Naina Nurannisa seorang wanita cantik dan pekerja keras
Naina berasal dari keluarga sederhana,dia dinikahi oleh seorang Pria tampan dan mapan dari keluarga berada benama Al-Bara Adhitama Rahardian di Rahardian group
Naina dan Al-Bara saat Naina baru berusia 19 Tahun dan Bara berusia 22 tahun saat Naina bekerja sebagai seorang office girl atau cleaning service di perusahaan Papi Bara
awalnya mami Bara tidak setuju karena Naina tidak sederajat dengan mereka namun Bara tetap pada pendiriannya mau menikahi Naina karena sudah benar-benar jatuh cinta pada gadis cantik nan polos itu
awal pernikahan mereka Naina sangat bahagia karena Bara memperlakukannya sangat manis ditambah saat Naina melahirkan putra pertamanya
Azka Adithama Rahardian mereka terlihat sangat menyayangi Azka
Tuan Abraham Papi Bara sangat menyayangi cucu pertamanya itu namun berbeda dengan Nyonya Dianra Mami Bara tidak begitu antusias dengan cucunya dan masih tidak menyukai Naina
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummy phuji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 kembali dengan kekecewaan
Pov Bara
Pagi ini saya berpamitan pada abah dan Umi pulang Kekota
"Abah Umi, Bara pulang dulu karena masih banyak pekerjaan yang belum bara selesai kan"ucapku pada kedua mantan mertua ku
ya mantan mertua karena saya sudah menjatuhkan talak pada putrinya beberapa bulan lalu
"iya nak kamu hati-hati dijalan ya, sampaikan salam kami pada Naina dan Anak-anakmu
bilang pada Naina agar mengunjungi kami jika anak-anak libur sekolah "ucap umi dengan suara lemahnya
"iya umi, insyaallah "jawab ku air mataku menetes tanpa kusadari
mereka begitu baik kepadaku sedangkan ibuku berlaku buruk pada putri mereka bahkan mengusirnya dan saya menceraikannya
entah dimana mereka sekarang dan bagaimana kehidupan mereka sekarang
kini saya meninggalkan kampung halaman Naina dengan membawa pulang kekecewaan
yang awalnya Saya kekampung Naina ingin bertemu dengannya dan Anak-anakku sekaligus ingin memberikan buku rekening dan ATM nya tapi saya tidak bertemu
sekarang saya tidak tau harus mencarinya kemana
"Naina maafkan mas,abang kakak adek maafkan papa nak" airmataku menetes membasahi pipiku
ke empat anakku tidak pernah mendapatkan kasih sayang dariku karena saya takut pada mami karena jika saya menunjukkan kasih sayangku pada putra-putraku Mami akan semakin membenci mereka
jangankan kasih sayang memberikan mereka perhatian saja mami sudah memberikan mereka hukuman berupa pekerjaan yang tidak ada habisnya
sebenarnya saya sudah sangat jengah dengan sikap dan sifat Mami
saya salut pada Papi karena ingin bertahan sejauh ini dengan mami yang mau menang sendiri
papi juga sangat setia pada mami karena saya tidak pernah mendengar papi bermain serong diluaran sana
sebenarnya jika Papi mau selingkuh papi bisa melakukannya karena papi sering keluar kota sampai berbulan-bulan dan mami tidak pernah mengikuti kecuali jika papi keluar negeri mami akan ikut karena kata mami sekalian jalan-jalan
tapi papi tidak melakukan itu mungkin ada kebaikan mami yang tidak dapat dilupakan oleh papi sehingga papi begitu setia pada mami yang egois
karena ke egoisan mami Adikku Narendra tidak mau tinggal bersama kami dan karena ke egoisan mami juga saya menceraikan istriku dan mengurisnya beserta anak-anakku darah dagingku sendiri
tak terasa saya sudah sampai dirumah mami
"semoga mami belum pulang "monologku
saya turun dari mobil dan berjalan masuk kedalam rumah mataku terus mencari keberadaan mami
"bik mami sudah pulang ?!"tanyaku pada Irt pilihan mami semenjak Naina keluar dari rumah ini
"belum den, tuan dan nyonya besar belum pulang "jawab bik tini
"oh iya, makasih ya bik!!"ucapku
"sama-sama den"jawabnya
Saya pun naik kekamarku yang dulu kutempati bersama Naina
tapi sekarang kamar itu terasa sunyi tidak ada lagi suara istriku yang cerewet membangunkanku untuk beribadah
Naina Akan sangat cerewet jika menyangkut tentang kewajiban kami
namun sekarang hanyalah tinggal kenangan
