"Jadilah istri untuk ayahku dan ibu untuk ku Citra"
satu kalimat yang mengejutkan terlontar dari bibir sahabat Citra yaitu Bella.
Citra Anindita (18th) seorang gadis cantik yang tinggal di panti asuhan sejak bayi. mempunyai kepribadian yang baik dan penyayang membuat semua orang begitu nyaman berada di dekatnya.
Bella Yuna Smith (18th) sahabat sekaligus teman sebangku Citra di sekolah menengah atas. begitu menyayangi Citra dan tak pernah membedakan status mereka meskipun Citra tinggal di panti asuhan sejak kecil dan dia seorang nona muda di keluarga Smith.
bagaimana kah cara Bella meyakinkan citra agar Citra mau menerima perjodohan ini, yukk ikutin terus ceritanya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadya Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 24
"keluarlah sebelum aku benar benar marah pada mu " ucap Marcello menuh penekanan pada Clara.
"tapi... " ucapan Clara terhenti karena mendengar selahan dari Marcello.
"keluar sekarang sebelum aku sendiri yang menyeretmu pergi " ucap marcello lantang.
kemudian tanpa pikir panjang, Clara segera berdiri dan pergi dari ruangan Marcello.
"kamu harus jadi milikku lagi marcello" ucap Clara dalam hati.
setelah kepergian Clara, Marcello segera menghubungi Bella, namun tidak ada jawaban dari bella. kemudian ia mencoba untuk menghubungi Citra, namun sial nya ia lupa jika ia tka memiliki nomor Citra.
"****.. bagaimana aku bisa lupa tak meminta nomor ponsel Citra " ucap Marcello frustasi.
kemudian ia bergegas keluar ruangannya dan memutuskan untuk pulang, ia yakin bahwa Bella dan Citra berada di rumah.
sesampainya di rumah, Marcello mengedarkan pandangannya mencari Bella dan Citra. hingga pandangannya tertuju pada sosok gadis yang sedang duduk di kursi taman sendirian.
kemudian Marcello segera menghampirinya.
"Citra " panggil Marcello pada Citra yang duduk sendirian di kursi taman. kemudian Marcello ikut duduk di samping Citra.
citra menoleh ke arah Marcello, ia pun menjadi gugup. entah perasaan apa yang kini citra rasakan, tetapi pikirannya penuh dengan kejadian di kantor tadi siang. apakah ia cemburu? entahlah. namun buru buru Citra menepis rasa itu karena baginya ini terlalu cepat menyimpulkan.
"ya dad" jawab citra.
"maaf untuk kejadian tadi di kantor" ucap Marcello
Citra memberanikan diri menatap mata indah Marcello.
"citra paham jika memang kita masih butuh penyesuaian, apalagi pernikahan ini adalah kehendak Bella, Citra pun tidak ingin terlalu ikut campur dengan masalalu daddy, Citra juga tak tahu apa hubungan daddy dengan wanita itu. tetapi Citra harap daddy tak pernah mengecewakan Bella. " jeda Citra.
"baru kali ini Citra melihat Bella seterpukul itu, sekarang Bella mengurung dirinya di kamar, bahkan citra pun tak diizinkan untuk masuk menemuinya" sambung Citra yang masih menatap suaminya.
"maaf, tetapi di antara saya dan Clara memang tidak ada hubungan apa apa, dia hanyalah seorang wanita dari masalalu saya, saya pun benar benar tak tahu kenapa wanita itu tiba tiba datang mendekat dan ingin mencium ku. " ujar Marcello menjelaskan.
"dan untuk pernikahan kita, meskipun kita sama sama terpaksa bukan berarti saya ingin mempermainkan pernikahan ini."
"sudah sore, ayo sekarang masuklah kedalam, saya akan menemui Bella " ucap Marcello
mereka pun masuk kedalam rumah berdampingan, entah mengapa kini perasaan citra sedikit lega, mengingat Marcello yang langsung menjelaskan semua kesalah pahaman tadi.
Marcello mengetuk pintu kamar Bella, namun tidak ada jawaban dari dalam.
di satu sisi, Bella sedang menangis, merutuki sikap daddy nya membuatnya geram, terlebih lagi, kejadian tadi pasti membuat Bella menjadi tidak enak dengan Citra, terlebih Bella lah yang menyatukan mereka.
"Bella sayang buka pintunya" teriak Marcello dari luar
namun Bella enggan untuk membuka pintu itu.
"Bella belum mau membuka pintunya dad? " tanya Citra yang barusaja datang menghampiri Marcello.
marcello menggelengkan kepalanya. "sepertinya dia benar benar marah"
"Bell, ini aku Citra, buka pintunya Bell. " kini ganti citra yang mengetuk pintu kamar Bella.
ceklek
pintu terbuka, terlihat Bella yang berdiri dekat pintu dengan mata sembabnya.
"bell.. " ucap Citra lirih.
"citra, maafin aku ya" ucap Bella kepada Citra tanpa memandang Marcello yang juga berada disana.
"aku nggak apa apa kok, daddy sudah jelaskan semuanya ke aku, jadi kamu nggak usah merasa bersalah seperti itu" ucap Citra.
"sayang, maafin daddy ya " ucap Marcello kemudian ia menceritakan yang sebenarnya terjadi kepada Bella.
"daddy jangan buat Citra kecewa sama daddy, Bella tahu kalau mungkin di antara kalian belum ada rasa cinta, tapi Bella mohon setidaknya untuk saling menghormati pernikahan kalian " kata Bella.
"iya sayang, maafin daddy ya"
"baiklah. " . "dad, cobalah untuk mencintai Citra " pinta Bella
"akan daddy usahakan sayang " kata marcello
"sekarang kamu bersih bersih habis ini kita makan malam di luar" sambungnya.
Bella pun mengangguk kemudian masuk ke dalam kamar.
Citra yang sedari tadi diam memperhatikan percakapan 2 orang manusia di hadapannya itupun tersentak ketika tangannya di tarik oleh Marcello.
"ayo, kamu juga harus bersiap " ajak Marcello yang masih menggandeng tangan Citra.
kalo rangga orang baik beneran boleh tuh sama bella aja...