup diam dan ikuti arahannya.” Jelas Maida membuat Grace terdiam.
Saat wanita tua itu berbalik ke arah lemari lagi, Grace melontarkan kata-kata beraninya karena menurutnya pekerjaan di Mansion VincentDo sangatlah tidak wajar.
“Damn job.” Ucap Grace langsung membuat Maida menghentikan kedua tangannya seraya menarik napas dalam-dalam untuk memendam amarahnya.
Wanita tua itu berbalik menatap lekat ke Grace yang saat ini nampak kesal.
“Kau akan mengetahuinya. Hope you're safe.” Ucap Maida sungguh membuat Grace kebingungan. Ada banyak sekali rahasia di Mansion VincentDo.
Jika memang Grace akan dibunuh dan tidak kembali seperti maid lainnya, maka Grace memutuskan akan menjadi arwah gentayangan.
“Ayo, cepat ganti pakaian mu.”
Grace menarik napas dalam-dalam, walaupun dia takut tapi dia memikirkan satu hal, bebas dari Mansion untuk satu malam ini.
...***...
Sementara di kamar Vincent. pria itu baru saja bersiap memakai kaos hitam dengan jaket kulit hitam. Seharian memakai pakaian kemeja sangatlah tidak nyaman.
Vin menatap dirinya ke pantulan cermin, meraih sebuah benda persegi panjang kecil yang merupakan pisau rahasia. Vin menyelipkannya ke lengan jaketnya untuk berjaga-jaga jikalau dia tak membawa pistol.