setelah membersihkan diri saya merebahkan tubuhku yang Lelah setelah menempuh perjalanan jauh dari kampung Naina namun yang kudapat hanya kekecewaan karena naina dan Anak-anakku tak Ada disana
kucoba pejamkan mata namun tak bisa yang ada kepalaku terasa berdenyut rasanya sangat sakit
entah mengapa kepalaku akhir-akhir ini sering terasa sakit apa karena terlalu banyak fikiran
akh entahlah
tring tring tring
ponselku berbunyi dan ternyata panggilan asisten pribadiku
"ada apa Dam!?"tanyaku pada Damar
"bos sekarang ada dimana !?"tanyanya
"saya ada dirumah,baru sampai "jawabku
"oh maaf kalau mengganggu bos "ucapnya
"memangnya ada apa?"tanyaku
"itu bos Pak sofian datang dan ingin bertemu langsung dengan bos dan ini maslah besar bos "ucap damar
"baiklah saya akan kekantor sekarang "jawabku dan bangkit dari tidurku walaupun kepalaku masih terasa sakit
setelah berpakaian saya pun turun menuju garasi untuk ngambil mobil Namun saat akan menyalakan mesin mobilku kepalaku kembali berdenyut
tapi saya harus segera kekantor untuk menemui pak sofian pengacara keluarga kami entah masalah apa yang ingin divai rakannya
saya tidak mungkin mengemudikan mobil dalan keadaan kurang fit seperti ini dan Saya memutuskan untuk memanggil pak Ridwan sopir pribadi mami
"pak Soleh tolong panggilkan pam Ridwan saya ingin diaopirin ke kantor "ucapku pada pak saleb
"baik den saya akan segera memanggilnya"ucap pak Soleh dan segera berlari untuk mencari pak Ridwan
tak berselang berapa lama pak soleh sudah datang bersama pak Ridwan
"pak tolong supirin saya kekantor soal lagi tidak enak badan "ucapku pada pak Ridwan dan dengan segera menggantikan ku dan saya pindah ke kursi penumpang yang ada dibelakang agar saya bisa beristirahat sejenak
menghilangkan rasa lelahnya dan perasaanku yang tersiksa apalagi sekarang saya tidak tau sama sekali dimana keberadaan Naina dan Anak-anak ku
setelah sampai dikantor saya langsung naik keruanganku untuk bertemu dengan pak Sofyan
"maaf karena lama menunggu pak"ucapku pada pak Sofyan
"tidak apa-apa pak bara "jawab pak Sofyan
"ada apa ya pak tumben mencari saya"ucapku
"oh begini pak bara saya hanya membutuhkan tanda tanya bapak disini dan disini"ucap pak Sofyan membuka sebuah amplop yang berisi sebuah surat
sadari tadi ada diatas meja
"ah pengadilan agama!?"tanyaku setelah melihat logo dan kop surat tersebut
"iya pak saya dipercayakan oleh nyonya Dianra untuk mengurus ini semua"ucap pak Sofyan
"kata nyonya Dianra jika anda tidak ingin menandatangani berkas-berkas perceraian ini maka tanpa segan-segan Nyonya Dianra akan menyakiti anak-anak Naina
"benar-benar mami sangat egois hanya ke inginkannya yang harus dituruti
tanpa memikirkan bagaimana persaanku
segera kutandatangani semua berkas-berkas perceraianku agar mami jangan mengganggu naina dan anak-anakku lagi
"bagaimana caranya Naina akan Tanda tangan pak sedangkan kita tidak tau dimana naina sekarang tinggal "ucapku
"kalau masalah ini, yang penting sekarang adalah mempersiapkan semua berkasnya dan anda sudah.menandatangani semua berkas
Saya hanya bisa pasrah mengikuti semua kemauan mami karena saya tidak ingin mami mengusik ketenangan Naina dan Anak-anakku
"kalau begitu saya pamit dulu pak Bara karena masih banyak pekerjaan yang belum sempat saya selesaikan "ucapannya panjang lebar
dan saya hanya menganggukkan kepala tidak menjawab ucapan pak Sofyan
kepalaku rasanya sangat pusing kembali mami membuatku kecewa dengan keputusan nya tanpa meminta pendapatku
"akh kenapa mesti saya kenapa buka Narendra "ucapku histeris
saya merasakan kepalaku semakin berdenyut nyeri
"damar tolong anatarkan saya ke klinik memeriksakan kesehatanku karena akhir-akhir ini kepalaku rasanya teramat sangat sakit" keringat sudah sebesar biji jagung
"baik tuan saya akan menemani
ku ke klinik "Jawab Damar
saya san dan Damar mendatangi sebuah klinik besar untuk memeriksakan diri
"bagaimana dok,apa penyakit yang sedang ku derita dok"tanyaku pada dokter
"bapak hanya sedang setres dan banyak fikiran dan sebaiknya bapak refresing dulu lah"ucap dokter
"